Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Sains dan Ilmu Terapan

Pembuatan Papan Komposit dari Serat Ampas Tebu Fatmayati Fatmayati; Razita Hariani; Sri Wahyuni
Jurnal Sains dan Ilmu Terapan Vol. 4 No. 2 (2021): Desember : Jurnal Sains dan Ilmu Terapan
Publisher : Politeknik Kampar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.656 KB) | DOI: 10.59061/jsit.v4i2.46

Abstract

Komposit merupakan gabungan dari dua atau lebih material yang berbeda menjadi suatu bentuk produk dimana kualitas hasil akhir lebih baik dari penyusunnya, yang terbuat dari bermacam-macam kombinasi atau gabungan antara serat dan matriks.Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan serat ampas tebu (Baggase) yang keberadaannya melimpah dan murah sebagai bahan baku pembuatan papan komposit. Penelitian ini memakai serat ampas tebu (Baggase) sebagai penguat komposit dengan matriks berjenis Polyester Yukalac BQTN 157-EX dengan campuran katalis Methyl Ethyl Keton Peroxide (MEKPO). Proses pembuatan spesimen komposit dengan perlakuan perendaman NaOH pada serat dengan konsentrasi 0%, 2,5%, 5%, 7,5% dan 10%. Serat ampas tebu direndam menggunakan variasi konsentrasi NaOH yang telah ditentukan untuk mengurangi komponen penyusun serat yang kurang efektif dalam menentukan kekuatan antar muka yaitu hemiselulosa, lignin atau pektin. Penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi NaOH yang paling optimal dalam pembuatan papan komposit. Dalam penelitian ini spesimen akan diuji bending dengan standar ASTM D790-03 dan uji tarik dan uji kadar air. Kualitas papan komposit terbaik diperoleh pada konsentrasi NaOH 10% yaitu kadar air 2,74%, uji tarik 152,2% dan uji bending 124,91%. Nilai tersebut sudah memenuhi mutu SNI 03-2105-1996.
Pemanfaatan Daun Pelepah Kelapa Sawit Sebagai Sumber Alternatif Pakan Hijauan Ternak Fatmayati Fatmayati; Nina Veronika
Jurnal Sains dan Ilmu Terapan Vol. 5 No. 2 (2022): Desember : Jurnal Sains dan Ilmu Terapan
Publisher : Politeknik Kampar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.997 KB) | DOI: 10.59061/jsit.v5i2.85

Abstract

Perkembangan areal perkebunan kelapa sawit menyebabkan banyaknya limbah yang dihasilkan, baik yang berasal dari limbah perkebunan seperti pelepah kelapa sawit maupun limbah dari pabrik pengolahan kelapa sawit seperti bungkil inti kelapa sawit. Pola integrasi kelapa sawit-sapi diharapkan dapat menjadi bagian integral dalam usaha perkebunan yang dapat mendukung pengembangan sapi potong produksi dalam negeri dengan pemanfaatan limbah industri kelapa sawit sebagai sumber pakan sapi. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai sumber alternatif pakan hijauan ternak dan mendapatkan hasil analisis produk dari proses pembuatan pakan hijauan ternak agar sesuai dengan SNI 3148.2:2009. Komposisi terbaik pada pembuatan pakan hijauan ternak pada komposisi dedak padi 5 % dan bungkil inti kelapa sawit 5 %. Hasil produk pakan hijauan ternak terbaik yang dihasilkan ini telah memenuhi syarat SNI 3148.2:2009 yaitu 13,94 % kadar air ; 8,9 % kadar abu ; 31,42 % kadar serat kasar dan 6,47 % kadar lemak kasar
Penentuan Suhu Reaksi Terbaik Pada Saponifikasi Stearin Fatmayati Fatmayati
Jurnal Sains dan Ilmu Terapan Vol. 1 No. 1 (2018): Juli : Jurnal Sains dan Ilmu Terapan
Publisher : Politeknik Kampar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.971 KB)

Abstract

Crude palm oil fractionation produces one product that is stearin. In general the industry utilizing stearin as a raw material for making margarine. If the saponification process is carried out at stearin it will produce two products at once, namely soaps and glycerol. This research aims to determine the best reaction temperature to produce soap and glycerol by saponification stearin. Saponification using ethanol with KOH 3N reacting with palm stearin obtained as a byproduct of oil production in the mini plant Polytechnic Kampar. The reaction was performed with the reaction temperature variation of 60, 65, 70, 75 and 80 °C with stirring 400 rpm for 60 minutes. Results saponification separated to get the soap and glycerol are then analyzed to determine whether soap and glycerol produced is appropriate or not the relevant SNI. In all the saponification reaction temperature variations do, produce soap with characteristics in accordance with SNI 06-3532-1994.
Pembuatan Arang Aktif Dari Limbah Sekam Padi Sebagai Adsorben Dan Penyedia Unsur Hara Fatmayati Fatmayati
Jurnal Sains dan Ilmu Terapan Vol. 1 No. 2 (2018): Desember : Jurnal Sains dan Ilmu Terapan
Publisher : Politeknik Kampar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.384 KB)

Abstract

Sources of raw materials that can be made into activated charcoal come from animals, plants, waste or minerals that contain carbon. In 2012 rice production was estimated at 68.59 million tons of GKG, an increase of 2.84 million tons (4.31 percent) compared to 2011. Based on the above conditions and the potential of rice husk as a raw material for activated charcoal, it is necessary to process rice husk so that it can be used as activated charcoal. The purpose of this study was to determine the processing of rice husk into activated charcoal and the characteristics of the activated charcoal produced and to determine the potential of charcoal as an adsorbent and nutrient provider. The method used in this study refers to SNI 06-3730-1995. The fixed variable was the activation process of rice husk with 0.5M NaOH at a temperature of 800C for 2 hours, while the changing variable was the temperature of 4000C and 5000C with carbonization times of 30,45,60,75,90,105 and 120 minutes
Penentuan Konsentrasi Larutan Koh Terbaik Pada Saponifikasi Stearin Hasil Pengolahan Minyak Sawit Kasar Di Mini Plant Politeknik Kampar Menghasilkan Sabun Dan Gliserol Fatmayati Fatmayati; Nur Asma Deli
Jurnal Sains dan Ilmu Terapan Vol. 2 No. 1 (2019): Juli : Jurnal Sains dan Ilmu Terapan
Publisher : Politeknik Kampar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (875.66 KB)

Abstract

Politeknik Kampar as an educational institution based palm oil industry has a mini plant processing crude palm oil plant with a capacity of 700 kg / batch which produces olein and stearin. Stearin until now still not processed and utilized in order to bring economic value. The research purposes were to examine the use of stearin to produce soap and glycerol, knowing the best concentration of KOH solution on the process of saponification of palm oil stearin and produces soap and glycerol in consistent with ISO related. The preliminary research was conducted to determine whether stearin can be saponified in order to produces soap and glycerol.
Pembuatan Glukosa Dari Fibercake Kelapa Sawit Dengan Proses Hidrolisis Hanifah Khairiah; Fatmayati Fatmayati
Jurnal Sains dan Ilmu Terapan Vol. 6 No. 1 (2023): Juli : Jurnal Sains dan Ilmu Terapan
Publisher : Politeknik Kampar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, dengan penyebaran hampir di seluruh pulau di Indonesia, termasuk Sumatra. Menurut laporan Kementerian Pertanian (2021), luas areal perkebunan kelapa sawit mencapai 15,08 juta hektare (ha) pada 2021. Riau tercatat sebagai provinsi yang mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia, yakni mencapai 2,89 juta ha. Dalam pengolahan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) menghasilkan limbah fiber cake. Hal ini mendorong manusia mengubah limbah fiber cake menjadi glukosa yang nantinya akan lebih berguna sebagai bahan baku suatu produk. Penelitian ini terdiri dari 3 proses, yaitu: persiapan bahan baku, delignifikasi, dan hidrolisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi asam sulfat terbaik dengan kandungan glukosa tertinggi, dengan variasi konsentrasi asam sulfat 1%, 2%, 3%, dan 4%. Adapun pengujian yang dilakukan yaitu pengujian selulosa, hemiselulosa, lignin, dan glukosa. Kadar glukosa yang diperoleh dari variasi asam sulfat 1%, 2%, 3%, dan 4% berturut – turut adalah 0,31%, 0,44%, 0,83%, 1,33%. Hasil terbaik didapat pada konsentrasi asam sulfat 4% dengan perolehan kadar glukosa tertinggi, yaitu 1,33%.