Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERSEPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU PETANI PADA RISIKO HARGA KENTANG Wenny Mamilianti
Agrika Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v14i2.1390

Abstract

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui persepsi petani kentang terhadap penggunaan teknologi informasi dan (2) menganalisis pengaruh penggunaan teknologi informasi dan faktor-faktor lain terhadap perilaku petani pada risiko harga kentang. Penelitian dilakukan di Kabupaten Pasuruan dengan responden berjumlah 183 orang. Metode analisis yang digunakan adalah metode tabulasi data untuk menggambarkan persepsi petani terhadap teknologi informasi. Analisis untuk mengetahui pengaruh teknologi informasi dan faktor lain terhadap risiko produksi adalah analisis regresi logit. Hasil menunjukkan bahwa teknologi informasi bermanfaat dalam kegiatan usahatani kentang khususnya untuk informasi harga dan pasar. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sikap petani pada risiko harga adalah usia, harga sebelumnya, harga saat ini dan penggunaan teknologi informasi. Teknologi informasi sangat bermanfaat bagi petani dataran tinggi khususnya petani kentang yang terbatas akan akses informasi sehingga perlu adanya penyediaan sarana prasarana yang memadai untuk kemudahan penggunaan teknologi informasi. Perlu ada sarana yang menyediakan informasi harga dan pasar secara terbuka untuk petani. ABSTRACTPurpose of this study is (1) to determine the perception of potato farmers on the use of information technology, and (2) to analyze the effect of the use of information technology and other factors on farmer's behavior on the potato price risk. The study was conducted in Pasuruan Regency with 183 respondents. The analytical method used is the data tabulation method to describe farmers' perceptions of information technology. Analysis to determine the effect of information technology and other factors on production risk is logit regression analysis. The results show that information technology is beneficial in potato farming activities especially for price and market information. The factors that influence the attitude of farmers to price risk are age, previous prices, current prices and the use of information technology. Information technology is very beneficial for highland farmers, especially potato farmers, who are limited in access to information, so there is a need to provide adequate infrastructure to facilitate the use of information technology. There needs to be a means that provides information on prices and markets openly for farmers. 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DAN LIMBAH TERNAK MENJADI BIOGAS DAN KOMPOS DI DESA GERBO KEC. PURWODADI KAB. PASURUAN WENNY MAMILIANTI; FARIS FARIS
Jurnal Terapan Abdimas Vol 2 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.026 KB) | DOI: 10.25273/jta.v2i0.970

Abstract

IbM program aims to establish an independent and environmentally conscious society, creating waste treatment technology based on local resources, increase the knowledge and ability of the partners in the application of appropriate technology to increase awareness of farmer groups and communities in life which is healthy, clean and safe. IbM targets in the program include: (1) each farmer group members can process animal waste into biogas and compost, where the output of this activity is beneficial for the welfare of their farm and family. Their fuel cost to society is shaded by POSDAYA for domestic use, thereby reducing household expenditure. (2) The quality of human resources and independence of farmer groups increased. (3) creating a partnership or partnerships between board and community to form an effective communication so that the work program can be run well. (4) The formation of a society that is healthy, clean and safe as the form has been the achievement of environmental sustainability can minimize environmental damage. The method used in this activity are: (1) training of livestock waste treatment and market waste into compost and biogas, (2) demo and facilitation of making biogas and compost together with farmer groups and the community as a member of Posdaya, (3) extension the importance of a healthy lifestyle, (4) Assistance and guidance to the public on the implementation of healthy lifestyles, (5) Training of leadership (leadership) for the management, (6) Assistance and guidance to the process of the formation process of biogas and compost, (7) Manufacture of biogas installations together with all members of farmer groups and Posdaya (society). The results in this implementation are: (1) Most members MITRA around 80% could be in the process of biogas production (running charging raw material in biogas), (2) Most of the members of farmer groups (Partner) ranges from 80% could be in the process of production management ( scheduling, setting raw materials and cooperation in the composting process), (3) manufacture of biogas installations in (partners) have completed 100% and ready for use by partners and can be enjoyed by people around, (4) biogas is already used by partners, namely for lighting public facilities, cooking and lighting mosque, (5) Partners and the community has shown for behavioral changes in waste bins either wet garbage, plastics, organic waste, and livestock manure. Program IbM ini bertujuan untuk. membentuk masyarakat mandiri dan sadar lingkungan, menciptakan teknologi pengolahan limbah berbasis sumberdaya lokal, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kelompok mitra dalam penerapanteknologi tepat guna meningkatkan kepedulian kelompok tani dan masyarakat dalam berkehidupan yang sehat, bersih dan aman. Target dalam program IbM ini antara lain: (1) setiap anggota kelompok tani mampu mengolah limbah ternak menjadi biogas dan kompos, dimana output dari kegiatan ini bermanfaat bagi usahataninya dan kesejahteraan keluarga. Adanya bahan bakar murah bagi masyarakat yang ternaungi oleh POSDAYA untuk keperluan rumah tangga sehingga mengurangi pengeluaran keluarga.(2) kualitas SDM dan kemandirian kelompok tani meningkat. (3) menciptakan kerjasama atau kemitraan antara pengurus dengan masyarakat sehingga terbentuk komunikasi yang efektif sehingga program kerja bisa berjalan dengan baik. (4) terbentuknya kehidupan masyarakat yang sehat, bersih dan aman sebagai wujud telah tercapainya kelestarian lingkungan dapat meminimalisir kerusakan lingkungan. Metode pendekatan yang dipakai dalam kegiatan ini adalah: (1) pelatihan pengolahan limbah ternak dan sampah pasar menjadi kompos dan biogas, (2) demo dan pendampingan pembuatan biogas dan kompos bersama-sama dengan kelompok tani dan masyarakat sebagai anggota posdaya, (3) penyuluhan pentingnya pola hidup sehat, (4) Pendampingan dan pembinaan terhadap masyarakat terhadap penerapan pola hidup sehat, (5) Pelatihan leadership(kepemimpinan) bagi pengurus, (6) Pendampingan dan pembinaan terhadap proses proses pembentukan biogas dan kompos, (7) Pembuatan instalasi biogas bersama-sama dengan seluruh anggota kelompok tani dan posdaya (masyarakat). Hasil dalam pelaksanaan ini adalah: (1) Sebagian besar anggota MITRA berkisar 80% bisa dalam proses produksi biogas (menjalankan pengisian bahan baku dalam biogas), (2) Sebagian besar anggota kelompok tani (Mitra)berkisar 80% bisa dalam proses manajemen produksi (penjadwalan, pengaturan bahan baku dan kerjasama dalam proses pembuatan kompos), (3) Pembuatan instalasi biogas di (mitra) sudah selesai 100% dan siap digunakan oleh mitra dan bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar, (4) Biogas sudah digunakan oleh mitra yaitu untuk penerangan fasilitas publik, memasak dan penerangan masjid, (5) Mitra dan masyarakat sudah menunjukan perubahan prilaku dalam membuang sampah baik itu sampah basah, plastik, sampah kering dan kotoran ternak.
KAJIAN PEMASARAN TELUR AYAM DI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PASURUAN Wenny Mamilianti

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.894 KB) | DOI: 10.35891/agx.v3i1.749

Abstract

Usaha ternak ayam petelur telah diupayakan untuk menjadi salah satu andalan usaha peternakan di Kabupaten Pasuruan, namun pengembangan berjalan lamban karena masih banyak peternak yang melakukan usaha secara tradisional dan terbatasnya informasi tentang pemasaran ayam petelur.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis saluran pemasaran telur, menganalisis margin pemasaran dan share harga ditingkat peternak atau produsen dan lembaga pemasaran serta pendekatan structure, conduct and market performance (S-C-P). Metode penelitian menggunakan metode studi kasus (case study). Pengambilan sampel lembaga pemasaran dilakukan secara total sampling, sedangkan sampel konsumen dilakukan secara accidental sampling. Analisa data berupa analisis secara deskriptif, analisis harga yang diterima produsen, analisis share keuntungan dan share biaya lembaga pemasaran, analisis margin pemasaran, pendekatan structure, conduct and market performance (S-C-P). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada 2 tipe saluran pemasaran ayam petelur. Besarnya margin pemasaran yang diperoleh pada saluran I untuk pedagang besar Sidoarjo masing-masing yaitu Rp 700/kg, pedagang besar di Pasuruan Rp 500/kg, pedagang besar di Pandaan Rp 800/kg, dan saluran II untuk pedagang besar di Sukorejo sebesar Rp 600/kg. Share harga yang diterima peternak atau produsen masing-masing pedagang besar untuk saluran I yaitu pedagang besar di Sidoarjo 91,03%, pedagang besar di Pasuruan 93,42%, pedagang besar di Pandaan 89,74. Sedangkan untuk pendekatan struktur, perilaku dan penampilan pasar (S-C-P) menunjukkan masih belum efisiensinya saluran pemasaran telur.
PENGARUH MOL ( Mikroorganisme Lokal) TERHADAP PENGGEMUKAN SAPI POTONG SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK Wenny Mamilianti

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.379 KB) | DOI: 10.35891/agx.v3i2.771

Abstract

Salah satu masalah yang umum dihadapi oleh peternak tradisional adalah rendahnya mutu pakan dengan kandungan serat kasar yang tinggi, berupa jerami, rumput lapangan dan berbagai jenis hijauan lainnya. Untuk meningkatkan mutu pakan perlu dilakukan proses fermentasi dengan menggunakan mikroorganisme (MOL). Bahan untuk membuat MOL bisa diperoleh dari lingkungan sekitar, namun yang telah terbukti menambah pendapatan peternak belum bisa diketahui. Tujuan dalam penelitian ini : (1) Mengetahui MOL yang mampu memberikan penambahan berat badan harian ternak sapi. (2) Mengetahui pengaruh fermentasi pakan terhadap peningkatan kadar protein dan penurunan kadar serat kasar pakan. (3) Menganalisis kelayakan usaha penggemukan ternak sapi. Penelitian ini menggunakan Rancangan percobaan yaitu Rancangan Acak Kelompok Faktor Tunggal yaitu penambahan MOL pada jerami sebanyak 3 level perlakuan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan Jerami+MOL Buah memberikan Pertambahan Berat Badan Harian PBBH ternak terbaik yaitu sebesar 0,96 (kg/ekor/hr). Hasil Fermentasi terhadap jerami dengan perlakuan MOL yang menunjukkan hasil terbaik adalah fermentasi dengan penambahan MOL Buah yaitu kandungan protein kasar 9,12 dan kandungan serat kasar 24,34 Usaha penggemukan sapi potong dengan pemberian pakan hasil fermentasi Jerami+Mol Buah layak diusahakan karena mampu memberikan nilai keuntungan.
KEARIFAN LOKAL SUKU TENGGER DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN KENTANG Totok Fermansah; Wenny Mamilianti

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.34 KB) | DOI: 10.35891/agx.v10i1.1462

Abstract

Beberapa penelitian menyebutkan alokasi input petani dipengaruhi oleh adanya perubahan iklim. Oleh karena itu permasalahan penelitian ini fokus pada (1) Bagaimana adaptasi suku Tengger dalam perubahan iklim?, (2) Bagaimana pengaruh adaptasi perubahan iklim masyarakat suku Tengger terhadap produksi tanaman kentang? Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mendiskripsikan adaptasi suku Tengger dalam perubahan iklim. (2) Menganalisis pengaruh adaptasi perubahan iklim terhadap produksi tanaman kentang. Penelitian ini adalah penelitian survey yaitu pengambilan data dilakukan langsung pada sampel sebagai responden melalui kuisener. Penelitian dilakukan di Kec.Tosari Kab.Pasuruan dan sampel adalah petani Suku Tengger di Ds. Wonokitri Kec.Tosari Kab.Pasuruan. Metode analisis yang digunakan adalah tabulasi data, score dan coding, serta pendekatan fungsi produksi Cobb Douglas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan adaptasi yang paling banyak dilakukan secara turun temurun adalah penghematan penggunaan air, penggunaan pupuk kandang, pengolahan lahan berlawanan kontur, penggunaan irigasi yang baik, penggunaan pestisida kimiawi, peningkatan intensitas penyiangan gulma, penyiapan benih yang baik, penanaman awal musim hujan, perubahan wakyu tanam, penggunaan jarak tanam rekomendasi, mencari informasi perubahan iklim, penanganan hasil panen dengan meminimalkan susut hasil, pengurangan luas lahan garapan, dan berpindah dari lokasi berisiko tinggidampak perubahan iklim. Hal ini dilihat dari prosentase terbesar yaitu 80-100%. Dan hasil kedua menunjukkan bahwa benih, urea, tenaga kerja dan dummy penerapan adaptasi perubahan iklim merupakan variable yang berpengaruh positif nyata terhadap produksi. Sedangkan penggunaan pestisida merupakan variable yang berpengaruh negative nyata terhadap produksi. dan variable yang tidak berpengaruh nyata adalah lahan, penggunaan pupuk SP, NPK, dan pupuk kandang.
PENGARUH PUPUK SUBSIDI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Studi Kasus di Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan) Bayu Krisna; Wenny Mamilianti; Laila Nuzuliyah
Journal of Agricultural Socio-Economics (JASE) Vol. 3 No. 2 (2022): Journal of Agricultural Socio-Economics (JASE)
Publisher : University of Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jase.v3i2.18972

Abstract

Ketersediaan pupuk yang cukup sangat membantu petani dalam meningkatkan produktivitas padi. Petani di Kecamatan Sukorejo telah mendapatkan subsidi pupuk. Petani-petani yang mendapatkan subsidi pupuk sangat terbantukan karena mengurangi biaya pupuk sehingga biaya produksi lebih efisien dan pendapatan petani menjadi lebih tinggi. Permasalahan yang dihadapi petani di lokasi penelitian adalah program ini tidak semua petani mendapatkan pupuk bersubsidi, sehingga perlu dikaji apakah ada perbedaan pendapatan petani yang mendapatkan subsidi pupuk dengan yang tidak mendapatkan subsidi pupuk. Permasalahan lainnya adalah apakah program subsidi pupuk ini mempengaruhi pendapatan petani padi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pendapatan petani padi yang mendapatkan program subsidi pupuk dan yang tidak mendapatkan subsidi pupuk, serta menganalisa pengaruh program subsidi pupuk terhadap pendapatan petani padi. Penelitian dilakukan di dusun Pakunden, desa Pakukerto, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan. Sampel sejumlah 54 orang untuk petani yang mendapatkan subsidi pupuk dan 63 orang yang tidak mendapatkan program subsidi pupuk. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui pendapatan petani padi dihitung dengan rumus berikut TC = TVC + TFC, untuk menganalisis perbandingan rata-rata pendapatan petani padi di lokasi penelitian diuji menggunakan uji One Sample t-test. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh subsidi pupuk terhadap pendapatan petani padi adalah analisis regresi linier berganda. Hasil menunjukkan bahwa ada perbedaan pendapatan petani padi yang mendapatkan program pupuk bersubsidi dan yang tidak, dan program pupuk bersubsidi berpengaruh terhadap kenaikan pendapatan petani padi.