Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

FORMULASI EKSTRAK ETANOL DAUN KATUK (Sauropus androgynuss (L.) Merr) DALAM SEDIAAN SABUN MANDI CAIR Marini, Marini; Rosyida, Anis
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : CERATA Jurnal Ilmu Farmasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun katuk (Sauropus androgynuss (L.) Merr.) mengandung senyawa kimiaflavonoid yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untukmembuat formulasi sediaan sabun mandi cair darizat aktif ekstrak etanol daun katukdengan konsentrasi 0,02 g (F1); 0,04 g (F2) dan 0,06 g (F3) yang sesuai dengan kriteriaStandar Nasional Indonesia (SNI) 06-4085-1996. Pengujian terhadap sediaan sabun cairdisesuaikan dengan syarat ketentuan SNI yang meliputi uji organoleptik, pH, tinggi dankestabilan busadan bobot jenis. Dari hasil evaluasimenunjukan bahwa pada uji organoleptik, pH serta tinggi dankestabilan busa memenuhi syarat (SNI,1996) pada konsentrasi 0,02, 0,04 dan 0,06sedangkan pada pengujian bobot jenis pada konsentrasi 0,02, 0,04 dan 0,06 tidakmemenuhi peryaratan (SNI,1996).Sehingga sediaan formulasi ektrak etanol daun katukdengan konsentrasi 0,02 gram adalah sediaan sabun cair ektrak etanol daun katuk yangterbaik.Kata Kunci : Daun katuk(Sauropus androgynuss (L.) Merr.), antioksidan, flavonoid,sabun mandi cair.
Formulasi Deodoran Bentuk Batang (Stick) Dari Sari Jeruk Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck) Sebagai Antiperspiran Nufa Abriana; Marini Marini
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 2 No 2 (2017): Volume 2 Nomor 2 September 2017
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Deodoran adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk menyerap keringat dan mengurangi bau badan. Telah dilakukan penelitian formulasi deodoran batang dengan zat aktif sari jeruk lemon (Citrus limon (L.) Osbeck) sebagai antiperspiran. Optimasi basis deodoran batang dengan variasi asam stearat sebanyak l5%, 20% dan 25% sebagai chelating agent. Hasil dari optimasi basis yang diperoleh yaitu basis dengan konsentrasi asam stearat 25%. Sari jeruk lemon dibuat dari jeruk lemon yang dibelah dua dan dilakukan pemerasan menggunakan alat peras jeruk disaring menggunakan kertas saring berulang ulang hingga terpisah antara air dengan endapan. Formulasi deodoran batang menggunakan asam stearat, propyleng glycol, DMDM hydantoin, oleum citri, alkohol 95%, serta sari jeruk lemon dengan tiga konsentrasi berbeda yaitu 10%, 15%, 20%. Berdasarkan Uji Organoleptis semua formulasi memiliki bentuk padat dan berbau khas jeruk, dengan warna pada formula 1 berwarna putih sedangkan formula 2 dan 3 berwarna putih kekuningan. Pengujian pH pada formula 1 dan 2 memiliki pH 5 dan formula 3 memiliki pH 4. Hasil uji stabilitas selama 30 hari dalam suhu kamar (25'C- 30'C) menunjukan bahwa tidak terjadi perubahan bentuh warna dan bau. Pada uji hedonic, formula 10% yang banyak disukai yaitu 72,354%.
PROFIL PERESEPAN OBAT GENERIK DIAPOTEK X KABUPATEN INDRAMAYU PERIODE JANUARI – MARET TAHUN 2019 Diana Fitri Dama Yanti; Marini Marini
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 4 No 1 (2019): Volume 4 Nomor 1 Maret 2019
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (950.531 KB)

Abstract

Many people still do not know about generics and consider generic drugs as quality drugs, less useful properties. Besides that, some doctors prefer to prescribe branded generic drugs rather than generic drugs. In accordance with Permenkes RI No.HK.02.02 / Menkes / 068/2010 concerning the obligation to use generic drugs for the fasility of government health services, This study aims to determine the percentage of prescription and replacement of generic drugs by taking prescription data in Pharmacy X of Indramayu Regency during January-March 2019 then grouped into generic drugs, branded generic drugs, others, replacement of generic drugs to branded generic drugs and replacement of branded generic drugs to generics then the percentage is calculated and the data are generated, the percentage of prescription for generic drugs 41, 52%, branded generic drugs 44.91%, replacement of generic drugs for branded generic drugs 18.36%, replacement of generic drugs for generic drugs 3.77%. So it shows that indeed the lack of information, counseling, understanding, and promotion makes the public and medical practitioners still consider generic drugs to be of poor quality.
OPTIMASI BASIS DAN EVALUASI SEDIAAN MASKER PEEL OFF EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia) Mirna Mirna; Marini Marini
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 4 No 2 (2019): Volume 4 Nomor 2 September 2019
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.158 KB)

Abstract

Buah pare (Momordica Charantia) termasuk tanaman obat yang memiliki beberapa kandungan seperti alkaloid dan flavonoid, sehingga dapat digunakan sebagai penghambat pertumbuhan bakteri pada pengobatan jerawat di wajah. Salah satu upaya pengembangan tanaman obat adalah membuat sediaan masker wajah dalam bentuk peel off. Masker wajah selain mengobati jerawat dapat juga digunakan untuk mencerahkan dan mengencangkan kulit wajah serta melindungi terhadap kerusakan radikal bebas. Tujuan penelitian ini untuk membuat sediaan masker peel off dan mengetahui evaluasi dari sediaan masker peel off yang optimum. Bahan lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah PoliVinilAlkohol (PVA) dengan tiga konsentrasi yang berbeda, yaitu 10 % (F1) , 15 % (F2) dan 20 % (F3) sebagai pembentuk lapisan film. Evaluasi sediaan terdiri dari organoleptis, pH, homogenitas dan waktu kering. Hasil akhir uji pH menunjukkan pH yang sama pada setiap formula yaitu ada pada pH 5, perbedaan konsentrasi PVA dapat mempengaruhi waktu kering sediaan masker. Hasil uji waktu kering sediaan menunjukkan bahwa formula 2 mempunyai waktu kering yang efektif yaitu 23 menit.
TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN JAMU SEBAGAI UPAYA SWAMEDIKASI DI RT 01 RW 01 DESA JAPARA Azis Sugarna; Marini Marini; Rina Nurhayatina
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 4 No 2 (2019): Volume 4 Nomor 2 September 2019
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.121 KB)

Abstract

Pelayanan sendiri (self care) didefinisikan sebagai suatu sumber kesehatan masyarakat yang utama disetiap pelayanan kesehatan . Self care memiliki cakupan seperti swamedikasi, pengobatan sendiri tanpa menggunakan obat, dukungan sosial dalam mengahadapi suatu penyakit dan pertolongan pertama dalam kegiatan sehari-hari. Swamedikasi yang tepat, aman, dan rasional terlebih dahulu mencari informasi umum dengan melakukan konsultasi kepada tenaga kesehatan seperti dokter atau petugas apoteker. Akhir-akhirini trend pengobatan modern cenderung kembali ke tanaman obat yang digunakansecara tradisional. Terdapat alasan yang mendasarinya seperti tanaman obat yangdigunakan secara tepat memiliki efek samping lebih ringan dibandingkan denganobat modern. Jamu merupakan obat dari bahan alam yang tidak mengandung bahankimia obat dan berasal dari tanaman-tanaman obat yang berkhasiat. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengtahui tingkatan pengtahuan penggunaan jamu sebgai swamedikasi pada masyarakat Rt 01 Rw 01 Desa Japara Kabupaten Kuningan, penlitian ini menggunkan jenis deskriptif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pourposive sampling sebanyak 44 responden. Data diperoleh melalui pengisian lembar angket. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan penggunaan jamu sebagai swamedikasi yaitu dikategorikan baik karena > 75% yaitu dengan hasil 90,1%.
OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN HANBODY LOTION DARI EKSTRAK KULIT JERUK BALI ( Citrus maxima (Burm.) Merr. ) SEBAGAI ANTIOKSIDAN Ai A’yunin Syam; Marini Marini
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 5 No 2 (2020): Volume 5 Nomor 2 September 2020
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/jurnalfarmaku.v5i2.135

Abstract

Kulit jeruk bali dapat digunakan sebagai antioksidan alami, tanaman ini mengandung flavonoid, vitamin c, senyawa alkaloid, pektin dan tanin. Tanaman ini dibuat ekstrak dan dijadikan kedalam bentuk sediaan handbody lotion karena dapat digunakan sebagai pelindung kulit dari radikal bebas dan penyebarannya cepat merata pada permukaan kulit yang luas.Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutup seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar.Lotion merupakan sediaan cair berupa suspense atau disperse digunakan sebagai obat luar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ekstrak kulit jeruk bali dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan handbody lotion. Dalam penelitian ini pembuatan ekstrak menggunakan metode maserasi. Penelitian ini dibuat menjadi 3 formula dengan perbandingan basis lotion setil alkohol dan lanolin. formula 1 setil alkohol 3% dan lanolin 1%, formula 2 setil alkohol 2% dan lanolin 2%, formula 3 setil alkohol 1% lanolin 3%. Handbody lotion dievaluasi meliputi uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji daya lekat dan uji daya sebar. Dan hasil menunjukkan formula 1 dan 2 dapat diformulasikan menjadi sediaan handbody lotion, hasil evaluasi uji pH F1 6 F2 6 yaitu memenuhi syarat pH kulit 4,5-8, hasil uji daya sebar F1 beban 0 gr 5 cm, beban 100 gr 5,5 cm, beban 200 gr 6 cm dan F2 beban 0 gr 5 cm, beban 100 gr 5 cm, beban 200 gr 5,5 cm, uji daya sebar F1 dan F2 memenuhi syarat 5-7 cm, hasil uji daya lekat F1 09,3 detik, F2 05,3 detik yaitu memenuhi syarat uji daya lekat lebih dari 4 detik. Hasil uji homogenitas F1 homogen, F2 homogen.Sedangkan F3 tidak dapat diformulasikan menjadi sediaan handbody lotion karena pada uji evaluasi lotion tidak memenuhi syarat homogenitas.
Comparative Effects of Yellow Root (Arcangelisia flava (L.) Merr.) Decoctions with Water and Brackish Water on Kidneys and Uterus in Wistar Rats Suwijiyo Pramono; Risqika Y.T. Paramidhita; Marini Marini; Moch. Saiful Bachri
Majalah Obat Tradisional Vol 25, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mot.55178

Abstract

Yellow root (Arcangelisia flava (L.) Merr.) is a medicinal plant used traditionally in Borneo, Indonesia, for several diseases. Nevertheless, it contains berberine alkaloids that are considered harmful. Empirically, based on local wisdom people do not boil yellow roots with water but with brackish water. This study aimed to determine the effects of yellow root decoctions made using water and brackish water on blood biochemical and histopathological profile of kidneys and uterus in Wistar rats after subchronic treatment. Overall, 70 Wistar female rats were divided into seven groups of which three groups were given yellow root water decoctions and three groups were given yellow root brackish water decoctions with doses equivalent to 1.25 g/kg BW, 2.5 g/kg BW and 5 g/kg BW of dried yellow root, whereas the control group was only given Aquadest. After 28 days of treatments, blood samples were obtained for biochemical examination followed by a surgical examination to observe the histological features of the organs. The results revealed significant differences in the blood urea nitrogen (BUN) levels between group that was given water decoction of the yellow root and the control group. On the other hand, the groups that were given brackish water decoction revealed no significant changes, except at  the highest dose. Furthermore, histopathological features of rats treated using all doses of the yellow root water decoctions revealed organ damage compared with the normal group, manifested as hemorrhage, degeneration, and necrosis of the kidneys, as well as epithelial damage and inflammatory infiltration of the uterus.
ISOLASI DAN EVALUASI AMYLUM DARI BIJI ALPUKAT (Persea Americana Mill) Amalia Sumiar; Marini Marini
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological Vol 1 No 2 (2019): Volume 1 Nomor 2 Desember 2019
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.112 KB) | DOI: 10.55093/herbapharma.v1i2.109

Abstract

Pemanfaatan limbah biji alpukat (Persea americana mill) memiliki potensi sebagai bahan tambahan sediaan tablet seperti bahan pengisi, penghancur maupun pengikat dalam sediaan farmasi. Karena biji alpukat mengandung zat pati sekitar 23%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pengolahan amylum biji alpukat serta apakah terdapat perbedaan kualitas yang signifikan antara amylum biji alpukat dengan amylum sejenis. Metode yang digunakan dengan cara perendaman biji alpukat dengan natrium metabisulfit (Na2S2O5). Hasil pengamatan amylum biji alpukat dari uji organoleptis menunjukan sediaan amylum biji alpukat mempunyai warna yang berbeda yaitu berwarna coklat muda dibandingkan dengan amylum sejenis meliputi amylum manihot, amylum solanum dan amylum zea mays yang mempunyai warna putih, uji waktu alir 09.20 g/detik, bobot jenis sejati 1,42 g/ml, uji homogenitas 0%, indeks kompersibilitas 46,15% dan raio hausner 1,46 g/ml serta uji kelarutan sukar larut dalam air dan etanol 96%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa amylum biji alpukat memiliki kualitas yang memenuhi uji standar yang sama dengan pati sejenis lainya. Sehingga dapat dijadikan sebagai bahan tambahan sediaan obat dan produk makanan.
FORMULASI SEDIAAN EYESHADOW COMPACT EKSTRAK UBI JALAR UNGU (Ipomoea Batatas L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI Ii Carsita; Marini Marini; Cici Sri Nurjanah
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological Vol 2 No 1 (2020): Volume 2 Nomor 1 Juni 2020
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/herbapharma.v2i1.118

Abstract

Pewarna sintetis pada kosmetik kurang aman untuk konsumen karena berbahaya bagi kesehatan. Oleh sebab itu perlu dilakukan pencarian alternatif pewarna alami. Zat pewarna alami yang berpotensi untuk digunakan adalah antosianin dari ubi jalar ungu. Antosianin adalah pigmen yang sifatnya polar dan akan larut dengan pelarut polar, oleh sebab itu dalam penelitian ini dilakukan ekstraksi antosianin dengan pelarut etanol 96% dan asam asetat dengan perbandingan 25:1. Pada penelitian ini dibuat sediaan eyeshadow compact dengan konsentrasi ekstrak F1 20%, F2 30% dan F3 40% yang terdiri dari bahan-bahan eyeshadow seperti metyl paraben, propyl paraben, zink stearat, isopropil miristat , titanium dioksida, bubuk mutiara, dan talkum. Hasil penelitian menunjukan bahwa warna eyeshadow keluar tetapi tidak dapat menempel pada kulit. Evaluasi sediaan eyeshadow compact meliputi uji dispersi warna, uji pH dan uji hedonik. Uji dispersi warna pada F1, F2 dan F3 menunjukan warna yang tersebar merata pada sediaan,uji pH pada F1, F2 dan F3 menunjukan nilai pH yang sesuai dengan pH kulit normal yaitu 6 dan uji hedonik menunjukan bahwa F3 adalah formula yang paling banyak disukai oleh responden berdasarkan tekstur, warna dan aroma sediaan.
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill) Marini Marini; Egy Nurnabhilah; Daniar Pratiwi
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological Vol 2 No 1 (2020): Volume 2 Nomor 1 Juni 2020
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/herbapharma.v2i1.123

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang formulasi sediaan krim ekstrak etanol buah alpukat (Persea americana Mill.) dan evaluasinya terhadap sediaan krim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak buah alpukat terhdap kulit kering yaitu untuk melembabkan kulit.Pelembab dapat membantu meningkatkan hidrasi kulit dan mungkin memperbaiki atau mengembalikan fungsi sawar.Buah alpukat (Persea americana Mill.) banyak mengandung vitamin seperti vitamin A, B, C, D dan E buah ini mempunyai potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai pelembut agar dapat menjaga kelembutan, menghaluskan dan melunakan kulit. Buah alpukat (Persea Americana Mill.)diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol.Ekstrak kemudian dibuat krim dengan kosentrasi 2%, 4%, 6% dengan variasi kombinasi emulgator nonionik (tween 60 dan span 60).Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakain luar.Formulasi krim tersebut dapat dilihat bau dan warna, homogenitas serta nilai pH yang dimiliki oleh sediaan krim. Dari hasil evaluasi organoleptik ke 3 formulasi krim menunjukan bahwa kosentrasi 6% memiliki warna dan bau yang lebih pekat, pada uji homogenitas menunjukan bawa ke 3 kosentrasi krim 2%, 4%, 6% tetap homogen dan memiliki pH 5 yaitu sesuai dengan pH kulit.