Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological

ISOLASI DAN EVALUASI AMYLUM DARI BIJI ALPUKAT (Persea Americana Mill) Amalia Sumiar; Marini Marini
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological Vol 1 No 2 (2019): Volume 1 Nomor 2 Desember 2019
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.112 KB) | DOI: 10.55093/herbapharma.v1i2.109

Abstract

Pemanfaatan limbah biji alpukat (Persea americana mill) memiliki potensi sebagai bahan tambahan sediaan tablet seperti bahan pengisi, penghancur maupun pengikat dalam sediaan farmasi. Karena biji alpukat mengandung zat pati sekitar 23%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pengolahan amylum biji alpukat serta apakah terdapat perbedaan kualitas yang signifikan antara amylum biji alpukat dengan amylum sejenis. Metode yang digunakan dengan cara perendaman biji alpukat dengan natrium metabisulfit (Na2S2O5). Hasil pengamatan amylum biji alpukat dari uji organoleptis menunjukan sediaan amylum biji alpukat mempunyai warna yang berbeda yaitu berwarna coklat muda dibandingkan dengan amylum sejenis meliputi amylum manihot, amylum solanum dan amylum zea mays yang mempunyai warna putih, uji waktu alir 09.20 g/detik, bobot jenis sejati 1,42 g/ml, uji homogenitas 0%, indeks kompersibilitas 46,15% dan raio hausner 1,46 g/ml serta uji kelarutan sukar larut dalam air dan etanol 96%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa amylum biji alpukat memiliki kualitas yang memenuhi uji standar yang sama dengan pati sejenis lainya. Sehingga dapat dijadikan sebagai bahan tambahan sediaan obat dan produk makanan.
FORMULASI SEDIAAN EYESHADOW COMPACT EKSTRAK UBI JALAR UNGU (Ipomoea Batatas L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI Ii Carsita; Marini Marini; Cici Sri Nurjanah
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological Vol 2 No 1 (2020): Volume 2 Nomor 1 Juni 2020
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/herbapharma.v2i1.118

Abstract

Pewarna sintetis pada kosmetik kurang aman untuk konsumen karena berbahaya bagi kesehatan. Oleh sebab itu perlu dilakukan pencarian alternatif pewarna alami. Zat pewarna alami yang berpotensi untuk digunakan adalah antosianin dari ubi jalar ungu. Antosianin adalah pigmen yang sifatnya polar dan akan larut dengan pelarut polar, oleh sebab itu dalam penelitian ini dilakukan ekstraksi antosianin dengan pelarut etanol 96% dan asam asetat dengan perbandingan 25:1. Pada penelitian ini dibuat sediaan eyeshadow compact dengan konsentrasi ekstrak F1 20%, F2 30% dan F3 40% yang terdiri dari bahan-bahan eyeshadow seperti metyl paraben, propyl paraben, zink stearat, isopropil miristat , titanium dioksida, bubuk mutiara, dan talkum. Hasil penelitian menunjukan bahwa warna eyeshadow keluar tetapi tidak dapat menempel pada kulit. Evaluasi sediaan eyeshadow compact meliputi uji dispersi warna, uji pH dan uji hedonik. Uji dispersi warna pada F1, F2 dan F3 menunjukan warna yang tersebar merata pada sediaan,uji pH pada F1, F2 dan F3 menunjukan nilai pH yang sesuai dengan pH kulit normal yaitu 6 dan uji hedonik menunjukan bahwa F3 adalah formula yang paling banyak disukai oleh responden berdasarkan tekstur, warna dan aroma sediaan.
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill) Marini Marini; Egy Nurnabhilah; Daniar Pratiwi
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological Vol 2 No 1 (2020): Volume 2 Nomor 1 Juni 2020
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/herbapharma.v2i1.123

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang formulasi sediaan krim ekstrak etanol buah alpukat (Persea americana Mill.) dan evaluasinya terhadap sediaan krim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak buah alpukat terhdap kulit kering yaitu untuk melembabkan kulit.Pelembab dapat membantu meningkatkan hidrasi kulit dan mungkin memperbaiki atau mengembalikan fungsi sawar.Buah alpukat (Persea americana Mill.) banyak mengandung vitamin seperti vitamin A, B, C, D dan E buah ini mempunyai potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai pelembut agar dapat menjaga kelembutan, menghaluskan dan melunakan kulit. Buah alpukat (Persea Americana Mill.)diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol.Ekstrak kemudian dibuat krim dengan kosentrasi 2%, 4%, 6% dengan variasi kombinasi emulgator nonionik (tween 60 dan span 60).Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakain luar.Formulasi krim tersebut dapat dilihat bau dan warna, homogenitas serta nilai pH yang dimiliki oleh sediaan krim. Dari hasil evaluasi organoleptik ke 3 formulasi krim menunjukan bahwa kosentrasi 6% memiliki warna dan bau yang lebih pekat, pada uji homogenitas menunjukan bawa ke 3 kosentrasi krim 2%, 4%, 6% tetap homogen dan memiliki pH 5 yaitu sesuai dengan pH kulit.
FORMULASI SEDIAAN LILIN AROMATERAPI DARI MINYAK BIJI KOPI ROBUSTA (Coffea robusta) UNTUK PENGHARUM RUANGAN Fany Lesmana; Marini Marini
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological Vol 2 No 2 (2020): Volume 2 Nomor 2 Desember 2020
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/herbapharma.v2i2.147

Abstract

Aromaterapi merupakan sebuah metode penyembuhan dengan menggunakan minyak esensial yang sangat pekat yang seringkali sangat wangi dan diambil dari sari-sari tanaman.Pengharum ruangan merupakan suatu sediaan yang dapat melepaskan bahan-bahan volatilnya sehingga dapat mengharumkan ruangan.Bahan pewangi yang digunakan terbagi menjadi dua jenis yaitu sintetik dan alami.Penelitian bertujuan untuk mentahui apakah pembuatan sediaan lili aromaterapi dari minyak biji kopi robusta dapat mengharum ruangan. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan membuat formulasi sediaan lilin aromaterapi dari minyak kopi robusta dilanjutkan dengan pengujian uji organoleptik Pada F1 warna putih kekuningan, bentuk tidak retak dan bau khas oleum nilam, pada F2 warna coklat muda, bentuk sedikit retak dan bau khas minyak biji kopi robusta, dan terakhir pada F3 warna putih, bentuk sedikit retak dan bau khas minyak biji kopi robusta.kemudian uji waktu bakar F1 lilin pada waktu 02:47:58 detik, waktu yang di dapatkan F2 02:50:27 detik dan F3 02:48:05 detik. Uji ketahan aroma F1 wangi hilang pada waktu 02:49:55 detik, F2 aorma hilang pada waktu 03:05:03 detik,F3 aroma hilang pada waktu 02:54:46 detik.Hasil penelitian dari sediaan lilin aromaterapi dari minyak biji kopi robusta, lilin yang disukai pada F2 dengan lilin sebleum dibakar dengan persentase 71% dan sesudah dibakar dengan persentase 82%.
PENGARUH PERBEDAAN METODE MASERASI DAN REMASERASI KULIT PISANG NANGKA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENAPISAN FITOKIMIA Ryan Farhan Pebrian; Marini Marini; Sinta Partiwi
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological Vol 3 No 2 (2021): Volume 3 Nomor 2 Desember 2021
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/herbapharma.v3i2.196

Abstract

Kulit Pisang Nangka (Musa paradisiaca L.) mengandung senyawa kimia seperti alkaloid, fenol, tanin, flavonoid, dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode ekstraksi yang lebih baik antara metode Maserasi dan Remaserasi pada Kulit Pisang Nangka (Musa paradisiaca L.) terhadap Penapisan Fitokimia. Kandungan senyawa tersebut memiliki khasiat sebagai Antibakteri dan Antioksidan. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Uji Laboratorium dengan uji metabolit sekunder menggunakan Ekstrak Kulit Pisang Nangka (Musa paradisiaca L.) yang menggunakan pelarut Etanol 96%, dengan perbedaan penggunaan metode ekstraksi antara Maserasi dan Remaserasi. Hasil identifikasi uji penapisan fitokimia dengan dua metode yang berbeda ini menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang sama, yaitu: alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, dan saponin. Sedangkan pada nilai rendemen ekstrak Kulit Pisang Nangka dari metode maserasi, diperoleh persentase nilai rendemen sebanyak 5,21%, dan pada metode remaserasi sebanyak 5,64%. Hasil dari analisis kualitatif dengan metode penapisan fitokimia menunjukkan bahwa metode ekstaraksi maserasi dan remaserasi tidak mempengaruhi kandungan senyawa kimia dalam tumbuhan tetapi mempengaruhi % rendemen ekstrak yang dihasilkan.
KARAKTERISASI PARAMETER SPESIFIK EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) DAN DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav) Aas Mugi Lestari; Marini Marini
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological Vol 3 No 1 (2021): Volume 3 Nomor 1 Juni 2021
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/herbapharma.v3i1.215

Abstract

Tanaman sirih merupakan tanaman yang banyak dipelihara di Indonesia khususnya yaitu daun sirih hijau (Piper betle L.) dan daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav). Kedua tanaman sirih ini sering dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakterisasi ekstrak sirih hijau (Piper betle L.) dan daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) dengan parameter spesifik. Karakterisasi parameter spesifik meliputi identitas ekstrak, pengamatan makroskopik dan mikroskopik, uji kandungan pola kromatogram dan penapisan fitokimia. Hasil karakterisasi parameter spesifik yaitu menunjukkan nama ekstrak kental daun sirih hjau yang mengandung senyawa flavonoid, tanin, polifenol, kuinon dan saponin, sedangkan pada ekstrak kental daun sirih merah mengandung senyawa alkaloid, tanin saponin, kuinon, saponin, flavonoid dan polifenol. Hasil kromatografi lapis tipis mengandung senyawa flavonoid golongan flavonol dengan hasil bercak noda berwarna kuning, nilai Rf keduanya yaitu 0,40 serta menggunakan pembanding kuersetin yang mempunyai nilai Rf 0,38 yang hasilnya mirip pada noda kesatu. Kata kunci: Karakterisasi, parameter spesifik, Piper betle L., Piper crocatum Ruiz & Pav.
FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF DARI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper Betle L.) DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI GELLING AGENT CARBOMER 940 Ersih - Saphira; Marini Marini
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological Vol 4 No 1 (2022): Volume 4 Nomor 1 Juni 2022
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/herbapharma.v4i1.202

Abstract

ABSTRAK Daun sirih (Piper betle L.) memiliki kandungan senyawa kimia berupa saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri. Dalam kandungan senyawa daun sirih (Piper betle L.) senyawa yang dapat memberikan aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus adalah flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat formulasi sediaan masker gel peel-off dengan ekstrak daun sirih sebagai anti jerawat dengan menggunakan basis carbomer 940 sebagai basis untuk memperoleh sediaan masker gel peel-off yang baik dan mengetahui uji evaluasi masker gel peel-off dengan konsentrasi basis carbomer 940 yang bervariasi. Konsentrasi basis carbomer 940 yang digunakan yaitu 0.5%, 1%, 1.5%, dan 2%. Metode penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Evaluasi masker gel peel-off daun sirih meliputi uji organoleptik, uji pH, uji waktu kering, uji viskositas dan uji daya sebar. Hasil penelitian menunjukan sediaan masker gel peel-off dengan basis carbomer 940 dapat dijadikan sediaan masker gel peel-off, dengan formula yang paling baik adalah Formula 1 dengan konsentrasi carbomer 940 0,5% jika dilihat dari hasil organoleptis, dengan rata-rata pH yang diperoleh yaitu 6, dan waktu kering yang cepat dibanding formula yang lain. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ekstrak daun sirih dapat diformulasikan sebagai zat aktif dalam pembuatan masker gel peel-off. Serta evaluasi sediaan masker gel peel-off ekstrak daun sirih dengan konsentrasi carbomer 940 yang bervariasi memiliki hasil evaluasi yang baik serta memenuhi syarat uji evaluasi sediaan masker gel peel-off. ABSTRACT Betel leaf (Piper betle L.) contains chemical compounds in the form of saponins, flavonoids, polyphenols, and essential oils. In the compound content of betel leaf (Piper betle L.) compounds that can provide activity to inhibit the growth of staphylococcus aureus bacteria are flavonoids. The purpose of this study was to formulate a peel-off gel mask preparation with betel leaf extract as an anti-acne by using carbomer 940 as a base to obtain a good peel-off gel mask preparation and to know the evaluation test of peel-off gel mask with a concentration of carbomer base 940 which varies. The concentration of the base carbomer 940 used was 0.5%,1%,1.5%, and 2%. This research method is experimental laboratory.Evaluation of betel leaf peel-off gel mask includes organoleptic test, pH test, dry time test, viscosity test and spreadability test. The results showed that the peel-off gel mask preparation with a carbomer 940 base could be used as a peel-off gel mask preparation, with the best formula being Formula 1 with a concentration of carbomer 940 0.5% when viewed from the organoleptic results, with an average pH of 0.5%. obtained is 6, and the dry time is fast compared to other formulas. The conclusion of this study is that betel leaf extract can be formulated as an active substance in the manufacture of peel-off gel masks. And the evaluation of betel leaf extract peel-off gel mask preparations with varying concentrations of carbomer 940 had good evaluation results and met the evaluation test requirements for peel-off gel mask preparations.
FORMULASI SEDIAAN SPRAY HAND SANITIZER DARI EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp) DAN PERASAN BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) SEBAGAI ANTIBAKTERI Wilda Yuniar; Marini Marini
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological Vol 4 No 2 (2022): Volume 4 Nomor 2 Desember 2022
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/herbapharma.v4i2.365

Abstract

Daun Salam (Syzigium polyanthum (Wight.) Walp) dan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) yang mengandung senyawa flavonoid dan minyak atsiri yang mempunyai fungsi sebagai antibakteri, antivirus dan memiliki aroma yang khas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak daun salam (Syzigium polyanthum (Wight.) Walp) dan buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) sebagai bahan alami pembuatan sediaan spray hand sanitizer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium yang dibuat dalam tiga formula dengan konsentrasi ekstrak daun salam dan perasan buah jeruk nipis yang sama yaitu 1% ; 35% dan dibedakan pada gliserin yang bermanfaat sebagai humektan dengan konsentrasi (F1) 10%, (F2) 15%, (F3) 20%. Dilakukan uji fisik meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, dan uji waktu mengering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji organoleptik dari setiap formula berbeda warna, dalam segi bentuk sediaan cair dan memiliki bau aroma khas yang sama bau khas jeruk nipis. Uji homogenitas ketiga formula menunjukkan sediaan yang homogen. Uji pH ketiga formula memiliki nilai yang sama yaitu 4. Uji waktu mengering pada ketiga formula berbeda dimana F1=28 detik, F2=32 detik, dan F3 35 detik. Kata Kunci: Antibakteri, Antivirus, Daun salam (Syzigium polyanthum (Wight.) Walp), Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle), Spray Hand Sanitizer.