Witriani Susasi Anggraeni
Kantor Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGGUNAAN MOBILE TECHNOLOGY DAN PENELITIAN PARTISIPATORIS UNTUK PENCEGAHAN DROUP-OUT KB SELAMA PANDEMI COVID-19 Andari Wuri Astuti; Mufdlillah Mufdlillah; Witriani Susasi Anggraeni; Ewang Sewoko
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 12, No 1 (2021): JURNAL KESEHATAN
Publisher : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v12i1.422

Abstract

Latar Belakang Masalah: Pada masa pandemi COVID-19, Pasangan Usia Subur (PUS) di Indonesia mengalami hambatan untuk melakukan kunjungan di fasilitas kesehatan dikarenakan pembatasa sosial, hal ini juga mempersulit PUS mengakses kontrasepsi. Data menunjukkan bahwa pada rentang Maret sd Mei 2020, terdapat peningkatan jumlah kehamilan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mencegah drop out KB pada PUS selama masa pandemi COVID-19 dengan menggunakan mobile technology dan PAR serta menggali pengalaman stakeholder KB.Metode: Kegiatan yang dimplementasikan dalam penelitian ini ada 2 kegiatan besar yaitu dengan melakukan PAR dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang kontrasepsi dan KB. Blended online-offline method diterapkan dalam pendidikan kesehatan ini. Mobile technology dipilih sebagai media untuk memberikan pendidikan kesehatan, WhatsApp dan Youtube video digunakan untuk mengirimkan pesan dan informasi tentang kontrasepsi dan KB, serta memberikan informasi tentang akses kontrasepsi pada masa pandemi COVID-19. Study PAR ini dilaksanakan pada bulan Juni sd Agustus 2020, dan one to one interview dilakukan untuk menggali pengalaman stakeholder.Hasil: Data interview menunjukkan bahwa PUS merasakan bahwa penggunaan mobile technology memberikan manfaat bagi mereka untuk dalam memperoleh pengetahuan dan informasi tentang kontrasepsi dan KB.PAR juga memberikan kesempatan kepada PUS untuk bisa berkontribusi pada sebuah program intervensi kesehatan yang menyebabkan emreka lebih bisa berpartisipasi pada program tersebut. Kader, tokoh masyarakt dan bidan juga merasakan manfaat positif dari program yang dijalankan dalam memberdayakan masyarakat di daerah tersebut.pada masa pandemi COVID-19. Namun demikian, ketidakstabilan jaringan internet dibeberapa daerah dianggap senagai salah satu tantangan pada saat implementasi.Kesimpulan: Diperlukan scope dan tempat yang luas untuk implementasi pada studi yang sam, sehingga mangaaf dari program bisa dirasakan oleh lebihnbanyak masyarat, hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan kesdaran ber KB serta menurunkan angka drop out KB pada masa pandemi COVID-19.
SCOPING REVIEW : PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Nur Laeli Rokhmah; Andari Wuri Astuti; Dwi Ernawati; Witriani Susasi Anggraeni; Ewang Sewoko
Jurnal Ilmiah Umum dan Kesehatan Aisyiyah Vol. 7 No. 1 (2022): JAKIYAH VOL.7 NO.1 JUNI 2022
Publisher : Program Studi Kebidanan Politeknik Aisyiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35721/jakiyah.v7i1.106

Abstract

Latar Belakang: BKKBN mendefinisikan remaja sebagai individu berusia 10-24 tahun yang belum menikah. Secara global, setiap tahun ada lebih dari 1,2 juta kematian remaja sedangkan mayoritas masalah kesehatan remaja dapat dicegah atau dapat diobati, remaja menghadapi banyak hambatan dalam mengakses pelayanan kesehatan dan informasi. Tujuan: Tujuan review ini untuk menyimpulkan dan menggali terkait pelayanan kesehatan reproduksi remaja Metode: Metode scoping review ini mengadaptasi framework PRISMA-ScR checklist tahun 2018. Tinjauan ini berhasil menemukan 10 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi berdasarkan seleksi artikel sebanyak 1030 artikel yang ditemukan menggunakan databases yaitu PubMed, ScienceDirect, Willey Online Library dan EBSCO. Hasil penelitian: Tinjauan ini menemukan dua tema yaitu faktor determinan pelayanan kesehatan reproduksi remaja meliputi pengetahuan, persepsi, dan kebutuhan; Hambatan pelayanan kesehatan reproduksi remaja meliputi fasilitas, biaya, petugas, kurangnya privasi dan kerahasiaan, sosial budaya dan kebijakan. Simpulan: Tinjauan studi literatur ini menunjukkan bahwa remaja terus menghadapi banyak hambatan untuk mengakses informasi dan layanan kesehatan reproduksi remaja.