Andri Ernawati
Departemen Agronomi Dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perbanyakan Tunas Mikro Pisang Rajabulu (Musa AAB Group) dengan Eksplan Anakan dan Jantung Andri Ernawati; Agus Purwito; J. M. Pasaribu
Indonesian Journal of Agronomy Vol. 33 No. 2 (2005): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.509 KB) | DOI: 10.24831/jai.v33i2.1518

Abstract

Research on micropropagation of banana cv. Rajabulu (Musa AAB Group) was undertaken.  On initiation stage,  sucker  was best used as explant during rainy season on solid medium containing 7 mg/l BAP + 3 mg/l IAA and average microshoots was 7 shoots/bottle. While  inflorescence as explant was best for initiation during dry season on solid medium containing 9 mg/l BAP + 1 mg/l IAA and average microshoots was 18 shoots/bottle.  On multiplication stage, sucker produced microshoot on medium containing 4.5 mg/l BAP + 1.0 mg/l kinetin (2.9 shoots).  While inflorescense produced microshoot on medium containing 6.0 mg/l IAA + 2.0 mg/l BAP (2.4 shoots).  Acclimatization of plantlets produced from sucker and inflorescense was best on medium of compost 75% + soil 25%.   Key words: micropropagation, sucker, inflorescense,  banana Rajabulu  (Musa AAB Group)
Pertumbuhan dan Perkembangan Cabai Keriting (Capsicum annuum L.) secara In Vitro pada beberapa Konsentrasi BAP dan IAA Verdy Soelaiman; Andri Ernawati
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.395 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.1.62-66

Abstract

Curly red pepper (Capsicum annuumL.) is one of the crops that are important and widely cultivated in Indonesia. The purpose of this research was to determine the effect of the use of plant growth regulators BAP and IAA in various doses on the growth and development of curly red peppers in vitro. This research was conducted on March until October 2011 in Tissue Culture Laboratory Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, Bogor Agricultural University. This research using Randomized Complete Design with combination of plant growth reguators as the factor. The results showed that combinations of growth regulators significantly influenced root induction, high growth, number of leaves, callus and shoot multiplication. Plant growth regulator combination of 0 mg L-1 BAP + 1 mg L-1 IAA was very good treatment in inducing roots. Combination of 2 mg L-1 BAP + 0.2 mg L-1 IAA effect high growth and shoot induction. Combination of 1 mg L-1 BAP + 0 mgL-1 IAA was the best treatment in increasing number of leaves. While for callus and multiplication, the best treatment was combination of 4 mg L-1 BAP + 0 mg L-1 IAA.Keyword: induction, growth regulators, pepper plant
Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Koro Pedang (Canavalia ensoformis) Iin Nurbaetun; Memen Surahman; Andri Ernawati
Buletin Agrohorti Vol. 5 No. 1 (2017): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.928 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v5i1.15885

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kombinasi terbaik antara dosis pupuk NPK dengan jarak tanam dalam menghasilkan produksi terbaik pada tanaman kacang koro pedang (Canavalia ensiformis). Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sawah Baru, Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor dengan ketinggian tempat 209 meter di atas permukaan laut pada bulan November 2015-April 2016. Rancangan perlakuan yang digunakan adalah faktorial dua faktor dalam rancangan lingkungan kelompok lengkap teracak dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk yang terdiri atas tiga taraf yaitu perlakuan P0 (tanpa pemupukan), P1 (Urea 25 kg ha-1; SP-36 50 kg ha-1; KCl 37.5 kg ha-1)  dan P2  (Urea 62.5 kg ha-1; SP-36 112.5 kg ha-1; KCl 87.5 kg ha-1), dan faktor kedua adalah jarak tanam yang terdiri dari tiga taraf yaitu J1 ( 50 cm x 50 cm x 70 cm), J2 (50 x 50 cm x 100 cm) dan J3 (70 cm x 70 cm x 100 cm). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan dosis pupuk NPK dan jarak tanam tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan vegetatif dan produksi.
Pengaruh Jenis Kemasan terhadap Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Varietas Anjasmoro Fadilah Ramadhani; Memen Surahman; Andri Ernawati
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 1 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.434 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i1.16820

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tiga jenis kemasan yaitu kemasan hermetik, jeriken plastik dan karung beralas plastik terhadap mutu fisik maupun fisiologis benih kedelai (Glycine max (L.) Merrill) varietas Anjasmoro selama penyimpanan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan Januari sampai Juli 2016. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Faktor perlakuan yang digunakan adalah jenis kemasan (P) yang terdiri atas tiga taraf yaitu kemasan hermetik (P1), jeriken plastik (P2), dan karung beralas plastik (P3). Penyimpanan dilakukan selama 6 bulan dan diamati setiap bulan terhadap variabel kadar air, daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh dan bobot kering kecambah normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis kemasan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap mutu fisik maupun fisiologis benih kedelai varietas Anjasmoro selama penyimpanan. Perlakuan jenis kemasan dapat mempertahankan viabilitas dan vigor benih kedelai hingga bulan ke-2 penyimpanan. Hasil tersebut menunjukan bahwa benih kedelai dapat disimpan selama 4 bulan setelah panen.