MADE KOTA BUDIASA
Laboratorium Reproduksi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Jl. PB Sudirman, Denpasar, Bali.

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Penambahan Bovine Serum Albumin Mempertahankan Motilitas Progresif Spermatozoa Kalkun pada Penyimpanan Suhu 4°C Wahana, Artha Guntur; Budiasa, Made Kota; Bebas, Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (4) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.251 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui akibat penambahan bovine serum albumin (BSA) terhadap motilitas progresif spermatozoa kalkun yang disimpan pada suhu 4°C. Penelitian ini menggunakan satu ekor kalkun jantan berumur 1,5 tahun. Penampungan semen dilakukan dengan metode pemijatan kemudian diencerkan dengan pengenceran kuning telur fosfat yang ditambahkan BSA dengan berbagai konsentrasi, masing-masing BSA 1 %, 2 % dan 3 %, serta kontrol (tanpa penambahan BSA). Pemeriksaan motilitas dilakukan di bawah mikroskop dengan pembesaran 400X dengan menaksir pergerakan progresif dalam satu lapang pandang. Pengamatan dimulai saat awal penyimpanan sampai 84 jam (0 jam, 12 jam, 24 jam, 36 jam, 48 jam, 60 jam, 72 jam,dan 84 jam). Hasil penelitian menunjukan BSA secara nyata (p<0,05) dapat mempertahankan motilitas progresif spermatozoa kalkun pada pengencer kuning telur fosfat yang disimpan pada suhu 4°C bila dibandingkan dengan kontrol. Setelah dilanjutkan dengan uji Duncan diperoleh hasil bahwa penambahan BSA dengan konsentrasi 2 % memberikan hasil yang terbaik terhadap motilitas progresif spermatozoa kalkun mencapai 51% selama 60 jam pada pengencer kuning telur fosfat yang disimpan pada suhu 4°C. Kesimpulan dari penelitian ini adalah BSA dengan konsentrasi 2 % dapat mempertahankan motilitas progresif semen kalkun yang terbaik selama penyimpanan suhu 4°C.
Induksi Berahi dengan PGF2 Alfa dan Penyuntikan Gn-RH Setelah di Inseminasi Buatan pada Sapi Bali Budiasa, Made Kota; Pemayun, Tjok Gde Oka
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (5) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.615 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui munculnya berahi setelah penyuntikan PGF2 alfa dan angka kebuntingan setelah penyuntikan Gn-RH (Gonadotrophin Releasing Hormone) pada sapi bali. Materi penelitian adalah 20 ekor sapi bali betina yang sudah dua kali beranak, dan kondisi sehat serta mempunyai siklus berahi normal. Sapi-sapi penelitian dibagi menjadi dua kelompok perlakuan. Kelompok I disuntik PGF2 alfa (LutalyseTM, Pharmacia & Upjohn Company, Prizer Inc.) Sebanyak 25 mg/ml/ekor secara intramuskuler. Kelompok II disuntik PGF2 alfa 25 mg/ml/ekor secara intrauterin dengan masing – masing kelompok terdiri dari 10 kali ulangan. Sapi-sapi yang menunjukkan gejala berahi dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok I diinseminasi tanpa penyuntikan Gn-RH (kontrol), dan kelompok II disuntik Gn-RH 250 ug/ekor (Fertagyl, Intervet. Inc) secara intramuskuler, 3 hari setelah inseminasi buatan, dengan masing-masing kelompok terdiri dari 10 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan munculnya berahi setelah penyuntikan PGF2 alfa secara intramuskuler adalah 65.,60 ± 8.26 jam dan 40.80 ± 6.19 jam secara intrauterin, dan secara statistik menunjukkan perbedaan yang nyata. Persentase kebuntingan pada penyuntikan Gn-RH adalah 100% dan tanpa Gn-RH (adalah 70%). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian PGF2 alfa secara intrauterin mampu menginduksi munculnya berahi lebih cepat dan penyntikan Gn-RH mampu meningkatkan angka kebuntingan.
Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Pelung Dalam Pengencer Kuning Telur Fosfat Yang Disimpan Pada Suhu 29oC Kusuma, Putu Wijaya; Bebas, Wayan; Budiasa, Made Kota
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (2) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.205 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.2.115

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama penyimpanan semen ayam pelung terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa dalam pengencer kuning telur fosfat yang disimpan pada suhu 29oC. Pengamatan terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa selama masa penyimpanan 0 menit (To), 30 menit (T1), 60 menit (T2), 90 menit (T3), dan 120 menit (T4). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian dan apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan, adanya penurunan motilitas dan daya hidup spermatozoa selama masa penyimpanan
Dosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5°C Pambudi, Jian Rindawidya; Budiasa, Made Kota; Bebas, Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (2) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.881 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan glukosa pada pengencer kuning telur fosfat dalam mempertahankan motilitas dan daya hidup spermatozoa kalkun yang disimpan pada suhu 50 C. Penelitian disusun berdasarkan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dengan 6 ulangan : kelompok To (kontrol), kelompok T1 (glukosa konsentrasi 0,3 w/v%), kelompok T2 (glukosa konsentrasi 0,6 w/v%), kelompok T3 (glukosa konsentrasi 0,9 w/v%). Pemeriksaan motilitas dilakukan di bawah mikroskop terhadap spermatozoa yang memiliki pergerakan progresif dan daya hidup dilakukan dengan pewarnaan eosin negrosin. Pemeriksaan dimulai saat penyimpanan sampai motilitas dibawah 40% dan daya hidup dibawah 45%, yaitu 0 jam, 12 jam, 24 jam, 36 jam, 48 jam, 60 jam, 72 jam, dan 84 jam. Metoda penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan uji statistik General Linear Model (Multivariate). Apabila perlakuan memberikan pengaruh yang nyata (p
519 Penambahan Bovine Serum Albumin pada Pengencer Kuning Telur terhadap Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Anjing HANNY ADNANI, LUH PUTU DHATU; BEBAS, WAYAN; BUDIASA, MADE KOTA
Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 (4) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.357 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan Bovine SerumAlbumin (BSA) pada bahan pengencer kuning telur fosfat terhadap motilitas dan daya hidupspermatozoa anjing lokal Kintamani yang disimpan pada suhu 4o C. Penelitian inimenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan. Masing-masingperlakuan terdiri dari T0 (semen yang diencerkan dengan fosfat kuning telur tanpa ditambahdengan BSA dan berperan sebagai kontrol), T1 (semen yang diencerkan dengan fosfat kuningtelur ditambah dengan 0,5 % w/v BSA), T2 (semen yang diencerkan dengan fosfat kuningtelur ditambah dengan 1 % w/v BSA) dan T3 (semen yang diencerkan dengan fosfat kuningtelur ditambah dengan 1,5 % w/v BSA). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 6 kali,sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah 24 sampel. Pengamatan dilakukan padamotilitas dan daya hidup spermatozoa. Motilitas spermatozoa diamati dengan melihatpergerakan spermatozoa yang progresif dan dihitung dalam satuan persen. Daya hidupspermatozoa diamati dengan cara pengecatan menggunakan eosin negrosin citrate. Denganteknik pengecatan ini, spermatozoa yang masih hidup akan terlihat bening dan tidakterwarnai. Sedangkan sperma yang mati akan tercat berwarna merah. Data yang diperolehdianalisis dengan analisis ragam, jika hasilnya berbeda dilanjutkan dengan uji wilayahberganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata motilitas spermatozoa padaperlakuan T0, T1, T2 dan T3 masing-masing 41,50±1,378, 52,83±2,229, 79,67±2,733 dan76,00±2,280 yang diamati setelah 48 jam penyimpanan spermatozoa pada suhu 4o C. Rataratadaya hidup spermatozoa pada perlakuan T0, T1, T2 dan T3 masing-masing 52,83±1,472%, 66,33±2,160%, 90,33±1,862% dan 84,33±2,787% yang diamati setelah 48jam penyimpanan spermatozoa pada suhu 4o C. Uji statistik menunjukkan bahwa perbedaankonsentrasi BSA berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoaanjing lokal Kintamani. Selanjutnya dilanjutkan dengan uji Duncan yang menjabarkan bahwaperlakuan T0, T1, T2, dan T3 menunjukkan perbedaan persentase motilitas dan daya hidupspermatozoa yang nyata (P< 0,05).
Lama Penyimpanan Semen Burung Puyuh pada Suhu 29ºC dengan Pengencer Fosfat Kuning Telur Terhadap Motilitas dan Viabilitas Spermatozoa Putri, Priscilla Mariani Sariyono; Budiasa, Made Kota; Bebas, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (3) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.088 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan semen burung puyuh pada suhu 29ºC dengan pengencer fosfat kuning telur terhadap motilitas dan viabilitas Spermatozoa untuk keperluan inseminasi buatan. Syarat keberhasilan pada proses inseminasi buatan adalah motilitas spermatozoa diatas 40% dan viabilitas diatas 45%. Pengamatan motilitas dan viabilitas semen burung puyuh yang disimpan pada suhu 29ºC dengan pengencer Fosfat kuning telur dilakukan selama 12 jam dengan interval waktu dua jam pengamatan yakni pada waktu penyimpanan 0, 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan motilitas dan viabilitas spermatozoa puyuh selama 12 jam pengamatan secara umum mengalami penurunan. Kesimpulannya adalah penurunan motilitas dan viabilitas spermatozoa puyuh ini seiring dengan lama waktu penyimpanan, semakin lama waktu penyimpanan menyebabkan persentase motilitas dan viabilitas spermatozoa yang diperoleh semakin menurun.
Penambahan Alfa Tokoferol dalam Pengencerterhadap Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Pelung Pada Suhu 4?c Hendiyani, Melia; Bebas, Wayan; Budiasa, Made Kota
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (2) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.17 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.2.168

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan berbagai konsentrasi ?-tocopherol pada pengencer fosfat kuning telur terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa ayam pelung yang disimpan pada suhu 4ºC selama 24 jam. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan. Masing-masing T0 (semen yang diencerkan dengan fosfat kuning telur tanpa ditambah ?-tocopherol sebagai kontrol), T1 (semen yang diencerkan dengan fosfat kuning telur ditambah dengan ?-tocopherol 300 µg/mL), T2 (semen yang diencerkan dengan fosfat kuning telur ditambah dengan ?-tocopherol 400 µg/mL), T3 (semen yang diencerkan dengan fosfat kuning telur ditambah dengan ?-tocopherol 500 µg/mL). Masing-masing perlakuan terdiri dari 6 ulangan sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 24. Variabel yang diamati adalah motilitas dan daya hidup spermatozoa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan General Linear Model (Multivariate). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ?-tocopherol dalam pengencer fosfat kuning telur berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap daya hidup dan motilitas spermatozoa ayam pelung. Konsentrasi ?-tocopherol 400 µg/mL merupakan konsentrasi terbaik dalam mempertahankan motilitas dan daya hidup spermatozoa ayam pelung yang disimpan pada suhu 4oC selama 24 jam.
Penampilan Reproduksi Induk Babi Landrace yang Dipelihara Secara Intensif di Kabupaten Badung Purba, Ita Octarina; Budiasa, Made Kota; Ardana, Ida Bagus Komang
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (2) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.788 KB)

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui penampilan reproduksi induk babi landrace yang dipelihara secara intensif di Kabupaten Badung. Penelitian ini bersifat deksriptif dengan melakukan wawancara dan mengamati secara langsung di peternakan babi intensif di kecamatan Abiansemal, Petang dan Mengwi Kabupaten Badung, tentang penampilan reproduksi yang meliputi  lama kebuntingan, litter size, umur sapih, dan berat sapih. Pengamatan dan pencatatan kinerja reproduksi dilakukan pada 106 ekor induk babi landrace yang dibagi empat kelompok yaitu kelompok induk babi yang pertama kali melahirkan, kedua kali melahirkan, ketiga kali melahirkan, dan keempat kali melahirkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama kebuntingan induk babi tidak berbeda nyata (p>0.05), namun relatif konstan dengan kisaran 114 hari atau 3 bulan 3 minggu 3 hari. Adanya perbedaan litter size pada kelahiran pertama dengan  kedua mungkin disebabkan karena adanya perbedaan kualitas induk yang dipelihara, namun pada kelahiran berikutnya litter size cenderung meningkat. Umur sapih yang dilakukan peternak babi intensif di Kabupaten Badung tidak berbeda nyata (p>0.05), dengan kisaran 4 minggu dengan berat  sapih mencapai standar. Simpulan dari penelitian ini yaitu lama kebuntingan induk babi, umur sapih dan berat sapih tidak berbeda nyata (p>0.05), namun litter size pada kelahiran pertama dan kedua berbeda dimana pada kelahiran berikutnya litter size cenderung meningkat.
Penyimpanan Spermatozoa Anjing Kintamani dengan Kuning Telur dan Bovine Serum Albumin 1% Terhadap Motilitas dan Daya Hidup SAFITRI, NUR ANIS; BEBAS, WAYAN; KOTA BUDIASA, MADE
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (3) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.128 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama penyimpanan semen anjing kintamani pada bahan pengencer kuning telur fosfat yang ditambah BSA 1% terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 7 perlakuan lama penyimpanan yaitu T0: disimpan selama 0 jam (kontrol), T1: disimpan selama 12 jam,T2 : disimpan selama 24 jam,T3: disimpan selama 36 jam,T4: disimpan selama 48 jam,T5: disimpan selama 60 jam,T6: disimpan selama 72 jam, T7 : disimpan selama 84 jam.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata (X±SD) motilitas spermatozoa anjing kintamani pada perlakuan T0, T1, T2, T3, T4, T5, T6 danT7 berturut-turut adalah sebagai berikut : 90,0 ± 0,000 ; 87,33 ± 1,115 ; 85,67 ± 0,577 ; 84,33 ± 0,577 ; 80,33 ± 0,577 ; 70,33 ± 0,577 ; 62,33 ± 3,215 ; 29,00 ± 2,646 dan daya hidup spermatozoa anjing kintamani pada perlakuan T0, T1, T2, T3, T4, T5, T6 danT7 berturut-turut adalah sebagai berikut : 95,00 ± 0,000 ; 92,00 ± 1,000 ; 90,00 ± 1,000 ; 89,00 ± 1,000 ; 85,00 ± 1,000 ; 75,00 ± 1,000 ; 64,33 ± 3,055 ; 39,67 ± 7,572. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan: lama penyimpanan berpengaruh terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa anjing kintamani. Penyimpanan semen selama 60 jam masih layak untuk digunakan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan: lama penyimpanan berpengaruh terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa anjing kintamani. Penyimpanan semen selama 60 jam masih layak untuk digunakan.
Studi Penampilan Reproduksi (Litter Size, Jumlah Sapih, Kematian) Induk Babi pada Peternakan Himalaya, Kupang PRASETYO, HILDA; KOTA BUDIASA, MADE; ARDANA, IDA BAGUS KOMANG
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (3) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.106 KB)

Abstract

Secara nasional terlihat bahwa kegiatan usaha peternakan babi dilakukan secara komersial (industri peternakan), dan sebagian besar masih merupakan peternakan rakyat. Selain sebagai cabang usaha utama, usaha peternakan babi dapat dijadikan sebagai usaha sampingan ataupun komplementer bagi masyarakat. Pada saat ini ternak babi merupakan jenis ternak paling penting bagi masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Secara tradisional ternak babi mempunyai peran yang penting di dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial di masyarakat NTT dan merupakan sumber protein utama bagi konsumsi domestik. Semakin meningkatnya konsumsi akan daging babi, maka peternak juga harus meningkatkan kualitas ternaknya sendiri sehingga dapat memenuhi permintaan pasar. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan kualitas ternak babi di Kupang, salah satunya dengan memperbaiki kualitas babi itu sendiri dari segi reproduksinya. Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui jumlah kelahiran anak perinduk babi, untuk mengetahui jumlah kematian anak babi pra sapih, untuk mengetahui jumlah anak babi yang di Sapih di peternakan babi Himalaya di desa Noelbaki kabupaten Kupang. Hasil pengamatan dan pencatatan kinerja reproduksi dari 85 induk babi adalah Angka kelahiran 11,6 ekor sudah mencapai standart, Jumlah sapih 7,7 belum mencapai standart dan presentase kematian (mumifikasi dan kematian pra sapih) cukup tinggi yaitu 33,6%. Dengan rata – rata kelahiran yang telah dicapai, peternak di harapkan untuk mempertahankan angka kelahiran dengan cara memperhatikan nutrisi calon induk, maupun induk bunting, lebih memperhatikan kesehatan induk babi pada saat bunting. Tingginya jumlah kematian, diharapkan peternak bisa lebih memperhatikan kesehatan anak babi pra sapih, dan kebersihan kandang induk.