Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Strategi Berpikir Visual bagi Peserta Didik Gangguan Kecemasan Sosial untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial S Sriyanto; Yudha Febrianta; Pratik Hari Yuwono
JSSH (Jurnal Sains Sosial dan Humaniora) JSSH (Jurnal Sains Sosial dan Humaniora) Vol. 3 No. 1 Maret 2019
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.648 KB) | DOI: 10.30595/jssh.v3i1.3064

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik yang mengalami gangguan kecemasan sosial dengan menggunakan model pembelajaran strategi berpikir visual di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode eksperimen yaitu serangkaian metode yang membandingkan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan melalui pretes, posttes, dan observasi terhadap di dua kelas yang berbeda. Teknik analisis data menggunakan SPSS dengan uji prasyarat Normalitas dan Homogenitas, untuk pengujian hipotesis menggunakan uji t. Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan terdapat pengaruh Visual Thinking Strategies terhadap pengembangan Keterampilan Sosial bagi Peserta Didik Social Anxiety Disorder, berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh thitung = 2,659, jika dibandingkan dengan ttabel = 2,020, maka nilai thitung lebih besar dari ttabel  atau 2,659 > 2,020. Dari hasil pengujian disimpulkan bahwa startegi berpikir visual (visual thinking startegies) dapat meningkatkan keterampilan social peserta didik yang mengalami gangguan kecemasan sosial.
PENGEMBANGAN INTELEGENSI MUSIKAL SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MUSIK DI SEKOLAH Pratik Hari Yuwono
Khazanah Pendidikan Vol 10, No 1: September 2016
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jkp.v10i1.1075

Abstract

Every human being has two hemispheres of the brain that is the left brain and right brain. The left hemisphere is used to control mental activities that include mathematical skills, language, logic, analysis, writing, and similar activities, while the right hemisphere includes activity such as imagination, color, music, rhythm / rhythm, dreamy and activities similar. The theory of multiple intelligence trying to combine both the ability of the right and left hemispheres of the brain possessed by humans. So according to this theory people can have the ability / intelligence more than one to run its activities where the ability / intelligence is controlled by the right hemisphere and the left brain. All the people in general to be able to develop its intelligence-intelligence and intelligence diligently to train owned by the company in order to develop according to its potential. To educators and prospective educators in particular to be more selective and careful in identifying intelligence possessed by learners, as each protégé has a different intelligence who all wanted to get a good stimulus or response in order to develop intelligence. Develop musical intelligence has its own benefits and advantages of the development of the child. Keywords: musical intelligence, musical art
PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR Eni Nurhayati; Badarudin Badarudin; Pratik Hari Yuwono
Malih Peddas (Majalah Ilmiah Pendidikan Dasar) Vol 10, No 1 (2020): Malih Peddas, Volume 10, Nomor 1
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/malihpeddas.v10i1.3992

Abstract

Latar belakang penelitian ini yaitu rendahnya prestasi belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV dengan jumlah 29 siswa. Siswa tersebut terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Jenis penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 6 x 35 menit. Berdasarkan data hasil Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I mata pelajaran IPA dengan presentase ketuntasan pada pertemuan ke-1 mencapai 58,62% pertemuan ke-2 mencapai 68,96%. selanjutnya pada siklus II pertemuan ke-1 mencapai presentase ketuntasan 79,31%, mengalami kenaikan yang signifikan pada pertemuan ke-2 yaitu 89,65%. Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Siklus 1 pertemuan ke-1 mencapai presentase ketuntasan 51,72%, pertemuan ke-2 mencapai 62,06%. Selanjutnya siklus II pertemuan ke-1 tingkat presentase ketuntasan mencapai 72,41%, mengalami peningkatan pada pertemuan ke-2 yaitu 82,75%. berdasarkan data rekapitulasi Penelitian Tindakan Kelas menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning apat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Peran Ekstrakurikuler Karawitan dalam Penguatan Karakter Cinta Tanah Air pada Era Revolusi Industri 4.0 di SD Negeri 2 Kedungmenjangan Putri Wulandari; Pratik Hari Yuwono; Dedy Irawan
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 6 No 3 (2020): JURNAL ILMIAH WAHANA PENDIDIKAN
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.502 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.3951359

Abstract

This study aims to describe the role of musical extracurricular activities in strengthening the character of patriotism in the era of the industrial revolution 4.0 at SD Negeri 2 Kedungmenjangan. This research uses descriptive qualitative method. The subjects of this study include the principal, trainers, students and teachers. Data collection techniques using interviews, observation, and documentation. Data validity test uses source triangulation and technique triangulation. Data analysis techniques using the Miles & Huberman model which includes data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results showed that: (1) extracurricular activities are held once a week on Saturdays after class hours, gamelan instruments are still complete, using the Surakarta style and Banyumasan style, Students are interested in joining extracurricular musical activities because of their own volition and support from parents. (2) The implementation of musical extracurricular can strengthen the character of patriotism by preserving arts and culture and being proud of the nation's work, Karawitan extracurricular activities also provide values ​​to students including the value of politeness, the value of mutual cooperation and the value of responsibility. (3) Supporting factors for musical extracurricular activities are the school environment, family environment and students' self, the inhibiting factor for musical extracurricular activities is the schedule of clashes with other activities and the development of technology.
PERAN EKSTRAKURIKULER KENTHONGAN DALAM MENUMBUHKAN CINTA TANAH AIR PADA SISWA MI MA’ARIF NU TELUK Uswatun Khasanah; Pratik Hari Yuwono; Sony Irianto
Jurnal Education and Development Vol 8 No 3 (2020): Vol.8.No.3.2020
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.458 KB) | DOI: 10.37081/ed.v8i3.1789

Abstract

Cultural education is very important to be taught to young people today specifically. Cultural education can be taught through the school environment, both inside and outside the classroom. For learning cultural education outside the classroom can be taught through extracurricular activities. One of the extracurricular activities that can preserve the nation's culture is kenthongan. Kenthongan is one of the original arts of the Indonesian people. This research use desciptive qualitative approach. This study uses participants as principals, trainers, teachers, and students. Data collection is done through 1) Observation; 2) Interview; 3) Documentation. To test the validity of the data this study uses a triangulasih technique that compares and checks the truth of data information through observation, interviews, and documentation. Based on research results obtained that the state of extracurricular kenthongan is scheduled by the school on Friday. The kenthongan extracurricular is taught using the direct instruction method. The tools used for kenthongan activities are still complete, but there are some tools that have been damaged. There are two indicators of patriotism, namely pride in the work of Indonesia and preserving Indonesian culture. The inhibiting factor in kenthongan extracurricular activities is that the equipment used has begun to break down and the entry of foreign cultures. For supporting factors in kenthongan extracurricular activities, namely from schools and the environment.
IMPLEMENTASI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM MENUMBUHKAN KERJASAMA PESERTA DIDIK DI SD ALAM BATURRADEN Restu Ardian; Lia Mareza; Pratik Hari Yuwono
Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.043 KB) | DOI: 10.31602/jmbkan.v6i4.3764

Abstract

Hasil penelitian ini menunjukkan secara umum kerjasama memiliki manfaat yakni aktivitas menjadi lebih cepat terselesaikan dan cenderung memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Dengan kerjasama peserta didik dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, peserta didik untuk berkomunikasi, menumbuhkan keaktifan peserta didik, memunculkan semangat dalam diri peserta didik dan memacu peserta didik untuk berani mengungkapkan pendapatnya. Permainan tradisional dimainkan oleh banyak orang sehingga muncul kebersamaan dalam permainan tradisional, saling bertanya, bercanda dan mengenal satu sama lainnya.Peserta didik terlihat aktif pada saat guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai permainan tradisional yang akan dimainkan. Selain itu peserta didik yang berinisiatif untuk langsung melakukan komunikasi di timnya bagaimana cara untuk memenangkan permainan tradisional tersebut. Faktor penghambat permainan tradisional dalam menumbuhkan kerjasama peserta didik yaitu peserta didik yang memilih teman, egois dalam permainain tradisional. Guru yang melakukan pembentukan tim permainan tradisional agar peserta didik tidak memilih teman dan peserta didik dapat berinteraksi atau berkomunikasi dengan pesetta didik lainnya. Guru harus menjelaskan permainan tradisional yang akan dimainkan kepada peserta didik, menjaga sportifitas, tidak egois sehingga pada saat melakukan permainan tradisional peserta didik dapat dengan mudah untuk memenangkan permainan tradisional tersebut. Selain itu permainan tradisional tidak hanya dilakukan di luar ruangan atau lapangan saja tetapi dapat dilakukan di dalam ruangan bila tempat tidak memadahi atau cuaca sedang buruk.