Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Peranan Pupuk Rhizobium dan Pupuk NPK Majemuk terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai Kati, Kati; Sembiring, Desi Sri Pasca Sari; Sihaloho, Nani Kitti
Serambi Saintia : Jurnal Sains dan Aplikasi Vol 5, No 2 (2017): Serambi Saintia
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.443 KB) | DOI: 10.32672/jss.v5i2.531

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari pemberian pupuk Rhizobium dan pupuk NPK majemuk yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi kedelai. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor I adalah pupuk oragnik cair Rhizobium (R) dengan 3 taraf perlakuan yaitu R0 (0 m l/ l. Air), R1 (3 ml / l. Air), dan R2 (4 ml / l. Air). Faktor II adalah pupuk NPK majemuk (N) dengan 3 taraf perlakuan yaitu N0 (0 g / tanaman), N1 (2 g / tanaman), dan N2 (4 g / tanaman) dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produksi produktif, produksi biji per tanaman, produksi biji per plot, produksi biji per sampel, bobot 100 biji, bobot kering tajuk, bobot kering akar, parameter jumlah bintil akar merah besar dan jumlah bintil akar kecil putih. Hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian pupuk rhizobium berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot 100 biji , bobot basah tajuk, bobot kering akar dan jumlah bintil akar. Pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produksi produktif, produksi biji per tanaman, produksi biji per plot, produksi biji per sampel, bobot 100 biji, bobot kering tajuk, bobot kering akar, jumlah bintil akar merah besar dan jumlah bintil akar kecil putih. Sedangkan interaksi antara pupuk Rhizobium dan pupuk NPK majemuk berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produksi produktif, produksi biji per tanaman, produksi biji per plot, produksi biji per sampel, bobot 100 biji, bobot kering tajuk, bobot kering akar jumlah bintil akar merah besar dan parameter jumlah bintil akar kecil putih. Kata Kunci : Pupuk Rhizobium, Pupuk NPK , Kedelai
Peranan Pupuk Rhizobium dan Pupuk NPK Majemuk terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai Kati Kati; Desi Sri Pasca Sari Sembiring; Nani Kitti Sihaloho
Serambi Saintia : Jurnal Sains dan Aplikasi Vol 5, No 2 (2017): Serambi Saintia
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jss.v5i2.531

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari pemberian pupuk Rhizobium dan pupuk NPK majemuk yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi kedelai. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor I adalah pupuk oragnik cair Rhizobium (R) dengan 3 taraf perlakuan yaitu R0 (0 m l/ l. Air), R1 (3 ml / l. Air), dan R2 (4 ml / l. Air). Faktor II adalah pupuk NPK majemuk (N) dengan 3 taraf perlakuan yaitu N0 (0 g / tanaman), N1 (2 g / tanaman), dan N2 (4 g / tanaman) dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produksi produktif, produksi biji per tanaman, produksi biji per plot, produksi biji per sampel, bobot 100 biji, bobot kering tajuk, bobot kering akar, parameter jumlah bintil akar merah besar dan jumlah bintil akar kecil putih. Hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian pupuk rhizobium berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot 100 biji , bobot basah tajuk, bobot kering akar dan jumlah bintil akar. Pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produksi produktif, produksi biji per tanaman, produksi biji per plot, produksi biji per sampel, bobot 100 biji, bobot kering tajuk, bobot kering akar, jumlah bintil akar merah besar dan jumlah bintil akar kecil putih. Sedangkan interaksi antara pupuk Rhizobium dan pupuk NPK majemuk berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produksi produktif, produksi biji per tanaman, produksi biji per plot, produksi biji per sampel, bobot 100 biji, bobot kering tajuk, bobot kering akar jumlah bintil akar merah besar dan parameter jumlah bintil akar kecil putih. Kata Kunci : Pupuk Rhizobium, Pupuk NPK , Kedelai
Keberhasilan Sambung Pucuk Kakao (Theobroma cacao L.) dengan Pemberian Abu Vulkanik Sinabung dan Limbah Pabrik Tahu Desi Sri Pasca Sari Sembiring; Nani Kitti Sihaloho; Rika Alasia
AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian Vol 22, No 1 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.928 KB) | DOI: 10.30596/agrium.v22i1.3097

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui keberhasilan sambung pucuk kakao (Theobroma cacao L.) dengan pemberian abu vulkanik Sinabung dan limbah pabrik tahu. Dilaksanan di desa Bambel  Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara dengan posisi lahan datar dan diperkirakan mempunyai ketinggian tempat kira-kira ± 220 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2017 sampai  Juni 2017. Rancangan Acak Kelompok  (RAK) Faktorial, Faktor pertama adalah Abu Vulkanik (V) terdiri dari 3 taraf yaitu V0 (tanpa pemberian), V1 (200 gram/tanaman), dan V2 (500 gram/tanaman). Faktor kedua adalah limbah tahu (A) terdiri dari 3 taraf yaitu A0 (tanpa pemberian), A1 (15 ml/tanaman), dan A2 (17 ml/tanaman). Diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian pemberian limbah tahu dan abu vulkanik berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan persentase bibit jadi pada umur 10 MSS tingkat keberhasilan pada sambung pucuk kakao, serta menurunkan persentase tingkat kematian sambung pucuk kakao pada umur 10 MSS.  Pemberian limbah tahu dan abu vulkanik tidak dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman terhadap tinggi tanaman,diameter batang, jumlah daun, jumlah tunas, pada umur   2, 5, 7, 9 MSS sampai 10 MSS.
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Polysulphate Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kentang (Solanum tuberosum L.) Sumatera Tarigan; Nani Kitti Sihaloho; Donatus Dahang; Ridwan Ginting
JUITECH: Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Quality Vol 6, No 1 (2022): Vol 6 No. 1 Tahun 2022
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ju.v6i1.766

Abstract

Pemberian pupuk yang tepat sangat penting bagi peningkatan produktivitas tanaman pertanian khususnya kentang. Penelitian pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan Polysulphate telah dilaksanakan di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo pada April - Juli 2021. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua (2) faktor yaitu Faktor I : Pemberian Pupuk organik kandang sapi dengan dengan simbol “ K” yang terdiri dari 4 taraf yaitu K0 = Kontrol, K1 = 25 gr, K2 = 50 gr, K3 = 75 gr, dan K4 = 100 gr, dan Faktor II: Pemberian pupuk Polyshulpate “P” yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu : P0 = Kontrol, P1 = 5 gr, P2 = 10 gr, P3 = 15 gr, dan P4 = 20 gr. Hasil penelitian menunjukkan pemberian polyshulpate (10 gr/ P2), pupuk organik kandang sapi 50 gr (K2), dan interaksi K2P3 (50gr pupuk kandang sapi dan 15 gr polyshulpate) merupakan kombinasi optimum untuk pertumbuhan tinggi tanaman kentang. Perlakuan P2 (10 gr) menghasilkan nilai rata-rata pertumbuhan diameter tajuk 33,244 cm danK2 (50 gr) menghasilkan nilai rata-rata pertumbuhan diameter tajuk 32,553 cm.Kombinasi perlakuan K2P2 (pupuk organik kandang sapi 50 gr dan polisulfat 5 gr) merupakan perlakuan optimum yang menghasilkan pertumbuhan rata-rata diameter tajuk sebesar 34,22 cm. Perlakuan P2 (10 gr) menghasilkan nilai rata-rata pertumbuhan lingkaran batang 26,571 mm atau 2,6571 cm dan perlakukan K4 menghasilkan rata-rata 28,226 mm atau 2,8226 cm. Interaksi K3P2 (pupuk organik kandang sapi 75 gr dan polisulfat 50 gr) yang menghasilkan rata-rata pertumbuhan lingkaran batang 30,845 mm atau 3,0845 cm merupakan perlakuan kombinasi yang optimum. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh factor K dan P terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman kentang sejak 3 mst – 9 mst. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun pada 9 mst pengaruh factor P berkisar 101,15-101,6 helai daun, dan pengaruh faktor K 101,15-101,7 helai daun. Perlakuan P1 (polisulfat 5 gr) yang mengasilkan rata-rata produksi per sampel 443,75 gr atau 0,443 kg merupakan perlakuan optimum dalam penelitian ini. Perlakuan K3 (pupuk kandang sapi 75 gr) yang menghasilkan rata-rata produksi per sampel 479,25 gr atau 0,479 merupakan perlakuan optimum. Perlakukan P2 (polisulfat 10 gr) yang menghasilkan produksi kentang per plot 6550 gr atau 6,55 kg. Rata-rata produksi per plot tertinggi ditemukan pada K1 (pupuk kandang 25 gr) yaitu 7210 gr atau 7,21 kg dan terendah K0 4590 gr atau 4,59 kg.
KAJIAN SIFAT KIMIA TANAH PADA LAHAN TERDAMPAK ABU VULKANIK GUNUNG SINABUNG Nani Kitti Sihaloho
JURNAL AGROTEKNOSAINS Vol 5, No 1 (2021): JURNAL AGROTEKNOSAINS
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ja.v5i1.546

Abstract

The eruption of Mount Sinabung from 2010 to 2019 greatly damaged crops and agricultural land in the area, with damage varying from mild to very heavy, mostly due to land and crops being swept away by hot clouds and covered in lava and volcanic ash. One of the areas affected by the eruption of Mount Sinabung was Tigapancur Village, Simpang Empat District, but it was still classified as a safe zone so that agriculture is still active. The eruption of Mount Sinabung was very disturbing to agriculture, due to volcanic ash so that production has decreased. This study aims to assess the chemical properties of soil in areas affected by volcanic ash of Mount Sinabung in the Tigapancur Village, Simpang Empat District, Karo Regency and soil analysis at the Research and Development Laboratory of PT. Nusa Pusaka Kencana Analytical & Qc. The Tebing Tinggi Bahilang Laboratory of Medan from October to November 2019. The results showed that there were differences in soil chemical properties including the degree of acidity (pH) and unequal macro-essential elements (N, P, K, Ca, Mg, S), so they were divided into several criteria (very low, low, medium and very high) both on land not affected by volcanic ash with a depth range of 0 - 5 cm and 5 - 20 cm.
Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk pada Kakao (Theobroma cacao L) dengan Waktu Penyambungan dan Panjang Entres Berbeda Susila Bety Ariani; Desi Sri Pasca Sari Sembiring; Nani Kitti Sihaloho
JURNAL AGROTEKNOSAINS Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Agroteknosains
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ja.v1i2.34

Abstract

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui waktu sambung pucuk yang tepat dan panjang entres yang ideal terhadap tingkat keberhasilan pertautan sambungan Yang baik pada perbanyakan kakao (Theobroma cacao L). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang diteliti menggunakan 2 faktor yaitu: Faktor1 waktu (W) penyambungan dengan tiga taraf perlakuan, yaitu W1 = Pagi hari (pukul 07.00-09.00), W2 =Siang hari (pukul 11.00-13.00), W3 =Sore hari (pukul 15.00-17.00). Faktor 2 panjang entres (P) dengan tiga taraf perlakuan, yaitu : P1 = 1,5 cm Panjang Entres, P2 = 4,5 cm Panjang Entres P3 = 7,5 cm Panjang Entres. Pelaksanaan grafting pada sore hari (W3) memperlihatkan keberhasilan pertautan sambungan lebih baik dan semakin baik lagi jika menggunakan entres yang lebih panjang (7,5 cm). Keberhasilan pertautan sambungan lebih tinggi jika grafting dilakukan pada sore hari dari pada pagi dan siang hari.penggunaan entres yang panjang hingga 7,5 cm, memberikan pertautan sambungan lebih baik dibandingkan entres pendek.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN SAWAH PASCA BANJIR BANDANG PADA TANAMAN PADI DI KABUPATEN ACEH TENGGARA Nani Kitti Sihaloho; Desi Sri Pasca Sari Sembiring
JURNAL AGROTEKNOSAINS Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Agroteknosains
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ja.v3i1.188

Abstract

The aim of the study was to determine the level of suitability of wetland rice fields in the area before flash floods and post flash floods Lawe Tua Makmur Village, Lawe Alas Subdistrict, Southeast Aceh Regency and soil analysis at the Research and Development Laboratory of PT. Nusa Pusaka Kencana Analytical & Qc. Laboratory Bahilang Tebing Tinggi Medan in April 2016 and December 2017. It is carried out by a survey method that refers to the extent of the limiting factor of land characteristics. Data from observations in the field and data from laboratory analysis were matched to the criteria for the suitability of wetland rice classes. The results showed that the actual land suitability class for paddy rice in the area prior to banjir bandang was according to marginal / S3 (r, f) and the potential land suitability class was marginal / S3 (r). Actual land suitability class for wetland crops in the post-banjir bandang area according to marginal / S3 (r, f, n) and potential land suitability classes according to marginal / S3 (r). The limiting factor is the permanent texture of the soil so that it cannot be repaired and the limiting factors of CEC, organic C and N-total can still be improved by adding organic matter and fertilizing with nitrogen.
KARAKTERISTIK SIFAT KIMIA DAN FISIKA TANAH PADI SAWAH PASCA BANJIR BANDANG DI KECAMATAN SILIMA PUNGGA – PUNGGA KABUPATEN DAIRI Nani Kitti Sihaloho; Elvin Desi Martauli
JURNAL AGROTEKNOSAINS Vol 6, No 1 (2022): JURNAL AGROTEKNOSAINS
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ja.v6i1.683

Abstract

Rice (Oryza sativa L.) is the main food crop commodity that has a strategic function, namely as a staple food, so that domestic rice production plays a role in food security and self-sufficiency. The Ministry of Agriculture has made various efforts and breakthroughs in the midst of the COVID-19 pandemic on food security, including the acceleration of rice planting, development of swamp land, diversification of local food, strengthening of government rice reserves and community food barns. Dairi Regency is one of the rice producers in North Sumatra Province. However, the productivity of rice plants has decreased in Longkotan Village and Bonkaras Village, Silima Pungga - Pungga District, Dairi Regency, due to the flash flood that caused material and land damage. One form of land damage caused is rice fields that have been covered with mud. Based on data from the Dairi Regency agriculture office, after the flash flood in December 2018 resulted in damage to rice fields in Longkotan Village, which was 112 hectares and Bongkaras Village was approximately 40 hectares. The real impact of banjir bandang in addition to reducing rice fields that can be used by farmers, decreasing soil fertility due to environmental damage to rice fields such as loss of top soil which has chemical and physical properties of soil in the availability of nutrients so that it directly causes a decrease in soil productivity and rice plants. Therefore, it is studied to overcome the limited supply of national food, especially rice, through increasing the productivity of paddy fields, especially the chemical and physical characteristics of lowland rice soil after the flash flood so that it can analyze its management efforts to support rice demand in Dairi Regency. The study was to determine the chemical and physical characteristics of the soil of paddy fields after banjir bandang and its management techniques. The research was carried out from April to August 2021 in Longkotan Village and Bonkaras Village. Soil testing was carried out at the Research and Development Center Laboratory of PT. Nusa Pusaka Kencana Analytical & Qc. Laboratory of Bailang High Cliff Gardens, North Sumatra. Soil laboratory tests were conducted to determine the chemical and physical characteristics of the soil. Data analysis was carried out using a descriptive method, namely explaining a situation in the field based on the characteristics of the paddy field soil after the flash flood in the affected village. The results of this study are the clay content and organic matter contained in the soil of the Land Not Affected by Flash Floods. However, the soil pH in the Land Affected by Flash Floods is lower, this is due to the high sand fraction. Soil pH in Land Not Affected by Flash Floods is higher than soil pH in Land Affected by Flash Floods due to the higher organic matter content in Land Not Affected by Flash Floods. Based on the results of the research that the soil that has lower organic C is on the Land Affected by Flash Floods, namely 1.70% which includes low criteria. This is due to the loss of the top soil layer due to flash floods along with the Nitrogen and C-Organic content of the soil in the top soil layer. Because the rate of weathering and Ultisol formation runs faster, the wet climate with high temperature and rainfall causes Ultisols to be poor in organic matter.
OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN JERUK BERBASIS EVALUASI KESESUAIAN LAHAN DI KECAMATAN TIGA PANAH KABUPATEN KARO Nani Kitti Sihaloho
JURNAL AGROTEKNOSAINS Vol 6, No 2 (2022): JURNAL AGROTEKNOSAINS
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ja.v6i2.878

Abstract

Optimalisasi Penggunaan Lahan Tanaman Jeruk Berbasis Evaluasi Kesesuaian Lahan di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Kabupaten Karo merupakan sentra produksi komoditas Jeruk. Salah satu daerah potensial untuk pengembangan Jeruk adalah Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Saat ini tingkat produksi Jeruk di Kabupaten Karo. Berdasarkan data BPS (2020) bahwa produksi Jeruk Siam/Keprok/Tangerine/Orange pada tahun 2017 yaitu  245 213,40 ton, tahun 2018 dengan total 212373,60, tahun 2019 yaitu 143 610,50. Potensi lahan umumnya ditentukan berdasarkan karakteristik dan kualitas lahan yang melekat (inherent) pada lahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kualitas lahan tanaman Jeruk di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo, menentukan kelas kesesuaian lahan tanaman Jeruk yaitu kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan potensial di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo, menganalisis rekomendasi pengelolaan lahan yang perlu dilakukan dalam meningkatkan produktivitas tanaman Jeruk Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Peningkatan produktivitas Jeruk Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi Jeruk, juga keberlanjutan pemanfataan lahan untuk areal lahan pertanian Jeruk sangat penting dilakukan karena posisi geografis wilayah Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2022 di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Kegiatan uji tanah dilakukan di Laboratorium Research and Development Center PT. Nusa Pusaka Kencana Analytical & Oc. Laborotory Kebun Bahilang Tebing Tinggi Sumatera Utara. Analisis kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo yaitu dengan mencocokkan (matching) hasil identifikasi karakteristik fisik, analisis laboratorium, dan kriteria syarat tumbuh tanaman. Hasil akhir dari keseluruhan rangkaian analisis tersebut di atas berupa kesesuaian lahan aktual dan potensial.
PENGARUH UKURAN BENIH DAN PEMAKAIAN PESTISIDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium Ascalonicum L) Wajib Pandia; Sumatera Tarigan; Nani Kitti Sihaloho; Donatus Dahang; Ranto P. A Pintubatu
JURNAL AGROTEKNOSAINS Vol 6, No 2 (2022): JURNAL AGROTEKNOSAINS
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ja.v6i2.914

Abstract

Research on the effect of tuber size and use of pesticides on the growth and yield of red onion (Allium Ascalonicum L) has been carried out at the UPT Seed Parent Horticulture Kutagadung Berastagi, Berastagi District, Karo Regency, from April-June 2021. The aim of the study were to determine the optimal seed size for growth and production of red onion variety of Batu Ijo and to find out how much pesticide dose was recommended.The results showed that the best plant height influenced by tuber size was U3 (N 12) 21.8 cm and U1 20 cm. Meanwhile, the lowest was U0 of 16.2 cm. The average number of plants that were most affected by fusarium disease was P0, the treatment with the least amount of pesticide was 15.5 plants. On the contrary, the lowest average was found at the level of P3 treatment, which was only 1 plant. Disease occurs along with increasing doses of fungicides and pesticides Optimum pesticide levels are h P2 (3 g of fungicide + 3 ml of insecticide) which produced an average number of tubers of 4,208. The highest average number of tubers was found at U3 which was 5.85 and the lowest was at U0 2.56. U3 level (seed tuber size > 15 grams) is the optimum treatment level. The average production per sample is the largest in the treatment effect of U3 which is 35.89 gr and the lowest is at U0 (5.52 gr). The average production per plot of the effect of pesticide level was P3 857.3 g or 0.8573 kg and the lowest was P0 689.1 g or 0.6891 kg. The average production per plot of the effect of seed tuber size level was U3 1507.2 gr or 1.5072 kg and the lowest was U0 194.3 gr or 0.1943 gr. The average production of shallots per plot was found in the U3P3 treatment (1589 gr or 1,589 kg) and the lowest was at U0P0 (159.3 gr).