M. Yusuf Alamudi
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Leptospirosis Transmission in Ponorogo District of East Java, Indonesia Aditya Sukma Pawitra; Khuliyah Candraning Diyanah; Corie Indria Prasasti; Moch Irfan Hadi; M. Yusuf Alamudi
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 3 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i3.15596

Abstract

This study aims to identify Leptospira bacterial infection in livestock owners and their livestock, as well as to examine potential risk factors correlated with the incidence. 50 participants were selected and their blood samples were collected. 50 urine samples were collected from livestock owned by the participants. Polymerase Chain Reaction (PCR) was used to identify the existence of the Leptospira bacteria. The questionnaire instrument was used to obtain information about individual characteristics and hygiene. The Chi-Squared test was adopted to examine the correlation between outcome and explanatory variables. The confirmation PCR test detected the bacterial DNA in 2 out of 50 blood samples examined (4%) and 3 out of 50 urine samples examined (6%). Human leptospirosis incidence is significantly correlated with occupation type (p=0.035), personal protective equipment (PPE) use (p=0.044), water puddle contact (p=0.044), cage sanitation (p=0.044) and Leptospira bacteria presence in livestock urine (p=0.007). Insignificant correlation was showed in owners’ age variable. The presence of Leptospira bacteria both in livestock and the owners indicates the real threat of animal to human transmission. Further study with larger sample size and wider range variables and meticulous examination technique is required to comprehend the investigation.
Leptospirosis Transmission in Ponorogo District of East Java, Indonesia Corie Indria Prasasti; Aditya Sukma Pawitra; Khuliyah Candraning Diyanah; Moch Irfan Hadi; M. Yusuf Alamudi
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 3 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i3.15737

Abstract

This study aims to identify Leptospira bacterial infection in livestock owners and their livestock, as well as to examine potential risk factors correlated with the incidence. 50 participants were selected and their blood samples were collected. 50 urine samples were collected from livestock owned by the participants. Polymerase Chain Reaction (PCR) was used to identify the existence of the Leptospira bacteria. The questionnaire instrument was used to obtain information about individual characteristics and hygiene. The Chi-Squared test was adopted to examine the correlation between outcome and explanatory variables. The confirmation PCR test detected the bacterial DNA in 2 out of 50 blood samples examined (4%) and 3 out of 50 urine samples examined (6%). Human leptospirosis incidence is significantly correlated with occupation type (p=0.035), personal protective equipment (PPE) use (p=0.044), water puddle contact (p=0.044), cage sanitation (p=0.044) and Leptospira bacteria presence in livestock urine (p=0.007). Insignificant correlation was showed in owners’ age variable. The presence of Leptospira bacteria both in livestock and the owners indicates the real threat of animal to human transmission. Further study with larger sample size and wider range variables and meticulous examination technique is required to comprehend the investigation.
SKRINING MALARIA PADA REMAJA DI SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAPUSAN DARAH Firdaus .; Handayani .; M. Yusuf Alamudi
Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kesehatan Vol 2 No 1 (2018): FEBRUARY
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mhsj.v2i1.597

Abstract

Abstrak: Malaria adalah penyakit infeksi disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup danberkembang biak dalam sel darah merah manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina. Malaria dapat menyerang semua orang: laki-laki ataupun perempuan dan pada semuagolongan umur: bayi, anak-anak atau orang dewasa. Sejak tahun 2000 kematian akibat malariasecara global telah menurun sekitar 60%, di mana 65% terjadi pada anak usia balita. Sekitar 3,2miliar penduduk (setengah dari populasi dunia) tinggal di daerah berisiko tertular malaria. Padatahun 2015, diperkirakan terdapat 214 juta kasus malaria, di mana 400 ribu kasus di antaranyamenjadi penyebab kematian. Di Indonesia sendiri terdapat 417.819 kasus positif malaria padatahun 2012 dan menurun hamper setengahnya pada tahun 2016 menjadi 218.450 kasus. Indonesiamengalami kemajuan dalam pemberantasan malaria, terlihat bahwa dari total 258,9 juta pendudukIndonesia pada tahun 2016 sejumlah 178,7 juta penduduk (69%) telah hidup di daerah bebas enularanmalaria, namun masih terdapat 16,5 juta penduduk tinggal di daerah risiko tinggi dan sedang.Dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan presentasi, seiring dengan jumlah daerahkabupaten/kota yang telah mencapai eliminasi pada tahun 2016 sebanyak 247 kab./kota. Malariaselama kehamilan berkonsekuensi menyebabkan kesakitan, kematian, aborsi, kelahiran dini, beratbadan lahir rendah (mengacu pada penghambatan pertumbuhan intra-uterine dan prematuritas) dantransmisi transplacental dari parasit malaria. Infeksi malaria pada ibu hamil tidak hanya dapatmeningkatkan risiko anemia yang dapat meningkatkan risiko perdarahan saat persalinan, namunjuga meningkatkan risiko kematian bayi, prematuritas dan berat badan lahir rendah. Risiko terkenamalaria semakin meningkat terutama pada kehamilan trimester dua, ibu hamil memiliki risiko tigakali lebih besar untuk menderita penyakit parah lainnya bila terinfeksi malaria dibandingkan perempuan yang tidak sedang hamil. Kelompok remaja menjadi sangat penting karena mereka tidak lamalagi akan menikah dan mempunyai anak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui infeksi malariapada remaja di surabaya berdasarkan metode hapusan darah tipis dan tebal. Penelitian ini dilakukandi pusat studi kesehatan pondok pesantren Universitas Nadhlatul Ulama Surabaya. Sebanyak 54remaja diuji dengan menggunakan metode hapusan darah tebal dan hapusan darah tipis. Dari penelitianyang dilakukan didapatkan 54 remaja di Surabaya negatif terhadap malaria dengan menggunakanmetode hapusan darah tebal dan hapusan darah tipis.
SKRINING HIV PADA REMAJA DI SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN RAPID TEST Thomas S; Rahayu A; Handayani .; M. Yusuf Alamudi
Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kesehatan Vol 1 No 2 (2017): AUGUST
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mhsj.v1i2.608

Abstract

Abstrak: HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan retrovirus bersifat limfotropik khasyang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak sel darah putihspesifik yang disebut limfosit T-helper atau limfosit pembawa faktor T4 (CD4). Virus ini diklasifikasikan dalam famili Retroviridae, subfamili Lentiviridae, genus Lentivirus. Jumlah kematianHIV/AIDS di kalangan remaja di seluruh dunia yang meningkat sebesar 50 persen antara tahun2005 dan 2012 menunjukkan tren mengkhawatirkan. Laporan badan PBB yang menangani masalahanak-anak UNICEF menyebutkan sekitar 71.000 remaja berusia antara 10 dan 19 tahun meninggaldunia karena virus HIV pada tahun 2005. Jumlah itu meningkat menjadi 110.000 jiwa pada tahun2012. Unit Perawatan Intermediet dan Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD dr. Soetomo Surabaya. 1.780pasien yang rutin berobat di UPIPI, sedangkan jumlah pengunjung setiap bulannya mencapai 2.000orang, yakni 50 di antaranya adalah pasien anak-anak dan sisanya dewasa. Kebanyakan pasienberumur antara 20 hingga 30 tahun dari berbagai wilayah yang tersebar di Jatim, seperti Surabaya,Sidoarjo, Gresik, Jember, maupun Pasuruan. Tujuan dari penelitian ini mendeteksi virus HIV padaremaja di Surabaya dengan menggunakan rapid test. Sebanyak 54 orang remaja di Surabaya diambildarahnya, dipisahkan dan dicek dengan menggunakan rapid test. Prosedur mengikuti manual rapidtest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 54 sampel dengan menggunakan rapid testmenunjukkan hasil negatif terhadap HIV.