Ratna Anggraeni
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Neonatal Asphyxia as a Risk Factor for Sensorineural Hearing Loss in Indonesian Children Ratna Anggraeni; Wijana; Pudyastuti Rachyanti
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 3 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i3.15909

Abstract

Background: Neonatal Asphyxia is one of the risk factors for hearing loss in children. Neonatal Asphyxiacauses cochlear damage due to lack of oxygenation and tissue perfusion which can lead to cell death.Objective: Determining the risk of Neonatal Asphyxia for the occurrence of sensorineural hearing lossin children. Methods: A case control study was done between July to September 2020. Children withsensorineural hearing loss are on study group and the control group is children with normal hearing.Participants were measured for previous labor history based on medical records that confirmed asphyxia.Participants were also examined for DPOAE and ABR / BERA. The measurement results were analyzedusing the Chi-Square test, which was significant if p <0.05. Results: Most participants aged 2-3 yearsexperienced hearing loss (65.96%) and normal (68.08%; p = 0.835). Participants of sensorineural hearingloss with Neonatal Asphyxia (57.4%) were more than non- Neonatal Asphyxia (42.6%; OR = 1.82; 95% CI0.81 - 4.13; p = 0.149). Conclusion: Neonatal Asphyxia increases the risk of sensorineural hearing loss by1.82 times compared to children without Neonatal Asphyxia.
Pengaruh Pretreatment Vitamin C 200 Miligram Terhadap Kadar Cortisol Serum Pada Induksi Etomidat Ratna Anggraeni; Hariyo Satoto; Widya Istanto Nurcahyo
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 3, No 1 (2011): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jai.v3i1.6451

Abstract

Latar Belakang: Etomidat adalah salah satu agen anestesi yang berefek minimal terhadap kardiovaskular. Namun, etomidat mendepresi produksi kortisol. Salah satu agen yang dapat meminimalisir efek depresi tersebut adalah vitamin C.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pretreatment vitamin C 200 mg pada operasi elektif dengan anestesi umum terhadap kadar kortisol serum.Metode: penelitian ini merupakan penelitian Randomized Contolled Trial dengan 30 subjek yang dibagi dalam dua kelompok sama besar (n=15), yaitu kelompok kontrol yang menerima etomidat 0,2 mg/kgBB dan kelompok perlakuan yang menerima etomidat dan vitamin C 200 mg iv preoperasi. Masing-masing kelompok tersebut selanjutnya diperiksa kadar kortisolnya pre anestesi, 2 jam pasca induksi, 8 jam pasca induksi. Uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test dan Paired T Test digunakan untuk membandingkan kadar kortisol di masing-masing kelompok. Uji Mann Whitney dan Independent Sample T Test digunakan untuk membandingkan antar kelompok kontrol dan perlakuan.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok kontrol, kadar kortisol preanestesi 244,15 dan 2 jam pasca induksi 185,52 + 35,88 berbeda bermakna (p=0,002). Begitu pula antara kadar 2 jam dengan 8 jam pasca induksi 349,81 + 121,28 (p=0,000). Sedangkan pada kelompok perlakuan, kadar kortisol antara pre anestesi 258,49 (175,45-369,09) dan 2 jam pasca induksi 202,14 + 45,3 tidak berbeda bermakna (p=0,256), begitu pula 2 jam pasca induksi dengan 8 jam pasca induksi 251,39 + 122,91 (p=0,691).Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian vitamin C 200 mg intra vena 30 menit pre operasi dapat menurunkan efek depresi kortisol oleh pemberian etomidat 0,2 mg/kgBB.