Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Detection of Salmonella on Fried Rice Served in Restaurant of Economic Class Train . Srianta; Elisa Rinihapsari
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 14 No. 3 (2003): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.594 KB)

Abstract

Salmonella is a group of infective pathogenic bacteria for human being that cause many food borne disease outbreaks. Human, animal and some animal-based food products are whicle for Salmonella. Public transportation i.e. train/railway, often serve foods that potentially contaminated with Salmonella. Study on Salmonella detection on fried rice served in economic class train restaurant is necessary for controlling its safety and quality. Standard method was used to detect Salmonella on fried rice including isolation on 2 (two) different selective media, i.e. Bismuth Sulphite Agar and Salmonella-Shigella Agar media (macroscopic and microscopic study) and Biochemical test i.e. sugar and IMVIC test. This study showed that twenty three (23) colonies which, have been found of 8 (eight) samples of fried rice were identified as Salmonella. It indicated that the fried rice was not well processed. The train restaurant has to improve the fried rice prepared and sanitation to obtain a safe food product and to prevent the spreading of this bacteria. Key words: Salmonella, Salmonella detection, fried rice, train, restaurant
Teknologi Pembuatan Tepung Ampas Tahu Untuk Produksi Aneka Makanan Bagi Ibu-Ibu Rumah Tangga Di Kelurahan Gunungpati, Semarang Lucia Hermawati Rahayu; Ronny Windu Sudrajat; Elisa Rinihapsari
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2016): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v7i1.1040

Abstract

Ampas tahu merupakan produk sisa dari produksi tahu yang masih memiliki kandungan ?é?áprotein ?é?árelatif ?é?átinggi,?é?á?é?á ?é?ákarena ?é?ápada?é?á proses ?é?ápembuatan tahu tidak semua protein dapat terekstrak. Selama ini pemanfaatan ampas tahu masih ?é?áterbatas ?é?ásebagai?é?á pakan ?é?áternak ?é?ádan ?é?ádiolah ?é?ámenjadi ?é?átempe ?é?ágembus, padahal karena potensinya ampas tahu bisa diolah menjadi tepung untuk bahan produksi aneka makanan seperti kerupuk, cookies, stik, dan sebagainya. Keterampilan membuat olahan makanan dari ampas tahu dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Mitra kegiatan ?é?áIbM ?é?áini ?é?áadalah kelompok ?é?áibu ?é?árumah ?é?átangga ?é?á(PKK) ?é?ádi ?é?áKelurahan Gunungpati, Semarang. Metode IbM yang dilakukan meliputi penyuluhan dan pelatihan pembuatan tepung ampas tahu, praktek pembuatan makanan dari tepung ampas tahu, praktek pengemasan, dan pendampingan kegiatan. Hasil dari program IbM adalah peningkatan keterampilan mitra dalam memproduksi tepung ampas tahu dan aneka makanan olahannya yang dapat dikembangkan sebagai usaha kecil untuk sumber penghasilan tambahan. ?é?á Kata kunci : ampas tahu, tepung, aneka makanan
EFEK GASTROPROTEKTOR SENYAWA ANALOG KURKUMIN TERHADAP JARINGAN LAMBUNG TIKUS YANG DIINDUKSI PARASETAMOL Elisa Rinihapsari; Fransiska Ayuningtyas Widyayastani; Adjeg Tarius
Media Farmasi Indonesia Vol. 13 No. 1 (2018): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.104 KB)

Abstract

Abstrak Senyawa 2,5-bis-(4-nitrobenzilidin) siklopentanon merupakan salah satu senyawa analog kurkumin yang telah berhasil disintesis dan memiliki struktur kimia yang menyerupai struktur kurkumin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas gastroprotektif dari senyawa analog kurkumin tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan tiga puluh lima ekor tikus putih galur Wistar yang dibagi menjadi lima kelompok perlakuan, yaitu : kontrol negatif, kontrol positif, diberi senyawa kurkumin dosis 25 mg/kg BB tikus, diberi senyawa analog kurkumin dosis 12,5 mg/kg BB dan diberi senyawa analog kurkumin dosis 25 mg/kg BB tikus. Senyawa kurkumin dan analog kurkumin diberikan secara per oral selama 7 hari sebelum tikus diinduksi parasetamol dosis tinggi. Tikus yang telah diinduksi parasetamol, selanjutnya dilakukan pemeriksaan mikroskopis jaringan lambung dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin. Hasil pengamatan berupa data skoring derajat erosi lambung, selanjutnya dilakukan uji statistik dan diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok yang diberi kurkumin dengan yang diberi senyawa analog kurkumin dosis 25 mg/kgBB. Senyawa analog kurkumin dosis 25 mg/kgBB memiliki efek gastroprotektor sama kuat dengan senyawa kurkumin dosis 25 mg/kgBB terhadap jaringan lambung yang diinduksi parasetamol dosis tinggi.
PERBANDINGAN KEMAMPUAN FERMENTASI KHAMIR Saccharomyces cerevisiae DARI BERBAGAI MEDIA KULTUR Benaya Yamin; Elisa Rinihapsari; Firstania Tirza Diandra; Raka Pradistya
Bioma Vol 17 No 2 (2021): Bioma
Publisher : Biologi UNJ Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/Bioma17(2).3

Abstract

Media SDA (Sabouraud Dextrose Agar) dan PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan jenis media yang umum digunakan untuk menumbuhkan kapang dan khamir. Kekurangan dari kedua media ini adalah memiliki harga yang mahal. Sebagai alternatif, beberapa institusi pendidikan umumnya menggunakan media PDA racikan sendiri yang terbuat dari air rebusan kentang dan nutrient agar untuk menghemat biaya. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah kualitas khamir Saccharomyces cerevisiae yang ditumbuhkan pada media SDA, PDA, dan PDA racikan. Penelitian merupakan penelitian eksperimental dengan cara menanam biakan S. cerevisiae, yang ditumbuhkan dari 3 jenis media, pada sari buah nanas. Kualitas S. cerevisiae dinilai dari kemampuan melakukan fermentasi yang dilihat dari kadar alkohol dan kadar gula reduksi. Hasil penelitian menunjukkan S. cerevisiae yang ditumbuhkan pada ketiga jenis media memiliki kualitas yang berbeda. Kadar alkohol dan kadar gula reduksi yang dihasilkan oleh S. cerevisiae yang ditumbuhkan pada media SDA (29,91% dan 0,39%), PDA (29,61% dan 0,38%), dan PDA racikan (24,02% dan 0,6%) memiliki nilai yang berbeda signifikan (p < 0,05). Kata kunci: media agar; S. cerevisiae; fermentasi; kadar alkohol; kadar gula reduksi