Savitri Putri Ramadina
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KOMIK INDONESIA PASCA REFORMASI 1998: STUDI KASUS KECENDERUNGAN VISUAL PADA KARYA PEMENANG LOMBA NGOMIK YUK! TAHUN 2001 Savitri Putri Ramadina; Alvanov Z Mansoor
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 21, No 2 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1449.082 KB) | DOI: 10.24821/ars.v21i2.2880

Abstract

Komik di Indonesia muncul pada periode 1930-an yang dipengaruhi oleh kisah bernuansa budaya Tionghoa dan Belanda serta tema keseharian menjadi tema utama komik Indonesia sampai 2017. Pada tahun 2001, majalah Animonster yang merupakan majalah yang berorientasi pada dunia animasi (anime), komik (manga), kebudayaan dan lifestyleterbarudi Jepang mengadakan lomba komik amatir bertajuk Ngomik Yuk! dan diikuti oleh 29 peserta. Makalah ini menganalisis karya peserta, khususnya pemenang berdasarkan gaya visualisasinya untuk menunjukkan kecenderungan visual yang muncul di Indonesia di antara komikus amatir pada tahun 2001. Disimpulkan bahwa, komikus amatir peserta lomba Ngomik Yuk!Tersebut mayoritas dipengaruhi gaya gambar Manga dan merupakan sebuah proses yang berulang sebelum menghasilkan karya-karya yang dianggap khas pada dekade 2010-an.
Konfluen Budaya pada Gaya Visual Ilustrasi Naskah Sajarah Banten Savitri Putri Ramadina; Yasraf Amir Piliang; Nuning Yanti Damayanti
Jurnal Rekarupa Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa Revolusi Industri pada abad ke-18 menyebabkan tumbuhnya lingkungan urban yang terdiri dari berbagai tipe kelompok masyarakat yang saling berinteraksi menjadi kelas-kelas dan kelompok sosial baru. Budaya kelompok baru tersebut selanjutnya membentuk ikatan yang pelik antar berbagai pola pemikiran yang tidak lagi dapat dikatakan ‘turun-temurun’, yang diistilahkan Ulf Hannerz sebagai cultural confluences atau “pertemuan/konfluen budaya”. Pemilihan kata ‘confluence’ merujuk pada sesuatu yang bersifat cair, mengalir dan bercampur, mengisyaratkan bahwa budaya bukan lagi merupakan tradisi yang kaku. Penelitian ini untuk menelaah sejarah fenomena konfluen budaya dalam perkembangan budaya visual Indonesia melalui sampel ilustrasi naskah Sajarah Banten yang dibuat pada abad ke-18 dengan menerapkan metode analisis wacana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya estetik yang diterapkan pada ilustrasi tersebut menunjukkan bentuk adaptasi dari gaya tradisional Indonesia dengan gaya luar seperti Barat dan Timur Tengah. Kata kunci:  gaya visual, ilustrasi, konfluen budaya.ABSTRACTThe Industrial Revolution during the 18th century caused the emergence of urban environment consisted of various community types which interacted and turned into new social classes and groups. The culture of those new communities thus shaped some complex bonds of thought patterns which cannot be called ‘hereditary’ anymore, termed by Ulf Hannerz as cultural confluences. The usage of term ‘confluence’ refers to something fluid, flowing, and mixing, as a hint that culture is not a rigid tradition anymore. This research aims to analyse the history of cultural confluences in the development of Indonesia’s visual culture through sampling of Sajarah Banten manuscript’s illustrations made in 18th by using discourse analysis method. The result shows that the aesthetic style used in the illustrations shows adaptations from Indonesia’s traditional style with external influences like from the West or Middle East. In other words, cultural confluences had existed even before the Digital Revolution 4.0 in Indonesia and it is not a threat, instead it can expands the visual vocabularies of Indonesia.Keywords: cultural confluences, illustration, visual style.
Makna Visual dalam Ilustrasi Naskah Sajarah Banten Savitri Putri Ramadina
PANGGUNG Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.922 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i3.1161

Abstract

Sajarah Banten merujuk pada kumpulan naskah tentang Kesultanan Banten yang dibuat sekitar abad ke-17 hingga abad ke-19. Dari total 29 naskah yang bertahan dan sudah diteliti, hanya ada satu naskah yang memiliki ilustrasi. Visualisasinya tidak menyertakan gambaran mahluk hidup dan hanya terdiri dari benda mati seperti kapal, furniture, bangunan, dan bendera. Meskipun demikian, komposisi obyek-obyek tersebut menandakan peristiwa dan aktivitas tertentu yang ada dalam narasi naskah.Penelitian ini bermaksud untuk menelaah bagaimana visualisasi dan komposisi obyek tanpa penggambaran karakter digunakan untuk mengilustrasikan cerita dalam naskah Sajarah Banten. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan pendekatan semiotika visual C.S. Peirce untuk memahami bagaimana makna visual pada obyek digunakan untuk menandai aktivitas tertentu.   Kata kunci: Banten, ilustrasi, naskah, semiotika, visual.