I Made Dwi Andika Putra
Institut Seni Indonesia Denpasar

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Eksplorasi Gamelan Angklung dan Selonding Sebagai Media Ungkap Dalam Penciptaan Karya Musik “Kapetengan” I Made Dwi Andika Putra
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 9 No. 1 (2021): Maret
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.577 KB) | DOI: 10.31091/sw.v9i1.1425

Abstract

Karya musik kapetengan merupakan sebuah garapan musik inovatif yang mengungkapkan sifat kesadaran dan ketidaksadaran yang ada dalam diri manusia. Rumusan ide penciptaan karya musik kapetengan difokuskan pada satu hal, yaitu bagaimanakah eksplorasi gamelan Angklung dan Selonding sebagai media ungkap dalam karya musik kapetengan. Untuk menjawab rumusan ide penciptaan ini, maka digunakan beberapa teori sebagai acuan dalam menggarap karya musik kapetengan, yaitu teori kreativitas, teori penciptaan menurut Alma M. Hawkins, dan teori estetika. Karya musik ini diharapkan dapat menjelaskan bahwa sifat kapetengan ada dalam setiap diri manusia dan dalam melakukan suatu tindakan, manusia hendaknya selalu menyadari serta dapat berpikir terlebih dahulu sehingga dapat diketahui segala konsekuensi dari setiap perbuatan yang dilakukan.
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam Menginovasikan Produk Kerupuk Dari Limbah Kulit Kakao di Desa Medana, Tanjung (KLU) I Wayan Yasa; Noviatuzzohrah; Wahyu Samudra; Noviana; I Made Dwi Andika Saputra; Juan Dwiky Liestanto; Muhammad Fadhol Harry Setiawan; Sisilia Akmalyanti; Haryati; Abidatul Mutiah; Putri Nuryana
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 3 (2022): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.786 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i3.1866

Abstract

Buah kakao adalah buah yang tidak memiliki musim, sehingga menjadi salah satu buah yang menghasilkan hasil panen yang tinggi setiap tahun di desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Hasil panen yang tinggi, berbanding lurus dengan limbah yang dihasilkan, yaitu kulit kakao. Permasalahan utama masyarakat desa Medana yaitu kurangnya pemahaman tentang mengoptimalkan pemanfaatan kulit buah kakao, sehingga hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bahkan sebagian besar merupakan limbah perkebunan yang hanya ditumpuk dan ditimbun. Kulit kakao mengandung senyawa fenolik, tanin, alkoloid, purin, dan coco butter. Hal ini membuktikan bahwa kulit kakao dapat dimanfaatkan sebagai produk olahan yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Program ini dilaksanakan dengan tujuan yaitu untuk meningkatkan nilai ekonomi masyarakat desa Medana dengan memanfaatkan limbah kulit buah kakao menjadi produk olahan berupa kerupuk khususnya di desa Medana. Metode pelaksanaan dilakukan dengan metode survei dan wawancara dengan masyarakat setempat terkait untuk proses pengumpulan data. Proses selanjutnya yaitu sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan kulit kakao yang akan diolah menjadi produk berupa kerupuk kulit kakao. Produk dibuat dengan alat dan bahan yang sederhana dan mudah diaplikasikan, sehingga mudah diterapkan oleh masyarakat desa Medana dari berbagai kalangan. Hasil produk didapatkan yaitu berupa kerupuk yang renyah serta mengembang setelah digoreng, selain itu, respon masyarakat sangat baik terhadap program yang telah dilaksanakan.
Music Creation Tirta Pemutih | Kreasi Musik Tirta Pemutih I Putu Nanda Yoga Mayura; Ni Ketut Dewi Yulianti; I Made Dwi Andika Putra
GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan Vol 2 No 4 (2022): Desember
Publisher : Pusat Penerbitan LPPMPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tabuh kreasi Tirta Pemutih is a work created from the transformation of an object from a holy spring in the Pura Dalem Pemutih area. The uniqueness obtained such as water waves, the name of a temple where this object is located, and the duality of different water sources are the ideas in the creation of this work. The purpose of creating tabuh kreasi Tirta Pemutih is to transform the ideas obtained into a concept through the Balinese karawitan music. The creation of this work uses the method of creation from Alma M. Hawkins which includes the exploration stage, the improvisation stage, and the forming stage. From this method, the creator carries out a creative process to create tabuh kreasi Tirta Pemutih. The result of the creation process in tabuh kreasi Tirta Pemutih is that the creator is able to transform the ideas obtained from a holy spring into a tabuh kreasi entitled Tirta Pemutih. In essence, tabuh kreasi Tirta Pemutih is a medium to introduce a holy spring object to the listeners through concepts that have been created and presented in a dissemination.   Keywords: Holy Spring, Tabuh Kreasi, Tirta Pemutih  
Pembinaan Gamelan Gambang pada Sekaa Gambang Munggu I Nyoman Nyoman Mariyana; Ni Putu Hartini; Made Dwi Andika Putra
Jurnal Pengabdian Seni Vol 3, No 2 (2022): NOVEMBER 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v3i2.7894

Abstract

Gamelan Gambang, yang tergolong musik ritual masa lampau, berperan penting hingga kini. Kondisi gamelan ini di beberapa daerah lambat laun sangat mengkawatirkan. Selain mengalami kerusakan, Gambang minim kepewarisan. Begitu pula halnya yang terjadi pada sekaa Gambang Munggu. Tidak ada satu pun pewarisnya yang mampu memainkan gamelan ini. Padahal, secara historis Gambang Munggu memiliki tonggak sejarah yang berkaitan dengan kemunculan nama Banjar Gambang di Desa Munggu. Menyikapi hal tersebut, diperlukan upaya pembinaan dan pelatihan guna pelestarian dan eksistensinya pada masa depan. Metode pelaksanaan dalam pembinaan ini adalah metode demonstrasi dengan cara memperagakan bagian-bagian dari gending Gambang Labdha gaya Gambang Kwanji Sempidi. Proses penuangan gending terbagi menjadi beberapa tahap, yakni pengenalan dan pembacaan notasi Gambang, memainkan melodi dasar lagu, mengenalkan teknik pukulan masingmasing instrumen, dan memberikan pola teknik nyading sebagai kekhasan teknik pukulan Gambang. Hasil dari pembinaan ini menunjukkan gending Gambang Labdha dapat dikuasai dengan baik oleh Sekaa Gambang Munggu.
Music Composition “Tresna Sih Rupaka” | Komposisi Musik “Tresna Sih Rupaka” Putu Diky Wahyu Arjaya; I Made Dwi Andika Putra
GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan Vol 3 No 2 (2023): Juni
Publisher : Pusat Penerbitan LPPMPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v3i2.1214

Abstract

Tresna means love or affection, Sih which means more meaning, and Rupaka which means both parents. Tresna Sih Rupaka is a concept depiction of the sincere affection of parents towards their children. Giving endless love, giving guidance to his son to provide provisions to be a supportive child. The concept is implemented into a work of Tabuh Kreasi by using gamelan Semar Pegulingan as Saih Pitu, the reason for using gamelan semar pagulingan saih pitu in order to play patet in accordance with the atmosphere and nuances to be achieved. The process of creativity used at this stage of creation uses methods written by I Wayan Diana Putra mentioned by Senen from the creation stage I Wayan Beratha who adheres to three processes namely, Nguping (imitation), Menahin (repair), and Ngelesin (smoothing). In its production this work no longer uses a tri-angga structure but uses sections, which in each section describe the affection of parents.
Music Creation Waringin | Tabuh Kreasi Waringin Putu Arya Krisna Devantara; I Made Dwi Andika Putra
GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan Vol 3 No 3 (2023): September
Publisher : Pusat Penerbitan LPPMPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v3i3.2103

Abstract

In Balinese Hinduism, the banyan tree is one of the most sacred trees because it is believed to have religious values. For the creator, visually it can be seen from the roots that hang above and also spread underground, reflecting two interrelated beliefs, namely belief in Ida Sang Hyang Widhi Wasa/God Almighty and life in the universe. Its large trunk symbolizes strength and shady leaves, as a whole, can provide shade for the world's universe. From the explanation above, the creator was very interested in the existence of the banyan tree, so he was inspired to transform the object in question into a creation of Tabuh Kreasi Pepanggulan entitled "Waringin" with the media said gamelan Gong Kebyar. The source of his inspiration comes from the history of the banyan tree which used to exist in Pura Taman which is located next to the Banjar Paketan banjar hall. Previously, in Pura Taman there was a banyan tree which was quite old, but now it was cut down for one reason or another. The stylist who made this Pepanggulan Tabuh Creation Work entitled “Waringin” wanted to continue to give a positive aura about the banyan tree that had been cut down at Taman Banjar Paketan Temple. This Tabuh Kreasi Pepanggulan was made by the creator so that it can be continuously sung or performed during piodalan at Pengaruman Temple and Taman Temple. Apart from that, this Tabuh Kreasi Pepanggulan is made so that the work does not vacuum after the Final Assignment Examination (TA).
PEMBINAAN GENDING GAMBANG LABDHA GAYA GAMBANG KWANJI SEMPIDI PADA SEKAA GAMBANG MUNGGU, BANJAR GAMBANG, DESA MUNGGU, KABUPATEN BADUNG I Nyoman Mariyana; Ni Putu Hartini; Made Dwi Andika Putra
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 2 (2022): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasionar Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gamelan Gambang yang tergolong musik ritual masa lampau, berperan penting hingga kini. Kondisi gamelan ini, di beberapa daerah lambat laun sangat mengkawatirkan. Selain mengalami kerusakan, Gambang minim kepewarisan. Begitu pula halnya yang terjadi pada sekaa Gambang Munggu. Tidak ada satupun pewarisnya yang mampu memainkan gamelan ini, padahal secara historis Gambang Munggu memiliki tonggak sejarah yang berkaitan dengan kemunculan nama Banjar Gambang di Desa Munggu. Menyikapi hal tersebut, maka diperlukan upaya pembinaan dan pelatihan guna pelestarian dan eksistensinya di masa depan. Metode pelaksanaan dalam pembinaan ini yaitu metode demonstrasi dengan cara memperagakan bagian-bagian dari gending Gambang Labdha gaya Gambang Kwanji Sempidi. Proses penuangan gending terbagi menjadi beberapa tahap yakni: pengenalan dan pembacaan notasi Gambang, memainkan melodi dasar lagu, mengenalkan teknik pukulan masing-masing instrumen, dan memberikan pola teknik nyading sebagai kekhasan teknik pukulan Gambang. Hasil dari pembinaan ini menunjukkan gending Gambang Labdha dapat dikuasai dengan baik oleh Sekaa Gambang Munggu.
PEMBELAJARAN IRINGAN TARI GABOR STYLE DESA BATUBULAN DI SANGGAR ANGGA NATA BATUBULAN I Made Egar Switrama; I Gede Mawan; I Made Dwi Andika Putra
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 2 No 2 (2022): Pensi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni - September 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v2i2.1820

Abstract

Penelitian ini membahas tentang pembelajaran iringan tari Gabor style Desa Batubulan di Sanggar Angga Nata Batubulan, serta bertujuan untuk mengenalkan dan melestarikan tradisi iringan tari Gabor style Desa Batubulan yang sudah dilaksanakan oleh para leluhur dan sangat penting dipelajari untuk generasi muda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang membahas tiga aspek yakni, karakteristik iringan tari Gabor, proses pembelajaran serta faktor penghambat dan pendukung dalam proses pembelajaran iringan tari Gabor style Desa Batubulan di Sanggar Angga Nata Batubulan. Proses pembelajaran iringan tari Gabor style Desa Batubulan di Sanggar Angga Nata Batubulan, menggunakan empat tahapan pembelajaran, yaitu: tahap persiapan (preparation), tahap penyampaian (presentation), tahap pelatihan (practice), dan tahap penampilan (performance). Metode yang digunakan dalam pembelajaran iringan tari Gabor yaitu, metode ceramah, demonstrasi, latihan bersama teman dan diskusi. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran iringan tari Gabor style Desa Batubulan di Sanggar Angga Nata Batubulan, yakni adanya faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung internal yang meliputi minat siswa, motivasi belajar, dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor dari guru, serta faktor sarana dan prasarana. Faktor penghambat, yaitu faktor siswa juga dapat menghambat terjadi proses pembelajaran, dimana siswa membuat peneliti tidak bisa mengatasi melaksanakan proses pembelajaran pembelajaran iringan tari Gabor style Desa Batubulan di Sanggar Angga Nata Batubulan kurungarya disiplin saat proses belajar mengajar menjadi faktor penghambat dalam penelitian.