Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Strategi Peningkatan Kompetensi Pengarah Acara TVRI Jawa Barat Sesuai SKKNI Yuni Wulandari; Ade Wahyudin
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 16, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v16i1.3585

Abstract

Strategy for Improving the Competency of Program Directors of TVRI in West Java Complying with SKKNI. A television program production is a complex creative process and it requires a good teamwork. Therefore, it needs a competent program director having the skill in broadcasting and leadership in directing a television program. An effective development of human resources is also needed to enhance the competency and professionalism of a television program director. Based on an interview and an observation at TVRI station in West Java, a fact was found that none of the television program directors has a SKKNI certificate, even though they have mastered the skill and have been knowledgeable.  This is due to the lack of encouragement from the policy makers at TVRI station to improve the human resource's competency with a professional certificate. With a SKKNI certification, a television program director can show his competence related to the profession and is valid for a lifetime. Therefore, using the SWOT approach, it can be concluded that there is a need for a socialization regarding the importance of the SKKNI professional certification for TVRI Station in West Java that will promote the development of the competency for television program directors. It will surely need a great support from the television station itself.  In addition, a cooperation of the Professional Certification Institution with the television and multimedia industries is highly needed, so that the television program directors are able to produce high quality television programs.  ABSTRAKSebuah produksi program acara televisi merupakan hasil proses kreatif yang rumit dan memerlukan kerja sama tim yang baik. Untuk itu, diperlukan seorang pengarah acara yang memiliki kompentensi dalam hal kemampuan skill penyiaran dan kepemimpinan dalam mengatur jalannya sebuah program acara televisi. Pengembangan SDM yang efektif juga dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme pengarah acara televisi. Berdasarkan wawancara dan observasi di Stasiun TVRI Jawa Barat didapatkan suatu fakta bahwa tidak ada seorang pun pengarah acara televisi yang memiliki sertifikasi profesi SKKNI pengarah televisi, walaupun secara pengetahuan dan kemampuan sudah mumpuni. Hal ini dikarenakan kurangnya dorongan dari pemangku kebijakan di Stasiun TVRI untuk meningkatkan kompetensi SDM melalui sertifikasi profesi. Dengan sertifikasi SKKNI, seorang pengarah acara dapat menunjukkan kompetensi yang berkaitan dengan profesi dan berlaku seumur hidup. Hasil analisis menggunakan pendekatan SWOT menghasilkan kesimpulan bahwa perlu adanya sosialisasi yang mendalam mengenai pentingnya sertifikasi profesi SKKNI di Stasiun TVRI Jawa Barat yang mendorong pengembangan kompetensi pengarah acara televisi. Hal ini perlu dukungan dari pihak stasiun televisi. Selain itu, perlu ditingkatkan kerja sama Lembaga Sertifikasi Profesi dengan industri televisi dan multimedia sehingga seorang pengarah acara televisi mampu menghasilkan karya program acara televisi yang baik dan berkualitas.  
Pemanfaatan Multimedia Dalam Pengembangan dan Promosi Potensi Desa Wisata Adiluhur Kebumen Ade Wahyudin; David Kristiadi; Ardian Setio Utomo; Arum Marwati; Riska Ana Gulang
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2021): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v5i2.3988

Abstract

Perkembangan teknologi komputer telah merubah gaya hidup masyarakat, dimana masyarakat semakin dimudahkan dalam mendapatkan informasi dan melaksanakan aktifitasnya dengan berbagai aplikasi dan gadget. Hal ini menjadi peluang dalam pengelolaan desa wisata, sehingga pengelola desa wisata mampu secara interaktif terhubung dengan wisatawan dengan memanfaatkan media sosial. Desa Wisata Adiluhur Kebumen merupakan salah satu desa yang memiliki potensi objek wisata yang bisa dikembangkan dan dipromosikan melalui multimedia.  Taman Reptil Adiluhur dan Kampung Wisata Inggris Kebumen merupakan potensi objek wisata yang menjanjikan dari Desa Wisata Adiluhur, namun pengelolaannya masih belum optimal. Oleh karena itu tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kemampuan warga untuk mempromosikan potensi desa wisata. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan pelatihan multi media kepada warga desa selain itu melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan kepada perwakilan pemerintah desa dan tokoh masyarakat. Kemudian disusun suatu strategi pengembangan dan promosi desa wisata menggunakan multimedia dan sosial media. Strategi tersebut antara lain pengotimalan website desa wisata dengan menggunakan search engine optimizer dan  pemanfaatan platform media sosia yang tepat. Hasil dari pengabdian masyarakat ini, peserta mampu memproduksi karya multi media yang dapat digunakan sebagai sarana promosi Desa Wisata Adiluhur.Kata Kunci : desa wisata; media sosial; multimedia; promosi.Utilization of Multimedia in the Development and Promotion of the Potential of the Adiluhur Kebumen Tourism VillageABSTRACTThe development of computer technology has changed people's lifestyles, where people are easy to getting the information and carrying out its activities by many applications and gadgets. This is an opportunity in the management of a tourist village so that the tourism village manager can interactively connect with tourists by utilizing social media. Adiluhur Kebumen Tourism Village is one of the villages that have potential tourism objects that can be developed and promoted through multimedia. Adiluhur Reptile Park and Kebumen English Tourism Village are promising tourism potentials of the Adiluhur Tourism Village, but the management is still not optimal. Therefore the purpose of community service is to increase the ability of citizens to promote the potential of tourism villages. The method used is multi-media outreach and training to villagers in addition to conducting observations, interviews, and documentation conducted to village government representatives and community leaders. Then developed a strategy for developing and promoting rural tourism using multimedia and social media. These strategies include optimizing the tourism village website by using a search engine optimizer and using an appropriate social media platform. As a result of this community service, participants were able to produce multi-media works that could be used as a means of promoting Adiluhur Tourism Village.Keywords: multimedia; promotion; social media; tourism village 
Implementasi Teknik Penyutradaraan Acara Ketoprak di RRI Purwokerto Sri Hastuti; Purwanto Purwanto; Ade Wahyudin
KOMUNIKA : Jurnal Komunikasi, Media dan Informatika Vol 9, No 1 (2020): KOMUNIKA
Publisher : BPSDMP KOMINFO Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2652.394 KB) | DOI: 10.31504/komunika.v9i1.3225

Abstract

RRI Purwokerto mempunyai produksi acara yang bertajuk “Ketoprak” yang menunjukkan budaya lokal dan digemari oleh pendengar karena program dikemas lebih dekat dengan pendengar. Acara tersebut lebih mengutamakan kreativitas dan improvisasi dengan karakter yang dimiliki oleh masing-masing pemain. Sebagai panduan, pemain mengacu pada naskah yang dibuat oleh sutradara meskipun hanya berupa kerangka cerita serta beberapa catatan yang berkaitan dengan ketoprak. Permasalahan yang dihadapi oleh RRI Purwokerto adalah tidak semua sutradara mampu memahami karakter dan jiwa dari kesenian ketoprak disebabkan latar belakang budaya yang dimiliki oleh masing masing sutradara. Selain itu, tidak banyak sutradara yang tertarik menjadi sutradara ketoprak karena ada kecenderungan lebih suka menjadi sutradara drama yang dipandang lebih bersifat umum dan tidak rumit proses produksinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori Penyutradaraan dan konsep ketoprak yang dijelaskan secara deskriptif dengan analisis tahapan produksi mulai dari tahap perencanaan, tahap produksi dan tahap pascaproduksi. Perencanaan diawali dengan menganalisis naskah, memahami karakter dan mengoptimalkan peran ke dalam naskah produksi. Pada tahap produksi, sutradara lebih memaksimalkan peran melalui suara, intonasi, kecepatan serta harmonisasi tokoh dalam dialog. Pada tahap pascaproduksi, sutradara lebih memperkuat nuansa yang menggambarkan tempat dan kejadian melalui musik dan efek suara.
Evaluation of MVNO model implementation in remote and border areas using the consistent fuzzy preference relations method Anggun Fitrian Isnawati; Ridwan Pandiya; Ade Wahyudin
JURNAL INFOTEL Vol 13 No 4 (2021): November 2021
Publisher : LPPM INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/infotel.v13i4.691

Abstract

Law No. 36 of 1999 concerning Telecommunication has brought many changes, especially in the development of telecommunications infrastructure in Indonesia. However, the penetration of telecommunications services in the forefront, outermost, and backward regions is still relatively low. The government has made various efforts in terms of minimizing the gap in telecommunication services between urban and rural areas through various programs. However, an acceleration is needed so that the service disparity can be immediately overcome. One of the telecommunications products that can be applied to overcome these barriers is the Mobile Virtual Network Operator (MVNO). This study evaluates the most appropriate type of MVNO model to be applied in Indonesia by implementing the Consistent Fuzzy Preference Relations (CFPR) method. This method is able to accommodate expert opinion through a series of scientific steps so as to produce weights for each alternative type of MVNO model. The results obtained are that the most appropriate model to be applied in Indonesia by taking into account the criteria given. The implementation of this model is expected to be able to encourage the optimization of BTS USO that has been declared by the government.