Teknologi dari masa ke masa semakin canggih dan memberikan kemudahan pada setiap kegiatan. Rasa mudah tersebut perlu diimbangi dengan landasan etika penggunaannya. Pada beberapa fase seperti pekerja bisa jadi teknologi memang sangat diperlukan untuk efisiensi dan tujuan positif lainnya. Berbeda dengan pembelajar, kemudahan mengakses materi memang selalu membuat nyaman, tapi keahlian diri agaknya hanya bisa diraih dengan berlatih secara kerja keras. Penelitian ini menganalisis pentingnya landasan etika menghadapi tawaran kemudahan teknologi yang akan dipaparkan dengan cara interpretasi yang mendalam dan disempurnakan oleh studi kapustakaan. Hasil dari struktur berfikir tersebut adalah bahwa teknologi ada untuk membantu dan bukan menjadi sesuatu yang wajib hadir. Kemampuan-kemampuan setiap individu pembelajar bahasa mandarin harus melalui tahapan belajar menulis dengan tangan sendiri, membaca kamus buku dan cara belajar konvensional lainnya, sebelum akhirnya menjadi individu yang mahir berbahasa Mandarin.