Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Profil Tekanan Darah Sistolik dan Saturasi Oksigen Domba Garut Betina pada Suhu Lingkungan Tropis Dian Vidiastuti; Harry Soehartono; Mokhamad Fakhrul Ulum; Deni Noviana
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 2 No. 2 (2014): Juli 2014
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.032 KB) | DOI: 10.29244/avi.2.2.70-73

Abstract

Pengukuran tekanan darah sistolik (TDS) dan saturasi oksigen (SpO2) merupakan salah satu cara pemantauan fungsi kardiovaskular untuk mengetahui resiko gangguan jantung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati dinamika TDS dan SpO2 domba garut pada pagi dan siang hari dengan variasi suhu kandang. Penelitian ini menggunakan 4 ekor domba garut betina sehat, umur produktif dan tidak bunting. Suhu kandang dicatat sebelum memulai pengukuran TDS dan SpO2. Pengukuran TDS dan SpO2 menggunakan metode non-invasif ultrasonic Doppler flow detector dengan meletakkan flat probe pada medial distal carpus dan pediatric fingertip pulse oximetry yang dijepitkan ke telinga domba. Pengambilan data dilakukan pagi dan siang hari dengan 5 kali ulangan selama 20 menit pada menit ke 0, 5, 10, 15 dan 20. Hasil penelitian ini menunjukkan pengamatan suhu kandang pagi berkisar 28-29 oC dengan rataan nilai TDS 111,20 ± 3,95 mmHg dan SpO2 sebesar 96,5 ± 0,18%. Pada siang hari suhu kandang berkisar 32-35 oC dengan rataan nilai TDS 105,25 ± 2,24 mmHg dan SpO2 96,9 ± 0,22%. Rataan nilai TDS dan SpO2 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05) antar waktu pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian ini, variasi suhu kandang tidak mempengaruhi TDS dan SpO2 domba garut tetapi secara umum domba ini memiliki tingkat adaptasi kardiovaskular yang baik terhadap kondisi suhu lingkungan tropis.Kata kunci: tekanan darah sistolik, saturasi oksigen, domba garut, suhu kandang
GENETIC IMPROVEMENT OF SHEEP THROUGH FEED FORMULATION AND SUPERIOR MALE IN JOMBANG DISTRICT Rositawati Indrati; Dian Vidiastuti
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.999 KB) | DOI: 10.21776/ub.jiat.003.02.17

Abstract

Domba merupakan salah satu komoditi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup peternak karena keunggulannya beradaptasi di lingkungan tropis, cepat berkembang biak dan sebagai salah satu sumber protein hewani. Sasaran kegiatan IbM ini adalah peternakan skala kecil di dua kecamatan Jombang dan Bareng, kabupaten Jombang. Kondisi peternakan domba mitra kegiatan IbM yaitu menggunakan limbah pertanian sebagai sumber pakan tetapi domba tidak mencapai berat badan ideal. Tujuan dilaksanakannya kegiatan IbM ini adalah untuk memperbaiki mutu genetik domba dalam menghasilkan daging adalah perbaikan mutu ransum dengan perbaikan formulasi pakan dan manajemen kesehatan domba. Hasil kegiatan antara lain berupa penyuluhan, praktek pembuatan pakan fermentasi, perbaikan genetik domba diupayakan dengan pejantan unggul, pemberian bibit hijauan Indigofera sp dan mesin chopper. Analisis proksimat bahan pakan pakan yang digunakan oleh mitra memiliki kandungan serat kasar yang tinggi tetapi dengan fermentasi mampu menekan serat kasar menjadi 33.21 % dan protein kasar meningkat 9.27 %. Penimbangan berat badan selama 30 hari menunjukkan kenaikan yang tidak signifikan kurang dari 10 %. Kesimpulan dari kegiatan ini mitra antusias dengan kegiatan IbM terutama atas bantuan berupa mesin chopper dan bibit pejantan unggul sangat membantu perbaikan usaha peternakan.
Surgical Procedure for Pyometra and Mammae Tumor Treatment in a Pitbull Dog Nofan Rickyawan; Cheptien Winda Virgiantari; Muhamad Arfan Lesmana; Dian Vidiastuti
Jurnal Medik Veteriner Vol. 5 No. 1 (2022): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jmv.vol5.iss1.2022.109-118

Abstract

Pyometra is an infection or inflammation of the uterine wall characterized by the accumulation of pus in the uterine lumen. Predisposing factors include age, breed, bacterial infection, and hormones. Another disease that is often correlated with an imbalance in reproductive hormones is mammary tumors. A 7-year-old unspayed female Pitbull dog weighed 27.9 kg has clinical symptoms of frequent discharge of mucopurulent reddish-brown discharge with a foul odor from the vagina. The left mammary glands of the second, third, and fourth nipples have lumps about 20 cm in diameter, are solid in consistency, well-defined, the same color as the skin surface, and can be moved. Diagnosis performed on physical examination, hematology, blood chemistry, and cytology was pyometra and mammary tumors. Treatment was done by ovariohysterectomy and unilateral mastectomy. Post-surgery therapy was enrofloxacin 5 mg/kg, ketoprofen 2 mg/kg, phytomenadione 1 mg/kg, and Biodin® 0.1 ml/kg, followed by intensive surgical wound care. The patient recovered after two months of treatment.
Diagnosa Radiografi Kasus Hernia pada Kucing Dian Vidiastuti
ARSHI Veterinary Letters Vol. 1 No. 2 (2017): ARSHI Veterinary Letters - November 2017
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.772 KB) | DOI: 10.29244/avl.1.217-18

Abstract

Hernia terjadi akibat kelemahan dinding abdomen sehingga memungkinkan bagian usus atau organ lain melewati celah abdomen mengakibatkan penonjolan. Dua ekor kucing jantan, berumur sekitar 3-4 bulan, menjalani pemeriksaan radiologi di Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Brawijaya. Gambaran radiografi kasus 1 gejala dyspnea dengan standar pandang left lateral menunjukkan usus terjepit masuk di dalam rongga thorax dengan diagnosa peritoneo-pericardial diaphragmatic hernia (PPDH). Pada kasus 2 dengan gejala perut kanan membesar, tampilan radiografi standar pandang dorso ventral menunjukkan hernia inguinalis akibat trauma.
Profil protein lambung tikus model ulkus peptikum hasil induksi aspirin dengan terapi ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus) Janice Enola; Sasangka Prasetyawan; Dian Vidiastuti
ARSHI Veterinary Letters Vol. 2 No. 1 (2018): ARSHI Veterinary Letters - Februari 2018
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.168 KB) | DOI: 10.29244/avl.2.1.9-10

Abstract

Ulkus peptikum dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang menginduksi terjadinya perubahan profil protein berupa Heat Shock Proteins (HSPs). Penelitian ini memelajari efek antioksidan flavonoid daun katuk untuk pengobatan ulkus peptikum hasil induksi aspirin pada tikus. Tikus putih (Rattus norvegicus) sebanyak 20 ekor dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol positif (ulkus peptikum), kontrol negatif, terapi P1 (8,1 mg/100 gram BB), terapi P2 (16,2 mg/100 gram BB), dan terapi P3 (24,3 mg/100 gram BB). Perlakuan diberikan selama 14 hari. Induksi ulkus peptikum dilakukan dengan pemberian aspirin 200 mg/kg BB selama 5 hari secara peroral. Isolasi protein lambung dan penentuan profil protein dilakukan dengan metode SDS-PAGE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa protein yang muncul adalah HSP70, HSP60, HSP47, dan ubiquitin. HSP47dengan ukuran protein 47 kDa muncul pada kelompok P2 dan P3 sedemikian sehingga dapat diduga sebagai marker dalam proses kesembulan ulcer pada kasus ulkus peptikum.
Pengetahuan pemilik anjing di kota malang terhadap penyakit zoonosis Aldila Noviatri; Dian Vidiastuti; Ahmad Fauzi; Muhammad Arfan Lesmana
ARSHI Veterinary Letters Vol. 3 No. 1 (2019): ARSHI Veterinary Letters - Februari 2019
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.411 KB) | DOI: 10.29244/avl.3.1.5-6

Abstract

Anjing merupakan salah satu hewan kesayangan yang dapat menularkan penyakit zoonosis kepada manusia. Pengetahuan pemilik anjing peliharaan akan pencegahan penularan penyakit zoonosis diperlukan agar dapat menurunkan tingkat kejadian penularan penyakit zoonosis dari anjing ke manusia. Studi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kesadaran pemilik anjing tentang penyakit zoonosis dan pencegahan penularan penyakit zoonosis dari anjing manusia di Kota Malang. Sebagian besar pemilik anjing di Kota Malang telah mengetahui jenis penyakit zoonosis yang ditularkan oleh anjing ke manusia, dan sebagian besar telah menerapkan cara pencegahan penularan penyakit tersebut. Sebagian besar pemilik hewan telah menerapkan vaksinasi sebagai tindakan pencegahan kejadian penyakit pada anjing.
Case Study: Removal of Calculi in The Bladder using Cystotomy Method in Female Pomeranian Mix Pekingese Dog at Winadi Vet Animal Clinic Malang Fenti Nursafitri; Dian Vidiastuti; Winda Syafitri
Veterinary Biomedical and Clinical Journal Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.VetBioClinJ.2022.004.02.3

Abstract

Urolithiasis is a disease caused by calculi, crystals, or excessive sediment in the urinary tract, which is generally composed of one or more types of minerals such as struvite, calcium oxalate, calcium phosphate, uric acid, and cystine. A 10-year-old female Pomeranian mix Pekingese dog was referred to Winadi Vet Animal Clinic Malang with clinical signs of dysuria, strangury, and hematuria. The physical examination findings were lethargy, caudal abdominal pain, and bladder distension. Radiological examination results indicated distension in the urinary bladder containing two stones occupying with clear margins and radiopaque-like opacity, with lengths of 3.44 cm and 3.35 cm, respectively. Cystotomy to remove the calculi was performed by incision on the midline.The urinary bladder was closed using a two-layer closure suture type, the first layer used simple interrupted, and the second layer used simple continuous suture with 3-0 polyglactin (Vicryl®) suture. The animal recovered on the fourteenth day after surgery
Morfometri Pencitraan Gelembung Renang Dan Potensi Penurunan Denyut Jantung Pada Penggunaan Minyak Cengkeh Sebagai Anestetik Ikan Nila Jatimbulan (Oreochromis niloticus) Dian Vidiastuti; Diana Arfiati
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. 9 No. 9 (2023): September
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i9.5178

Abstract

Jatimbulan tilapia has the potential to be developed in Indonesia because it is easy to cultivate. The use of anesthetics in the dry transportation process and medical examination of fish often uses clove oil because it is cheap and easy to obtain. This research was conducted to determine the effect of using clove oil as an anesthetic on the swim bladder and heart rate. 35 adult Jatimbulan tilapia fish, 4 months old, male, were divided into 7 treatment groups, namely control (P1), clove oil anesthesia induction dose of 20 ppm (P2), 30 ppm (P3), 40 ppm (P4), 50 ppm ( P5), 60 ppm (P6) and 70 ppm (P7). The swimming pool measurement method uses lateral projection radiography imaging and echocardiography to measure heart rate. The results of the Tukey test showed that there was no difference in the average length of the swim bladder for each group, while the doses of P5 (50 ppm) and P6 (60 ppm) caused an increase in the width of the swim bladder compared to P1 (control) and P2 (20 ppm). Group P7 (70 ppm) had the lowest average heart rate compared to all groups, namely 49 ± 3.69 times per minute. The conclusion of this research is that the use of clove oil at a dose of 20-70 ppm for anesthesia of Jatimbulan tilapia does not affect the dimensions and structure of the swim bladder, but it is necessary to anticipate a decrease in heart rate that occurs with increasing doses.