Claim Missing Document
Check
Articles

KOMUNITAS FITOPLANKTON DAN FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KELIMPAHANNYA DI SUNGAI HAMPALAM, KABUPATEN KAPUAS Veronica, Evi; Arfiati, Diana; Soemarno, Soemarno; Leksono, Amin
Prosiding Seminar Biologi Vol 9, No 1 (2012): Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.928 KB)

Abstract

ABSTRAK   Fitoplankton merupakan mikroorganisme yang mempunyai peranan penting di dalam suatu perairan, selain sebagai produsen primer dalam rantai makanan  (primer producer) juga merupakan salah satu parameter tingkat kesuburan suatu periaran.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter fisika dan kimia yang mempengaruhi kelimpahan fitoplankton di Sungai Hampalam Kabupaten Kapuas.  Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga)  bulan yaitu dari bulan Agustus 2010 sampai bulan Oktober 2010.   Pengambilan sampel plankton dan parameter fisika dan kimia dilakukan pada 4 titik stasiun yang dilaksanakan 3 kali berturut atau 1 bulan sekali, dengan metode penyaringan dan pengamatan parameter fisika dan kimia dilakukan insitu dan di laboratrium.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 23 spesies dari 4 filum fitoplankton dengan nilai indeks biologi rata-rata H?1,661; E 0,832 ; D 0,268, dan  kelimpahan total berkisar antara 195.819-1.156.223 ind/l.  Spesies yang paling dominan ditemukan yaitu spesies Euglena spp, sedangkan spesies yang terendah adalah Neidium. Berdasarkan hasil analisis statistik, kecerahan, kedalaman, pH, DO, NO3 dan PO4 tidak signifikan berkorelasi dengan kelimpahan fitoplankton dan parameter lingkungan yang paling berpengaruh terhadap kelimpahan fitoplankton di Sungai Hampalam adalah nitrat (NO3) dan posfat (PO4) serta Spesies Pseudotetraspora, Szhizomeris leibleinii dan Melosira ambigua merupakan indikator nutrien nitrat (NO3) dan posfat (PO4).   Kata kunci: Komunitas, Fitoplankton, Lingkungan, Sungai Hampalam
Karakterisasi Limbah Padat Tambak Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) untuk Kultur Murni Chlorella sp. Tangguda, Sartika; Arfiati, Diana; Ekawati, Arning Wilujeng
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2015: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2015
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah padat tambak udang vaname mengandung 1,92% C organik, 0,54% N total, dan 1,70% P. Limbah organik ini harus diubah menjadi bahan anorganik untuk dapat dimanfaatkan oleh mikroalga dalam bentuk amonium, nitrat, dan fosfat. Perendaman merupakan salah satu cara untuk merubah bahan organik menjadi bahan anorganik dengan bantuan berbagai kelompok bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan unsur hara pada limbah padat tambak udang, mengetahui jenis bakteri yang terkandung pada limbah padat tambak udang, dan mengkaji waktu penguraian bahan organik menjadi bahan anorganik dalam proses perendaman limbah padat tambak udang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian menggunakan 7 perlakuan (24, 48, 72, 96, 120, 144, dan 168 jam) serta 3 ulangan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar amonium, nitrat, dan fosfat. Data yang diperoleh dari penelitian selanjutnya dianalisis dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan aplikasi statistik, yaitu SPSS versi 16.0. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah perendaman limbah selama 24 jam memberikan pengaruh terbaik pada kadar amonium (0,673 ppm), nitrat (1,213 ppm), dan fosfat (0,165 ppm). Kadar bahan anorganik tersebut mencukupi kebutuhan Chlorella sp. sehingga diharapkan limbah padat tambak udang vaname dapat dijadikan media kultur alternatif untuk pertumbuhan Chlorella sp.Kata kunci: perendaman, limbah padat tambak udang vaname, Chlorella sp.AbstractWhite shrimp pond solid waste containing 1.92% organic C; 0.54% N total; and 1.70% P. Organic waste is to be converted into inorganic matter to be used by microalgae in the form of ammonium, nitrate, and phosphate. Soaking is one method to convert organic matter to inorganic matter by various bacteria. The purpose of this research was to know nutrients in shrimp pond solid waste, to know species bacteria in shrimp pond solid waste, and to assess the time decomposition of organic matter into inorganic matter in the soaking process of white shrimp pond solid waste. The method used in this research was experimental method. This research consisted of 7 treatments (24, 48, 72, 96, 120, 144, and 168 hours) and three replications. The parameters observed in this research was the content of ammonium, nitrate, and phosphate. The results obtained from this research is soaking of waste for 24 hours gives the best effect on ammonium (0.673 ppm), nitrate (1.213 ppm), and phosphate content (0.165 ppm). Anorganic contents sufficient for Chlorella sp. so white shrimp pond solid waste can be used as alternative medium for Chlorella sp. growth.Kata kunci: soaking, white shrimp pond solid waste, Chlorella sp
Analysis of Phytoplankton on The Common Carp (Cyprinus carpio) Pond and Tilapia (Oreochromis niloticus) Pond at IBAT Punten, Batu, East Java Arfiati, Diana; Purwanti, Purwanti; Permanasari, Setya W. A.; Puspitasari, Asthervina Widyastami
El-Hayah : Jurnal Biologi Vol 7, No 1 (2018): EL-HAYAH (VOL 7, NO 1 September 2018)
Publisher : Department of Biology Science and Technology Faculty UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/elha.v7i1.7242

Abstract

Phytoplankton plays an important role in the aquatic ecosystem for supporting the survival of organisms, such as zooplankton and fish. The aim of this research was to observe the phytoplankton in the common carp ponds and tilapia ponds with water quality parameters at IBAT Punten, Batu, East Java. The survey method was used in this research. The water quality assay was temperature, brightness, pH, DO, CO2, Nitrate, and Orthophosphate, and the phytoplankton analysis was phytoplankton abundance, diversity index, dominance index, relative abundance, similarity index, and evenness index. The water quality on the carp ponds and tilapia ponds was quite good for common carp and tilapia growth. The average of phytoplankton abundance in common carp ponds were 1538 cell/ml which classified oligotrophic and tilapia ponds were 4900 cell/ml which included mesotrophic respectively, diversity index was moderate in both ponds, no dominance specific phytoplankton in both ponds the relative abundance in both ponds showed different phytoplankton availability, the similarity, and evenness index showed the same in both ponds and evenly on tilapia ponds and equally on common carp pond respectively. The carbon dioxide (CO2), nitrate, and orthophosphate have a strong correlation to phytoplankton abundance with value 0.882; 0.949; and 0.967 respectively. In the future, pond management will be needed in IBAT Punten with growing natural food.
Efforts to Reduce Organic Matter In Shrimp Aquaculture Wastewater With Various Bacterial Consortium Trademarks Arfiati, Diana; lailiyah, Shofiyatul; Pratiwi, Rizky Kusma; Alvateha, Dini; Aisyah, Fidhiyah Dita Dahria; Dina, Karina Farkha
Journal of Aquaculture Science Vol 6, No 1IS (2021): Vol 6 Issue Spesial 2021 Journal of Aquaculture Science
Publisher : Airlangga University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31093/joas.v6i1IS.162

Abstract

Shrimp aquaculture wastewater after the end of the rearing period has a high total organic matter (TOM) content of up to 87.74 mg/L. If the wastewater is disposed of directly without any efforts to reduce or treatment, it will disturb public waters ecosystem because of the high organic matter. The aim of this study was to determine the rate of reduce of organic matter in pond aquaculture waste. The study was carried out in January 2021. Pond wastewater samples were taken from the Tambak at the end of the maintenance period (120 days of maintenance). The trademarks of the bacterial consortium are EM4, Bio HS, BIO Prisma, Starbio plus, BIO2000, and Biolet. The experimental research was arranged in a completely randomized design with 6 treatments and 4 replications. Each treatment was filled with 2 liters of wastewater plus 6 ml of a liquid bacterial consortium. As for the solid bacterial consortium, 1 gram/L was added. Measurements of total organic matter, temperature, pH, dissolved oxygen, salinity and carbon dioxide were carried out every 24 hours for 72 hours of observation. The results showed that during 72 hours of immersion the highest percent reduction in organic matter was in treatment E (BIO 2000) of 95% (87.74 mg/L to 4.11 mg/L). The lowest percentage decrease was in treatment D (Starbio plus) of 83.4% (87.74 mg/L to 14.54 mg/L). However, in general 6 types of bacterial consortium trademarks can degrade organic matter. The levels of temperature, pH, dissolved oxygen and salinity are in optimum conditions, while carbon dioxide exceeds the threshold caused by the high activity of overhauling organic matter by bacteria. The conclusion was obtained that the trademark of the bacterial consortium BIO2000 was the most effective in reducing organic matter for 72 hours.Keyword : Shirmp wastewater, Tambak, Bioremediation, Organic Matter, Microorganis
Can Cinnamaldehyde Increased the Innate Immune System on Medaka Larvae? Puspitasari, Asthervina Widyastami; Arfiati, Diana; Hu, Shao-Yang
Bioinformatics and Biomedical Research Journal Vol. 2 No. 1 (2019): Volume 2 Issue 1
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fish larvae are the early stage of the life cycle and the key to mass production of fish. Its nature which is susceptible to invade by pathogens, especially viruses, it is an important concern in increasing the innate immune system in virus invading. IFNa and Mx are inducer genes that have the most role in enhancing the innate immune system. The study was conducted in September 2017 with the experimental method. The sample used was 1-day-old medaka larvae in amount 30 fish in each tank with triplicate in each concentration. The cytotoxicity results showed that at 72 hours cinnamaldehyde immersion was 100% of medaka larvae survival rate at a concentration of 2.5 µg mL-1 and 0 µg mL-1 (control). One-Way ANOVA results, the genes expression of IFNa and Mx on 1-day-old medaka larvae showed decreasing at 2.5 µg mL-1 concentration of cinnamaldehyde immersion for 3 days with several observation periods (12h; 24h; 48h; and 72h) compared to control. The lowest expression of IFNa genes was 12h (2.54 x 10-5 ± 6.12 x 10-6) at a 2.5 µg mL-1concentration of cinnamaldehyde, and the highest expression of IFNa gene was 48h (3.95 x 10-4 ± 7.78 x 10-5)at 0 µg mL-1 (control)concentration of cinnamaldehyde. While the lowest Mx gene expression was 72h (8.96 x 10-3 ± 4.51 x 10-4) at a 2.5 µg mL-1concentration of cinnamaldehyde. And the highest Mx gene expression was 72h (0.88 ± 0.26) at 0 µg mL-1 (control)concentration of cinnamaldehyde. The immersion of cinnamaldehyde extract at a concentration of 2.5 µg mL-1 is not able to increase the innate immune system in medaka larvae. More assay is needed to determine the mechanism for the phenomenon of decreasing IFNa and Mx gene expression on fish larvae.
PLANKTON ANALYSIS IN THE PONDS OF CATFISH (Clarias sp) AND NILE TILAPIA (Oreochromis niloticus) Arfiati, Diana; Inayah, Zakiyyah Nur; Lailiyah, Shofiyatul; Dina, Karina Farkha
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 1 (2021): JFMR VOL 5 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.01.13

Abstract

Clarias and Nile tilapia ponds contain high organic matter levels which will be decomposed by bacteria. It also produces carbon dioxide, which can be utilized by phytoplankton for photosynthesis process. This research aimed to compare the types of phytoplankton and zooplankton in Clarias and Nila tilapia ponds for eutrophication and water quality control. The research was conducted in August-September 2020. The water samples were taken using plankton net to become 35 ml from Clarias and Nile tilapia ponds. Analysis of plankton abudance, diversity, Evenness and Dominance Index was carried out in the Laboratorium Hidrobiologi. The analysis result of the average abundance of phytoplankton in the Clarias ponds was 71.026 cell/mL (11 genera), and zooplankton was 93 ind/mL (4 genera). Meanwhile in Nile tilapia ponds was 1.503 cell/mL (9 genera), and zooplankton was 91 ind/mL (1 genus). The average of zooplankton in Nile tilapia pond was higher than in catfish ponds; since Clarias are carnivores while Tilapia are omnivores. The plankton diversity index of catfish pond was average 0.817, while in Nile Tilapia was average 0.553. The evenness ndex of catfish pond was average 0.5, while in Nile Tilapia was average 0,4. The dominance index of catfish pond was average 0.59, while in Nile Tilapia was average 0.77. The conclusion obtained is the type of phytoplankton in Catfish pond consisted of 11 genera (99.62%) and zooplankton of 4 genera (0.38%), while in Nile Tilapia pond the type of phytoplankton consisted of 9 genera (97.85%) and zooplankton of 1 genera (2.15%).
KOMUNITAS FITOPLANKTON DAN FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KELIMPAHANNYA DI SUNGAI HAMPALAM, KABUPATEN KAPUAS Veronica, Evi; Arfiati, Diana; Soemarno, Soemarno; Leksono, Amin
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 9, No 1 (2012): Prosiding Seminar Nasional IX Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Fitoplankton merupakan mikroorganisme yang mempunyai peranan penting di dalam suatu perairan, selain sebagai produsen primer dalam rantai makanan  (primer producer) juga merupakan salah satu parameter tingkat kesuburan suatu periaran.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter fisika dan kimia yang mempengaruhi kelimpahan fitoplankton di Sungai Hampalam Kabupaten Kapuas.  Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga)  bulan yaitu dari bulan Agustus 2010 sampai bulan Oktober 2010.   Pengambilan sampel plankton dan parameter fisika dan kimia dilakukan pada 4 titik stasiun yang dilaksanakan 3 kali berturut atau 1 bulan sekali, dengan metode penyaringan dan pengamatan parameter fisika dan kimia dilakukan insitu dan di laboratrium.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 23 spesies dari 4 filum fitoplankton dengan nilai indeks biologi rata-rata H’1,661; E 0,832 ; D 0,268, dan  kelimpahan total berkisar antara 195.819-1.156.223 ind/l.  Spesies yang paling dominan ditemukan yaitu spesies Euglena spp, sedangkan spesies yang terendah adalah Neidium. Berdasarkan hasil analisis statistik, kecerahan, kedalaman, pH, DO, NO3 dan PO4 tidak signifikan berkorelasi dengan kelimpahan fitoplankton dan parameter lingkungan yang paling berpengaruh terhadap kelimpahan fitoplankton di Sungai Hampalam adalah nitrat (NO3) dan posfat (PO4) serta Spesies Pseudotetraspora, Szhizomeris leibleinii dan Melosira ambigua merupakan indikator nutrien nitrat (NO3) dan posfat (PO4).   Kata kunci: Komunitas, Fitoplankton, Lingkungan, Sungai Hampalam
Kandungan merkuri dalam cacing tanah (Lumbricus sp.) pada sedimen yang tercemar logam berat Irawati Mei Widiastuti; Diana Arfiati
Agrika Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.78 KB) | DOI: 10.31328/ja.v12i1.543

Abstract

Merkuri (Hg) adalah logam yang mempunyai toksisitas tinggi apabila terdapat dalam perairan. Cacing tanah merupakan salah satu organisme yang hidup di perairan tersebut. Tujuan penelitian untuk menentukan kandungan merkuri dalam sedimen dan cacing Lumbricus sp. yang hidup di perairan yang tercemar limbah dan menentukan parameter kualitas air di perairan yang tercemar limbah merkuri. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Sampel diambil pada saluran pembuangan limbah yang dibagi menjadi 4 titik pengambilan sampel. Metode Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) digunakan untuk mengukur konsentrasi merkuri (Hg) di sedimen dan cacing Lumbricus sp. Konsentrasi merkuri (Hg) di sedimen dan di cacing Lumbricus sp. tertinggi pada sampel yang diambil dari lokasi tepat saluran pembuangan limbah. Konsentrasi merkuri dalam sedimen dan cacing Lumbricus sp. berkorelasi positif. Konsentrasi Hg dalam cacing Lumbricus sp. meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi Hg dalam sedimen. Derajad keasaman (pH) dan TOM masih batas maksimum, sedangkan DO, BOD dan COD melebihi batas maksimum yang direkomendasikan. Kata kunci : limbah, merkuri, Lumbricus sp.
STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS PADA EKOSISTEM LAMUN DI PACIRAN, KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR Diana Arfiati; Endang Yuli Herawati; Nanik Retno Buwono; Aminuddin Firdaus; Muhklas Shah Winarno; Asthervina Widyastami Puspitasari
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 3, No 1 (2019): JFMR VOL 3 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.01.1

Abstract

Ekosistem lamun di wilayah Paciran, Lamongan, Jawa Timur, merupakan habitat bagi komunitas makrozoobentos. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas makrozoobentos di wilayah pesisir Paciran dengan metode survei. Sampel makrozoobentos diamati dengan menggunakan transek saat air laut surut di tiga stasiun yang telah ditentukan. Stasiun 1 merupakan wilayah tempat bersandarnya kapal; stasiun 2 adalah daerah dekat pemukiman penduduk dan stasiun 3 di dekat daerah pembenihan ikan atau udang. Hasil penelitian ditemukan 3 filum organisme, yaitu Mollusca, Echinodermata, dan Annelida. Kelimpahan makrozoobentos di tiga stasiun berkisar 486-608 ind/m2, dengan indeks keanekaragaman (H’) sedang (1,68-1,71), indeks keseragaman (E) tinggi (0,70-0,73) dan indeks dominasi (C) rendah (0,23-0,25) dengan kelimpahan relatif tertinggi yaitu pada gastropoda Cerithium granosum dan tidak ditemukan makrozoobenthos yang mendominasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlu adanya pemantauan dan penyuluhan bagi warga sekitar lingkungan pantai agar ketersediaan makrozoobentos tersebut tetap lestari.
DINAMIKA JUMLAH BAKTERI Bacillus subtilis DALAM PENURUNAN KADAR BAHAN ORGANIK TOM LIMBAH BUDIDAYA IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Diana Arfiati; Shofiyatul Lailiyah; Karina Farkha Dina; Nunik Cokrowati
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 2 (2020): JFMR VOL 4. NO.2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.02.6

Abstract

Air sisa budidaya ikan lele berupa bahan organik apabila dibuang ke perairan secara terus menerus dan berlebihan mengakibatkan pengkayaan nutrisi di perairan sehingga terjadi perubahan lingkungan. Upaya pengelolaan yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar bahan organik adalah dengan menggunakan metode bioremediasi dalam penelitian ini yaitu penambahan bakteri Bacillus subitilis. Tujuan dari penelitian ini adalah  untuk mengetahui pengaruh dinamika jumlah bakteri Bacillus subtilis dalam menurunkan kadar bahan organik pada limbah budidaya ikan lele Sangkuriang (Clarias gariepinus). Metode yang digunakan dalam penelitian  atau uji laboratorium adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 perlakuan.  Adapun 2 perlakuan tersebut yaitu perlakuan waktu inkubasi (24, 48, 72, 96 dan 120 jam) dan perlakuan kepadatan bakteri yaitu 107 CFU/mL, 106 CFU/mL dan 105 CFU/mL, dengan ulangan sebanyak 3x dan pengolahan data dilakukan Uji ANOVA dengan menggunakan software SPSS (Statistical Package for Sosial Science) Statistic 23 dan software Minitab 18 untuk uji lanjutan Tukey. Kurva pertumbuhan bakteri bertujuan untuk mengetahui waktu bakteri memasuki fase logaritmik dan fase stasioner.  Hasil pengukuran Total plate count bakteri Bacillus subtillis mengalami peningkatan jumlah bakteri pada semua perlakuan kepadatan setiap 24 jam. Hasil kepadatan bakteri berkisar antara 2,44 x 105 CFU/ml sampai 5,3 x 107 CFU/ml. Selama masih ada bahan organik maka bakteri akan tetap berkembang, bakteri akan menurun seiring nutrientnya habis, jika menurunkan bahan organik dalam waktu 5 hari, tetapi untuk bakteri membutuhkan waktu lebih dari 5 hari bahan organik tidak terdegradasi 100%.
Co-Authors Abdul Rahem Faqih Abdul Wafi Abimanyu Bayu Saputra Adita Ramadanti Afella Osa Agnes Khofiffah Agum Bayu Gumelar Aida Sartimbul Aisyah, Fidhiyah Dita Dahria Alif Raditya Amirul Huda Alvateha, Dini Amin Leksono Aminin Aminin Aminuddin Firdaus Andi Kurniawan Aniek Masrevaniah Aniek Masrevaniah Anna Catharina Sri Purna Suswati Arning Wilujeng Ekawati Arning Wilujeng Ekawati Asro Nurhabib Asthervina Widyastami Asthervina Widyastami Puspitasari Asthervina Widyastami Puspitasari Asthervina Widyastami Puspitasari Asthervina Widyastami Puspitasari Asus Maizar Asus Maizar Suryanto H Asus Maizar Suryanto Hertika Athaillah Mursyid Athaillah Mursyid Audina I. Pratiwi Bagyo Yanuwiadi Bambang Semedi Cakrawira Gundo Catur Budi Noviya Dewi Nur Setyorini Dian Vidiastuti Diana Putri Renitasari Dina, Karina Farkha Dini Alvateha Dini Alvateha Dyah Tri Rahayu Ekki Windi Elya Putri Pane Endang Herawati Yuli Endang Yuli Herawati Evellin Dewi Lusiana Evi Veronica Faizal Kasim Feni Iranawati Fidhiyah Dita Dahria Aisyah Fisma Josara Apriliyanti Fresty Esmi Samber Gunawan Wibisono Guntur Guntur Hadi Nur Rohman Happy Nursyam Hartati Kartika Ningsih Heri Ariadi Herwati Umi Subarijanti Hu, Shao-Yang Inayah, Zakiyyah Nur Irawati Mei Widiastuti Irsyah Rahmi Karimah Karimah Karina Farkha Dina Karina Farkha Dina Karina Farkha Dina Karina Farkha Dina Kusriani Kusriani Lazimatun Nazifah Ledhyane Ika Harlyan Lini Murni Listiya Gita Lesmana Maheno Sri Widodo, Maheno Sri Marsoedi Marsoedi Marsoedi Marsoedi Miftahul Khair Kadim Miftahul Khair Kadim Mochammad Sholichin Mohammad Mahmudi Mohammad Qodri Fitra Muhammad Musa Muhammad Musa Muhammad Musa Muhammad Musa Muhammad Musa Muhammad Nafar Amani Syams Muhklas Shah Winarno Mutia Nur Hayati Nadya Agustarina Saputri Nanik Retno Buwono Neni Diah Kusumaning Arum Nimas Styaningrum Nuddin Harahap Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nur Maulida Safitri Nur Syahid Nurhalisa Nurhalisa Permanasari, Setya W. A. Pratama Diffi Samuel Pratiwi, Rizky Kusma PURWANTI PURWANTI Puspitasari, Asthervina Widyastami Putri Anugerah Rahmi Valina Raisa Safara Renanda Baghaz Dzulhamdhani Surya Putra Renanda Baghaz Dzulhamdhani Surya Putra Rizky Kusma Pratiwi Rizky Kusma Pratiwi Rizky Kusma Pratiwi Rizky kusma Pratiwi Rizky Kusma Pratiwi Rukmini Rukmini Sartika Tangguda Sawiya Sawiya Setya Widi A. P. Shao-Yang Hu Shofiatul Lailiyah Shofiyatul Lailiyah Shofiyatul lailiyah Shofiyatul Lailiyah Shofiyatul Lailiyah Slamat Slamat Soemarmo Soemarmo Soemarno Soemarno Sofiatul Sri Andayani Sri Andayani Sri Dayuti Sri Intan Anggraini Sri Lestari Suliswanto Suliswanto Syarifah Hikmah Julinda Sari Tangguda, Sartika Taufik Budhi Pramono Taufik Budhi Pramono Tinny D Kaunang Uun Yanuhar Yanuhar Vina Nur Nadiro Yanuhar, Uun Yuni Kilawati Zaki Anwari Zakiyyah Nur Inayah Zakiyyah Nur Inayah Zakiyyah Nur Inayah