Poedji Loekitowati H
Jurusan Kimia, Universitas Sriwijaya

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengaruh Jenis dan Volume Pelarut Terhadap Hasil Ekstraksi BHA dan BHT dari Minyak Goreng Poedji Loekitowati H; Fahma Fahma; Asmaripa Aini
Jurnal Penelitian Sains No 14 (2003)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4743.193 KB) | DOI: 10.56064/jps.v0i14.285

Abstract

Telah dilakukan penelitian pengaruh jenis dan volume pelarut terhadap hasil ekstraksi BHA dan BHT dari minyak goreng. Sampel minyak goreng yang digunakan adalah minyak goreng kemasan botol plastik. Parameter BHA dan BHT dilakukan dengan ekstraksi pelarut tiga tahap menggunakan variasi volume 15, 25 dan 30 mL. Hasil ekstraksi BHA dan BHT ditentukan konsentrasinya dengan spektrofotometer UV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam ekstrak etanol 35 mL kadar BHA dan BHT yang terekstraksi dari 10 gram sampel minyak goreng paling tinggi yaitu 171,376 ppm dan 83,983 ppm, sedangkan dalam ekstrak asetonitril 15 mL kadar BHA dan BHT yang diperoleh paling rendah yaitu 146,573 ppm dan 71,221 ppm.
Penggunaan Biji Kelor untuk Mengadsorbsi Zat Warna Procion dari Limbah Songket Fahma Riyanti; Poedji Loekitowati H
Jurnal Penelitian Sains No 15 (2004)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.119 KB) | DOI: 10.56064/jps.v0i15.275

Abstract

Penelitian yang mempelajari kemampuan biji kelor untuk pengolahan zat warna procion dalam limbah songket Palembang telah dilakukan. Waktu optimum dan berat biji kelor divariasikan untuk mendapatkan kondisi optimum penyerapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu penyerapan optimum adalah 30 menit dengan berat biji kelor 0,5 gram untuk 100 mL limbah songket. Nilai konsentrasi limbah sebelum pengolahan 788,618 ppm sedangkan setelah penambahan biji kelor konsentrasinya adalah 520,325 ppm. Daya serap bioflokulan biji kelor terhadap zat warna procion dalam limbah songket adalah 52,659 mg/g.
Studi Pemanfaatan Biji Duku (Lansium Domesticum. Jack.) Untuk Obat Diare Secara In Vitro Poedji Loekitowati H; Hermansyah Hermansyah
Jurnal Penelitian Sains No 7 (2000)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4427.914 KB) | DOI: 10.56064/jps.v0i7.322

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang studi pemanfaatan biji duku (Lansium domesticum. Jack.) untuk obat diare secara in vitro. Mikroba uji yang digunakan adalah bakteri Echerichia coli, Salmonella thypi dan Shigella flexneri. Biji duku diekstraksi dengan etanol selanjutnya di ektraksi cair-cair (ECC) dengan n-heksana, diklorometana, etilasetat dan air, ekstrak dan fraksi yang didapatkan diuji aktivitasnya terhadap bakteri uji. Hasil pengamatan menunjukkan ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi diklorometana dan fraksi etilasetat aktif terhadap mikroba penyebab diare secara in vitro. Fraksi diklorometana mempunyai aktivitas paling kuat dengan nilai KMH untuk E.coli 0,3125 mg/ml, S. Flexneri 0,625 mg/ml dan S. Thypi 0,625 mg/ml. Fraksi diklorometana mempunyai nilai kesetaraan dengan antibiotika tetrasiklin anhidrat yang paling baik yaitu 1 mg fraksi diklorometana dan fraksi etilasetat dapat dijadikan bahan baku fitoterapi obat diare dan fraksi diklorometana merupakan fraksi yang paling baik dijadikan bahan baku.   
Penggunaan Poly Alumunium Chloride (PAC) dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Jumputan Poedji Loekitowati H; Setiawati Yusuf; Zweisty Younna Murty
Jurnal Penelitian Sains No 15 (2004)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.863 KB) | DOI: 10.56064/jps.v0i15.280

Abstract

Pada penelitian pengolahan limbah cair industri jumputan ini menggunakan Poly Alumunium Chloride (PAC) untuk menurunkan nilai kebutuhan oksigen kimiawi (KOK), zat warna erionyl dan menaikkan pH. Penentuan KOK dan zat warna erionyl menggunakan spektofotometer sedangkan pH dengan pH meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan PAC untuk pengolahan limbah cair industri jumputan dapat memperbaiki nilai KOK, zat warna erionyl dan pH. Sebelum penambahan PAC nilai KOK 456,04 mg/L, zat warna erionyl 166,44 mg/L sedangkan pH 3,73. Setelah dilakukan penambahan PAC pada kondisi optimum yaitu berat PAC 25 mg dan waktu kontak 90 menit, nilai KOK turun menjadi 87,50 mg/L dengan efektivitas 80,81%, pH naik menjadi 6,8. Kondisi optimum untuk penurunan zat warna erionyl dalam limbah cair industri jumputan adalah 90 menit dan berat PAC 55 mg dengan daya serap terhadap zat warna erionyl 116,46 mg/L atau 211,75 mg/g dengan efektivitas 69,97%.
Penentuan Kandungan Logam Berat Fe, Ni dan Cu Pada Sedimen Dasar Waduk Saguling Dalam Upaya Mengungkap Tingkat Pencemaran Poedji Loekitowati H
Jurnal Penelitian Sains No 3 (1998)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3320.607 KB) | DOI: 10.56064/jps.v0i3.359

Abstract

Penentuan logam berat Fe, Ni dan Cu didalam sedimen dasar telah dilakukan dengan menggunakan metoda Spektrofotometri Serapan Atom. Contoh sedimen berasal dari waduk Saguling yang diambil pada musim kemarau dan penghujan. Pengambilan contoh sedimen dilakukan pada kedelapan lokasi dengan kedalaman sedimen 1-10 cm dan 10-20 cm, sebagai pembanding digunakan contoh sedimen dari sungai daerah Majalaya. Logam terlarut diperoleh dengan melarutkan contoh sedimen dalam HCl, sedangkan logam residu dengan cara destruksi menggunakan campuran asam HF, HNO3 dan HCl4. Jumlah total logam berat ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk mempelajari tingkat pencemaran sumber air. Konsentrasi ligam total yang diperoleh pada mudim kemarau adalah 32730,1 – 78539,9 mg Fe/kg, 35,9-85,4 mg Ni/kg dan 30,8-105,6 mg Cu/kg pada kedalaman sedimen A (atas) sedangkan pada kedalaman sedimen B (bawah) adalah 35749,6-78539,9 mg Fe/kg, 40,2-89,3 mg Ni/kg dan 44,6-113,1 mg Cu/kg. Konsentrasi logam total yang diperoleh pada musim penghujan adalah 23565,6-46055,9 mg Fe/kg, 34,8-77,2 mg Ni/kg dan 39,9-82,9 mg Cu/kgpada kedalaman sedimen A (atas) sedangkan pada kedalaman sedimen B (bawah) adalah 30740,8-57636,6 mg Fe/kg, 38,8-77,2 mg Ni/kg dan 44,5-93,6 mg Cu/kg. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa konsentrasi logam berat pada musim kemarau umumnya lebih besar dibanding musim penghujan pada kedalaman A maupun B. Lokasi I (Saguling Tengah), III (Pakuon Tengah), VI (DAM) dan VIII (Cimalik) mempunyai konsentrasi logam yang lebih besar dibanding lokasi lain dan lokasi Majalaya. Hal ini menunjukkan adanya penurunan kualitas air pada lokasi tersebut. 
Adsorpsi Amonia dari Limbah Cair Tahu dengan Menggunakan Adsorben Sekam Padi Teraktivasi Nova Yuliasari; Poedji Loekitowati H
Jurnal Penelitian Sains No 15 (2004)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.993 KB) | DOI: 10.56064/jps.v0i15.277

Abstract

Research to the study of rice husk as the adsorption ammoniac from tofu liquid waste has been done. Activators having used were H2SO4, NaOH and Na2CO3 whose concentration were varied 5, 10 and 15%. The best activator using the adsorption ammoniac from tofu liquid waste. In the research, conditional optimum were determined from contact time and weight of rice husk. The result gives that the best of activator NaOH 15% with adsorptivy or ammoniac 0,775 mg/g. The finest of optimum condition were got contact time 2 hours and weight of rice husk 1,5 g with resulting in adsorptivity of ammoniac 0,815 mg/g.
Pengaruh Konsentrasi H2SO4 dan Temperatur Kombinasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif dari Ampas Kopi Fahma Riyanti; Poedji Loekitowati H
Jurnal Penelitian Sains No 13 (2003)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.807 KB) | DOI: 10.56064/jps.v0i13.298

Abstract

Telah dilakukan penelitian pengaruh temperatur kombinasi dan konsentrasi aktivator (H2SO4) terhadap mutu karbon aktif dari ampas kopi. Konsentrasi H2SO4 yang digunakan adalah 0, 10, 15 dan 20% dengan variasi temperatur karbonisasi 130, 155, 180 dan 205° C. Karbon aktif yang dihasilkan dianalisa daya serapnya terhadap metilen biru, iodium, kadar air dan kadar abu. Hasil uji statistik dengan ANOVA dengan taraf 95% menunjukkan bahwa perlakuan aktivator dan temperatur berpengaruh nyata terhadap daya serap karbon aktif. Uji lanjut dengan menggunakan BNT menunjukkan bahwa hasil yang terbaik pada pembuatan karbon aktif dari ampas kopi adalah dengan penambahan aktivator H2SO4 20% dan temperatur karbonisasi 180° C karena mempunyai daya serap tertinggi yaitu terhadap metilen biru 158,07 mg/g dan iodium 714,40 mg/g, kadar abu sebesar 9,02% dan kadar air 3,17%.
Penurunan Bilangan Peroksida pada Minyak Goreng Bekas dengan Menggunakan Adsorben Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa Sawit Poedji Loekitowati H; Nova Yuliasari; Fachriah Fachriah
Jurnal Penelitian Sains No 12 (2002)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4788.244 KB) | DOI: 10.56064/jps.v0i12.385

Abstract

Penelitian penurunan bilangan peroksida dengan menggunahan karbon aktf dari tempurung kelapa sawit pada minyak goreng sawit bekas karena pengaruh lama pemanasan dan penyimpanan telah dilakukan.  Aktivasi karbon dari tempurung kelapa sawit dilakukan dengan NaOH 5 % dan dilakukan uji daya serap karbon aktif  terhadap iodium, metilen biru dan kadar abunya. Minyak goreng sawit dipanaskan selama 1 jam, kemudian ditentukan waktu kesetimbangan terhadap karbon aktif.  Bilangan peroksida pada minyak goreng sawit ditentukan sebelum dan sesudah penambahan karbon aktif pada pemanasan 1,2, dan 3 jam dengan penyimpanan 2, 4, 6, 8, 10 dan I2 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karbon akfif dari tempurung kelapa sawit yang diaktivasi dengan NaOH 5% mempunyai daya serap terhadap iodium 743,634 mg/g, metilen biru : 20,570 mg/g dan kadar abu sebesar 4,13 9‘. Semakin Iama waktu pemanasan dan penyimpanan maka bilangan peroksida cendrung meningkal Persentase penurunan bilangan peroksida pada minyak goreng terbesar adalah 56,52 % dengan lama pemanasan 2 jam don disimpan selama 4 hari.