Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pendidikan Nonformal Dan Agribisnis Berkelanjutan Kajian Tentang Kontribusi Dana Desa Di Sleman Roso Witjaksono; Sunarru Samsi Hariadi; Subejo -; Krishna Agung Santoso; Sri Peni Wastutiningsih; Ratih Ineke Wati; Alia Bihrajihant Raya; Rahima Kalily; Suyoto H S; Ani Dwi Wimatsari
Jurnal Kawistara Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.011 KB) | DOI: 10.22146/kawistara.41376

Abstract

When quality education is not always accessible for youth in rural areas, non-formal education has provided a key alternative for the character and career of youth in villages. This role of non-formal education has been enhanced recently by the distribution of government village funds. Non-formal education has had a key role in the development of youth in villages. This paper elaborates on the role of village funds (dana desa) and non-formal education in managing agribusiness supported by village youth in Sleman Regency, Yogyakarta. This paper is based on mixed research method that combined quantitative and qualitative methods of data collection. Samples were taken by proportionally in five villages in three sub-districts with a total sample of 60 village youth using simple random sampling. Quantitatively, the data is processed using multiple linear regression analysis, and qualitative data is analysed by simple descriptive. The results show that the dominant use of the fillage fund for infrastructure and lack of allocation for agriculture and youth empowerment activities. Nonetheless, the use of the village fund allocations to improve village roads has provided access and transportation of crops, and this can supports the sustainable management of organic zalacca agribusiness. Additionally, the improved management of the sustainable agribusiness made possible by the road construction. Ultimately, this paper points at the importance of youth attitude in the prospect of organic zalacca agribusiness.Keywords: Non-formal education; Organic zallaca; Sustainable agribusiness managemen; Village funds (dana desa); Village youth.
SOIL REHABILITATION TO INCREASE PRODUCTIVITY BOYOLALI AGRICULTURE BY FAST DETECTION CURCUMARVEL Dwi Rahmasari Fatmawati; Annisa Kurniawati; Arsyadani Tri Nastiti Nur; Eli Budia Pamilujeng; Praditya Rizqi Novanto; Ratih Ineke Wati
Jurnal PPI Dunia Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : OISAA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52162/jie.2020.003.01.3

Abstract

Boyolali district is one of the areas that has decreased productivity of rice. The decline was due to acidic soil conditions coupled with a lack of awareness of farmers and lack of support for facilities and infrastructure. Basically, to find out the conditions of the soil can be done by detecting the soil using a pH meter. The tool is not widely used because the price is expensive and the farmers care less about the conditions of their paddy fields. The aim of this program is to empower the farming group to be the agent of land rehabilitation through early detection of CurcuMarvel using tumeric. Soil detection devices can be innovated using turmeric. Turmeric that is easily found and familiar among farmers is the solution to the problem of detecting soil conditions. The target was Sari Tani Farming Group located in Suyudan Village , Boyolali Regency. The program involved 10 farmers as the representative of the farmer group. Empowerment programs were conducted by combining several methods, including participatory, discourse, demonstration, and discussion. The activities of CurcuMarvel consist of: (1) transferring information using educational video; (2) demonstrating the soil acidity detection in one of the farmer's paddy fields; (3) land rehabilitation efforts by applying dolomite, manure, and biological fertilizer in the demonstration plot; and (4) turmeric cultivation training in the farmer's yard to prepare the village as the turmeric cultivation center. The outcomes of the program are: (1) the farmers know that their paddy land is acid; (2) the farmers increase their awareness towards the soil acidity effect; (3) the farmers conduct soil rehabilitation; and (4) the farmers have a turmeric center near to the paddy field.
Potensi Wanita Dalam Mendukung Pemasaran Biji Kakao Untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga (Studi Di Dusun Nglengkong, Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Jawa Tengah) Ratih Ineke Wati; Alia Bihrajihant Raya; Ani Widiastuti; Fatkhiyah Rohmah; Desi Utami
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 25, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.43700

Abstract

 ABSTRACTCacao was the mainfarmcommodity cultivated by farmers in Nglengkong Hamlet since 1980s. So far, farming activities of cacao, including cultivation till marketing, were conducted dominanly by male farmer. The research aimed to dug the potency of women in supporting the cacao beans marketing in order to realized the food resilience of farm household in Ngelngkong Hamlet, Giripurwo Village, Girimulyo District, Kulon Progo Regency.This research used descriptive qualitative approach with Participation Action Research (PAR) method. The data were obtained by Focus Group Discussion (FGD) with the farmer wifes and women representative from each neighbourhood association (Rukun Tetangga – RT) as the informant. The collected information was then analized using SWOT.The result showed that the farmer wife could be involved in marketing process of cacao beanss by using social capital that had been developed among the women in order to got information, expanded the network, and gained the potential buyers. Farmer wive were willing to involeved when their contribution could be the assurance of achiving household food resilience. All this time, the low cacao selling price became the main problem because each farmer sold the beans in the small amount with ununiformed quality. The deal of farmer wives was necessary to built the marketing pattern of cacao beans because they had potency to influenced farmers in selecting the market. The establishment of women farmer group by using social capital could be one of the solution. Beside engaged in the marketing, women could help the post-harvest activities, such as fermentation and dring cacao beans. Post-harvest activities were not as heavy as cultivation one but needed persistence thus opened the big opportunity for women participation. If the farmer could manage the farm, did fermentation, and dried the beans well according to SNI 01-2323-2008, the chance to met the global marketing challenge would increase.  Finally, the women involvement in cacao farming would realize the food resilience of farm household through the the increasing household income.\ABSTRAKKakao merupakan komoditas unggulan perkebunan yang diusahakan masyarakat tani Dusun Nglengkong sejak tahun 1980an. Selama ini,aktivitas usaha tani kakao dari penanaman hingga pemasaran dilakukan secara dominan oleh petani pria. Penelitian bertujuan untuk menggali potensi wanita dalam mendukung pemasaran biji kakao guna mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga tani di Dusun Nglengkong, Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif diskriptif dengan metode Participation Action Research (PAR). Data diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan informan istri petani kakao dan perwakilan wanita tiap Rukun Tetangga (RT). Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan SWOT.Hasil penelitian menunjukkan bahwa istri petani kakao dapat dilibatkan dalam proses pemasaran biji kakao dengan memanfaatkan modal sosial yang telah terbangun di kalangan wanita untuk memperoleh informasi, memperluas jaringan pasar, dan mendapatkan pembeli potensial. Istri petani akan bersedia terlibat ketika kontribusi yang dia berikan dapat memberikan kepastian pada pencapaian ketahanan pangan keluarga. Selama ini rendahnya harga jual kakao menjadi permasalahan utama karena masing-masing petani menjual dalam jumlah sedikit dengan kualitas yang tidak seragam. Perlu adanya kesepakatan antara istri petani pada pola pemasaran biji kakao karena mereka memiliki potensi mempengaruhi petani dalam memilih pasar. Pembentukan kelompok wanita dengan memanfaatan modal sosial dapat menjadi salah satu solusi. Selain bergerak dalam pemasaran, wanita dapat membantu kegiatan pasca panen seperti fermentasi dan penjemuran biji kakao. Kegiatan pasca panen tidak seberat kegiatan budidaya tetapi memerlukan ketekunan sehingga membuka kesempatan besar bagi wanita untuk ikut berpartisipasi. Apabila keluarga petani telah mampu mengelola kebunnya serta melakukan fermentasi dan penjemuran sesuai SNI 01-2323-2008 dengan baik, maka peluang untuk memenuhi tantangan pasar global akan meningkat. Pada akhirnya, keterlibatan wanita dalam usaha tani kakao akan mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga melalui usaha peningkatan pendapatan keluarga.
PROBLEMATIKA, POLA, DAN STRATEGI PETANI DALAM MEMPERSIAPKAN REGENERASI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Ratih Ineke Wati; Subejo Subejo; Yuhan Farah Maulida
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 27, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.65568

Abstract

Pada banyak negara berkembang termasuk Indonesia, secara umum sektor pertanian kurang populer karena generasi muda menilai sektor ini memiliki skala usaha sangat kecil, dijalankan secara konvensional, sulit memperoleh akses pembiayaan, lemah terhadap akses perlindungan, dan terbatas dalam layanan penyuluhan dan pendampingan. Namun demikian, usaha pertanian pada berbagai sub-sektor memiliki karakteristik yang berbeda yang nampaknya juga menjadi isu penting dalam proses regenerasi petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui problematika, pola, dan strategi petani mempersiapkan regenerasi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengkajian fenomena regenerasi petani dilakukan di tiga komoditas yang berbeda, yaitu komoditas tanaman pangan di Kabupaten Sleman, komoditas hortikultura di Kabupaten Kulon Progo, dan komoditas perkebunan di Kabupaten Gunungkidul. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui FGD, wawancara mendalam, dan observasi. Informan adalah petani senior dan petani muda di ketiga lokasi penelitian. Hasil penelitianmenujukkan bahwa (1) problematika dalam proses regenerasi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta adalahperubahan kondisi iklim dan cuaca, sulitnya permodalan di bidang pertanian, rendahnya dorongan dari orang tua, citra buruk petani, alih fungsi lahan, petani sebagai pekerjaan sampingan, serta pertumbuhan sektor industri dan pariwisata yang lebihmenjanjikan bagi generasi muda; (2) pola regenerasi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta adalahdenganmelibatkan anak petani dalam proses budidaya sehingga mereka memiliki bekal dalam bertani serta mewariskan lahan sawah atau lahan kering kepada anak dengan pembagian sama rata; (3) strategi dalam mendukung regenerasi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah dengan menanam berbagai komoditas dan mengusahakan ternak untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, mengembangkan pasar yang menguntungkan dan berkelanjutansecara berkelompok, meningkatkan kemampuan petani muda melalui pendidikan dan pelatihan, serta mendukung figur petani muda berprestasi sebagai role model yang dapat memotivasi petani muda lainnya.
Peranan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian Di D.I. Yogyakarta terhadap Keberlanjutan Pertanian dari Segi Sumber Daya Manusia Muhamad Rom Ali Fikri; Roso Witjaksono; Ratih Ineke Wati
Jurnal Agrimanex: Agribusiness, Rural Management, and Development Extension Vol. 1 No. 2 (2021): Maret
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/agrimanex.v1i2.5087

Abstract

The one of problem in agriculture sustainability occur in the support of human resources aspect, marked by a decline in the number of people working in the agricultural sector and a decreasing in the interest of youth to work in agriculture sectors. Therefore needed for agricultural regeneration to overcome these problems. One of the institutions that play a role in agricultural regeneration is the Agricultural Vocational School. This study aims to analyze the assessment role of Agricultural Vocational Schools in DI.Yogyakarta (Special Region of Yogyakarta) towards agriculture sustainability with a variety of psychological indicators of students, This research was conducted at DI. Yogyakarta in four Agricultural Vocational Schools, using quantitative approaches and descriptive analytical basic methods. The total sample was 200 students at SMKN (Vocational School) 1 Cangkringan, SMK MM 52 Perkebunan Yogyakarta, SMKN 1 Pandak and SMKN 1 Nanggulan. The sample obtained by simple random sampling technique. The data obtained were analyzed by SEM (Structural Equation Modeling). The results of the role level analysis indicate that Agricultural Vocational Schools often play a role in the sustainability of agriculture with role level of (75.72%). SEM analysis shows that the role of Agricultural Vocational School towards agriculture sustainability has a negative effect as -0.25. Factors that influence the role of Vocational were personality reflected in motivation, perception and participation of 0.51, and school facilitation reflected in the role of the principal, teacher's role and curriculum quality of 0.45.
Peran “Sintalitas” dalam Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Pertanian Padi pada Kelompok Tani Sedyo Luhur di Boyolali Dina Sulistyo Wibowo; Hermin Indah Wahyuni; Ratih Ineke Wati
Jurnal Kawistara Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.74634

Abstract

Latar belakang penelitian adalah terdapat pengadaan alat dan mesin pertanian (alsintan) oleh pemerintah, tetapi pemanfaatannya tidak efektif. Pemerintah juga menggelar sosialisasi UPJA, tetapi belum tumbuh di setiap kelompok tani (poktan). Masalah penelitian adalah tentang sintalitas Poktan Sedyo Luhur dalam optimalisasi pemanfaatan mesin tanam bibit padi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sintalitas Poktan Sedyo Luhur dalam optimalisasi pemanfaatan mesin tanam bibit padi. Metode yang digunakan adalah deskriptif secara kualitatif. Lokasi penelitian di Poktan Sedyo Luhur yang berlokasi di Desa Dibal Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Poktan Sedyo Luhur memiliki sintalitas dalam optimalisasi pemanfaatan mesin tanam bibit padi yang ditunjukkan melalui sifat sintalitas, sifat struktur, dan sifat populasinya. Sifat sintalitas ditunjukkan oleh Poktan Sedyo Luhur yang memiliki pengaruh baik bagi individu anggota maupun anggota bagian dari poktan dan poktan menjalin kerja sama dengan berbagai mitra dalam pengoptimalan pemanfaatan mesin tanam bibit padinya, tetapi jalinannya kurang baik dengan dinas pertanian. Sifat struktur poktan ditunjukkan oleh keberadaan seksi alsintan yang mengelola alsintan bertaraf UPJA dengan 75 persen anggota berperan dalam memanfaatkan alsintan tersebut. Poktan Sedyo Luhur juga mengelola mesin tanam bibit padinya yang disertai dengan batasan norma-norma. Sifat populasi poktan ditunjukkan oleh mayoritas anggota memiliki umur di atas 40 tahun dengan pekerjaan lain di luar pertanian. Poktan Sedyo Luhur harus meningkatkan hubungannya dengan dinas pertanian dan juga meregenerasi anggotanya.