Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

IDENTIFIKASI AYAT-AYAT DAKWAH DALAM AL-QUR`AN Maimun Yusuf; Arifin Zain; Maimun Fuadi
Al-Idarah: Jurnal Manajemen dan Administrasi Islam Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/al-idarah.v1i2.2674

Abstract

Di dalam al-Qur`an ditemukan banyak ayat yang memerintahkan kewajiban melaksanakan dakwah. Dari sejumlah ayat tersebut, perintah dakwah adakalanya menggunakan kata yang berbeda-beda, seperti tabligh, nashihat, tarbiyah, tabsyir, tanzhir dan kata-kata lain yang perlu diteliti dan diidentifikasi kriterianya secara seksama. Artikel ini bertujuan untuk menemukan kriteria ayat-ayat al-Qur`an yang dapat dikategorikan sebagai ayat-ayat dakwah, dan bentuk kata-kata yang digunakan al-Qur’an yang semakna dengan makna dakwah. Tulisan ini tergolong pada penelitian kepustakaan dengan pendekatan analisis kualitatif. Sumber data primernya kitab suci al-Qur`an, tepatnya ayat-ayat yang berkenaan dengan perintah dakwah, serta bahan-bahan tertulis lainnya terkait metode tafsir al-Qur’an, seperti metode tafsir maudhu’i. Teknik analisis datanya dilakukan melalui metode content analisis. Berdasarkan hasil kajian ditemukan, bahwa terdapat beragam bentuk kata teknis yang diperkenalkan al-Qur’an yang semakna dengan makna dakwah. Beragamnya kata yang semakna dengan makna dakwah dapat dipahami bahwa al-Qur`an memiliki vocabulary yang demikian kaya sehingga penggunaan katanya lebih beragam. Selain itu, di dalam implementasinya, dakwah dapat dilihat dari multi sudut pandang sehingga harus menggunakan kata-kata yang lebih sesuai dengan kondisi manusia yang dihadapi. Di antara beberapa kriteria atau karakteristik khusus yang membedakan ayat-ayat dakwah dengan kelompok ayat lainnya adalah: ayat-ayat dakwah memuat norma dasar yang bersifat global; mengandung unsur perintah (suruhan) yang jelas (sharih al-amr) dan larangan (sharih al-nahy); keterhubungan ayat-ayat dakwah dengan masalah akidah, akhlak, muamalah, termasuk wa’ad dan wa’id; dan ayat-ayat dakwah di dalam al-Qur’an juga menggunakan bahasa yang luas, luwes, tegas dan akurat.
INTERNALISASI NILAI-NILAI MODERNITAS DALAM GERAKAN DAKWAH ORGANISASI MUHAMMADIYAH DI ACEH Arifin Zain; Maimun Yusuf; Maimun Fuadi
Al-Idarah: Jurnal Manajemen dan Administrasi Islam Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/al-idarah.v1i1.1541

Abstract

Organisasi Muhammadiyah dikenal sebagai sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang tajdid dan dakwah amar makruf nahi munkar. Muhammadiyah didirikan pada tanggal tanggal 18 Desember 1912 oleh KH Ahmad Dahlan atas dasar keprihatinan sosial, religius dan moral yang disebabkan oleh kebodohan, kemiskinan dan keterbelakagan umat. Pada tahun 1927, Muhammadiyah mendirikan cabang-cabangnya sampai ke Aceh. Di dalam konteks ke-Acehan, organisasi Muhammadiyah mengalami perkembangan luar biasa. Perkembangan ini dapat dilihat dari beberapa sisi, seperti keorganisasian, pendidikan, keagamaan, sosial, ekonomi dan budaya. Namun demikian, dari semua perkembangan yang telah diperoleh, kelihatannya perkembangan dalam bidang dakwah atau amar ma`ruf nahi munkar relatif lamban dan kurang berkembang. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui internalisasi nilai-nilai modernitas dalam gerakan dakwah, dan faktor-faktor penghambat gerakan dakwah organisasi Muhammadiyah di Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini dikatagorikan kepada dua macam: Pertama, sumber data primer yang di dapat dari hasil observasi dan wawancara. Kedua, sumber data sekunder meliputi naskah, dokumen dan semua informasi dari kegiatan dakwah organisasi Muhammadiyah di Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa internalisasi nilai-nilai modernitas dalam dakwah Muhammadiyah dilakukan melalui semua kegiatannya, seperti bidang pendidikan, ekonomi, sosial, pemikiran dan dakwah. Muhammadiyah juga mengalami sejumlah hambatan pada pelaksanaan internalisasi nilai tersebut mengingat organisasi ini relatif kecil di Aceh.
KHILAFAH DALAM ISLAM Arifin Zain
Al-Idarah: Jurnal Manajemen dan Administrasi Islam Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1108.093 KB) | DOI: 10.22373/al-idarah.v3i1.4802

Abstract

Khilafah merupakan salah satu bentuk pemerintahan yang pernah eksis dalam lintasan sejarah dan peradaban umat Islam di dunia. Allah dan rasul-Nya tidak menyebutkan secara langsung model pemerintahan yang harus dibentuk oleh umat Islam. Bahkan setelah rasulullah wafat umat Islam di Madinah saat itu hanya berijtihad sendiri dalam menentukan siapa yang akan menggantikan jabatan nabi Muhammad sebagai kepala negara Madinah termasuk jabatan spiritual non kerasulan yang diembannya. Namun demikian, dalam al-Qur`an dan al-hadits ditemukan sejumlah sebutan bagi pemimpin seperti khalifah, malik, wali, shultan, ulil amri, imam, ra'in dan amir. Dalam al-hadits sendiri rasulullah menyebutkan secara jelas tentang batasan ketaatan kepada pemimpin, tanggung jawab dan fungsi pemimpin serta kewajiban rakyat terhadap pemimpin. Tulisan ini mengkaji hal-hal tersebut melalui analisis isi terutama terhadap teks-teks tentang kepemimpinan yang terdapat dalam al-Qur`an dan al-hadits.
KONSELING ISLAM: MENELUSURI AKAR PRAKTIK KONSELING DALAM AKTIVITAS DAKWAH NABI MUHAMMAD Arifin Zain; Maturidi Maturidi
Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol 18, No 2 (2021): Desember
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/hisbah.2021.182-02

Abstract

AbstractProphet Muhammad is the last prophet messenger sent by Allah for implement da’wah as well as closing the prophet. In the process of da’wah, the prophet Muhammad was faced with various problems of the ummah through a series of questions that had relevance to aqidah, worship, and morality in the scope of social life, economy, house hold, problems and even personal problem that were secret. In responding to these questions the prophet Muhammad provided answers and problem solving. The main purpose of this research is to analyze and find how counseling as a process is implemented in da’wah activities of the prophet Muhammad. This research is a field research using qualitative descriptive analysis. The results of study show that the answers or response of the prophet Muhammad turned out to be an activity which in modern times is called counseling. Thus the prophet Muhammad had practiced counseling long before this knowledge was born and developed. However, what must be understood is that the prophet Muhammad was a prophet, that he was said to be a counselor because he had done so in da’wah. This is an added value or advantage that God has given him because he is the best example and axample for all mankind, including an example in counseling.Keywords : The roots of counseling, da’wah activities, prophet Muhammad AbstrakNabi Muhammad merupakan rasul terakhir yang diutus Allah untuk melaksanakan  dakwah sekaligus sebagai penutup para rasul. Dalam proses dakwah tersebut, Nabi Muhammad dihadapkan dengan berbagai problematika umat melalui serangkaian pertanyaan yang memiliki relevansi dengan aqidah, ibadah dan akhlaq dalam lingkup kehidupan sosial, ekonomi, masalah rumah tangga bahkan masalah-masalah pribadi yang sifatnya rahasia. Dalam merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut Nabi Muhammad memberikan jawaban-jawaban dan pemecahan masalah. Tujuan utama penelian ini adalah untuk menganalisis dan menemukan bagaimana konseling sebagai suatu proses  terimplementasi dalam aktivitas dakwah Nabi Muhammad. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jawaban-jawaban atau respon Nabi Muhammad tersebut ternyata merupakan suatu kegiatan yang dalam zaman modern saat ini dinamakan dengan konseling. Dengan demikian Nabi Muhammad telah melakukan praktik konseling jauh sebelum ilmu ini lahir dan berkembang. Akan tetapi yang harus dipahami adalah Nabi Muhammad merupakan seorang rasul, bahwa beliau dikatakan sebagai konselor karena telah melakukannya dalam dakwah. Hal ini merupakan nilai tambah atau kelebihan yang dianugerahkan Allah kepadanya karena dia merupakan teladan dan contoh terbaik bagi semua umat manusia, termasuk contoh dalam konseling. Kata Kunci: Akar Konseling, Aktivitas Dakwah, Nabi Muhammad
Pesan-Pesan Dakwah dalam Adat Melengkan pada Upacara Pernikahan Suku Gayo Kabupaten Aceh Tengah Arifin Zain; Fauzi Fauzi; Reza Muttaqin; Maturidi Maturidi
Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/alhadharah.v20i2.5082

Abstract

There is a traditional guide called melengkan in the Gayo wedding ceremony. Melengkan is a traditional speech that certain people can only deliver. This study raises the issue of da'wah messages in the melengkan at the wedding ceremony. This study aims to find out and find answers to the formulation of research problems: the messages of da'wah contained in the melengkan tradition, the usefulness of the melengkan, and what factors affect the delivery of the message of melengkan in the Gayo tribal wedding ceremony. The research uses a qualitative approach to the method. Data was collected through observation, interviews, and documentation studies. The data processing and analysis technique was carried out in three steps: data reduction, data display, and conclusion drawing/verification. The results showed that the messages of da'wah contained in the melengkan tradition at the wedding ceremony were in the form of bonds of friendship between fellow human beings, glorifying guests, glorifying temple experts, maintaining marital relations, reminding to remain devoted to both parents, directing husband and wife to become sakinah mawaddah warahmah family
MODEL BIMBINGAN NABI MUHAMMAD SAW DALAM MELAKUKAN KADERISASI PEMIMPIN Maturidi Maturidi; Arifin Zain
AL IMARAH : JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK ISLAM Vol 6, No 1 (2021): Vol 6, No 1 Tahun 2021: Januari
Publisher : Fakultas Syari'ah Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/imr.v6i1.4120

Abstract

 Abstract: The Prophet Muhammad was a successful religious leader as well as a state leader. In addition to being able to make himself successful in leading the religion and state, he is also successful in conducting leader regeneration. The success of the leader regeneration carried out by the Prophet Muhammad. It can be seen from the many successful leaders after him such as Abu Bakr, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Talib who all became khulafaur rashidin, and Ma'awiyah bin Abi Sufyan who was the founder of Umayyah. In conducting the research, the writer uses library research method, using qualitative method with a historical approach. The results show that in carrying out the regeneration of the leader of the Prophet Muhammad. using a model of guidance including modeling, lectures, assignments, question and answer method and so on. Keywords: Guidance, Prophet Muhammad, regeneration, leader
DAKWAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR`AN DAN AL-HADITS Arifin Zain
At-Taujih : Bimbingan dan Konseling Islam Vol 2, No 1 (2019): At-Taujih : Bimbingan dan Konseling Islam
Publisher : Prodi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dawah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.749 KB) | DOI: 10.22373/taujih.v2i1.7209

Abstract

Al-Qur`an dan al-hadits merupakan kitab suci yang ditinggalkan nabi Muhammad sebagai panduan bagi umat Islam.  Sebagai panduan umum, kedua sumber ini tidak hanya menjelaskan tentang ketuhanan, ibadah dan hubungan kemanusiaan namun juga menyebutkan tentang dakwah sebagai tugas utama para rasul. Tujuan penulisannya adalah untuk menemukan dan menganalisis pandangan al-Qur`an dan al-hadits terhadap dakwah. Tulisan ini tergolong pada penelitian kepustakaan yang tehnik pengumpulan datanya dilakukan melalui studi literatur serta analisis data menggunakan metode content analisis. Sumber utama tulisan ini adalah kitab suci al-Qur`an dan al-hadits yang berkenaan dengan perintah dakwah. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa berdasarkan penjelasan al-Qur`an dan al-hadits maka dapat dikatakan bahwa Islam merupakan agama dakwah dan melaksanakan dakwah merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim. Kata Kunci: Dakwah, al-Qur`an, al-Hadits
Interreligious Relations in the Structural Da'wah Framework Arifin Zain; Maturidi Maturidi
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 15 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Dakwah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.725 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v15i1.4544

Abstract

This paper examines the Medina Charter, the 1945 Constitution, and Aceh Qanun No. 4 of 2016 as a fundamental source of structural da'wah policies. Structural da'wah is a character of da'wah that involves the state directly in regulating policies related to the implementation of da'wah. The primary purpose of this research is to describe the role and position of the Medina Charter, the 1945 Indonesian Constitution, and Aceh Qanun No. 4 of 2016, being the basis for the implementation of structural da'wah and discussed the regulation about the inter-religious correlation in those three regulations. This research is qualitative research using the content analysis method. The results showed that the Medina Charter, the 1945 Indonesian Constitution, and Aceh Qanun No. 4 of 2016 is a state acknowledgment of the structural da'wah implementation in Aceh because the da'wah is under the direct control of the state or government. The Medina Charter, as a result of the Prophet's ijtihad, contains guidelines for inter-religious relations and the role of the state in regulating people's lives. The 1945 Constitution of Indonesia is the highest source of law in the Republic of Indonesia, which states the guarantees the independence of citizens to embrace religion according to their beliefs. While Aceh Qanun No. 4 contains the rules for spreading religion amid society.
Face, Posture, And Gesture (Study of Kinesik Aspects in Qur'an) Fairus Fairus; Syukur Kholil; Zainal Arifin
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 1, No 4 (2018): Budapest International Research and Critics Institute December
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v1i4.126

Abstract

Until now there has been no research result that comprehensively analyzes the relationship between the Qur'an and kinesik aspects as part of the realm of nonverbal communication. In fact, besides loading many terms regarding verbal communication, the Qur'an also gives a signal about the reality of nonverbal communication. One of the signs is enshrined in the Surah asa Abasa / 80 verse 1 as a Makkiyah category. The verse tells of the nonverbality of communication that Muhammad committed against a blind man named ‘Abdullah Ibn Ummi Maktum. The codification carried out by the Qur'an on the events of the past 14 centuries shows the magnitude of the Qur'an's attention to nonverbal aspects, especially kinesik, in human life. Therefore, in addition to the Surah / Abasa / 80 verse 1, it is assumed that there are also other verses that contain kinesik content both facial, gestural, and postural in the Holy Qur'an. Based on this, this study was conducted to identify which verses were revealed to Muhammad who talked about kinesik and how the verses were relevant to the development of scientific communication. From the results of the research carried out qualitatively with mix-method patterns that combine reference research (library research) and text analysis (content analysis) with thematic interpretive approaches (mauḍu'iy) it was found that the verses of the Qur'an which describe the communication process explicitly illustrates that potential kinesic aspects occur throughout the period in the process of human interaction. The Al-Qur'an contains information about kinesik processes that occur spontaneously, naturally, and conditionally. This shows that the presentation of kinesik verses is relevant to proceed in the global era, even throughout modern human life.
Pesan-Pesan Dakwah dalam Adat Melengkan pada Upacara Pernikahan Suku Gayo Kabupaten Aceh Tengah Arifin Zain; Fauzi Fauzi; Reza Muttaqin; Maturidi Maturidi
Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.575 KB) | DOI: 10.18592/alhadharah.v20i2.5082

Abstract

There is a traditional guide called melengkan in the Gayo wedding ceremony. Melengkan is a traditional speech that certain people can only deliver. This study raises the issue of da'wah messages in the melengkan at the wedding ceremony. This study aims to find out and find answers to the formulation of research problems: the messages of da'wah contained in the melengkan tradition, the usefulness of the melengkan, and what factors affect the delivery of the message of melengkan in the Gayo tribal wedding ceremony. The research uses a qualitative approach to the method. Data was collected through observation, interviews, and documentation studies. The data processing and analysis technique was carried out in three steps: data reduction, data display, and conclusion drawing/verification. The results showed that the messages of da'wah contained in the melengkan tradition at the wedding ceremony were in the form of bonds of friendship between fellow human beings, glorifying guests, glorifying temple experts, maintaining marital relations, reminding to remain devoted to both parents, directing husband and wife to become sakinah mawaddah warahmah family