Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MANAJEMEN KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS MASYARAKAT KELURAHAN PONDOK BENDA Muliahadi Tumanggor; Waluyo Jati; Eti Ariyanti; Gitayana Amalia; Rino Dedi Aringga
Jurnal Lokabmas Kreatif : Loyalitas Kreatifitas Abdi Masyarakat Kreatif Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jlkklkk.v2i1.p1-7.9849

Abstract

Manajemen Inovasi adalah kombinasi dari manajemen dari proses inovasi dan manajemen perubahan.Manajemen inovasi memungkinkan organisasi untuk menanggapi peluang eksternal atau internal dan menggunakan kreativitas untuk memperkenalkan ide-ide, proses, atau produk. Suatu organisasi agar bisa bersaing dengan organisasi lain maka perlu melalukan inovasi secara terus-menerus dalam berbagai aspek, baik produk, layanan, proses kerja, metode maupun lainnya. Salah satu modal untuk melakukan inovasi adalah adanya kreativitas. Keterkaitan antara keduanya yaitu kreativitas merupakan pengembangan ide-ide baru sedangkan inovasi adalah proses penerapan ide-ide tersebut secara aktual ke dalam praktek. Kreativitas merupakan interaksi antara potensi individu dengan lingkungan. Agar kreativitas berkembang di organisasi maka ada beberapa upaya yang dilakukan yaitu curah pendapat di dalam tim/kelompok kerja, gaya kepemimpinan yang mendorong kreativitas meliputi pengampilan keputusan partisipati, kepemimpinan transformasional, high exchange dan mengmbangkan kultur kreatif Supaya PKM ini tepat sasaran, maka perlu diperhatikan metode pelaksanaan PKM. Adapun metode pelaksanaan PKM ini adalah dengan cara: Dalam melaksanakan kegiatan PKM ini digunakan beberapa metode yaitu: 1. Metode Ceramah / Presentasi, 2. Metode Tanya Jawa. 3. Sharing Session. Tentang meningkatkan peran ibu rumah tangga dalam pengelolaan keuangan. Sharing session ini diberikan kepada para peserta guna mendorong membimbing masyarakat setempat kelurahan pondok benda. Adapun hasil dari PKM ini nantinya akan dievaluasi berdasarkan taraf penyelesaian materi pelatihan, dan selanjutnya tim kegiatan PKM akan melakukan evaluasi tersebut dengan mengamati dan memeriksa metode pelaksanaan yang sudah dirancang dan yang telah diberikan kepada masyarakat di kelurahan Pondok Benda sebagai peserta.
KAJIAN TEORITIS TERHADAP PERJANJIIAN TERTUTUP DALAM SISTEM BISNIS WARALABA DI TINJAU DARI PASAL 15 UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT Gitayana Amalia
Jurnal Surya Kencana Dua : Dinamika Masalah Hukum dan Keadilan Vol 4, No 2 (2017): Jurnal Surya Kencana Dua: Dinamika Masalah Hukum & Keadilan
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.081 KB) | DOI: 10.32493/SKD.v4i2.y2017.1074

Abstract

Abstrak Istilah waralaba berakar dari sejarah masa silam praktek bisnis di eropa. Pada masa lalu, bangsawan diberikan wewenang oleh raja untuk menjadi tuan tanah pada daerah-daerah tertentu. Pada daerah tersebut, dapat memanfaatkan tanah yang dikuasainya dengan imbalan pajak / upeti yang dikembalikan kepada kerajaan. Sistem tersebut menyerupai royalty, seperti layaknya bentuk waralaba saat ini. Dalam hal dunia usaha, maka salah satu kekurangan dari bisnis waralaba biasanya terletak pada kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, hal ini disebabkan semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Pada akhirnya semua ruang gerak pembeli waralaba sangat terbatas. Dengan menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah ditentukan. Sehingga kita tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.Kata Kunci: Perjanjiian Tertutup, Sistem Bisnis Waralaba.