Tiy Kusmarrabbi Karo
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

METODE PENDIDIKAN ANAK MUSLIM USIA PRASEKOLAH (3 - 6 TAHUN) Tiy Kusmarrabbi Karo
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 1 No. 1 (2016): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v1i1.24

Abstract

ilmu mendidik anak merupakan salah satu bekal bagi orang tua yang telah membangun rumah tangga. Tanpa pengetahuan/ilmu mendidik anak, besar kemungkinan, anak-anak kita tidak terdidik, terbina maupun terkader dengan baik. Justru yang akan terjadi adalah fitrah anak yang bertauhid dan berislam sejak dalam kandungan ibu menjadi ternodai hingga hati, pikiran, jiwa, sikap, dan perilaku anak cenderung mengikuti Yahudi, Nasrani, maupun Majusi. Lalai dalam menyiapkan bekal ini, sesal kemudian tak berguna. Tulisan ini mencoba memaparkan metode pendidikan anak muslim usia prasekolah secara ringkas dan lugas, melalui pendidikan aqidah, ibadah, akhlak, pendidikan emphatik, pendidikan jasmani, pendidikan kesehatan, dan pendidikan intelektualitas anak
WAWASAN ALQURAN TENTANG METODE PENDIDIKAN Tiy Kusmarrabbi Karo
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 1 No. 2 (2016): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v1i2.34

Abstract

Metode yang sering diartikan dengan cara, yang dikenal dalam bahasa arab dengan thariqah memang sejatinya dapat dijumpai dalam Alquran, yaitu pada surat an-Nisa: ayat 168, 169, Thaha ayat 63, 77, 104, al-Ahqaf ayat 30, dan jin ayat 16. Namun setelah ditelusuri kata thariqah tersebut konotasinya kurang relevan jika diterjemahkan dalam pendidikan.Namun demikian, jika ditinjau dari wawasan Alquran tentang metode pendidikan akan didapati berbagai macam ayat yang menjelaskan tentang berbagai macam metode. Beberapa metode pendidikan yang dikemukakan dalam tulisan ini (masih banyak yang belum), terdiri dari metode diskusi, metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode keteladanan (uswat hasanat), dan metode perumpamaan (amtsal).
PERKEMBANGAN EPISTEMOLOGI DAN INSTITUSI PERGURUAN TINGGI ISLAM INDONESIA Tiy Kusmarrabbi Karo
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 1 (2017): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v2i1.49

Abstract

Dinamika Perguruan Tinggi Isam Indonesia mempunyai tingkatan perkembangan, yaitu: pertama, berbentuk sekolah tinggi, termasuk didalamnya jenis pendidikan tinggi: Sekolah Tinggi Islam (STI), Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN), Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) dan terakhir Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Pada fase ini kelompok keilmuan dikembangkan satu disiplin ilmu keislaman. Kelompok kedua, adalah bentuk institut, di sini pengembangan keilmuannya lebih meluas dari kelompok pertama, lembaga inilah yang bernama Institut Agama Islam Negeri (IAIN), di lembaga ini dikembangkan sekelompok ilmu sejenis yang dalam hal ini ilmu-ilmu keagamaan Islam. Ketiga, adalah berbentuk universitas, pada lembaga ini akan dikembangkan sejumlah disiplin ilmu yang mencakup: ilmu-ilmu kealaman, ilmu-ilmu sosial, humaniora, dan ilmu-ilmu keagamaan. Kehadiran Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) akan bisa memberikan kontribusinya bagi pembentukan sumber daya manusia yang cekatan yang dapat berkiprah di era global, dimana salah satu ciri era global adalah kompetitif. Tulisan ini akan mencoba mendeskripsikan hal-hal berikut; Perkembangan Institusional Perguruan Tinggi Islam Indonesia IAIN, STAI, dan UIN, Perbedaan Mendasar antara STAIN, IAIN, dan UIN pada tataran epistemologia dan struktural kelembagaan, Studi Kasus Satu UIN, yaitu UIN SU Medan: Perkembangan (data statistik), Tantangan dan Peluang.
MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM DI MESIR Tiy Kusmarrabbi Karo
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 2 (2017): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v2i2.60

Abstract

Pembaharuan dalam Islam merupakan suatu keharusan yang terjadi dalam siklus kehidupan dengan tujuan memperbaiki segala persoalan hidup yang sangat dibutuhkan masyarakat pada saat itu sebagai akumulasi dari sebab akibat yang terjadi di masyarakat, tujuan akhir dari pembaharuan yang dilakukan oleh tokoh pembaharuan yaitu bagaimana Islam dapat menjawab segala persoalan yang terjadi di masyarakat dan tetap sesuai di segala zaman, serta ajaran Islam memberikan kontribusi yang positif dalam setiap perkembangan zaman. demikian pula apa yang terjadi di Mesir. Pembaharuan pendidikan Islam di Mesir lebihbanyak berangkat dan digerakkan oleh para pemikir dan akademisi baik itu dari lulusan Al-Azhar sebagai tempat khazanah ilmu atau perguruan tinggi lainnya. Tulisan ini membahas tentang modernisasi pendidikan Islam di Mesir. Sementara itu pembahasannya meliputi; latar belakang pendidikan Islam Mesir pada Abad ke-18, strategi pembaruan pendidikan Islam, aspek-aspek modernisasi, tokoh-tokoh utamanya dan dampak yang dihasilkan.
PEMETAAN PERMASALAHAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA DAN LANGKAH-LANGKAH MENGATASINYA Tiy Kusmarrabbi Karo
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 4 No. 1 (2019): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v4i1.79

Abstract

Pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsung sejak masuknya Islam ke Indonesia. Sejalan dengan perkembangan zaman, timbul permasalahan-permasalahan pendidikan yang kompleks, yang membelit percepatan perkembangan dan kemajuannya. Masalah tersebut meliputi kelembagaan, kepemimpinan, keuangan, kepegawaian, kurikulum, kesiswaan, dukungan masyarakat, tingkat kepercayaan, konflik, dan sebagainya. Hingga kinimasyarakat menangkap citra lembaga pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan “kelas dua”. Sungguh istilah pendidikan “kelas dua” tidak hanya mencerminkan penilaian objektif-empirik, tetapi juga merupakan pelecehan. Kenyataan tersebut jelas akan melahirkan stigma negatif terhadap eksistensi lembaga pendidikan Islam. Jika stigma negatif ini masih melekat dan diyakini kebenarannya oleh masyarakat luas, maka sudah tentu juga akan berdampak negatif terhadap masa depan pendidikan Islam. Tulisan ini berusaha memetakan permasalahan-permasalahan pendidikan Islam di Indonesia dan langkah-langkah strategis untuk mengatasinya. Perlu pula dikemukakan bahwa permasalahan pendidikan yang diuraikan dalam tulisan ini terbatas pada permasalahan pendidikan formal.
Perbaikan Bacaan Alquran melalui Kegiatan Tahsin al-Qiraah: Participatory Action Research di Aceh Tamiang Zulham Zulham Khoir; Tiy Kusmarrabbi Karo; Slamet Riyadi
WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 6 No. 2 (2021): Waraqat: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51590/waraqat.v6i2.153

Abstract

Aceh Tamiang is an area with a majority Muslim population, not even one in Adil Makmur Village, Tenggulun, which is the location for this activity to find other places of worship besides mosques and prayer rooms. However, there is a decline in the quality of reading and writing the Koran in today's young generation compared to previous generations. This is due to the lack of parental attention to the quality of children's reading of the Koran, because they have fully surrendered this role to existing Koranic educational institutions. While in the previous generation, most parents were very disciplined for matters related to religious knowledge, especially reading and writing the Koran. The implementation of this Action Research aims to improve the literacy and writing skills of the young generation of the Koran in Adil Makmur Village, Tenggulun, Aceh Tamiang by empowering STAI As-sunnah students for Tahsin al-Qiraah activities. The method used is Participatory Action Research. By doing 3 stages: Planning-Action-Evaluation. The result of this activity: increased public enthusiasm for the importance of the younger generation having the ability to read and write the Koran in Adil Makmur Village, Tenggulun, Aceh Tamiang. In addition, this activity has also succeeded in making the role of parents as the main guides for children re-enforced
The Rumah Quran as an Alternative to Islamic Boarding School-style Education for Housewives: (Community-Based Research) Ahmad Zaky; Tiy Kusmarrabbi Karo; Muhammad Syarif Muda Hasibuan; Wagiman Manik; Khairul Anhar
As-sunnah: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2022): Al-Arkhabiil: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : ASSUNNAH PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1083.352 KB) | DOI: 10.51590/jpm_assunnah.v2i1.219

Abstract

The Rumah Quran is a center and alternative for studying religious sciences that are not based on Islamic boarding schools and non-formal education for all groups, both children and housewives and housewives and housewives, teenagers to adults, this article will explain or summarize the activities held in the house of the Quran for housewives who have minimal time to study religion. Because they have minimal time to study Islam, effective religious activities are made for housewives so that they can study Islamic religious knowledge even though they have minimal time. The method used in this community service article is CBR (community-based research) in which researchers carry out activities in collaboration with the community, namely through intermediaries at the Koran house in the community and socializing activities together with teachers at the Al-Fatah Quran house. . The activities that have been carried out have advantages and have a positive impact on housewives at the Al-Fatah Qur'an House, this can be seen from their reading of the Qur'an which has improved from before, the enthusiasm to study religious knowledge some even have the opportunity to learn Arabic.
Memorizing the Qur’an in 20 Days: Participatory Action Research in Pidie Jaya Aceh Tiy Kusmarrabbi Karo; Teuku Raudhan Muhammad Akhyar; Bahrul Ulum
As-sunnah: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2022): AL-ARKHABiiL: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : ASSUNNAH PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.466 KB) | DOI: 10.51590/jpm_assunnah.v2i2.274

Abstract

In the U Paneuk Village, Masjid Tuha, which take place in Meureudu Pidie Jaya, in the province of Aceh, the Youth Qur’an Memorizer that their ages is below 15 years old or still in a elementary school, on 20 days of improvisation, we have found a lot of problem in the reading and memorizing of Qur’an also a lot of problems that we found in cases of attitude in the youth qur’an memorizer, and on that cases, the team of Community Service Activities tried to form an improvement and give solution to them and that is a Qu’ran quarantine in 20 days ramadhan with 28 student participation also we partnering with SDIT An-nuur and a few teachers on the village to succeed in clearing the problem that the team faces along the way to help youth memorizer to have great Qur’an memorize and have them read less wrong and added more of Qur’an inside their hearth, in this Community Service Activities we use Participatory Action Research that gain a lot of benefit from the agenda such as metode for good quarantine or metode for strong memorize and a lot of expirience in teaching children and sosialize with village citizen
معاني "ما" في سورة المائدة : THE MEANINGS OF "MAA" IN SURAT AL-MAIDAH Ilham Tumanggor; Usamah Abdul Wadud; TIY Kusmarrabbi Karo
El-Jaudah : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab Vol. 3 No. 2 (2022): El-Jaudah: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab
Publisher : Department of Arabic Education of State Collage for Islamic Studies of Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56874/ej.v3i2.999

Abstract

The Qur'an is a revelation from Allah swt to the Prophet Muhammad and it contains so many stories of the previous prophets that can be learned and the Qur'an is also a guide to the universe and a source of knowledge. Allah swt sent down the Al-Quran in Arabic so that in order to understand and take wisdom from it it is necessary to master Arabic, There are several branches of knowledge that must be mastered in order to understand Arabic well, one of which is Nahu Science. There are many topics discussed in Nahu science and one of the discussions is about "ma". and because of the various types and meanings of "ma" the writer feels the need to research it, because if you misinterpret "ma" then you will also misunderstand what you read or hear. The formulation of the problem in this study is how many ma in Surah Al-Maidah?, and what types of ma in Surah Al-Maidah?, and what are the meanings of ma in Surah Al-Maidah?. The purpose of this study is to determine the number of ma in Surah Al-Maidah, then to find out what are the types and meanings of Ma in Surah Al-Maidah, this type of research is qualitative research, using the literature review method, for data collection using documentation method and analyze data using descriptive method. The results obtained from this study are as follows: The number of ma in Surah Al-Maidah is 112 surah, and the types are ismiyah and harfiyah. And "ma" is located in 69 verses in Surah Al-Maidah, while the meanings of ma in Surah Al-Maidah are ma al-maushulah in 78 places, ma al-nafiyah in 13 places, ma al-kafah in 7 places. , ma al-mashdariyah a number of 5 letters, ma al-istifhamiyah a number of 3 places, ma al-nafiah who does laisa a number of 3 places, ma al-zaidah a number of 2 places.