Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Perempuan, media dan profesi jurnalis Yolanda Stellarosa; Martha Warta Silaban
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 7, No 1 (2019): June 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.717 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v7i1.18844

Abstract

Tahun 2018, reformasi di Tanah Air memasuki usia 20 tahun. Era di mana kebebasan berpendapat dan berekspresi hadir hampir di setiap sudut kehidupan masyarakat Indonesia, tidak terkecuali pada pekerja media. Namun, kondisi ini rupanya tidak sepenuhnya dialami jurnalis perempuan. Sebagian besar dari mereka masih mengalami diskriminasi di organisasi tempat bekerja dan saat bertugas di lapangan. Standarisasi jurnalis perempuan di setiap media belum sama. Semua itu tergantung pada kebijakan masing-masing redaksi. Pandangan bahwa pekerjaan ini lebih cocok untuk laki-laki, masih tampak dengan lebih banyak jumlah jurnalis pria dibandingkan perempuan. Penelitian ini ingin melihat perbedaan perlakuan perusahaan media terhadap jurnalis perempuan di dunia kerja dan bagaimana jurnalis perempuan berupaya untuk memperjuangkan nasibnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara kepada tiga jurnalis perempuan dari tiga media cetak nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jurnalis laki-laki masih dominan dibandingkan perempuan di sektor media, dan sedikitnya jurnalis perempuan yang berada di jajaran puncak manajemen. Perbedaan perlakuan dalam hal fasilitas pekerjaan pun masih dijumpai, misalnya saja, fasilitas kesehatan, tunjangan keluarga yang dikaitkan dengan status single walaupun sudah berkeluarga, dan penyediaan ruang laktasi. Walaupun gerakan memperjuangkan kesetaraan gender di sektor media telah dilakukan oleh para jurnalis perempuan ini, akan tetapi budaya patriarki yang masih tertanam lekat membuat para jurnalis perempuan terutama yang telah menikah kehilangan semangat dan profesionalisme untuk menuju jajaran puncak.
REPRESENTATION OF INDONESIAN CULTURE IN “ONLY IN INDONESIA” VIDEO BY LASTDAY PRODUCTION Andre Ikhsano; Yolanda Stellarosa; Lusiana Cindy Irawan; Mengmeng Guo
ASPIRATION Journal Vol. 2 No. 2 (2021): November Edition of ASPIRATION Journal
Publisher : ASPIKOM Jabodetabek Region

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.068 KB)

Abstract

Culture can be formed from habits acquired by humans as members of society. Indonesia has so many ethnic groups and produces different habits. From the habits carried out by the community; it is not uncommon to have bad habits and unique habits. This is what makes one of the videos with a cultural theme that is considered satire through one of the social media platforms, which is Youtube, entitled "Only in Indonesia" by LASTDAY Production, interesting to study. Using a descriptive qualitative methodology with Roland Barthes' semiotic analysis which focuses on the meaning of denotation, connotation, and myth; this study aims to determine the representation of Indonesian culture through the scenes in the Youtube video. The results show that there are five of the seven elements of universal culture, namely, social organization systems, technology and equipment systems, knowledge systems, arts, and religion. In addition, the representation of Indonesian culture contained in the video "Only in Indonesia" is a culture that can be said to be negative, seen from the depiction of people's habits. Keyword: Representation, Indonesia Culture, Youtube Video, Semiotics
The Influence of President Joko Widodo's Instagram Content on Beginner Voters Participation in the 2019 General Elections Marsha Ruth Handoko; Yolanda Stellarosa
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 13, No 1 (2020): (Accredited Sinta 2)
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v13i1.5161

Abstract

Instagram is a social media that is currently becoming a lifestyle trend and is in demand by the community. With the advantages of Instagram which is a photo and video posting service, Instagram is not only used for fun but is also used as a source of political information. One of the uses of Instagram content as a source of political information was carried out by President Joko Widodo. In the 2019 election, for the second period, Joko Widodo (Jokowi) ran for the Republic of Indonesia presidential candidate together with Ma'ruf Amin. The use of Jokowi's Instagram was an effort in conveying his political messages to attract the public, especially beginner voters. This study aims to determine whether there is an influence and how much is the influence of Jokowi's Instagram content on the participation of beginner voters in the 2019 general election. This research uses a quantitative method and distributed 96 questionnaires to followers of Jokowi’s Instagram account. Hypotheses testing has been done by doing regression tests, coefficient of determination and f-test. The result of linear regression has been indicated by equation Y=10,764 + 1,353X, with the results of hypotheses testing. The result showed that the variable of @jokowi Instagram content has a significant impact on the participation of beginner voters, with a contribution of 64,5%. It can be concluded that Joko Widodo’s Instagram content has a significant impact on the participation of beginner voters in the 2019 general election.
PEMANFAATAN AKUN INSTAGRAM @HANAN_ATTAKI SEBAGAI MEDIA DAKWAH Yolanda Stellarosa; Dea Ajeng Utari; Muhammad Yefa Zaki
Communications Vol 4 No 2 (2022): COMMUNICATIONS
Publisher : Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Instagram saat ini tidak hanya sebagai media membagikan foto dan video untuk pertemanan tetapi juga digunakan untuk kegiatan bisnis seperti promosi ataupun digunakan juga untuk kegiatan keagamaan seperti berdakwah. Instagram dapat dikatakan menjadi medium untuk menjangkau masyarakat yang luas dan membangun trend baru dalam kegiatan berdakwah. Hal ini dilakukan melalui akun Instagram @hanan_attaki yang memanfaatkan Instagram sebagai media untuk berdakwah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisis pemanfaatan akun Instagram @hanan_attaki yang dimiliki oleh Ustadz Hanan Attaki sebagai media dakwah; dengan teori persuasi dan didukung oleh konsep dakwah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan narasumber tim Ustadz Hanan Attaki dan empat followers akun instagram @hanan_attaki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akun Instagram @hanan_attaki dibuat untuk mengimbangi konten negatif yang ada di Instagram. Akun @hanan_attaki berdakwah mengenai pandangan baru tentang Islam dan lebih mengenal Allah SWT, menebar pesan Islam tersebut lewat trend melalui program-progam yang dibentuk oleh UHA dan Tim, serta memanfaatkan fitur-fitur yang ada seperti foto, video, penggunaan tagar, instagram story serta IGTV. Keywords: Dakwah, Instagram, Kegiatan Keagamaan, Media Sosial, Persuasi