Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Ikomik: Jurnal Ilmu Komunikasi dan Informasi

Narasi Perdamaian dan Anti Kekerasan di Perguruan Tinggi Ahsani Taqwim Aminuddin; Wininda Qusnul Khotimah
IKOMIK: Jurnal Ilmu Komunikasi dan Informasi Vol. 2 No. 2 (2022): December
Publisher : Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/ikomik.v2i2.2909

Abstract

Universities are often stigmatized as a place for the growth of the notion of terrorism and violence, while the university’s internal parties do not agree with these stigmas. Narrative studies are used to determine the use of a group’s narrative in fighting violence and terrorism (Archetti, 2012). This research is a qualitative descriptive study that aims to explore the use of narratives of peace and non-violence used in universities with discourse analysis on 8 YouTube content belonging to Brawijaya University. The results showed that the dominant narrative was used as a narrative with the themes of peace, societies, doing good, creativities, and others. In addition, the narrative is also supported by activities that make the narrative not only a lecture text but also in the form of real activities.  Perguruan tinggi kerap distigma sebagai tempat tumbuhnya paham terorisme dan kekerasan, sedangkan pihak internal perguruan tinggi tidak sepakat dengan berbagai stigma tersebut. Pada studi komunikasi dikenal studi narasi untuk mengetahui penggunaan narasi suatu kelompok dalam melawan kekerasan dan terorisme (Archetti, 2014). Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang memiliki tujuan untuk mengeksplorasi penggunaan narasi perdamaian dan anti kekerasan yang digunakan di perguruan tinggi dengan analisis wacana pada 8 konten YouTube milik Universitas Brawijaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa narasi dominan yang digunakan adalah narasi dengan tema perdamaian, kemasyarakatan, berbuat baik, kreativitas dan lainnya. Selain itu narasi juga didukung dengan kegiatan-kegiatan yang menjadikan narasi tidak hanya teks ceramah semata, namun juga berbentuk aktivitas riil.