Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)

UPAYA PENCEGAHAN STUNTING MELALUI KALENDER PINTAR BAYI SEHAT (KAPAS) 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN Arie Maineny; Muliani Muliani; Putri Mulia Sakti; Anna Veronica Pont
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 4 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.642 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i4.9440

Abstract

Abstrak:  Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh kembang pada anak akibat dari malnutrisi kronis pada waktu lama, sehingga intervensi pada 1000 hari pertama kehidupan sangat penting mencegah stunting. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang gizi selama kehamilan, ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI dengan menggunakan media edukasi Kalender Pintar Bayi Sehat (KAPAS). Adapun yang menjadi mitra pada pengabdian masyarakat ini adalah desa Wayu dan Taipanggabe yang berada di wilayah kerja Puskesmas Dombusoi Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Metode yang digunakan dalam pengabmas ini yaitu menyebarkan kuesioner (pre-test), edukasi Kesehatan menggunakana PPT dan media Kalender Pintar Bayi Sehat (KAPAS) kemudian menyebarkan kuesioner (post-test). Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah 55% mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya gizi pada 1000 HPK, dan 45% dengan pengetahuan tetap. Pengetahuan ibu sebelum diberikan penyuluhan memiliki pengetahuan baik 25% dan kurang 75%. Setelah diberikan penyuluhan memiliki pengetahuan baik 80% dan kurang 20%.Abstract:   Stunting is a condition of growth and development failure in children due to chronic malnutrition for a long time, so intervention in the first 1000 days of life is very important to prevent stunting. The purpose of this community service is to increase the knowledge of pregnant women about nutrition during pregnancy, exclusive breastfeeding and the provision of complementary foods by using the educational media of the Healthy Baby Smart Calendar. The partners in this community service are Wayu and Taipanggabe villages which are located in the work area of the Dombusoi Health Center, Sigi Regency, Central Sulawesi. The methods used in this community service are distributing questionnaires (pre-test), health education using PPT and healthy baby smart calendar media then distributing questionnaires (post-test). The result of this community service is that 55% experienced an increase in knowledge after being given health education about the importance of nutrition at 1000 HPK, and 45% with fixed knowledge. The knowledge of the mother before being given counseling has a good knowledge of 25% and less 75%. After being given counseling, you have good knowledge of 80% and less than 20%. Atikah, Rahayu, Dkk. 2018. Study Guide Stunting Dan Upaya Pencegahannya. 2018.Yogyakarta : CV MineDian Rahmawati, Lia Agustin. 2020. Cegah Stunting Dengan Stimulasi Psikososial Dan Keragaman Pangan.Malang : Ae PublisingDinkes Sigi. 2019. Profil Kesehatan Kabupaten Sigi Tahun 2019. Sigi : Dinas Kesehatan SigiDinkes Sulteng. 2019. Profil Kesehatan Sulteng 2019. Palu : Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah, 2019, pp. 1–222.Fitriahadi, Enny. 2018. “The Relationship between Mother’s Height with Stunting Incidence in Children Aged 24-59 Months.” Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, vol. 14, no. 1, 2018, pp. 15–24.Kemenkes RI. 2018. “Situasi Balita Pendek (Stunting) Di Indonesia.” Kementerian Kesehatan RI, vol. 301, no. 5, 2018, pp. 1163–78.Rita Ramayulis, dkk. 2018. Stop Stunting Dengan Konseling Gizi.Jakarta: Penebar Swadaya grup Sandjojo, Eko Putro. 2017. “Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting.” Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting, Jakarta : Kementrian desa, pembangunana daerah tertinggal dan transmigrasi.Simbolon, Demsa. 2017. Pencegahan Stunting Melalui Intervensi Gizi Spesifik Pada Ibu Menyusui Anak Usia 0-24 Bulan.Surabaya : Media Sahabat Cendekia.Swarinastiti, Dedes, et al. “Dominasi Asupan Protein Nabati Sebagai Faktor Risiko Stunting Anak Usia 2-4 Tahun.” Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), vol. 7, no. 2, 2018, pp. 1470–83.Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2017. 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting).Jakarta :  Tim Nasional Percepatan Pananggulangan Kemiskinan.Titus Priyo Harjatmo, Holil M Par’i, Sugeng Wiyono. 2017. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Kementrian Kesehatan RIToto Sudargo, Tira Aristasari, Aulia Afifah. 2018. 1000 Hari Pertama Kehidupan.Yogyakarta : Gadjah mada university PressTuti Meihartati Eny Hastuti, Sumiati, dkk. 2018. 1000 Hari Pertama Kehidupan.Yogyakarta : DeepublishWahida Yuliana, Bawon Nul Hakim. 2019. Darurat Stunting Dengan Melibatkan Keluarga.Takalar : Yayasan ahmar Cendekia Indonesia
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN MELALUI PENYULUHAN DAN PELATIHAN “GOLDEN AGE PERIOD FOR GOLDEN GENERATION” SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING Asrawaty Asrawaty; Arie Maineny; Henrietta Imelda Tondong
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 4 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.787 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i4.9065

Abstract

Abstrak: Golden age period merupakan siklus yang penting pada anak, dimana kecerdasan anak berkembang dengan cepat. Golden age dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan anak sampai berusia mencapai dua tahun. Hal ini dapat mengurangi risiko anak mengalami stunting sejak masa kehamilan dengan memenuhi nutrisi seimbang, pemeriksaan antenatal care secara rutin, berolahraga secara rutin, pola asuh yang baik, dan hindari paparan asap rokok. Solusi terhadap permasalahan yang ada adalah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) melalui kegiatan edukasi dan tanya jawab bagaimana upaya pencegahan stunting yang harus dilakukan pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dan melatih ibu yang memiliki balita dan para kader untuk melakukan skrining penilaian perkembangan anak dengan menggunakan instrumen KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan). Permasalahan yang dihadapi mitra belum sepenuhnya mengetahui perawatan serta tumbuh kembang balita menggunakan KPSP. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan anak apakah ada penyimpangan atau normal. Hasil kegiatan pengabdian yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pada mitra PKM maupun ibu balita tentang upaya pencegahan stunting.Abstract: The golden age period is important cycle in children, where children's intelligence develops rapidly. The golden age starts from the first 1000 days of a child's life until two years of age. This can reduce the risk of children experiencing stunting since pregnancy by balanced nutrition, routine antenatal care, exercising, good parenting, and avoiding exposure cigarette. The solution existing problems is the Community Partnership Program (PKM) through educational and questions-answers on how stunting prevention must be carried out in the first 1000 days of life (HPK) and training mothers with toddlers and cadres to conduct screening assessments of child development using KPSP (Development Pre-screening Questionnaire). The problems by partners are not fully aware and growth development of toddlers using KPSP. This aims to determine whether the child's development is abnormal or normal. The results of the service activities carried out showed an increase in knowledge and skills for PKM partners and mothers of children under five about stunting prevention efforts.
PENINGKATAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MENGGUNAKAN MENSTRUAL CIRCLE BOOK Arie Maineny; Muliani Muliani; U’din M
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 4 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.703 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i4.9268

Abstract

Abstrak: Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Data survei demografi dan kesehatan reproduksi remaja (KRR) berada pada usia 15-19 tahun, proporsi terbesar berpacaran pertama kali pada usia < 15 tahun. 33,3% remaja perempuan dan 34,5% remaja laki-laki. Pada usia tersebut dikhawatirkan belum memiliki ketrampilan hidup (life skills) yang memadai, sehingga berisiko memiliki perilaku pacaran yang tidak sehat (hubungan seks pranikah). Tujuan pengabdian untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi, siklus menstruasi menggunakan Menstrual Circle Book. Metode yang digunakan adalah berupa pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja putri dan pendekatan individual dilakukan pada saat penghitungan siklus menstruasi dengan menggunakan Menstrual Circle Book. Khalayak sasaran adalah remaja putri berjumlah 16. Hasil kegiatan dari 16 remaja putri, 4 orang (25%) mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan, dan 12 orang (75%) dengan pengetahuan tetap.Abstract: Adolescence is a period of rapid growth and development. Demographic survey data and adolescent reproductive health (KRR) are at the age of 15-19 years, the largest proportion of which is dating for the first time at the age of <15 years. 33.3% of girls and 34.5% of boys. At that age, it is feared that they do not have adequate life skills, so they are at risk of having unhealthy dating behavior (premarital sex). The purpose of the service is to increase the knowledge of young women about reproductive health, menstrual cycles using the Menstrual Circle Book. The method used is in the form of reproductive health education for young women and an individual approach is carried out when calculating the menstrual cycle using the Menstrual Circle Book. The target audience is 16 young women. The results of the activities of 16 young women, 4 people (25%) experienced an increase in knowledge after being given health education, and 12 people (75%) with permanent knowledge.