Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI BUKIT COGONG KABUPATEN MUSI RAWAS PROPINSI SUMATERA SELATAN Merti Triyanti; Destien Atmi Arisandy
BIOMA Vol 5, No 2 (2020): BIOMA:JURNAL BIOLOGI DAN PEMBELAJARAN BIOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/bioma.v5i2.2664

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks keanekaragaman jenis kupu-kupu di Kawasan Bukit Cogong kabupaten Musi Rawas Propinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif dengan menggunakan teknik menjelajah transek. Penangkapan menggunakan jaring net, pengidentifikasian dengan melakukan pengamatan ciri-ciri morfologi kupu-kupu. Berdasarkan penelitian, diperoleh data 127 Individu kupu-kupu dari 16 Spesies kupu-kupu dari 3 famili. Komposisi jenis yang paling rendah yaitu Lariso coon sebesar 0,78%, sedangkan yang paling tinggi yaitu Junonia atlites sebesar. 27,55%. Indeks keanekaragaman kupu-kupu di Bukit Cogong Kabupaten Musi Rawas berkategori sedang dengan nilai rerata sebesar 2,48. Indeks keseragaman pada seluruh stasiun berkategori tinggi, komunitas stabil dan indeks dominansi (C) pada seluruh stasiun berkategori rendah. 
KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN AIR TAWAR DI SUNGAI RAWAS DESA LAWANG AGUNG, MUARA RUPIT, MUSI RAWAS UTARA, SUMATERA SELATAN Eni Yusnaini; Yunita Wardianti; Destien Atmi Arisandy
Borneo Journal of Biology Education (BJBE) Vol 4, No 1 (2022): April
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/bjbe.v4i1.2544

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis ikan, indeks keanekaragaman dan faktor abiotik di sungai Rawas Desa Lawang Agung Kecamatan Muara Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi sumatera Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan menangkap langsung sampel yang ada di lokasi yang telah ditentukan yang terdiri dari tiga stasiun, yaitu stasiun 1 (hulu), stasiun 2 (tengah), dan stasiun 3 (hilir). Penangkapan ikan dilakukan dengan cara memancing, menjala, dan menggunakan bubu. Memancing dan menjala dilakukan pada pagi hingga sore hari, sedangkan pemasangan bubu dilakukan pada sore hari dan diangkat kembali pada pagi hari. Analisis data dilakukan dengan menghitung indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, dan indeks dominansi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 11 spesies ikan yang terdiri dari 8 famili dan berjumlah 131 ekor ikan. Famili yang paling banyak ditemukan ialah famili  Cyprinidae. Indeks keanekaragaman pada stasiun 1 yaitu 1,74; stasiun 2 yaitu 2,16; dan stasiun 3 yaitu 2,09 yang termasuk dalam kategori sedang. Indeks kemerataan pada stasiun 1 yaitu 1,0; stasiun 2 yaitu 0.98; dan stasiun 3 yaitu 1,0 yang termasuk dalam kategori tinggi. Indeks dominansi pada stasiun 1 yaitu 0,13; stasiun 2 yaitu 0,14; dan stasiun 3 yaitu 0,15 yang termasuk dalam kategori rendah. Faktor abiotik di Sungai rawas yaitu suhu udara berkisar 260C-300C, pH air berkisar 6-7, dan kejernihan air termasuk dalam kondisi keruh. Kata kunci: Ikan, keanekaragaman, sungai rawas  AbstractThis study aims to determine the type of fish, diversity index and abiotic factors in the Rawas River, Lawang Agung Village, Muara Rupit District, North Musi Rawas Regency, South Sumatra Province. Data collection was carried out by directly capturing samples at a predetermined location consisting of three stations, namely station 1 (upstream), station 2 (middle), and station 3 (downstream). Fishing is done by fishing, netting, and using traps. Fishing and netting are carried out in the morning until late in the evening, while the traps are installed in the afternoon and raised again in the morning. Data analysis was carried out by calculating the diversity index, evenness index, and dominance index. The results showed that there were 11 species of fish consisting of 8 families and totaling 131 fish. The most commonly found family is the Cyprinidae family. The diversity index at station 1 is 1.74; station 2 which is 2.16; and station 3 which is 2.09 which is included in the medium category. The evenness index at station 1 is 1.0; station 2 is 0.98; and station 3 which is 1.0 which is included in the high category. The dominance index at station 1 is 0.13; station 2 which is 0.14; and station 3 which is 0.15 which is included in the low category. The abiotic factors in the Rawas River are air temperature ranging from 260C-300C, water pH ranging from 6-7, and water clarity including cloudy conditions. Keywords : Fish, diversity, Rawas river 
PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR BATANG PISANG KEPOK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TIGA JENIS TANAMAN SAWI Linna Fitriani; Yuni Krisnawati; Destien Atmi Arisandy
Jurnal Biosilampari : Jurnal Biologi Vol 1 No 2 (2019): Biosilampari
Publisher : LP4MK STKIP PGRI Lubuklinggau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.691 KB) | DOI: 10.31540/biosilampari.v1i2.241

Abstract

The purpose of this research is to determine the effect of liquid organic fertilizer of banana stem on the growth and productivity of 3 types of mustard. This type of research is a descriptive quantitative with an experimental method. The study design used a completely randomized design (CRD) with three treatments and eight replications. Data collection by observation using observation sheets. The data obtained were analyzed by analysis of variance (ANOVA) in one path and continued with LSD. Based on the results of the research, there are differences in the effect of giving Liquid Organic Fertilizer to banana stem on the plant height parameters of three types of mustard. The plant height parameters of chinese green cabbage, and collards meat are significantly different from those of green mustard. There are differences in the effect of giving Liquid Organic Fertilizer banana stem to the parameters of the number of leaves of three types of mustard. The parameters of the number of chinese green cabbage and green mustard leaves are significantly different from collards meat. There is a difference in the effect of Liquid Organic Fertilizer on banana stem on the wet weight parameters of three types of mustard. The parameters of wet weight of chinese green cabbage and green mustard are significantly different from collards meat. The purpose of this research is to determine the effect of liquid organic fertilizer of banana stem on the growth and productivity of 3 types of mustard. This type of research is a descriptive quantitative with an experimental method. The study design used a completely randomized design (CRD) with three treatments and eight replications. Data collection by observation using observation sheets. The data obtained were analyzed by analysis of variance (ANOVA) in one path and continued with LSD. Based on the results of the research, there are differences in the effect of giving Liquid Organic Fertilizer to banana stem on the plant height parameters of three types of mustard. The plant height parameters of chinese green cabbage, and collards meat are significantly different from those of green mustard. There are differences in the effect of giving Liquid Organic Fertilizer banana stem to the parameters of the number of leaves of three types of mustard. The parameters of the number of chinese green cabbage and green mustard leaves are significantly different from collards meat. There is a difference in the effect of Liquid Organic Fertilizer on banana stem on the wet weight parameters of three types of mustard. The parameters of wet weight of chinese green cabbage and green mustard are significantly different from collards meat.
FAUNA CAPUNG DI BUKIT COGONG KABUPATEN MUSI RAWAS Merti Triyanti; Destien Atmi Arisandy
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v12i2.2804

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks keanekaragaman jenis capung yang ada di Bukit Cogong kabupaten Musi Rawas. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi dan deskripsi dengan menggunakan teknik menjelajah transek. Stasiun pengamatan ditentukan menjadi 3 stasiun dengan 5 buah transek secara sistematis dengan luas transek 100m X 100m. Penangkapan menggunakan jaring net, pengidentifikasian dengan melakukan pengamatan ciri-ciri morfologi capung. Berdasarkan penelitian, diperoleh data 112 Individu capung dari 10 Spesies capung dan dari 6 famili capung yaitu Libellulidae, Aeshnidae, Euphaeidae, Protoneuridae, Platycnemididae dan Lestidae. Komposisi jenis yang paling rendah yaitu Gynachanta bayadera dan Nososticta insignis sebesar 1,8%, sedangkan yang paling tinggi yaitu Orthetrum sabina sebesar. 34,23%. Indeks keanekaragaman jenis capung di Bukit Cogong Kabupaten Musi Rawas berkategori rendah dengan nilai sebesar 1,96. indeks keseragaman pada seluruh stasiun berkategori tinggi, komunitas stabil dan indeks dominansi (C) pada seluruh stasiun berkategori rendah.
SOSIALISASI DAN PEMBUATAN HAND SANITIZER RAMAH LINGKUNGAN DENGAN MEMANFAATKAN TANAMAN SERAI WANGI DI KECAMATAN LUBUKLINGGAU TIMUR I Destien Atmi Arisandy; Ivoni Susanti
KOMMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2021): KOMMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : KOMMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (984.986 KB)

Abstract

Dalam rangka pencegahan penyebaran COVID 19 dan penerapan protocol kesehatan pada era “New Normal”, maka kami yang merupakan tim Pengabdian STKIP PGRI Lubuklinggau akan melakukan Sosialisasi dan pembuatan hand sanitizer ramah lingkungan dengan memanfaatkan tanaman serai wangi di Kecamatan Lubuklinggau Timur I. Dengan makin meningkatnya penyebaran virus Covid 19, menjaga kebersihan diri sendiri menjadi hal yang urgent  untuk dilakukan, terutama kebersihan tangan. Tanaman serai wangi yang melimpah tidak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam mengolahnya. Program  ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan sulitnya mendapatkan hand sanitizer saat ini serta kurangnya pengetahuan dan ketarampilan yang sangat dibutuhkan Kelompok ibu-ibu dengan cara mengolah tanaman serai wangi menjadi Hand Sanitizer yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan bagi masyararkat di Kecamatan Lubuklinggau Timur I. Program kegiatan ini berhasil meningkatkan keterampilan dan pengetahuan ibu-ibu anggota PKK dalam penyediaan Hand sanitizer untuk perlindungan kesehatan sehingga terjadi peningkatan dalam kesehatan dan perekonomian.
PENGOLAHAN LIMBAH KULIT BUAH KOPI SEBAGAI PUPUK ORGANIK DI DESA SUMBER BENING Destien Atmi Arisandy; Linna Fitriani; Maria Luthfiana
KOMMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): KOMMAS:JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : KOMMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.116 KB)

Abstract

Produksi pertanian di Kecamatan Selupu Rejang secara kuantitas cukup besar sehingga menjadi daerah sentra sumber pengiriman produk pertanian hingga diberbagai wilayah di Indonesia. Permintaan pasar yang tinggi membuat kelompok petani menggunakan berbagai cara guna meningkatkan produksi pertanian, diantaranya dengan menggunakan pupuk kimia dalam jumlah besar guna mempercepat proses penanaman dan produksi, tetapi kualitas hasil pertanian yang didapatkan semakin menurun disebabkan penurunan kualitas tanah akibat penggunaan pupuk kimia yang berlangsung terus menerus. Kecamatan Selupu Rejang juga dikenal sebagai penghasil kopi, sehingga banyak heller pengolahan buah kopi menghasilkan limbah kulit buah kopi yang melimpah setiap harinya. Limbah kulit buah kopi yang melimpah tidak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah limbah tersebut. Program kemitraan masyarakat stimulus (PKMS) ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan kurangnya pupuk yang sangat dibutuhkan Kelompok pertanian dengan cara mengolah limbah kulit buah kopi menjadi pupuk organik yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan bagi pertaniaan di Kecamatan Selupu Rejang lebong. Pertanian organik dapat mengatasi penurunan kualitas lahan pertanian sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian. PKMS ini berhasil meningkatkan keterampilan petani sehingga petani dalam penyediaan pupuk organik di bidang pertanian sehingga terjadi peningkatan dalam perekonomian. Pengolahan pupuk organik menggunakan metode anaerob yang diawali dengan sosialisasi, pelatihan, pendampingan dan evaluasi hasil produk secara berkelanjutan kepada kelompok tani di Desa Sumber Bening Kecamatan Selupu Rejang. Data yang didapatkan telah terjadi peningkatan mencapai 93 % untuk keterampilan dan 96% untuk pengetahuan mitra kelompok tani dalam pembuatan pupuk organik limbah kulit buah kopi.
INVENTARISASI IKAN AIR TAWAR DI SUNGAI KASIE KECAMATAN LUBUKLINGGAU BARAT I KOTA LUBUKLINGGAU PROVINSI SUMATERA SELATAN Messi Tansi Lestari; Destien Atmi Arisandy; Reny Dwi Riastuti; Rahmi
Journal of Scientech Research and Development Vol 3 No 2 (2021): JSRD, December 2021
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.144 KB) | DOI: 10.56670/jsrd.v3i2.29

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis Ikan Air Tawar di Sungai Kasie Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan serta untuk mengetahui faktor abiotik di Sungai Kasie. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif kualitatif. Penentuan stasiun dilakukan berdasarkan aliran Sungai Kasie Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau bagian hulu berada di kelurahan Kayuara, bagian tengah berada di kelurahan Lubuktanjung, dan bagian hilir di kelurahan Pelita Jaya. Pengumpulan data dengan mengunakan metode observasi. Hasil dari data yang Spesies ikan air tawar yang ditemukan terdapat 6 ordo, 9 famili, dan 15 spesies. Kondisi lingkungan abiotik sungai kasie pagi dan sore dari ketiga stasiun memiliki suhu mencapai antara 25,10C–28,90C, dengan pH air sungai bekisaran 7,1–7,6, dan hasil pengukuran kecerahan air di sungai kasie memiliki kedalaman berkisar 24 cm dengan keterangan kekeruhan mulai tinggi sampai dengan kedalaman 39,5 cm dengan keterangan kondisi perairan yang baik, terutama jika kekeruhan disebabkan oleh phytoplankton