Kiki Muhamad Hakiki
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Eksistensi Gerakan Idiologi Transnasional HTI Sebelum dan Pasca Pembubaran Abd Qohar; Kiki Muhamad Hakiki
KALAM Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2876.943 KB) | DOI: 10.24042/klm.v11i2.1403

Abstract

This article attempts to explore the local development of Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), especially in Lampung. The research focuses on the networks of HTI’s recruitment to maintain its identity. It also alludes how the existence of HTI withstands with its dissolution in the era of President Joko Widodo. The research concludes: Firstly, there are systematically some procedures to contend the politics of identity and HTI’s recruitment such as organizing the demonstrations, striving seminar and public discussion, media networks, approaching to the prominent figures and educational institutions, interpersonal recruitment, and halaqah (personal indoctrination). Secondly, there two possibilities of post-dissolution of HTI that would be executed, 1. The formation of new mass organization as the alternate of HTI. 2. To be new party or proceed to join the Islamic Party. They may search the parties that are ideologically identical or similiar to HTI’s ideology like PKS, PPP, PAN, PBB. This would be happened if they fail to scramble and to maintain its ideology in the form of new mass organization.
Piagam Madinah; Bingkai Etika Politik Islam Dan Kontekstualisasinya Dalam Politik Kebangsaan Di Indonesia effendi effendi; Badruzaman Badruzaman; Kiki Muhamad Hakiki
AL-ADYAN Vol 18, No 1 (2023): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/al-adyan.v18i1.18517

Abstract

Penelitian ini memfokuskan pada elaborasi seputar pesan pendidikan politik Islam yang tertuang dalam Piagam Madinah. Dengan pendekatan historis dan fenomenologis dan analisa Content Analysis ditemukan beberapa temuan penting; Pertama, Antara agama dan politik tidak bisa dipisahkan karena di antara keduanya terdapat hubungan yang saling mempengaruhi. Agama tanpa politik, maka akan mengalami kesulitan dalam upaya pengembangannya, sementara politik tanpa agama tidak akan mampu mencapai tujuan dari politik itu sendiri karena agama adalah fondasinya. Dengan demikian, melihat hubungan antara agama dan politik, pendidikan politik Islam merupakan suatu keniscayaan. Pendidikan politik yang dimaksud bukanlah pendidikan politik formal atau struktural, semacam voter education atau civic education akan tetapi lebih bersifat kultural. Sehingga pendididkan politik Islam dimaknai sebagai suatu upaya melakukan transfer dan internalisasi nilai-nilai politik Islam itu sendiri. Kedua, Nilai-nilai pendidikan politik Islam yang terkandung di dalam pasal-pasal Piagam Madinah antara lain: nilai persaudaraan (pasal 12, 15 dan 18), nilai persamaan (pasal 26 sampai dengan pasal 30), nilai kebebasan (pasal 2 sampai dengan 10), nilai toleransi (pasal 25), nilai kemajemukan (pasal 2 sampai dengan 10), nilai tolong menolong (pasal 15 dan 37), nilai musyawarah (pasal 45) dan nilai keadilan (pasal 2 sampai dengan 10, pasal 31).