Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan

DAMPAK ASEAN-CHINA FREE TRADE AGREEMENT (ACFTA) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN DAN SEKTOR PERTANIAN INDONESIA Nasrudin Nasrudin; Bonar M Sinaga; Dedi Walujadi
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol 9 No 1 (2015)
Publisher : Trade Analysis and Development Agency, Ministry of Trade of Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.556 KB) | DOI: 10.30908/bilp.v9i1.13

Abstract

Sektor pertanian Indonesia seharusnya memperoleh dampak positif dari ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA). Namun demikian,  kinerja sektor pertanian belum menunjukkan peningkatan yang berarti ketika sebagian besar komoditas pertanian telah diturunkan tarifnya melalui tahapan ACFTA. Studi ini meneliti dampak ACFTA terhadap kinerja sektor pertanian Indonesia sebelum dan sesudah ACFTA dengan menggunakan deskriptif analisis. Studi ini juga memprediksi kinerja perekonomian dan kinerja sektor pertanian setelah ACFTA diberlakukan secara penuh menggunakan metode ekonometrik dengan persamaan simultan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa kinerja sektor pertanian Indonesia tidak lebih baik dibandingkan dengan sebelum implementasi ACFTA, dan diprediksi akan lebih buruk lagi setelah ACFTA diberlakukan sepenuhnya, akibat dari tingginya tekanan kompetisi dan kekakuan produsen domestik. Peningkatan kualitas infrastruktur domestik, pengembangan riset/teknologi serta penerapan regulasi yang mendukung daya saing merupakan kebijakan yang sangat diperlukan. The ASEAN-China Frade Trade Agreement should positively influence Indonesia’s agricultural sector performance. Unfortunately, the current agricultural sector performance shows no signs of significant increase despite a decrease of tariffs on most agricultural commodities through ACFTA. This study sets out to examine the overall impact of ACFTA on Indonesian agricultural sector performance prior to and after the implementation of ACFTA through descriptive analysis. This study also predicts the overall economic performance and agricultural sector performance after the full implementation of ACFTA by utilizing econometric method with simultaneous equation. This study finds that the agricultural sector performance does not improve after the implementation of ACFTA and it argues further that it will weaken due to high pressure of competition and the rigidity of domestic producers. Quality improve on domestic infrastructure, research and technology development and regulations which enhance competitiveness are high priority policies to support Indonesia’s agricultural sector performance.
DAMPAK DEVALUASI YUAN TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA PENDEKATAN MODEL PERSAMAAN SIMULTAN Febria Ramana; Nasrudin Nasrudin
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol 12 No 1 (2018)
Publisher : Trade Analysis and Development Agency, Ministry of Trade of Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1174.636 KB) | DOI: 10.30908/bilp.v12i1.234

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak devaluasi yuan terhadap perekonomian Indonesia. Penelitian ini menggunakan skenario simulasi model persamaan simultan dengan metode estimasi Two Stage Least Square (2SLS). Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa devaluasi yuan berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia melalui jalur perdagangan dan investasi. Pada blok perdagangan, devaluasi yuan menyebabkan ekspor Indonesia ke negara lain mengalami penurunan, terutama ekspor ke China karena devaluasi yuan lebih besar dibandingkan rupiah. Hal ini membuat produk China relatif lebih murah dibandingkan Indonesia. Pada blok investasi, total investasi meningkat karena investor beralih dari China ke Indonesia yang didorong tingkat pengembalian modal di China menurun. Sementara itu, pada blok moneter, nilai rupiah dan PDB Indonesia menurun akibat penurunan net ekspor lebih besar dibandingkan peningkatan FDI. Devaluasi rupiah pun memicu imported inflation. Secara keseluruhan, devaluasi yuan berdampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap China, terutama dalam perdagangan. Hal ini dapat dilakukan dengan diversifikasi pasar dan peningkatan kualitas produk ekspor. This paper examines and provides an analysis regarding the impact of an economic shock, yuan devaluation, on the Indonesian economy. We analyze a simulation scenario by using simultaneous equation model with two-stage least square (2SLS) method. Empirical findings exhibit that shock has the significant impact on Indonesian economy through both of trade and investment transmissions. In trade block, Indonesian export to China has the most decreasing rather than others countries because of yuan more decrease than rupiah. In investment block, a total of investment gets the impact to rise, particularly in Foreign Direct Investment (FDI) from China, caused by decreasing wealth of foreign investors in China.   Meanwhile, in the monetary block, the value of rupiah and Indonesian GDP simultaneously get the impact to decline, whereas yuan devalution leads Indonesian inflation to rise. Therefore, it is essential for the government to decrease Indonesian dependence on China, particularly in trade block. Some options which government should implement are market diversification and increasing export products quality.
SIMULASI KEBIJAKAN PADA IMPLEMENTASI PERJANJIAN KOMPREHENSIF INDONESIA-AUSTRALIA (IA-CEPA) TERHADAP PASAR DAGING SAPI DOMESTIK Najia Helmiah; Nasrudin
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol 15 No 2 (2021): .
Publisher : Trade Analysis and Development Agency, Ministry of Trade of Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30908/bilp.v15i2.633

Abstract

Abstrak Beberapa tahun terakhir, pemenuhan permintaan daging sapi di Indonesia masih bergantung pada impor khususnya dari Australia. Impor daging sapi dapat menstabilkan harga daging sapi domestik, tetapi di lain sisi dapat menekan pendapatan peternak lokal. Implementasi dari IA-CEPA adalah penghapusan tarif impor dan TRQ (Tariff Rate Quota) untuk komoditas sapi hidup. Penghapusan tarif menyebabkan harga sapi yang masuk ke Indonesia menjadi lebih murah dan memperbesar peluang peningkatan volume impor sapi hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis skenario terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku ekonomi dengan menggunakan model persamaan simultan 2SLS (two stage least square). Simulasi dilakukan untuk tiga skenario yaitu skenario penghapusan tarif, penetapan kuota, dan TRQ. Hasilnya menunjukkan bahwa skenario penghapusan tarif memberikan total peningkatan kesejahteraan pelaku ekonomi terbesar yaitu 115 miliar dengan rincian defisit 736 miliar bagi produsen, surplus 936 miliar bagi konsumen, dan defisit 85 miliar untuk penerimaan pemerintah. Oleh karena itu, skenario yang direkomendasikan adalah skenario penghapusan tarif pada impor sapi dari Australia. Kata Kunci: 2SLS, IA-CEPA, Pasar Daging Sapi Abstract Recently, demand fulfillment of beef in Indonesia depended on imports, especially from Australia. import can stabilize the domestic price of beef, but the other hand can suppress the income of local farmers. Implementation of IA-CEPA policies is the elimination of import tariff and TRQ (tariff rate quota) for live cattle commodities. Elimination of import tariff causes the price of cattle to enter Indonesia to be cheaper and increases the opportunity to increase the import volume of live cattle. The study aims to investigate the best scenario that can improve the welfare of economic actors using simultaneous equation model 2SLS (two-stage least squares). Three scenarios that simulated are eliminating tariff, setting quota, and TRQ. The result shows that eliminating tariffs gives the largest total welfare increase of economic actors that is 115 billion, with a 736 billion deficit for producers, 936 billion surplus for consumers, and 85 billion deficit for government revenue. Therefore, the policy recommendation is the scenario of eliminating tariffs on cattle imports from Australia. Keywords: 2SLS, IA-CEPA, Beef Market JEL Classification: C53, F12, F13