Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Efektifitas Kelas Edukasi Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi)Dalam Peningkatan Pengetahuan Ibu Bayi Yuna Trisuci Aprillia; Susiana Nugraha; Endang Siti Mawarni
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 9, No 2 (2019): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jbik.v9i2.500

Abstract

Bayi dan balita masuk dalam kelompok rawan gizi di masyarakat dimana prevalensi gizi kurang tertinggi  pada bayi dan balita. Dalam laporan RISKESDAS 2018 balita gizi kurang di Indonesia tercatat sebesar 17.7%  masih dibawah taret RJPMN yaitu 17%. Sedangkan permasalahan gagal tumbuh yang dtandai dengan dengan tubuh pendek atau stunting sebesar 30,8%. Besaran prevalensi di Jawa Barat untuk gizi kurang di wilayah Jawa Barat masih di atas 14% dan angka stunting masih diatas angka nasional yaitu 31%. Profil Dinas kesehatan Kota Depok tahun 2017 menyampaikan Jumlah balita gizi lebih sebanyak 5,57%, jumlah balita kurus sebanyak 2,99% dan jumlah balita sangat kurus/gizi buruk sebanyak 0,06%. Masalah tersebut muncul bukan hanya karena kekurangan pangan namun bisa dari faktor lain seperti pemberian MP-ASI yang tidak adekuat tidak sesuai dengan kebutuhan gizi yang ada diusianya dan penyapihan dini. Memburuknya keadaan gizi bayi juga terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai metode MP-ASI yang tepat sehingga praktik pemberian makanan pada bayi dapat mengakibatkan masalah gizi kurang, stunting serta gizi lebih atau obesitas. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan one group pre-posttest design. Sampel pada penelitian ini sebanyak 35 ibu balita usia 6-24 bulan di wilayah Kelurahan Mampang, Pancoran Mas, Kota Depok. Rata-rata pada pengetahuan sebelum intervensi adalah 13.43. pada pengukuran kedua didapatkan rata-rata 14.7. Terlihat perbedaan nilai mean sebelum dan setelah intervensi adalah 1.27. Hasil uji statistic  P Value 0.03 (<0.05) maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara skor pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi.
Pelatihan Bagi Kader Posbindu Tentang “Long Term Care” (Perawatan Jangka Panjang) Bagi Lanjut Usia Kota Depok Susiana Nugraha; Dinni Agustin; Tribudi W Rahardjo; Hirano Yuko
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas) Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.253 KB) | DOI: 10.52643/pamas.v3i2.614

Abstract

Hasil kajian tentang pengembangan LTC di kota Depok th 2016 menunjukkan bahwa konsep LTC masih belum banyak dipahami oleh petugas Puskesmas, oleh karena itu petugas Puskesmas harus tahu lebih dulu mengenai LTC karena akan menjadi tempat bertanya bagi kader, begitupun kader akan menjadi tempat bertanya bagi pendamping lansia. Oleh karena itu pada tahun  2017 telah dilaksanakan pelatihan TOT tentang LTC pada petugas Puskesmas Kota Depok. Selanjutnya pada 9-26 April 2018, diselenggarakan pelatihan pada Kader Posbindu Kota Depok yang terdiri dari 3 angkatan. Peserta pelatihan  dalam bentuk TOT adalah Kader Posbindu di wilayah kota Depok, sebanyak 150 orang yang masing-masing dibagi dalam 3 angkatan. Masing-masing angkatan terdiri dari 50 orang kader. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 9-12 April 2018 (untuk gelombang pertama), 16-19 April 2018 (gelombang kedua) dan 23-26 April 2018 (untuk gelombang ketiga). Capaian yang ingin diperoleh adalah bahwa hasil pelatihan akan bermanfaat bagi: (1) lanjut usia yang memerlukan perawatan jangka panjang maupun yang masih mandiri diukur berdasarkan tingkat kemandiriannya dari segi fisik, mental, sosial dan ekonomi serta sejauh mana lanjut usia mengalami gangguan fisik, mental dan penyakit; dan (2) anggota keluarga maupun pendamping/care giver yang bukan anggota keluarga, baik sebagai relawan maupun profesi yang bertugas memberikan pendampingan pada lanjut usia. Dari pihak Dinas Kesehatan Kota Depok diharapkan ada kegiatan tindak lanjut untuk memonitoring Kader yang telah mengikuti pelatihan dengan tambahan kegiatan pelatihan lainnya, sehingga kegiatan dapat berkesinambungan dan bermanfaat bagi lansia dan keluarga.Kata Kunci: Long Term Care, Kader, Lansia
Pandemic in Indonesian older people: The implication for sleep deprivation, loss of appetite, and psychosomatic complaints Susiana Nugraha; Asyifa Robiatul dawiyah; Yuna Tricusi Aprillia; Lisna Agustina; Tresna Putri Asih Handayani; Tri Budi Wahyuni Rahardjo
Jurnal Ners Vol. 17 No. 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jn.v17i1.33885

Abstract

Background : During the COVID-19 pandemic, many individuals were concerned about being infected. Meanwhile, the elderly felt isolated due to the detrimental effect on their mental and physical health. Therefore, this study aimed to identify the mental health issues suffered by the elderly during the COVID-19 pandemic. The most frequent mental health issues assessed are sleep deprivation, loss of appetite, and psychosomatic complaints.Method : This is a descriptive-analytic study using a cross-sectional approach to find the mental health impact of the COVID-19 pandemic. The population consists of 259 older adults (≥60 years) living in West Java and Jakarta.Results : The average age of study participants is 65.3 years old (±6.8SD range 60–89 years old). The multivariable logistic regression model showed that sleep deprivation is signifantly associated with non-college education background (OR=2.28;95%CI; 1.23-4.61), anxiety (OR=7.09; 95%CI; 3.57-14.08), and the existence of chronic illness (OR=2.75; 95%CI; 1.44 -5.26). Subsequently, the psychosomatic symptom was associated with anxiety (OR=5.27; 95%CI; 2.75 -10.11) and chronic illness (OR=2.80; 95%CI; 1.47 -5.32). Loss appetite was associated with non-college education background (OR=2.50; 95%CI; 1.16-5.41), anxiety (OR=10.41; 95%CI; 5.01-21.63), and the existence of chronic illness (OR=3.60; 95%CI; 1.72-7.55). The analysis showed that none of the COVID-19 related fear is associated with a sleep disorder, loss of appetite, and psychosomatic symptoms.Conclussion : A psychosocial approach is necessary to reduce the mental health issues during the Covid-19 Pandemic, focusing on anxiety management and assisting those with chronic diseases and low education.
Prediktor Faktor Lingkungan Sosial untuk Kualitas Hidup Lansia di Wilayah Rural dan Urban Susiana Nugraha
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jukmas.v4i1.803

Abstract

Perubahan fisik yang terjadi pada Lansia erat kaitannya dengan perubahan psikososialnya. Pengaruh yang muncul akibat berbagai perubahan pada lansia tersebut jika tidak teratasi dengan baik, cenderung akan mempengaruhi kesehatan lansia secara menyeluruh dan mempengaruhi kualitas hidupnya . Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui prediktor kualitas hidup lansia di wilayah rural dan urban di wilayah Kota Cimahi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah Rural yaitu rata – rata umur lansia 69,10 tahun dan di Urban 69,07 skor, untuk wilayah Rural yaitu rata – rata dukungan sosial  42,60 skor dan di Urban 42,60 skor, untuk wilayah Rural yaitu rata – rata fungsi keluarga 12,73 skor dan di Urban 12,46 skor, untuk wilayah Rural yaitu rata – rata keterlibatan lansia di masyarakat 10,85 skor dan di Urban 11,51 skor. Hasil analisis pada pemodelan multivariat menunjukkan bahwa model hanya sesuai dan signifikan untuk lansia yang tinggal di wilayah urban dengan nilai R2 = 0,17 dan p value = 0.014. Temuan dalam penelitian ini berimplikasi pada pentingnya memperhatikan faktor fungsi keluarga yang yang berada di rumahnya yang dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia sehingga di harapkan agar lansia melewati hari – hari dalam hidupnya dengan kualitas hidup yang semakin baik. Kata kunci: kualitas hidup, lansia, rural, urban
Hubungan Penyakit Kronis dan Multimorbiditas dengan Kekuatan Genggaman Lansia di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Tahun 2022 Ariyani Nurinayah; Susiana Nugraha; Asyifa Robiatul Adawiyah
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jukmas.v6i2.2473

Abstract

Meningkatnya jumlah penduduk lansia menimbulkan masalah terutama dari segi kesehatan yaitu lansia yang rentan akan berbagai masalah fisik akibat penyakit kronis yang dideritanya, penyakit kronis pada lansia dapat menurunkan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, multimorbiditas dua atau lebih kondisi penyakit kronis pada individu yang sama memiliki dampak spesifik pada masalah keselamatan dalam perawatan primer, Kekuatan genggaman telah menjadi prediktor status kesehatan setiap waktu . Individu dengan grip yang lebih lemah lebih rentan terhadap menurunnya kesehatan dan mengalami peningkatan kesulitan saat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi cross sectional, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekuatan genggaman tangan lansia dengan penyakit kronis dan multimorbiditas di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung 2022, penelitian di lakukan di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung dengan sampel berjumlah 406 responden, dalam penelitian ini menunjukan bahwa adanya hubungan antara kekuatan genggaman tangan lansia dengan multimorbiditas (p value = 0.042) OR = 1.565 95% CI (1.036-2.363) Artinya lansia yang memiliki multimorbiditas 1.5 kali beresiko memiliki kekuatan genggaman tanagan yang lemah. Saran: Tetap aktif dalam menjaga kesehatan dan selalu deteksi  dini dari keberadaan penyakit kronis, karna penyakit dapat meningkatkan resiko terjadinya penurunan kemampuan kapasitas fisik, dan resiko jatuh yang menjadi ancaman bagi lansia.Kata kunci : Kekuatan genggaman tangan, penyakit kronis, multimorbiditas
Efektivitas Media Audio Visual dalam Perilaku Pencegahan Hipertensi pada Pekerja Sektor Swasta Sri Mastuti; Laila Ulfa; Susiana Nugraha
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 03 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v12i03.2160

Abstract

Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi terus meningkat, peningkatan prevalensi hipertensi pada pekerja di Pusyankesja tahun 2020 sebesar 41% menjadi 52% di tahun 2021. Salah satu cara yang efektif bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi adalah dengan menjaga pola makan. Upaya pencegahan hipertensi dapat dilakukan melalui penyuluhan media audio visual. Audio visual adalah sebuah media yang bisa merangsang indra lebih banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas media audiovisual terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan praktik pekerja dalam pencegahan hipertensi. Rancangan penelitian adalah quasi experiment dengan rancangan pre dan post test one group. Sampel berjumlah 47 pekerja, pengambilan sampel dengan teknik non probability sampling disertakan dengan kuesioner yang dianalisis mengunakan uji beda mean atau uji t. Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan audiovisual sebagai media penyuluhan, efektif meningkatkan pengetahuan (P-value = 0,001), sikap (P-value = 0,001) dan praktik pekerja (P-value = 0,001) dalam pencegahan hipertensi. Kedepannya perlu monitoring dan evaluasi serta diperlukan upaya sinergitas dengan program kesehatan lain.
Faktor yang Berhubungan dengan Locomotive Syndrome pada Lansia Fajar Wijanarko; Susiana Nugraha; Laila Ulfa; Sudibyo Alimoeso
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 05 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ageing atau proses penuaan adalah suatu proses yang terjadi secara bertahap seumur hidup yang sangat bervariasi, dan bersifat progresif dan kumulatif berupa penurunan fungsi fisiologis secara umum. Salah satu penurunan fungsi fisiologis adalah penurunan kekuatan otot dan keseimbangan yang mengakibatkan locomotive syndrome (LS). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap locomotive syndrome pada lansia di sekolah lansia Indonesia Ramah Lansia (IRL) Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2022. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian cross sectional, dengan populasi peserta sekolah lansia IRL Jawa Barat berjumah 854, dengan purposive sampling sebanyak 200 responden. Analisis dilakukan secara bivariat dengan chi square dan multivariat dengan regresi logistik. Analisis bivariat menunjukkan faktor yang berhubungan dengan locomotive syndrome adalah Indeks Masa Tubuh (IMT) (nilai p = 0,010), hand grip strength (nilai p = 0,012) dan keseimbangan (nilai p = 0,001). Analisis multivariat menunjukkan bahwa factor keseimbangan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap locomotive syndrome (nilai p = 0,001). Pencegahan locomotive syndrome dapat dilakukan dengan IMT yang ideal, melakukan aktivitas fisik untuk menjaga kekuatan otot dan keseimbangan. Perempuan mempunyai risiko lebih tinggi terjadi locomotive syndrome, maka disarankan untuk memprekecil faktor risiko sejak dini.
Hubungan Peran Tenaga Kesehatan, Orang Tua dan Teman Sebaya dengan Kejadian Kehamilan Dini pada Remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Puri Kalimantan Barat Tahun 2023 Tia Septianta Harahap; Susiana Nugraha; Santi Agustina
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) Vol 7, No 2 (2023): Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jukmas.v7i2.3458

Abstract

Adolescence is a period of rapid growth and development, both physically and spiritually and intellectually. Teenage pregnancy can have an effect on women's reproductive and sexual health. The purpose of this study was to determine the relationship between the role of health workers, parents and peers with the incidence of early pregnancy in adolescents at the Tanjung Puri Health Center, West Kalimantan. The research method used a case control approach. The research site was at the Tanjung Puri Health Center in West Kalimantan and was conducted in May 2023. The independent variables are the role of health workers, the role of parents and the role of peers. The dependent variable is the incidence of early pregnancy. The sample was selected by purposive sampling with the number of respondents 1: 1, namely 65 adolescents experiencing early pregnancy and 65 adolescents not experiencing early pregnancy. The research instrument used a questionnaire, which was valid and reliable. Research analysis with univariate, chi square test and logistic regression using SPSS software. Research ethics based on certificate Number: 259/SK.KEPK/UNR/V/2023 from Respati University Indonesia.The results showed that there was an association between the role of health workers (p=0.048), parents (p=0.001) and peers (p=0.017) with the incidence of early pregnancy in adolescents. The results of the analysis showed that the most influential variable on the incidence of early pregnancy in adolescents was the role of parents (p=0,001 dan Exp (B) =5,112). The conclusion is that there is a relationship between the role of health workers, parents and peers with the incidence of early pregnancy in adolescents. Research advice is an input for the development of adolescent health quality, especially in terms of reducing the incidence of early pregnancy. Keywords : health workers, parents, peers, early pregnancy