Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PAT-2 Rapid Diagnostic Test of Red Sea Bream Iridoviral Disease (RSIVD) in Grouper Epinephelus sp. Based on Serological Co-Agglutination and Molecular Study Dwi Sulistiyono; Surya Amanu; Kurniasih Kurniasih; Yuli Purwandari Kristianingrum
Hemera Zoa Proceedings of the 20th FAVA & the 15th KIVNAS PDHI 2018
Publisher : Hemera Zoa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.403 KB)

Abstract

Red sea bream iridoviral disease (RSIVD) is caused by red sea bream iridovirus (RSIV), adouble stranded DNA of Icosahedral virus with a diameter of 120-240 nm [1]. RSIV is  one  of the  species  of  the Megalocytivirus,  Genus  of  the  Iridoviridae Family,  first reported to infect red sea bream (Pagrus major) fish, at Sikoku Island, Japan 1991, and since then it has been noted to cause considerable economic losses to fisheries in Singapore, Taiwan, Thailand, Korea, Philippines, Malaysia and also in Indonesia [2,3,4]. Rapid transmission with high mortality rates in fish populations infected becomes a serious threat to the aquaculture fishery business. Stained imprints or tissue sections [1], monoclonal antibody technique (MAb), Immunofluorescent Antibody Tests (IFAT) [5], Polymerase Chain Reaction (PCR) [6] Electron Microscope and Multiplex PCR [2] methods have been introduced.  Although it is very effective for detecting RSIVD in infected fish, but requires training and specialized equipment at a high cost.Co-agglutination test is a diagnostic method, used both in humans and animals in detecting bacterial or viral diseases [7], this method is fast, easy to use, and does not require special equipment. Test results from co-agglutination are easily seen macroscopically, so it is suitable if developed in RSIVD detection in the field case. This study aims to create and conduct RSIVD co-agglutination kit field tests supported by molecular studies and diagnostic analysis of the sensitivity and specificity of the accuracy and reliability of the kit. Then the test results will be compared from the pooling and individual samples.
EFEKTIVITAS PENGOBATAN PREPARAT KOMBINASI AMOKSISILIN DAN KOLISTIN SULFAT PADAKASUS INFEKSI BUATAN Escherichia coli PATOGEN PADA AYAM BROILER Michael Haryadi Wibowo; Surya Amanu
Jurnal Sain Veteriner Vol 27, No 1 (2009): JUNI
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5484.214 KB) | DOI: 10.22146/jsv.305

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan preparat kombinasi amoksisilin dan kolistin suIfat pada kasus infeksi buatan Escherichia coli pada ayam broiler. Sebanyak 140 ekor ayam broiler dipelihara sejak umur satu hari menurut pemeliharaan standar yang lazim. Pada umur 21 hari, ayam tersebut dipisahkan menjadi duayaitu 118 ekor sebagai ayam perlakuan sedangkan sisanya 22 ekor sebagai kontrol. Ayam perlakuan diinfeksi E. coli patogenik isolat asal unggas (EC/Kls/4/02) secara intra peritoneal dosis 0,5 ml dari suspensi Mac Farland I. Segera setelah diinfeksi ayam tersebut diobati dengan preparat kombinasi amoksisilin dan kolistin dosis 1 gram per liter,diberikan selama 7 hari. Kelompok kontrol diinfeksi E. coli sebagaimana kelompok perlakuan tetapi tidak diobati. Respon pengobatan yang diamati adalah kesembuhan ayam yang teramati tanpa adanya gejala klinis, dan penampilan ayam paska pengobatan yang meliputi: rasio jumlah ayam terjual dari jumlah yang diinfeksi, berat badan dan tingkatkonversi pakan. Untuk membandingkan pengaruh pengobatan antara kelompok perlakuan dan kontrol diuji dengan analisis Chi- Square menggunakan program Student Edition of Statistic 4.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosentase ayam terjual sebanyak 86,4 %, dengan berat rerata pada umor 38 hari 1,48kg serta nilai efisiensipakan feedconvertion ratio 1,81. Secara statistik pengaruh pengobatan tersebut terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat signifikasi 0,5%, antara kelompok perlakuan dan kontrol. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa respon pengobatan pada kasus infeksi buatan E. coli menggunakan preparat kombinasi amoksisilin dan kolistin sulfat,cukup baikuntuk mengatasi infeksi tersebut.Kata kunci: Escherichia coli, kombinasi antibiotik, potensi zooteknik ayam
Studi Serologis Dengan Uji Hambatan Hemaglutinasi Terhadap Angsa Surya Amanu; Oktavianus Kale Rohi
Jurnal Sain Veteriner Vol 23, No 1 (2005): JUNI
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (890.776 KB) | DOI: 10.22146/jsv.362

Abstract

elah dilakukan penelitian uji hambatan hemaglutinasi (HH) pada sera angsa untuk mengetahui adanya reaktor terhadap Newcastle disease (ND) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada yang bertujuan untuk memberikan informasi adanya reaktor terhadap ND pada angsa. Sebanyak 118 sampel sera angsa di daerah Istimewa Yogyakarta berasal dan Kabupaten Sleman 45 sampel, Kabupaten Kulonprogo 17 sampel, Kabupaten Bantul 28 sampel dan Kodya Yogyakarta 28 sampel, yang diuji HH dengan metode pelat mikro (Beard, 1980). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dan sebanyak 118 sampel sera angsa yang diperiksa, yang memberikan reaksi pesitif pada uji HH atau sebagai reaktor sebanyak 88 sampel (74,57 %).
Survei Difeksi Bakteri Mycoplasma synoviae Pada Kalkun, Angsa, Entok dan Itik di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta = Survey of Mycoplasma synoviae Bacterial Infection in Turkey, Goose Muscovy Duck and Duck at Surya Amanu
Jurnal Sain Veteriner Vol 23, No 2 (2005): DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.373

Abstract

Telah dilakukan penelitian uji serologis terhadap Mycoplasma synoviae pada kalkun, angsa, entok dan itik di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada yang bertujuan untuk memberikan informasi adanya reaktor terhadap Infectious synovitis pada unggas tersebut. Sebanyak 175 sampel sera unggas yang terdiri dari 46 sampel sera kalkun, 45 sampel sera angsa, 44 sampel sera entok dan 40 sampel sera itik, dari Kabupaten Sleman yang diambil pada periode tahun 2003 diuji aglutinasi cepat serum dengan menggunakan antigen berwarna Mycoplasma synoviae serotipe S produksi Salsbury Laboratories, Amerika Serikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sebanyak 175 sampel sera unggas tersebut yang diperiksa, yang memberikan reaksi positif atau sebagai reaktor sebanyak 72 sampel sera unggas (41,14%) yang masing-masing berasal dari 26 sampel sera kalkun (56,52%), 23 sampel sera angsa (51,10%), 10 sampel sera entok (22,72%) dan 13 sampel itik (32,50%).
Kejadian Infeksi Bakteri Mycoplasma Gallisepticum Pada Kalkun,Itik,Entok Dan Angsa Di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Surya Amanu; Irwan Budi Riyanto
Jurnal Sain Veteriner Vol 22, No 1 (2004): Juli
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.773 KB) | DOI: 10.22146/jsv.431

Abstract

.
Perbandingan beberapa program vaksinasi penyakit newcastle pada ayam buras Michael Haryadi Wibowo; Surya Amanu
Jurnal Sain Veteriner Vol 28, No 1 (2010): JUNI
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4409.3 KB) | DOI: 10.22146/jsv.446

Abstract

.
EVALUASI KIT DETEKSI CEPAT TERHADAP SAMPEL OTAK ANJING TERINFEKSI VIRUS RABIES Michael Haryadi Wibowo; Tri Untari; Sidna Artanto; Surya Amanu; AETH. Wahyuni; Widya Asmara
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 9, No 1 (2015): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.545 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v9i1.2797

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi kit deteksi cepat Anigen® rapid test kit rabies Ag dalam mendeteksi virus rabies pada sampel otakanjing yang diperoleh dari lapangan yang meliputi batas deteksi, kecepatan reaksi, uji reaksi silang, uji sensitivitas, dan spesifisitas. Batas deteksi ditentukan dengan pengenceran secara serial kontrol positif virus rabies dan selanjutnya diuji dengan rapid test kit sesuai petunjuk produsen. Uji reaksi silang dilakukan dengan canine parvovirus, Escherichia coli, dan Salmonella sp. Uji sensitivitas dan spesifisitas dilakukan terhadap sampel otak yang telah dikonfirmasi positif rabies dengan uji fluorescent antibody technique. Konfirmasi uji rapid test tersebut dilakukan dengan reverse transcriptase polymerase chain reaction. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Anigen® rapid test kit rabies Ag mampu mendeteksi sampel yang mengandung virus rabies dengan titer 0,5 x log 106,5/0,03 ml, dengan rata-rata kecepatan reaksi 1,8 menit 29,35 detik (kurang dari 2 menit). Di samping itu Anigen® rapid test kit rabies menunjukkan tidak terdapat reaksi silang dengan canine parvovirus, Escherichia coli, dan Salmonella sp. serta mempunyai sensitivitas 92,30% dan spesifisitas 97,90%
EVALUASI KIT DETEKSI CEPAT TERHADAP SAMPEL OTAK ANJING TERINFEKSI VIRUS RABIES Michael Haryadi Wibowo; Tri Untari; Sidna Artanto; Surya Amanu; AETH. Wahyuni; Widya Asmara
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 9, No 1 (2015): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v9i1.2797

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi kit deteksi cepat Anigen® rapid test kit rabies Ag dalam mendeteksi virus rabies pada sampel otakanjing yang diperoleh dari lapangan yang meliputi batas deteksi, kecepatan reaksi, uji reaksi silang, uji sensitivitas, dan spesifisitas. Batas deteksi ditentukan dengan pengenceran secara serial kontrol positif virus rabies dan selanjutnya diuji dengan rapid test kit sesuai petunjuk produsen. Uji reaksi silang dilakukan dengan canine parvovirus, Escherichia coli, dan Salmonella sp. Uji sensitivitas dan spesifisitas dilakukan terhadap sampel otak yang telah dikonfirmasi positif rabies dengan uji fluorescent antibody technique. Konfirmasi uji rapid test tersebut dilakukan dengan reverse transcriptase polymerase chain reaction. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Anigen® rapid test kit rabies Ag mampu mendeteksi sampel yang mengandung virus rabies dengan titer 0,5 x log 106,5/0,03 ml, dengan rata-rata kecepatan reaksi 1,8 menit 29,35 detik (kurang dari 2 menit). Di samping itu Anigen® rapid test kit rabies menunjukkan tidak terdapat reaksi silang dengan canine parvovirus, Escherichia coli, dan Salmonella sp. serta mempunyai sensitivitas 92,30% dan spesifisitas 97,90%