Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

BERKEBUN SEBAGAI TERAPI MENURUNKAN STRES LANJUT USIA Kartinah Kartinah; Agus Sudaryanto; Rizka Endrayani; Galuh Restuti; Supratman Supratman
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 5 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i5.17506

Abstract

Abstrak: Masalah psikologis adalah masalah yang paling sering dialami lanjut usia. Menjadi tua akan mengalami banyak kemunduran secara fisik, biologis, mental, social, dan spiritual. Kasus lansia mengalami sakit atau menderita penyakit, mengalami stress, cemas dan depresi adalah beberapa masalah yang dialami lansia. Tujuan pengabdian ini adalah untuk memperkenalkan, mengajak, dan merangsang lansia melakukan aktifitas berkebun sebagai bentuk terapi komplementer yang bermanfaat untuk mengatasi masalah-masalah yang dirasakan dan dialami lansia selama tinggal di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werda. Metode pengabdian menggunakan pendekatan aktifitas kelompok bersama, yaitu berkebun (field group activity with gardening). Mitra pengabdian adalah Wisma Jolotundo Balai Pelayanan Sosial Tresna Werda Sleman Yogyakarta. Jumlah lansia yang terlibat sebanyak 17 orang. Alat evaluasi untuk mengukur tingkat stress menggunakan angket Stress Scale, 14 item dengan menggunakan skala Likert 4 tingkat. Hasil aktifitas berkebun bersama mitra menunjukkan penurunan tingkat stress. Lansia yang mengalami stress berat menurun 8%, stress sedang dan stress berat menurun 5%. Tim pengabdi merekomendasikan berkebun sebagai agenda tetap di Balai, menjadikan varitas tanaman dijadikan warung hidup, perlunya diversifikasi tanaman untuk memperkaya kebun yang dikelola. Abstract: Psychological problems are the most common problems experienced by the elderly. Growing old suffers many physically, biologically, mentally, socially, and spiritually. Cases of the elderly experiencing illness or suffering from illness, experiencing stress, anxiety and depression are some of the problems experienced by the elderly. The purpose of this community service is to introduce, invite, and stimulate the elderly to do gardening activities as a form of complementary therapy that will be useful to overcome the problems felt and experienced by the elderly while living at the Balai Pelayanan Sosial Tresna Werda. The service method uses a group activity approach, namely gardening. The partner is Wisma Jolotundo Balai Pelayanan Sosial Tresna Werda Sleman Yogyakarta. Evaluation tool to measure stress levels using the Stress Scale questionnaire, 14 items using the 4-Likert scale. The results of gardening activities showed a decrease in stress levels. Seniors who experienced severe stress decreased by 8%, moderate and severe stress decreased by 5%. The team recommends gardening as a fixed agenda in the Balai, making plant varieties into living stalls, the need for plant diversification to enrich the managed gardens.
Hubungan Antara Kualitas Tidur dengan Perubahan Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di Desa Luwang Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Korina Puspa Komala; Supratman Supratman
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 11 (2023): Volume 5 Nomor 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i11.10043

Abstract

ABSTRACT Hypertension is a disease that has a high prevalence of 25.8% in 2013 and increased to 34.1% in 2018, based on Riskesdas data. The elderly are at risk of hypertension due to the aging process. Many factors can cause hypertension in the elderly, one of which is sleep problems. Sleep quality can affect heart rate. The purpose of the study was to determine the relationship between sleep quality and changes in blood pressure in elderly people with hypertension in Luwang village, Gatak Health Center work area. Using correlational design method through cross sectional approach. Sleep quality data collection methods using sleep qualiy scale questionnaires, and blood pressure measurements using digital sphygmomanometers. The research sample was 37 respondents aged >60 years with the Cluster Sampling technique, researchers took the entire sample members (total population), and used Chi-Square test data analysis. Based on the results found a significant relationship between sleep quality and systole blood pressure (p 0.045 <alpha 0.05), but there was no relationship between sleep quality and diastole blood pressure (p 0.480 <alpha 0.05). It can be concluded that there is a relationship between sleep quality and changes in blood pressure in elderly people with hypertension in Luwang village, Gatak Health Center work area. Keywords: Elderly, Hypertension, Sleep Quality, Sleep Quality Scale  ABSTRAK Hipertensi merupakan penyakit yang memiliki prevalensi tinggi sebesar 25,8% tahun 2013 dan meningkat menjadi 34,1% pada tahun 2018, berdasarkan data Riskesdas. Lansia risiko mengalami hipertensi karena terjadinya proses penuaan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan hipertensi pada lansia salah satunya adalah masalah tidur. Kualitas tidur dapat mempengaruhi denyut jantung. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan perubahan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di desa luwang wilayah kerja Puskesmas Gatak. Menggunakan metode desain korelasional melalui pendekatan cross sectional. Metode pengumpulan data kualitas tidur menggunakan kuesioner sleep quality scale, dan pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital. Sampel penelitian sebanyak 37 responden berusia >60 tahun dengan teknik Cluster Sampling peneliti mengambil keseluruhan anggota sampel (total population), dan menggunakan analisa data uji Chi-Square. Berdasarkan hasil didapatkan hubungan yang signigfikan antara kualitas tidur dengan tekanan darah sistol (p 0,045 <alpha 0,05), namun tidak ada hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah diastol (p 0,480 <alpha 0,05). Dapat disimpulkan terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan perubahan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di desa Luwang wilayah kerja Puskesmas Gatak. Kata Kunci: Lansia, Hipertensi, Kualitas Tidur, Sleep Quality Scale
Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Hidup Lansia Penderita Hipertensi di Desa Luwang Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Sita Adelia; Supratman Supratman
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 11 (2023): Volume 5 Nomor 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i11.10042

Abstract

ABSTRACT In the elderly experience conditions that are susceptible to several diseases because at this age there is a decrease in physical condition so that there is also reduced resistance in the body. Most elderly people often develop problems with degenerative diseases such as hypertension. This is due to peripheral blood vessel disorders and decreased blood vessels that cause increased blood pressure. Hypertension is more often found in the elderly where at their age there are physiological and psychological changes, which are risky for their health. One of the psychological changes that occur is anxiety, anxiety about complications from hypertension can have an impact on the quality of life of elderly people with hypertension. The lower the level of anxiety in the elderly, the better the quality of life. The purpose of this study was to determine the relationship between anxiety levels and the quality of life of elderly people with hypertension in Luwang Village, the working area of the Gatak Health Center. Type of quantitative research using correlational design. Sampling in this study with Total Sampling Technique as many as 37 elderly people with hypertension.  The results of the study were obtained from 37 respondents as many as 4 people had a good quality of life caused by mild anxiety, and 28 people caused by moderate anxiety.  The results of cross-tabulation are that there is a relationship between the level of anxiety and the quality of life of elderly people with hypertension in Luwang Village, the Gatak Health Center work area with the Pearson Chi Square Test value obtained .000 results where the value is <0.05. This can be interpreted as anxiety can affect the quality of life of elderly people with hypertension. The heavier the level of anxiety, the worse the quality of life of the elderly and vice versa. Keywords: Elderly, Hypertension, Anxiety Level, Quality of Life  ABSTRAK Pada lansia mengalami kondisi yang rentan terhadap beberapa penyakit karena pada usia ini terjadi penurunan kondisi fisik sehingga berkurang juga daya tahan dalam tubuh. Kebanyakan lansia sering timbul masalah penyakit degenerative seperti hipertensi. Hal ini disebabkan adanya gangguan pembuluh darah perifer serta menurunnya pembuluh darah yang menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hipertensi lebih sering ditemui pada lansia dimana pada usianya terjadi perubahan-perubahan fisiologis maupun psikologis, yang beresiko untuk kesehatanya. Perubahan psikologis yang terjadi salah satunya adalah cemas, kecemasan akan komplikasi dari hipertensi dapat berdampak pada kualitas hidup lansia penderita hipertensi. Semakin rendahnya tingkat kecemasan pada lansia maka akan semakin baik juga kualitas hidupnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas hidup lansia penderita hipertensi Di Desa Luwang, wilayah kerja Puskesmas Gatak. Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain korelasional. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan Teknik Total Sampling sebanyak 37 lansia penderita hipertensi. Hasil penelitian didapatkan dari 37 responden sebanyak 4 orang memiliki kualitas hidup baik disebabkan oleh kecemasan ringan, dan 28 orang disebabkan kecemasan sedang. Hasil dari tabulasi silang yaitu terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup lansia penderita hipertensi di Desa Luwang wilayah kerja Puskesmas Gatak dengan nilai Uji Pearson Chi Square diperoleh hasil .000 dimana nilai tersebut <0.05. Hal ini  dapat  diartikan kecemasan dapat mempengaruhi kualitas hidup orang lanjut usia dengan hipertensi. Semakin berat tingkat kecemasan, semakin buruk kualitas hidup lansia dan sebaliknya. Kata Kunci: Lansia, Hipertensi, Tingkat Kecemasan, Kualitas Hidup
Gambaran Tingkat Stres Pada Lansia yang Menderita Hipertensi di Desa Luwang Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Herlina Eka Hapsari; Supratman Supratman
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 11 (2023): Volume 5 Nomor 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i11.10049

Abstract

ABSTRACT Hypertension is defined as an increase in systolic blood pressure of more than 140 mmHg and diastolic blood pressure of more than 90 mm Hg in two measurements taken five minutes apart in a calm state. Elderly people tend to have high blood pressure. Hypertension in the elderly is possible to cause several complications of other diseases, from these complications, the elderly experience fear and worry. The feeling of fear, anxiety, and worry which is perceived by elders can carry out stress for them. This study aims to provide an overview of the level of stress in the elderly who have hypertension. The method of this research is conducted with simple quantitative description. In this study, the technique of total sampling was used where the number of samples was the same as the population or using the entire population. The subjects of this research were 37 elderly who have hypertension. The research instrument in this study used the Perceived Stress Scale (PSS) questionnaire with a total of 10 questions. The results of this study indicate that a total of 9 elderly who suffer hypertension experience mild stress (24.3%), 26 participants experience moderate stress (70.3%), and 2 participants experience severe stress (5.4%). Elderly are hopefully able to reduce stress level with positive activities and continue to carry out a healthy lifestyle. Keywords: Hypertension, Stress, Elderly  ABSTRAK Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg dalam dua kali pengukuran yang dilakukan dengan selang waktu lima menit dalam keadaan tenang. Lansia cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Hipertensi pada lansia dapat menyebabkan beberapa komplikasi penyakit lain, dari komplikasi tersebut lansia mengalami rasa takut dan khawatir. Perasaan takut, cemas, dan khawatir yang dirasakan lansia dapat menyebabkan stres pada lansia. Penelitian ini bertujuan agar memberikan gambaran terhadap tingkat stres pada lansia yang menderita hipertensi. Metode penelitian ini menggunakan deskripsi kuantitatif sederhana. Dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling dimana jumlah sampel sama dengan populasi atau menggunakan keseluruhan populasi. Subyek penelitian ini adalah lansia yang menderita hipertensi sebanyak 37 orang. Instrumen penelitian dalam penelitian ini menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale (PSS) dengan jumlah 10 pertanyaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lansia yang menderita hipertensi sebanyak 9 orang mengalami stres ringan (24.3%), 26 orang mengalami stres sedang (70.3%), dan 2 orang mengalami stres berat (5.4%). Diharapkan kepada lansia dapat menurunkan tingkat stres dengan kegiatan-kegiatan yang positif dan tetap melakukan gaya hidup sehat. Kata Kunci: Hipertensi, Stress, Lansia
Gambaran Kejadian Insomnia pada Remaja Usia 12-16 Tahun yang Kecanduan Gadget Ahmad Fauzan; Supratman Supratman
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 11 (2023): Volume 5 Nomor 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i11.9867

Abstract

ABSTRACT Insomnia is a condition where a person has difficulty starting and maintaining sleep. One of the factors that cause poor sleep quality is due to the habit of using gadgets by spending time online social media, playing online games, including at night. The purpose of this study aims to determine the incidence of Insomnia in adolescents aged 12-16 years who are addicted to gadgets. The research design used is descriptive quantitative with a Cross Sectional approach. The population used in this study were junior high school students Muhammadiyah 1 Kartasura as many as 188 students. By using purposive sampling technique, the research sample was 65 respondents. Based on the results of research on the characteristics of respondents that the age of most respondents was 13 and 14 years as many as 23 people (35.4%). and the majority of male respondents were 46 people (70.8%).There is a distribution of insomnia categories that respondents affected by insomnia are 23 people (35.4%). The conclusion, from the results of research conducted at SMP Muhmammadiyah 1 Kartasura, it can be concluded that gadget addiction in adolescents aged 12-16 years can be one of the causes of insomnia. This is caused by several factors, including exposure to blue light caused by gadget screens that can affect sleep quality, irregular sleep patterns due to excessive gadget use, and psychological disorders that can arise due to gadget addiction such as stress and anxiety. Keywords: Insomnia, Gadgets, Adolescents 12-16 Years Old  ABSTRAK Insomnia merupakan keadaan dimana seseorang kesulitan memulai dan mempertahankan tidur. Salah satu dari faktor yang menyebabkan kualitas tidur yang kurang disebabkan karena kebiasaan menggunakan gadget dengan menghabiskan waktu untuk online media sosial, bermain game online, termasuk pada malam hari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kejadian Insomnia pada remaja usia 12-16 tahun yang kecanduan gadget. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelajar SMP Muhammadiyah 1 Kartasura sebanyak 188 pelajar. Dengan menggunakan Teknik purposive Sampling maka sampel penelitian sebanyak 65 responden. Hasil penelitian pada karakteristik responden bahwa umur responden terbanyak adalah 13 dan 14 tahun sebanyak 23 orang (35,4%). dan mayoritas responden laki-laki yaitu sebanyak 46 orang (70,8%) .Terdapat distribusi kategori insomnia bahwa responden yang terkena insomnia yaitu 23 orang (35,4%) .Terdapat hasil distribusi kategori tingkat penggunaan gadget kategori rendah yaitu 11 orang (16,9%), responden dengan hasil sedang yaitu 39 orang (60%), dan juga responden dengan hasil yang tinggi dengan smartphone yaitu 15 orang (23,1%). Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Muhmammadiyah 1 Kartasura, dapat disimpulkan bahwa kecanduan gadget pada remaja usia 12-16 tahun dapat menjadi salah satu penyebab insomnia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain paparan cahaya biru yang disebabkan oleh layar gadget yang dapat mempengaruhi kualitas tidur, pola tidur yang tidak teratur akibat penggunaan gadget yang berlebihan, serta gangguan psikologis yang dapat muncul akibat kecanduan gadget seperti stres dan kecemasan. Kata Kunci: Insomnia, Gadget, Remaja Usia 12-16 Tahun
Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lanjut Usia di Desa Luwang Wilayah Puskesmas Gatak Salsabila Nur Inayatul Faizah; Supratman Supratman
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 11 (2023): Volume 5 Nomor 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i11.10048

Abstract

ABSTRACT Hypertension is the first cause of death in the world. Hypertension is a trigger factor for other diseases such as stroke, kidney failure and heart disease. Most of the elderly in Indonesia generally suffer from hypertension. Field studies found that the most cases in the elderly were hypertension, followed by other diseases such as gout, diabetes mellitus, rheumatism. In the study of hypertension exercise was used as a medium for reducing hypertension in the elderly. The purpose of this study was to determine the effect of hypertension exercise on reducing blood pressure in the elderly. This research is a quantitative study using a quasi-experimental method with a pre-test and post-test design by giving exercise treatment to the research sample. The sampling technique used purposive sampling technique, namely sampling with certain considerations in accordance with the inclusion criteria set by the researcher. Based on these considerations, in this study a sample of 30 respondents was obtained.The results of the study showed that hypertension exercise had an effect on reducing systolic blood pressure as evidenced by a p value of 0.000 and diastolic blood pressure as evidenced by a p value of 0.014 where the p value <0.05 in the elderly in Luwang Village, Gatak Health Center. There is an effect of reducing systolic and diastolic blood pressure before and after exercise. Keywords: Hypertension Exercise, Elderly, Hypertension  ABSTRAK Hipertensi merupakan penyakit penyebab kematian pertama di dunia. Penyakit hipertensi ini merupakan faktor pencetus bagi penyakit-penyakit lainnya seperti stroke, gagal ginjal, dan jantung. Sebagian besar lansia di Indonesia pada umunya mengidap penyakit hipertensi. Kajian dilapangan menemukan kasus terbanyak pada lansia adalah hipertensi kemudian disusul penyakit-penyakit lainnya seperti asam urat, diabetus miletus, rematik. Pada penelitian senam hipertensi digunakan sebagai media untuk penurun hipertensi pada lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia. Penelitian ini merupakan kuantiatif mengguanak metode quasi eksperimen dengan rancangan pre test dan post test dengan memberikan perlakuan senam kepada sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria inklusi yang ditetapkan peneliti. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dalam penelitian ini diperoleh sampel sebanyak 30 responden. Hasil penelitian menunujukkan bahwa senam hipertensi memberi pengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik dibuktikan dengan p value sebesar 0,000 dan tekanan darah diastolik dibuktikan dengan p value 0,014 dimana p value <0,05 pada lansia di Desa Luwang Wilayah Puskesmas Gatak. Ada pengaruh penurunan tekanan darah sistole dan diastole sebelum dan sesudah diberikan senam. Kata Kunci: Senam Hipertensi, Lansia, Hipertensi    
Hubungan Antara Kejenuhan Kerja (Burnout) dengan Motivasi Kerja Pada Perawat Pelaksana Velani Prastika Diyanto; Supratman Supratman
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 3 (2024): Volume 4 Nomor 3 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i3.13900

Abstract

ABSTRACT Nurses are an important component in realizing quality health services, apart from that, nurses have medical services that have been recognized by the government. Nurses are in all units in the hospital, one of which is in the inpatient unit. The aim of this research is to determine the relationship between burnout and work motivation in executive nurses. Utilizing probability sampling techniques, the approach is quantitative. A total of 110 people participated in the study. The Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey (MBI-HSS) questionnaire, which consists of 22 questions in the form of a Likert model scale with response options ranging from 1 to 4, is the tool utilized in this study. 1 denotes never, 2 seldom, 3 frequently, and 4 constantly. The study's findings indicate a strong correlation between implementation nurses work motivation and burnout. It can be concluded that the majority of nurse respondents at RSUD Dr. Moewardi is in the 30-40 year age range, which is considered a productive period with a high level of productivity.  Keywords: Burnout, Executive Nurses, Work Motivation  ABSTRAK Selain berperan penting dalam penyediaan layanan kesehatan berkualitas tinggi, perawat juga memiliki spesialisasi medis yang diakui secara resmi. Setiap unit rumah sakit, termasuk bangsal rawat inap, memiliki staf perawat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Hubungan Antara Kejenuhan Kerja (Burnout) Dengan Motivasi Kerja Pada Perawat Pelaksana. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik probability sampling. Responden yang diteliti berjumlah 110 responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey (MBI-HSS) yang terdiri dari 22 pertanyaan dengan skala model Likert dengan pilihan jawaban berkisar antara 1 sampai 4. 1 menunjukkan tidak pernah, 2 jarang, 3 sering, dan 4 terus-menerus. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kelelahan dan motivasi penerapan perawat dalam pekerjaannya berkorelasi secara signifikan. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden perawat di RSUD Dr. Moewardi berada pada rentang usia 30-40 tahun, yang dianggap masa produktif dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Kata kunci: Kejenuhan Kerja, Motivasi Kerja, Perawat Pelaksana