Sudianto Manullang
Sekolah Tinggi Teologi SAPPI

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Studi Teologis mengenai Mukjizat Kesembuhan Sudianto Manullang
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 6 No 2 (2017): Januari-Juni 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbicara mengenai mukjizat, ada banyak perbedaan pendapat di dalam lingkungan Kekristenan sendiri. Perbedaan-perbedaan pendapat ini seringkali memicu pertentangan di antara aliran tertentu di antara lingkungan kekristenan sendiri. Sementara orang-orang Kristen mengaku sama, yaitu sama-sama pengikut Kristus, tetapi di dalam hati sebenarnya mereka merasa berbeda.Masing-masing pihak merasa lebih benar dan lebih unggul daripada pihak yang lain. Pihak yang satu menganggap mereka lebih unggul karena merasa memiliki pengajarannya yang benar, sedangkan pihak yang lain menganggap mereka lebih unggul karena mereka memiliki pernyataan kuasa Allah di dalam gerejanya yang tampak nyata dan fenomenal mengenai mukjizat. Salah satu pertentangan yang terjadi di antara lingkungan kekristenan adalah dalam hal mengenai konsep mukjizat, khususnya mukjizat penyembuhan (Yoh 6:2). Sebagian orang Kristen menganggap bahwa mukjizat, termasuk mukjizat penyembuhan, masih terus terjadi sampai hari ini sebagai salah satu pernyataan kuasa Allah.Dengan dasar pemahaman itulah tulisan ini mencoba untuk menjelaskannya secara teologis.
Konflik Agama dan Pluralisme Agama di Indonesia Sudianto Manullang
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 4 No 1 (2014): Juli-Desember 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konflik agama di Indonesia terjadi disebabkan oleh faktor non-agama masalah politik, yaitu agama dijadikan sebagai alat untuk kepentingan politik tertentu untuk mencapai kekuasaan; masalah ekonomi yang menjerat masyarakat; dan permasalahan sosial dalam masyarakat yang disebabkan oleh kesenjangan sosial antara masyarakat miskin dan kaya. Konflik agama yang disebabkan oleh agama adalah karena menganggap dogma, doktrin agamanya yang paling benar, sehingga menolak pluralitas agama di Indonesia. Ia menganggap di luar dari ajarannya adalah sesat, sehingga ia melakukan kekerasan atas nama agama. Oleh sebab itu, artikel ini mengusulkan pendekatan antroposentris, etikosentris, soteriosentris terhadap agama-agama dalam pluralitas. Akan tetapi, tidak terjebak dalam pluralisme agama yang menyamakan semua agama, sehingga masuk ke dalam perangkap sinkretisme.
Partikularisme Keselamatan dalam Masyarakat Multiagama Sudianto Manullang
TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 2 No 2 (2013): Januari-Juni 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v2i2.164

Abstract

Soal inklusif dan eksklusivisme agama itu sudah terjadi sejak dahulu kala. Kalau tidak, pasti tidak akan muncul berbagai agama di dunia ini. Masalahnya adalah, apakah setiap agama itu mau dan mampu untuk tetap mengklaim bahwa agamanya adalah agama yang paling benar, tanpa harus menjelekkan dan menganggap agama lainnya tidak benar? Soal kebenaran itu sangat lekat bagaimana masing-masing memercayai agamanya sendiri. Dengan demikian maka partikularisme keselamatan dalam masyarakat multi agama seperti di negara kita ini pasti tidak akan dipersoalkan. Yang penting manusianya - khususnya kita sebagai orang Kristen bagaimana harus bersikap dan mampu memegang teguh mandat dan amanat Kristus dalam menjalankan kebenaran dan musi-Nya seperti Dia telah melakukannya.