Wely Dozan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Al-Wardah: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama

Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Tarap Bekerja Terhadap Keluarga: Kajian Isu Gender Dalam Perspektif Al-Qur’an Wely Dozan; Supriadi Supriadi
AL-WARDAH: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama Vol 15, No 2 (2021): Edisi Desember 2021
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46339/al-wardah.v15i2.648

Abstract

Epistemologi kajian terhadap perempuan seiring dinamika keilmuan yang cukup dinamis semakin dibicarakan pada ruang publik dan pemikiran saat ini. Fakta historis bahwa perempuan tidak mempunyai hak suara. Hal ini seakan-akan perempuan tidak mempunyai kehormatan dan terkadang perempuan lebih rendah dari martabat seorang laki-laki, istilah tafsir yang sering dilontarkan yaitu mengakarnya sistem budaya patriarkhi sehingga perempuan selalu dibelakangkan dan tidak berdaya. Padahal hakikat al-Qur’an yang sesungguhnya adalah perempuan mempunyai kehormatan sama halnya dengan laki-laki baik dalam berbagai aspek terutama pada sisi tataran kehidupan, perempuan mempunyai hak-hak terhadap kebutuhan keluarga. Perempuan memiliki hak-hak dan kewajiban serta tanggung jawab yang harus terealisasikan sesuai dengan tuntunan syar’iat Islam. Fokus penelitian ini memberikan pemahaman tentang isu gender terutama bagaimana peran perempuan dalam meningkatkan tarap hidup keluarga dalam perspektif al-Qur’an, karena hal tersebut sebagai asumsi dasar dalam menggali terkait permasalahan yang dikaji. Secara spesipik, kajian terhadap isu gender memberikan suatu kontribusi yaitu laki-laki dan perempuan tetap dipandang sama dan tidak menimbulkan segala perbedaan. Antara laki-laki dan perempuan sama yaitu tidak berarti laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan. Sehingga Al-Qur’an telah memberikan respon terhadap peran perempuan sebagai alternatif untuk meningkatkan tarap hidup keluarga menjadi lebih baik selama tanggung jawab terhadap suami dan anak-anak tetap dijalan dengan hak sepenuhnya. Sejatinya konsep perempuan dalam Al-Qur’an secara jelas dan tegas menyatakan posisi dan peran perempuan setara dengan laki-laki. Yang dimuliakan di sisi Allah bukan perbedaan jenis kelamin, akan tetapi pada nilai-nilai ketakwaan tersebut.
Dekonstruksi Tafsir Ayat-Ayat Berbasis Gender Dalam Perspektif Pemikiran Feminisme Barat Dan Islam Wely Dozan; Hopizal Wadi; Jaswadi Jaswadi
AL-WARDAH: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama Vol 15, No 1 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46339/al-wardah.v15i1.638

Abstract

Akhir-akhir ini, diskursus terhadap kajian gender merupakan persoalan penting untuk digali dalam berbagai perspektif khususnya dalam pemikiran barat dan Islam. Gender selama ini marak berkembang, lebih-lebih mendapatkan perhatian penting sehingga kemudian gender mengalami dinamika yang cukup signifikan untuk dirumuskan melalui upaya kesungguhan para cendekiawan-cendekiawan Muslim dan pemikiran barat untuk menguarikan kembali terhadap isu gender sekaligus pembelaan terhadap perempuan. Fokus penelitian ini melihat beberapa aspek mendasar yang menjadi pokok-pokok permasalahan yang dikaji adalah dekonstruksi tafsir ayat-ayat gender dalam perspektif pemikiran feminisme barat dan Islam yang dianalisis sebagai pembahasan sekaligus menjawab problematika penelitian tersebut. Jenis penelitian adalah pendekatan studi pustaka (library research) yaitu menganalisis data dalam berbagai keragaman yang termuat berbagai jurnal, buku, artikel sebagai bahan mendukung dalam merumuskan jawaban penelitian ini. Secara garis besar yaitu konsep gender merupakan peran penting untuk melindungi perempuan dalam aspek posisi perempuan untuk merealisasikan keadilan berbasis gender. Dekonstruksi tafsir ayat-ayat berbasis gender dilakukan sebagai upaya penting untuk menghilangkan budaya partriarkhi, karena perempuan statusnya sebagai mahluk yang utuh memiliki peran dalam sejarah peradaban manusia. (Objektivis Netral Gender) semata-mata melindungi perempuan baik dari aspek biologis, perbedaan, psikologis, untuk memperjuangkan keadilan dan kesataraan gender. Sehingga feminisme sebagai jalan alternatif untuk berjuang menyuarakan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan kemudian tidak menyebabkan ketimpangan dan diskriminasi terhadap perempuan.