Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pelatihan Pengelolaan Branding Hotel Ponty Melalui Optimalisasi Media Relations Rita Herlina; Eli Susana; Baruna Tyaswara; Mahardiansyah Suhadi
Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 3 (2018): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.774 KB) | DOI: 10.31294/jabdimas.v1i3.4047

Abstract

Media komunikasi adalah pilihan setiap perhotelan dalam menyampaikan informasi hotelnya kepada konsumen. Berbagai upaya promosi melalui media massa telah dilakukan oleh Hotel Ponty. Diperlukan peran Public Relations untuk menciptakan branding perusahaan, maka public relations harus mampu menjalin hubungan baik dengan publik internal maupun eksternal demi terwujudnya citra positif di masyarakat. Media relations adalah salah satu kebutuhan Hotel Ponty, agar bisa menjalin kerjasama dan menjalin hubungan yang baik dengan media massa, melaui upaya memberikan pelayanan kepada media, menegakkan suatu reputasi agar dapat dipercaya, memasok naskah informasi yang baik, melakukan kerjasama yang baik dalam menyediakan informasi, penyediaan fasilitas yang memadai, dan membangun hubungan secara personal dengan media. Media communication is the choice of every hotel in delivering hotel information to consumers. Various promotional efforts through mass media have been carried out by the Ponty Hotel. The role of Public Relations to create corporate branding, then public relations must be able to establish good relations with the internal and external public for the sake of creating a positive image in the community. Media relations is one of the needs of the Ponty Hotel, in order to establish cooperation and establish good relations with the mass media, through efforts to provide services to the media, establish a reputation for trustworthiness, supply good information texts, carry out good cooperation in providing information, providing adequate facilities, and building personal relationships with the media.
Nilai-nilai kearifan lokal pada unsur naratif dan sinematik film Jelita Sejuba Dasrun Hidayat; Zainur Rosidah; Maya Retnasary; Mahardiansyah Suhadi
ProTVF Vol 3, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.416 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v3i2.21264

Abstract

Jelita Sejuba merupakan film layar lebar yang mengangkat nilai-nilai kearifan lokal di Pulau Natuna. Dengan kreativitas yang tinggi, sutradara film mengemas dialog melalui narasi percintaan gaya anak muda Natuna. Hal yang menjadi filosofi film ini diproduksi dengan maksud memperkenalkan Natuna melalui unsur naratif dan sinematik film. Tujuannya adalah untuk mengetahui nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat pada tiap simbol budaya pada film tersebut. Penelitian ini menggunakan studi kuasi-kualitatif deskriptif dengan paradigma post-positivistik. Melibatkan beberapa sineas, kritikus, dan penikmat film sebagai sumber data untuk memberikan jawaban atas beberapa pertanyaan wawancara. Hasil yang diperoleh bahwa nama Jelita merepresentasikan kecantikan dan keluhuran budi anak gadis Natuna. Kecantikan tersebut dianalogikan seperti kecantikan pulau Natuna yang disebut Sejuba. Analisis data penelitian juga memaparkan nilai-nilai kearifan lokal melalui unsur sinematik film, antara lain set lokasi dengan menggunakan latar belakang pulau Natuna meliputi rumah khas masyarakat Natuna yang terletak di pinggir pulau, keindahan bebatuan yang menjulang tinggi, dan pohon kelapa yang tumbuh di sepanjang pulau Natuna. Temuan nilai kearifan lokal lainnya yakni terkait dengan penggunaan bahasa Melayu di beberapa adegan film Jelita Sejuba. Nilai kearifan lokal juga dapat dirasakan ketika penonton dimanjakan dengan tata musik Melayu serta tata artistik daerah Natuna. Film Jelita Sejuba juga menampilkan makanan khas daerah Natuna yang digambarkan pada unsur naratif dan sinematik film.
Pendekatan intercultural communication pada public relations PT Santos dalam membangun komunikasi empati Neng Yayu; Anisti Anisti; Dasrun Hidayat; Mahardiansyah Suhadi
PRofesi Humas Vol 4, No 1 (2019): PRofesi Humas Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 10/E/KPT/2019
Publisher : LP3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1041.901 KB) | DOI: 10.24198/prh.v4i1.18626

Abstract

Fenomena yang diteliti tentang komunikasi yang dibangun oleh public relations PT Santos. Pada praktiknya komunikasi tidak berjalan baik sehingga diperlukan pendekatan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan komunikasi antara public relations Santos dengan masyarakat Gili Genting Madura Provinsi Jawa Timur. Untuk menemukan tujuan tersebut, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan studi etnografi public relations. Studi ini berfokus pada perilaku komunikasi untuk membangun hubungan. Dalam hal ini adalah komunikasi empati public relations dalam membangun hubungan dengan masyarakat Gili Genting. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam yang melibatkan delapan orang informan. Adapun teori yang digunakan yaitu teori public relations budaya, komunikasi empati dan manajemen hubungan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pendekatan komunikasi empati public relations PT Santos, dipengaruhi oleh budaya lokal. Budaya sebagai konteks komunikasi untuk memahami situasi masyarakat setempat. Hal ini dilakukan melalui kegiatan analisis situasi. Selanjutnya, public relations membuat perencanaan komunikasi meliputi pembuatan program, sosialisasi program, dan evaluasi program. Pendekatan yang dilakukan melalui keterlibatan secara langsung dengan kegiatan masyaraat. Public Relations menyesuaikan diri, melakukan adaptasi dengan lingkungan setempat. Penyesuaian meliputi bahasa dan gaya berpakaian. Hal ini sangat membantu perolehan data yang dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan dan sosialisasi program. Keterlibatan diri dengan menposisikan sebagai anggota masyarakat setempat merupakan bagian dari upaya komunikasi empati yang dibangun oleh public relations. Komunikasi ini dilandasi oleh rasa percaya dan keterbukaan sehingga dapat membangun relasi budaya.