Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Kebutuhan perawatan periodontal pada mahasiswa program sarjana kedokteran gigi Periodontal treatment needs in dental undergraduate students Firdausya Paramita Sabrinadevi; Ina Hendiani; Indra Mustika Setia Pribadi
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 5, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v5i1.26738

Abstract

Pendahuluan: Kondisi periodontal secara tidak langsung dipengaruhi oleh motivasi dan edukasi mengenai kesehatan rongga mulut yang menjadi langkah awal dalam melakukan perawatan gigi dan mulut sehari-hari. Mahasiswa kedokteran gigi preklinik merupakan salah satu komunitas yang memiliki edukasi dan motivasi yang tinggi terhadap kesehatan rongga mulut tersebut, termasuk kesehatan periodontal dan kebutuhan perawatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebutuhan perawatan periodontal pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Metode: Penelitian ini bersifat observatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan teknik non probability sampling yaitu total sampling. Sampel sebanyak 130 mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran semester VII-XI (20 laki-laki dan 110 perempuan). Pemeriksaan kondisi jaringan periodontal dilakukan dengan menggunakan probe WHO dan kaca mulut, serta formulir pemeriksaan, yang kemudian dievaluasi menggunakan Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN). Hasil: Sebanyak 11 mahasiswa (8,4%) mengalami perdarahan saat atau setelah probing, 114 mahasiswa (87,6%) memiliki kalkulus supra atau subgingiva atau faktor retensi plak lainnya, dan sebanyak 5 mahasiswa (4%) memiliki poket patologis 4-5 mm. Simpulan: Perawatan periodontal yang paling banyak dibutuhkan oleh mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran berdasarkan skor CPITN adalah pembersihan dan penghilangan faktor retensi plak dengan scaling, root planing dan instruksi kebersihan rongga mulut.Kata kunci: Kebutuhan perawatan periodontal, CPITN, mahasiswa preklinik kedokteran gigi. ABSTRACTIntroduction: Periodontal conditions are indirectly influenced by motivation and education regarding oral health, which become the first step in performing daily oral care. Preclinical dentistry students are one of the communities with high education and motivation regarding oral health, including periodontal health and treatment needs. This study was aimed to determine the level of periodontal treatment needs in preclinical students of the Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran. Methods: This research was observational descriptive with a cross-sectional approach and non-probability sampling technique (total sampling). The sample consisted of 130 preclinical students of the Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran of the seventh until the eleventh semester consisted of 20 male and 110 female. The periodontal tissue condition examination was performed using the WHO probe and mouth mirror, as well as an examination form, which was then evaluated using the Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN). Results: A total of 11 students (8.4%) experienced bleeding on or after probing, 114 students (87.6%) had supra or subgingival calculus or other plaque retention factors, and five students (4%) had a pathological pocket of 4-5 mm. Conclusion: The most periodontal treatment needed by preclinical students of the Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran based on the CPITN score is the cleanse and removal of plaque retention factors through scaling, root planing, and oral hygiene instruction.Keywords: Periodontal treatment needs, CPITN, preclinical dental students.
Uji daya antibakteri ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Streptococcus sanguinis ATCC 10556 Dwita Kemala; Ina Hendiani; Mieke Hemiawati Satari
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 2, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v3i1.21447

Abstract

Pendahuluan: Pemeliharaan kesehatan gigi dengan cara menyikat gigi dan penggunaan obat kumur dapat mencegah pembentukan biofilm oral yang dipelopori oleh Streptococcus sanguinis. Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) adalah kulit buah yang telah diketahui memiliki aktifitas antibakteri. tujuan penelitian mengetahui daya anti bakteri ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia Mangostana L.) terhadap pertumbuhan Streptococcus sanguinis ATCC 10556. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif, untuk mengetahui uji daya antibakteri ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) pada Streptococcus sanguinis ATCC 10556. Populasi bahan uji penelitian ini adalah kulit buah  manggis (Garcinia mangostana L.) yang ada di Kota Bogor. Sampel yang digunakan adalah kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang didapat dari kebun budidaya IPB Bogor. Metode uji hambat yang dinilai dengan menggunakan metode disk diffusion. Hasil: Diameter zona hambat paling besar terdapat pada konsentrasi 200.000 ppm dengan diameter rata-rata 12,55 mm, di ikuti dengan konsentrasi 100.000 ppm dengan diameter rata-rata 11,2 mm, kemudian konsentrasi 50.000 ppm dengan diameter rata-rata 10,3 mm, selanjutnya konsentrasi 20.000 ppm dengan konsentrasi rata-rata 10,05 mm, kosentrasi 10.000 ppm dengan diameter rata-rata 8,2 mm, konsentrasi 2.000 ppm dengan diameter rata-rata 7,1 mm dan diameter zona hambat paling kecil terdapat pada konsentrasi 1.000 ppm dengan diameter 6,9 mm. Simpulan: Ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki daya antibakteri terhadap Streptococcus sanguinis ATCC 10556.Kata kunci: Daya antibakteri, ekstrak etanol kulit buah manggis, Garcinia mangostana L., Streptococcus sanguinis
Kebersihan Mulut dan Kadar Fosfat pada Saliva Perokok dan Bukan Perokok Rahmi Dwi Lestari; Ira Komara; Ina Hendiani
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 6, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v6i1.29792

Abstract

Pendahuluan: Rokok merupakan faktor resiko yang penting terhadap berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah masalah kesehatan rongga mulut. Merokok dapat memepengaruhi kondisi kebersihan rongga mulut dan komposisi saliva seperti kalsium dan fosfat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kebersihan rongga mulut dan kadar fosfat pada perokok dan bukan perokok. Metode: Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Ada 42 subjek berpartisipasi dalam penelitian ini. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, 21 orang merupakan kelompok perokok dan 21 orang merupakan kelompok bukan perokok. Kebersihan mulut diperiksa dengan menggunakan indeks plak Silness and Löe. Sampel saliva diambil dengan menggunakan metode spitting, selanjutnya kadar fosfat diukur dengan menggunakan Spectrofotometry UV-Vis. Hasil: Skor indeks plak perokok memiliki rata-rata 0.47±0.34 dan bukan perokok memiliki rata-rata 0.27±0.14. Rata-rata fosfat pada perokok sebanyak 2.56±0.65 mg/dL dan bukan perokok sebanyak 2.48±0.68 mg/dL. Simpulan: Rata-rata kebesihan mulut perokok sebagian besar memperlihatkan indeks plak yang tergolong baik. Sedangkan bukan perokok seluruhnya memiliki indeks plak yang baik. Kadar fosfat pada saliva perokok dan bukan perokok memiliki nilai yang rendah.
Perbedaan kadar kalium dan natrium pada saliva pasien periodontitis kronis dan tanpa periodontitis kronisDifferences in potassium and sodium levels in the saliva of patients with and without chronic periodontitis Muhammad Haikal Mahardhika; Ina Hendiani; Agus Susanto
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 28, No 3 (2016): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.059 KB) | DOI: 10.24198/jkg.v28i3.18702

Abstract

Pendahuluan: Periodontitis kronis menyebabkan perbedaan kadar ion kalium dan natrium pada saliva karena terjadinya perpindahan ion- ion tersebut dari cairan intraseluler dan ekstraseluler sel dan jaringan yang mengalami peradangan menuju saliva. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar kalium dan natrium pada saliva pasien periodontitis kronis dan pasien tanpa periodontitis kronis. Metode: Penelitian deskriptif analitik, subjek penelitian sebanyak 30 pasien, terdiri dari 15 pasien periodontitis kronis dan 15 pasien tanpa periodontitis kronis. Pengukuran poket periodontal dan pengambilan saliva menggunakan spitting method serta pengukuran kadar kalium dan natrium saliva dalam satuan mmol/L menggunakan spektrofotometer AAS. Data diuji secara statistik menggunakan uji t independent sample test. Hasil: rata-rata kadar kalium dan natrium pada pasien periodontitis kronis (18,22 mmol/L dan 9,92 mmol/L), sedangkan pada pasien tanpa periodontitis kronis (16,54 mmol/L dan 6,95 mmol/L). Tidak terdapat perbedaan signifikan kadar kalium saliva pasien periodontitis kronis dan pasien tanpa periodontitis kronis (p=0,351), dan terdapat perbedaan signifikan kadar natrium pada saliva pasien periodontitis kronis dan pasien tanpa periodontitis kronis (p=0,004). Simpulan: Kadar natrium pada saliva pasien periodontitis kronis lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa periodontitis.Kata kunci: Kalium, natrium, periodontitis kronis, saliva. ABSTRACTIntroduction: Chronic periodontitis causes differences in potassium and sodium ion levels in saliva due to the transfer of these ions from intracellular and extracellular fluid cells and tissues that experience inflammation into saliva. The aim of this study was to determine differences in potassium and sodium levels in the saliva of chronic periodontitis patients and patients without chronic periodontitis. Methods: A descriptive analytic study conducted towards 30 patients, consisting of 15 chronic periodontitis patients and 15 patients without chronic periodontitis. Measurement of periodontal pockets and saliva retrieval using spitting method and measurement of salivary potassium and sodium levels in mmol/L using AAS spectrophotometer. Data were statistically tested using independent sample test t test. Results: The average potassium and sodium levels in chronic periodontitis patients (18.22 mmol/L and 9.92 mmol/L), whereas in patients without chronic periodontitis (16.54 mmol/L and 6.95 mmol/L). There were no significant differences in potassium saliva levels of chronic periodontitis patients and patients without chronic periodontitis (p = 0.351), and there were significant differences in sodium levels in the saliva of chronic periodontitis patients and patients without chronic periodontitis (p = 0.004). Conclusion: Sodium levels in the saliva of chronic periodontitis patients are higher than patients without periodontitis.Keywords: Potassium, sodium, chronic periodontitis, saliva.
Perbandingan berkumur larutan ekstrak kulit buah manggis dan Enkasari® terhadap penurunan indeks plakComparison of gargling solution of mangosteen pericarp extract and Enkasari® in decreasing plaque index Annisa Rizky Pratiwi; Ina Hendiani; Indra Mustika Setia Pribadi
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 28, No 3 (2016): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.306 KB) | DOI: 10.24198/jkg.v28i3.18696

Abstract

Pendahuluan: Plak terdiri dari berbagai macam bakteri. Plak dapat dikendalikan salah satunya dengan cara kimiawi, melalui penggunaan obat kumur. Salah satu obat kumur herbal yang sudah teruji klinis dan tersedia di pasaran adalah Enkasari®. Enkasari® memiliki kandungan utama daun sirih. Ekstrak kulit manggis telah teruji dapat berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan berpotensi dijadikan larutan kumur. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan pengaruh dan perbedaan berkumur larutan ekstrak kulit buah manggis konsentrasi 50% dan Enkasari® terhadap penurunan indeks plak. Metode: Penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu dengan desain cross-over dan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian dilakukan pada 32 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran angkatan 2010. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran. Pengukuran indeks plak gigi dilakukan sebelum dan sesudah berkumur larutan ekstrak kulit buah manggis dan Enkasari® selama 2 hari tanpa oral hygiene. Pengolahan data menggunakan uji t berpasangan dan uji t independen. Hasil: Penelitian menunjukan bahwa kedua larutan sama-sama mempunyai pengaruh terhadap penurunan indeks plak. Subjek yang berkumur larutan ekstrak kulit buah manggis 50%, penurunan indeks plaknya lebih besar daripada subjek penelitian yang berkumur Enkasari®. Hasil uji t independen menunjukan bahwa nilai signifikasi (0,045) dengan p<0,05. Simpulan: Terdapat pengaruh berkumur larutan ekstrak kulit buah manggis 50% dan Enkasari® terhadap penurunan indeks plak serta terdapat perbedaan penurunan nilai indeks plak yang signifikan antara berkumur larutan ekstrak kulit buah manggis 50% dan Enkasari®.Kata kunci: Kulit buah manggis, plak gigi, indeks plak gigi. ABSTRACTIntroduction: Plaque consists of various types of bacteria. Plaque can be controlled one of them by chemical means, through the use of mouthwash. One of the herbal mouthwashes that have been clinically tested and available on the market is Enkasari®. Enkasari® has the main content of betel leaf. Mangosteen peel extract has been tested to play a role in inhibiting bacterial growth and potentially being used as a mouth rinse. The purpose of this study was to compare the effects and differences of gargling solution of 50% mangosteen pericarp extract and Enkasari® on the reduction of plaque index. Methods: The research used was quasi-experimental with cross-over design and sampling using purposive sampling. The study was conducted on 32 students of the Faculty of Dentistry, Padjadjaran University, class of 2010. The study was conducted at the Dental and Oral Hospital of Padjadjaran University. Measurement of dental plaque index was done before and after gargling the solution of mangosteen rind extract and Enkasari® for 2 days without oral hygiene. Data processing uses paired t test and independent t test. Results: Research shows that both solutions have an effect on the decrease in plaque index. Subjects who rinsed the solution of mangosteen pericarp 50%, the decrease in plaque index was greater than the research subjects who rinsed Enkasari®. The independent t test results showed that the significance value (0.045) with p < 0.05. Conclusion: There is an effect of gargling 50% mangosteen pericarp and Enkasari® rind extract on decreasing plaque index and there is a significant difference in significant plaque index values between gargling 50% mangosteen pericarp extract and Enkasari® rinse.Keywords: Mangosteen pericarp, dental plaque, dental plaque index.
Efek pasta gigi kalsium karbonat dan hydrated silica terhadap pewarnaan gigi perokokThe effect of calcium carbonate and hydrated silica toothpaste on the smoker’s teeth colouration Agus Susanto; Ina Hendiani; Mutiara Siti Fatimah
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 30, No 1 (2018): April
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.009 KB) | DOI: 10.24198/jkg.v30i1.18167

Abstract

Pendahuluan: Pewarnaan pada gigi dalam rongga mulut akibat merokok sering kali menyebabkan terjadinya perubahan warna pada gigi, dan menyebabkan perokok merasa tidak puas dengan penampilan gigi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbedaan efek pasta gigi yang mengandung kalsium karbonat dan hydrated silica terhadap penurunan pewarnaan gigi perokok. Metode: Jenis penelitian adalah eksperimental semu dengan metode pre and post test design. Sampel sebanyak 30 orang mahasiswa Fakultas Teknik Geologi Unpad. Kelompok pertama melakukan penyikatan gigi dengan kalsium karbonat dan kelompok kedua dengan hydrated sillica. Pewarnaan diukur dengan indeks pewarnaan Lobene yang terdiri dari nilai intensitas, area, dan gabungan, selain itu dilakukan pengukuran dengan menggunakan acuan intensitas pewarnaan Pepsodent™. Data dianalisis dengan uji t, uji Wilcoxon, dan uji Mann-Whitney. Hasil: Hasil uji menunjukan kalsium karbonat menurunkan pewarnaan gigi perokok dilihat dari seluruh pengukuran, hydrated silica menurunkan pewarnaan gigi perokok dilihat dari pengukuran intensitas Pepsodent™, area Lobene, dan gabungan Lobene, serta terdapat perbedaan penurunan pewarnaan gigi menurut pengukuran intensitas Pepsodent™, area Lobene, dan gabungan Lobene pada kelompok kalsium karbonat dibandingkan dengan kelompok hydrated silica. Simpulan: Penurunan pewarnaan gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung kalsium karbonat lebih besar dibandingkan dengan pasta gigi yang mengandung hydrated silica.Kata kunci: Calcium carbonate, hydrated silica, pasta gigi, perokok, pewarnaan gigi. ABSTRACTIntroduction: Tooth discolouration due to smoking often causes stains, tooth colour changes, and makes smokers dissatisfied with their tooth appearance. The purpose of the research was to assess the differences between toothpaste contained calcium carbonate and hydrated silica in reducing discolouration of the smoker’s teeth. Methods: A quasi-experimental was performed with a pre and post test design method. As much as 30 students from the Faculty of Geological Engineering served as samples. The first group conducted the tooth brushing with calcium carbonate and the second group with hydrated silica. Discolouration was measured with Lobene Discolouration Index, which values the intensity, area, and combination. Furthermore, other measurements also performed using the Pepsodent™ discolouration-intensity index. All data were analysed using the t-test, Wilcoxon test, and Mann-Whitney test. Result: The results showed that calcium carbonate toothpaste reduced the smokers’ tooth discolouration observed using all measurement, while hydrated silica toothpaste reduced the smoker’s teeth discolouration only when observed using Pepsodent™ intensity, Lobene area, and combination measurements. There was also a different reduction in tooth discolouration according to Pepsodent™ intensity, Lobene area, and combination measurement in the group of calcium carbonate toothpaste compared to hydrated silica toothpaste. Conclusion: Calcium carbonate toothpaste was found to be better in reducing the smoker’s tooth discolouration compared with hydrated silica toothpaste.Keywords: Calcium carbonate, hydrated silica, toothpaste, smokers, tooth discolouration.
Pola makan mahasiswa berdasarkan Healthy Eating PlateEating patterns of the undergraduate students based on Healthy Eating Plate Nabillah Ar Rahmi; Ina Hendiani; Sri Susilawati
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 32, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v32i1.22894

Abstract

Pendahuluan: Pola makan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi. Healthy Eating Plate adalah salah satu pola makan yang diperkenalkan oleh Harvard School of Public Health dirancang untuk memperbaharui pola makan yang sudah ada sebelumnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pola makan mahasiswa berdasarkan Healthy Eating Plate. Metode: Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif. Sampel terdiri dari 143 mahasiswa yang diperoleh dengan teknik total sampling. Penelitian dilakukan dengan pengisian kuesioner. Hasil: Mahasiswa dengan kategori pola makan yang cukup berdasarkan Healthy Eating Plate sebesar 2,1%, dan kurang sebesar 97,9%. Jenis makanan yang memiliki nilai tertinggi ketidak sesuain dengan pola makan berdasarkan Healthy Eating Plate yaitu gandum utuh sebesar 81,8%. Hasil keseluruhan jawaban responden berdasarkan perhitungan Arikunto, didapatkan skor sebesar 28.4%, sehingga Simpulan: Pola makan mahasiswa berdasarkan Healthy Eating Plate termasuk dalam kategori kurang.Kata kunci: Pola makan, mahasiswa, healthy eating plate. ABSTRACTIntroduction: Healthy diet is an essential factor to fulfil the nutritional needs of the human body. Harvard School of Public Health first introduced healthy Eating Plate as an update to the previous healthy diet method. This study was aimed to investigate the healthy diet of students using the Healthy Eating Plate method. Methods: This study was a descriptive study with 143 subjects obtained by using a total sampling method. The subjects were instructed to fill the questionnaires of the study. Results: It was shown that 2.1% of the samples were practising adequate diet method based on Healthy Eating Plate, and 97.9% of them were considered inadequate. The type of food with the highest imbalance in terms of a healthy diet was wheat (81.8%). Conclusion: Based on the Healthy Eating Plate, the undergraduate students eating patterns are in the poor category.Keywords: Eating patterns, undergraduate students, Healthy Eating Plate.
Kondisi periodontal penderita diabetes mellitus tipe IPeriodontal condition of type I diabetes mellitus patients Nevada Vijayanti Savira; Ina Hendiani; Ira Komara
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 29, No 2 (2017): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.028 KB) | DOI: 10.24198/jkg.v29i2.18588

Abstract

Pendahuluan: Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan pada pankreas untuk menghasilkan insulin, terganggunya aktivitas insulin pada tubuh, atau keduanya. Diabetes mellitus berhubungan dengan penyakit periodontal dan berperan sebagai faktor risiko dari gingivitis dan periodontitis. Risiko terjadinya gingivitis dan periodontitis meningkat pada penderita Diabetes mellitus yang tidak terkontrol. Tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi periodontal penderita Diabetes mellitus tipe I di beberapa rumah sakit di Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan pada 12 penderita Diabetes mellitus tipe I yang berusia antara 21-48 tahun menggunakan indeks CPITN. Metode: Jenis penelitian deskriptif dengan metode survei dilakukan di tiga rumah sakit, yaitu RSUP Dr. Hasan Sadikin, RSUD Ujung Berung, dan RS Al Islam Bandung. Hasil: 50% penderita Diabetes mellitus tipe I menderita gingivitis dan 50% lainnya menderita periodontitis. Simpulan: Penderita Diabetes mellitus tipe I pada penelitian ini seluruhnya menderita penyakit gingivitis dan periodontitis.Kata kunci: Kondisi periodontal, gingivitis, periodontitis, diabetes mellitus tipe I. ABSTRACTIntroduction: Diabetes mellitus is a disease of metabolism of carbohydrates, fats, and proteins characterized by hyperglycemia due to disturbances in the pancreas to produce insulin, disruption of insulin activity in the body, or both. Diabetes mellitus is associated with periodontal disease and acts as a risk factor for gingivitis and periodontitis. The risk of gingivitis and periodontitis increases in patients with uncontrolled diabetes mellitus. The aim of the study was to determine the periodontal condition of type I diabetes mellitus patients in several hospitals in Bandung City. Methods: This study was conducted on 12 patients with type I diabetes mellitus aged between 21-48 years using the CPITN index. The type of descriptive research with survey method was carried out in three hospitals, namely Dr. Hasan Sadikin Hospital, Ujung Berung Hospital, and Al Islam Hospital Bandung. Result: 50% of patients with type I diabetes mellitus suffer from gingivitis and 50% suffer from periodontitis. Conclusion: Patients with type I diabetes mellitus in this study all suffered from gingivitis and periodontitis.Keywords: Periodontal condition, gingivitis, periodontitis, type I diabetes mellitus.
Pengaruh aplikasi gel teh hijau (Camellia sinensis) terhadap kadar total antioxidant capacity (TAOC) sebagai perawatan tambahan dari skeling dan root planing pada pasien dengan periodontitis kronisEffect of green tea (Camellia sinensis) gel application on the total antioxidant capacity (TAOC) levels as adjunct to scaling and root planing in patients with chronic periodontitis Nita Nurniza; Ina Hendiani; Ira Komara
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 32, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v32i2.27771

Abstract

Pendahuluan: Mekanisme peradangan periodontitis kronis menghasilkan reaksi oksidasi, diketahui melalui kadar total antioxidant capacity (TAOC) cairan sulkus gingiva. Teh hijau dapat menghambat bakteri patogen periodontal sehingga kerusakan jaringan periodontal tidak bertambah parah. Tujuan penelitian adalah menganalisis kadar TAOC sebelum dan sesudah skeling dan root planing disertai gel teh hijau sebagai antioksidan. Metode: Jenis penelitian eksperimen semu, rumus ukuran sampel untuk menguji perbedaan dua rata-rata data tidak berpasangan, setiap subyek memiliki poket ≥ 5 mm, dikelompokkan sisi uji (n=14) dan sisi kontrol (n=14) (split mouth). Pengambilan cairan sulkus gingiva dilakukan pada hari ke-0, 15, dan 30, menggunakan metode absorbing paper strip dengan cara intracrevicular. Kedua sisi dilakukan skeling dan root planing, sisi uji diberikan gel. Hasil: Perbandingan kadar TAOC antara sisi kontrol dan sisi uji pada hari ke-0 (p=0,986), hari ke-15 (p=0,836), dan hari ke-30 (p=0,371) menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p-value>0,05). Perbandingan rerata selisih kadar TAOC dalam kedua kelompok antara hari ke-0 dengan ke-15 (p=0,946), hari ke-0 dengan hari ke-30 (p=0,504), serta hari ke-15 dengan hari ke-30 (p=0,811) jugwa menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna. Simpulan: Tidak terdapat pengaruh aplikasi gel teh hijau (Camellia sinensis) terhadap kadar total antioxidant capacity (TAOC) pada perawatan periodontitis kronis berupa skeling dan root planing.Kata kunci: Gel teh hijau, periodontitis kronis, skeling dan root planing, total antioxidant capacity (TAOC). ABSTRACTIntroduction: The inflammatory mechanism of chronic periodontitis produces an oxidation reaction, measured through the level of total antioxidant capacity (TAOC) of the gingival crevicular fluid. Green tea can inhibit periodontal pathogenic bacteria so that periodontal tissue damage will not worsen. This study was aimed to analyse the levels of TAOC before and after scaling and root planing with green tea gel as an antioxidant. Methods: The research was quasi-experimental. The sample size formula was used to test the difference between two unpaired data means. Each subject has a pocket ≥ 5 mm, grouped by the test side (n = 14) and the control side (n = 14) (split-mouth). The gingival crevicular fluid was collected on days 0, 15, and 30, using the intracrevicular method with absorbing paper strips. Both sides were treated with scaling and root planing, and the test side was administered with the green tea gel. Results: Comparison of TAOC levels between the control side and the test side on day 0 (p = 0.986), day 15 (p = 0.836), and day 30 (p = 0.371) showed no significant difference (p-value > 0.05). Comparison of the mean difference of the TAOC levels in two groups between day 0 with day 15 was p = 0.946, day 0 with day 30 was p = 0.504, and day 15 with day 30 was p = 0.811; which also showed no significant difference. Conclusion: There is no effect of green tea gel (Camellia sinensis) application on the Total Antioxidant Capacity (TAOC) level in chronic periodontitis treatment in the form of scaling and root planing.Keywords: Green tea gel, chronic periodontitis, scaling and root planing, total antioxidant capacity (TAOC).
Dietary habit of chronic periodontitis patients based on Balanced Nutrition Guidelines from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia Ghinda Nevithya Kono; Ina Hendiani; Ira Komara
Padjadjaran Journal of Dentistry Vol 33, No 1 (2021): March 2021
Publisher : Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjd.vol33no1.15404

Abstract

Introduction: Prevalence of the periodontal disease in Indonesia is 73.1%; one of them is periodontitis. Periodontitis is an inflammation of the tooth-supporting tissue caused by specific microorganisms or a specific group of microorganisms, destroying the periodontal ligament and alveolar bone with increased of clinical attachment loss. Chronic periodontitis patients generally have a poor dietary habit. This study was aimed to describe the dietary habit of chronic periodontitis patients at Universitas Padjadjaran Dental Hospital. Methods: The research method used was descriptive survey research. This study's population was diagnosed with chronic periodontitis based on medical records at the Clinics of Periodontics Specialist Program of Universitas Padjadjaran Dental Hospital. The research sample was taken by purposive sampling. The number of samples in this study was taken through the Lemeshow formula A total of 43 research respondents who met the inclusion and exclusion criteria. Respondents were asked to fill out a questionnaire regarding their diet. Results: This study showed that the study respondents were averagely consumed three portions of staple food, two portions of side dishes, one portion of vegetables, and one portion of fruits. Conclusion: Dietary habit of chronic periodontitis patients are mostly not following the Balanced Nutrition Guidelines from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia regarding the types of staple foods, side dishes, vegetables, and fruits.