Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Perbandingan efektivitas enzim bromelain dan enzim papain terhadap degradasi jaringan karies dentin sebagai agen chemo-mechanical caries removalComparison of the effectiveness of bromelain and papain enzymes on the degradation of dentinal caries tissue as chemo-mechanical caries removal agents Johan Al-Falah; Berlian Prihatiningrum; Raditya Nugroho
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 34, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v34i1.34457

Abstract

Pendahuluan: Metode pembersihan karies menggunakan handpiece dan bur terbukti masih memiliki banyak kekurangan menyangkut kecemasan dan rasa takut terutama pada anak-anak. Chemo-mechanical caries removal (CMCR) berbasis enzim protease merupakan metode alternatif dalam mengatasi kekurangan dari metode sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbandingan efektivitas pemberian gel enzim bromelain konsentrasi 10% dan pemberian enzim papain selama 2 menit terhadap degradasi jaringan karies, bahwa diharapkan gel enzim bromelain dapat menjadi pertimbangan sebagai alternatif bahan CMCR. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dalam desain pre-test and post-test control group, dengan aplikasi gel bromelain konsentrasi 10% pada kelompok B dan enzim papain (BRIX3000®)pada kelompok P, pada sampel gigi premolar permanen rahang atas dengan karies dentin kelas I G.V. Black selama 2 menit, dengan kelompok K sebagai kontrol. Hasil: Hasil didapatkan berupa gambaran scanning electron microscope (SEM) dari permukaan jaringan karies akibat aplikasi kedua gel enzim protease. Rata-rata kedalaman degradasi jaringan karies dentin pada kelompok kontrol, kelompok enzim bromelain konsentrasi 10%, dan kelompok enzim papain berurutan 28,25 µm, 42,08 µm, dan 40,82 µm. Berdasarkan uji statistik perbedaan antara dua kelompok, kelompok perlakuan enzim protease memiliki perbedaan terhadap kelompok kontrol dengan nilai Sig.(2-tailed) kurang dari 0,05, sedangkan antara kelompok enzim bromelain dan kelompok enzim papain dengan nilai 0,856, yang berarti keduanya tidak berbeda secara signifikan. Simpulan: Aplikasi enzim bromelain ekstrak buah nanas konsentrasi 10% dalam penelitian ini memiliki efektivitas yang setara dengan aplikasi enzim papain (BRIX3000®) selama 2 menit dalam menghasilkan degradasi jaringan karies pada dentin, sehingga bisa menjadi alternatif bahan CMCR.Kata kunci: enzim bromelain konsentrasi 10%; enzim papain; Chemo-mechanical Caries Removal (CMCR); degradasi jaringan karies dentin; scanning electron microscope ABSTRACTIntroduction: The caries removal method using a handpiece and bur is proven to have many shortcomings regarding anxiety and fear, especially in children. Chemo-mechanical caries removal (CMCR) based on protease enzymes is an alternative method to overcome the shortcomings of the previous method. The purpose of this study was to analyse the effectiveness of 10% concentration of bromelain and papain enzyme application for 2 minutes on the caries tissue degradation. It is hoped that bromelain enzyme gel can be considered as an alternative CMCR material. Methods: This research was a laboratory experimental study in pre-test and post-test control group design, with application of 10% bromelain gel in group B and papain enzyme (BRIX3000®) in group P, on samples of maxillary permanent premolars with dentinal caries class I G.V. Black for 2 minutes, with group K as control. Results: The results were obtained in the form of a scanning electron microscope image of the carious tissue surface due to the application of the two protease enzyme gels. The average depth of dentin caries degradation in the control group, the 10% bromelain enzyme group, and the papain enzyme group were 28.25 µm, 42.08 µm, and 40.82 µm. Based on the statistical test of the difference between the two groups, the protease enzyme treatment groups had a significant difference compared to the control group with a Sig. (2-tailed) value of less than 0.05, while between the bromelain enzyme group and the papain enzyme group had a value of 0.856, which means the two were not different significantly. Conclusion: The application of the 10% concentration of bromelain enzyme in pineapple extract for 2 minutes in this study had an effectiveness equivalent to the application of the papain enzyme (BRIX3000® product) for 2 minutes in producing the degradation of carious tissue in dentin, so it could be an alternative material for CMCR.Keywords: 10% concentration of bromelain enzyme; papain enzyme; Chemo-mechanical Caries Removal (CMCR); dentin caries tissue degradation, scanning electron microscope
Uji efektivitas waktu aplikasi gel bromelain konsentrasi 10% terhadap degradasi jaringan karies pada dentin menggunakan scanning electron microscope (SEM)The effectiveness test of application time of 10% bromelain gel on the degradation of carious tissue in dentin using a scanning electron microscope (SEM) Berlian Prihatiningrum; Indah Widyanti; Pudji Astuti
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 34, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v34i1.34537

Abstract

Pendahuluan: Enzim bromelin dari bagian daging dan bonggol buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr,) berpotensi sebagai bahan chemo-mechanical caries removal (CMCR) berbasisenzim yang aman dan ekonomis. Namun, belum ada penelitian yang membahas lebih lanjut mengenai waktu aplikasi yang efektif bagi enzim bromelin dalam melakukan degradasi jaringan karies pada dentin. Tujuan penelitian adalah menganalisis waktu aplikasi yang efektif bagi enzim bromelin konsentrasi 10% dalam mendegradasi jaringan karies pada dentin dengan waktu aplikasi selama 1, 2, dan 3 menit. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories menggunakan 36 sampel gigi premolar permanen rahang atas dengan kondisi karies klas I yang dibagi menjadi 9 kelompok penelitian. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian merupakan gel enzim bromelin konsentrasi 10% yang diperoleh melalui proses presipitasi menggunakan ammonium sulfat 60% dan dilanjutkan dengan proses sentrifugasi. Seluruh sampel diukur kedalaman degradasi jaringan karies yang terbentuk menggunakan SEM. Data yang diperoleh dilakukan uji statistic Kruskall Wallis kemudian dilanjutkan uji Mann Whitney. Hasil: Uji Kruskall Wallis menyatakan terdapat perbedaan yang bermakna dengan nilai p=0,002 (p<0,05) rerata kedalaman degradesi jaringan karies pada dentin berdasarkan kelompok perlakuan (kontrol, plasebo dan perlakuan aplikasi gel bromelin 10%). Uji Mann Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antarkelompok dengan lama waktu aplikasi bahan 1 menit dengan nilai p=0,644 (p>0,05), sedangkan pada kelompok dengan waktu aplikasi 2 menit dan 3 menit terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Simpulan: Waktu aplikasi bahan gel bromelin konsentrasi 10% untuk memperoleh degradasi jaringan karies pada dentin yang efektif adalah 3 menit.Kata kunci: gel bromelain; chemo-mechanical caries removal; degradasi jaringan karies ABSTRACTIntroduction: Bromelain enzyme from the flesh and tubers of pineapple (Ananas comosus (L.) Merr.) has the potential as a safe and economical enzyme-based chemo-mechanical caries removal (CMCR) material. However, no further study discusses the effective application time of the bromelain enzyme in the degradation of carious tissue in dentin. Therefore, the study aimed to analyse the effective application time of 10% bromelain enzyme in degrading carious tissue in dentin with application times of 1, 2, and 3 minutes. Methods: This study was an experimental laboratory study using 36 samples of permanent maxillary premolars with class I caries conditions which were divided into 9 study groups. The test material used in this study was a bromelain enzyme gel with a concentration of 10% obtained through a precipitation process using 60% ammonium sulfate and followed by a centrifugation process. All samples have measured the depth of caries tissue degradation using SEM. The Kruskall-Wallis statistical test carried out the data obtained and then continued by the Mann-Whitney test. Results: Kruskall-Wallis test stated that there was a significant difference with a p-value=0.002 (p<0.05) in the mean depth of caries tissue degradation in dentin based on treatment groups (control, placebo and 10% bromelain gel application treatment). The Mann-Whitney test showed no statistically significant difference between groups with 1 minute of application time with p-value=0.644 (p>0.05), whereas, in the group with 2 minutes and 3 minutes of application time, there was a statistically significant difference with a value of p = 0.000 (p <0.05). Conclusion: The application time of 10% bromelain gel material to effectively degrade carious tissue in dentin is 3 minutes.Keywords: bromelain gel; chemo-mechanical caries removal; carious tissue degradation
Indeks karies dan asupan gizi pada anak stuntingCaries index and nutritional intake of stunted children Tedy Alfian Normansyah; Dyah Setyorini; Roedy Budirahardjo; Berlian Prihatiningrum; Surartono Dwiatmoko
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 34, No 3 (2022): Desember 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v34i3.34080

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Stunting merupakan ketidakcukupan asupan gizi yang bersifat kronis pada 1000 hari pertama kelahiran, yang dipresentasikan dengan tinggi badan menurut umur berada di bawah -2SD  dari standar median WHO. Stunting dikategorikan menjadi kategori pendek (Z-Score -2 SD) dan sangat pendek (Z-Score -3 SD). Stunting menyebabkan berbagai masalah yang berkaitan dengan rongga mulut, yaitu memengaruhi waktu erupsi gigi susu, atrofi perkembangan kelenjar saliva, flow saliva menurun dan akan semakin meningkatkan risiko terjadinya karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan indeks karies anak stunting dengan menggunakan indeks def-t dan mengetahui asupan gizi pada anak stunting. Metode: Penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional, menggunakan purposive sampling dengan sampel 46 anak stunting berusia 24-60 bulan. Teknik pengambilan data indeks karies menggunakan indeks def-t dan asupan gizi menggunakan kuesioner.Teknik analisis data menggunakan deskriptif untuk deft dan asupan gizi. Klasifikasi indeks karies berdasarkan WHO dan untuk asupan gizi berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG). Hasil: Sebanyak 24 anak (53,3%) dengan indeks karies sangat tinggi, 8 anak (17,8%) dengan indeks karies tinggi, 5 anak (11,1%) dengan indeks karies sedang, 3 anak (6,7%) dengan indeks karies rendah, dan 5 anak (11,1%) dengan indeks karies sangat rendah. Hasil pemetaan asupan gizi didapatkan pada anak stunting menunjukkan angka kurang dengan persentase masing-masing asupan gizi yaitu Vitamin A (51,1%), Kalsium (62,2%), Zat Besi (68,9%), Zinc (55,6%), Protein (57,8%), dan asupan Fosfor (68,9%). Simpulan: Indeks karies def-t pada anak stunting termasuk ke dalam kategori tinggi. Asupan gizi yang dikonsumsi oleh anak stunting menunjukkan hasil kurang.Kata kunci: stunting; indeks karies; asupan gizi, def-t, angka kecukupan giziABSTRACTIntroduction: Stunting is a chronic insufficiency of nutritional intake in the first 1000 days of birth, which is represented by height for age below minus 2 Standard Deviations (<-2SD) from the WHO median standard. Stunting was categorized into short category with Z-Score -2 SD and very short with Z-Score -3 SD. Stunting causes various problems related to the oral cavity, affecting the time of eruption of milk teeth, atrophy of salivary gland development, decreased salivary flow, and further increased risk of dental caries. This study aims to obtain the caries index of stunted children using the def-t index and determine the nutritional intake of stunted children. Methods: The type of research used is descriptive observational with a cross sectional approach, with a sampling technique that is purposive sampling as many as 46 stunting children aged 24-60 months. Results: A total of 24 children (53.3%) with very high caries index, 8 children (17.8%) with high caries index, 5 children (11.1%) with moderate caries index, 3 children (6.7%) ) with low caries index, and 5 children (11.1%) with very low caries index. The results of the mapping of nutritional intake showed that the nutritional intake of stunted children showed a lack of percentage of each nutrient intake, namely Vitamin A (51.1%), Calcium (62.2%), Iron (68.9%), Zinc ( 55.6%), Protein (57.8%), and Phosphorus intake (68.9%). Conclusion: The caries index def-t in stunted children is 6.51 which is in the high category according to WHO. The nutritional intake consumed by stunting children showed fewer results.Keywords: stunting; caries index; nutritional intake; def-t; AKG