Abstrak Idealnya perilaku makan dalam keseharian individu dapat memberikan dampak sehat secara fisik maupun psikososial. Namun, terkadang individu berperilaku makan semata-mata dilakukan karena ketidaknyamanan kondisi psikologis dan sosial, ataupun sebaliknya, perilaku makan yang berdampak pada kondisi fisik dan psikososial yang kurang sehat. Perilaku makan intuitif menjadi salah satu alternatif perilaku makan yang lebih adaptif karena lebih mengandalkan sinyal fisiologis rasa lapar dan rasa kenyang, untuk makan maupun menghentikan aktivitas makan. Agar individu dapat intuitif dalam berperilaku makan dibutuhkan faktor-faktor tertentu. Faktor yang dipertimbangkan dalam perilaku makan remaja adalah ketidakpuasan terhadap tubuh dan indeks massa tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ketidakpuasan terhadap tubuh dan indeks massa tubuh terhadap perilaku makan intuitif pada remaja. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Perilaku Makan Intuitif, Skala Ketidakpuasan terhadap Tubuh, pada remaja sebanyak 135 orang. Reliabilitas Skala Perilaku Makan Intuitif adalah 0,625, dan reliabilitas dimensi kognitif, afektif, serta perilaku pada Skala Ketidakpuasan terhadap Tubuh berkisar antara 0,689-0,835. Hasil uji regresi berganda menunjukkan model prediksi ketidakpuasan terhadap tubuh F(4,130)=5,205, p<0,05, yang mengindikasikan bahwa ketidakpuasan terhadap tubuh dan indeks massa tubuh secara bersama-sama berperan terhadap perilaku makan intuitif, meskipun kemudian ditemukan bahwa hanya dimensi perilaku dari ketidakpuasan terhadap tubuh (beta=-0,391, p<0,05) yang secara signifikan memprediksi perilaku makan intuitif jika dibandingkan dengan prediktor lainnya dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil tersebut, patut dipertimbangkan faktor ketidakpuasan terhadap tubuh yang lebih rendah guna membantu perilaku makan remaja yang lebih intuitif sehingga diperolehnya kondisi fisik dan psikososial yang lebih sejahtera. Kata kunci: indeks massa tubuh, ketidakpuasan terhadap tubuh, perilaku makan intuitif, remaja Abstract Ideally, eating behavior should be beneficial for individuals’ physical and psychosocial well-being. However, individuals sometimes exhibit eating behavior that is motivated by psychological and social discomforts, or vice versa, where eating behavior causes unhealthy conditions. In this study, intuitive eating behavior could be one of the alternatives for a more adaptive way of eating because it relies on the physiological cues of hunger and satiety for the individuals to eat or stop eating. There are some known factors for individuals to eat intuitively, such as body dissatisfaction and body mass index. This study aims to investigate the role of body dissatisfaction and body mass index in adolescents’ intuitive eating behavior. There were two instruments employed in this study, namely the Intuitive Eating Behavior Scale and Body Dissatisfaction Scale, which were administered to 135 participants. Reliability for the Intuitive Eating Behavior Scale was 0.625, while the cognitive, affective, and behavioral dimensions of Body Dissatisfaction Scale were ranging from 0.689-0.835. The multiple regression analysis showed a predictive model of body dissatisfaction [F(4,130)=5.205, p<0.05], which indicates that body dissatisfaction and body mass index simultaneously affect intuitive eating behavior, although it was later found that only the behavior dimension of body dissatisfaction (beta=-0,391, p<0,05) that could significantly predict intuitive eating behavior compared to the other predictors in this study. Therefore, it is recommended that the behavioral aspect of body dissatisfaction should be considered as an important factor in adolescents’ intuitive eating behavior in order to achieve a better physical and psychosocial well-being. Keywords: body mass index, body dissatisfaction, intuitive eating behavior, adolescents