Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Model School Well-Being Sebagai Tatanan Sekolah Sejahtera Bagi Siswa Ni Made Sukma Anggreni; Aria Saloka Immanuel
Psikobuletin:Buletin Ilmiah Psikologi Vol 1, No 3 (2020): Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/pib.v1i3.9848

Abstract

Sekolah merupakan elemen penting dalam proses perkembangan individu karena berfungsi pemilihan karir di masa mendatang dan merupakan sarana pembelajaran mengenai pengetahuan tentang peran sosial dan batasan norma. Implementasi sekolah yang baik bagi siswa masih perlu dievaluasi. Hal ini berdasarkan adanya ketidaksejahteraan yang dialami oleh remaja, yang berkaitan dengan adanya kasus kekerasan yang terjadi di sekolah. Menindaklanjuti berbagai fenomena tersebut maka sekolah perlu menciptakan atmosfir yang positif bagi perkembangan siswa. Tujuan artikel ini adalah mengkaji model kesejahteraan psikologis dengan konsep school well-being. School well-being merupakan penilaian subjektif individu terhadap sekolahnya dalam memuaskan kebutuhan individu yang terdiri dari empat aspek yaitu having (kondisi sekolah), loving (hubungan sosial), being (pemenuhan diri), dan health (kesehatan). Faktor-faktor yang mempengaruhi school well-being yaitu hubungan sosial, kontrol dan optimisme, teman dan waktu luang, volunteering, peran sosial, karakteristik kepribadan dan tujuan serta aspirasi. School well-being memberikan peranan untuk mengembangkan sikap positif selama proses belajar, dan dapat meningkatkan prestasi akademik serta menekankan pada pentingnya kesehatan mental siswa.
Pengalaman orang tua mendampingi proses belajar anak berkebutuhan khusus selama belajar dari rumah pada masa COVID-19: Studi fenomenologis Ni Luh Indah Desira Swandi; Aria Saloka Immanuel; Adijanti Marheni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 9 No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JPU.2022.v09.i01.p06

Abstract

This study aims to understand how parents interpret experiences in assisting children with special needs to learn from home. This research method is phenomenological qualitative with data collection in the form of semi-structured interviews. Interviews were conducted online with three parents of children with special needs obtained by the purposive sampling method. The data obtained were then transcribed and analyzed by Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). The results showed that there were several superordinate themes, namely: (1) parents' views on the child's condition, (2) difficulties faced while accompanying children to study, (3) emotional experiences while accompanying children, (4) relationship and social support obtained and expected by parents, (5) worries and future expectation. In this study, parents conveyed their personal experiences and feelings in accompanying children while learning from home. This finding can contribute to the field of educational and clinical psychology as a basis for providing appropriate interventions for parents in assisting children with special needs to learn from home. Keywords: Children with special needs, learning from home, Covid-19, interpretative phenomenological analysis, parents' experience
Gambaran Tindakan Bullying Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama Titisa Ballerina; Aria Saloka Immanuel
Jurnal Ilmu Perilaku Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Perilaku
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.842 KB) | DOI: 10.25077/jip.3.1.18-31.2019

Abstract

Abstrak. Dampak negatif dari perkembangan jaman dan modernisasi adalah melunturnya nilai-nilai luhur budaya. Salah satu bukti dari melunturnya nilai-nilai luhur budaya dapat dilihat dari banyaknya kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan identifikasi dan asesmen perilaku bullying pada siswa SMP di Kota Yogyakarta. Variabel yang diteliti adalah perilaku bullying pada siswa SMP. Subjek penelitian ini adalah 107 siswa di SMP N Kota Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala intensitas perilaku bullying, FGD, dan observasi. Kesimpulan penelitian ini adalah telah terjadi perilaku bullying pada siswa SMP di Kota Yogyakarta. Perilaku bullying yang terjadi antara lain verbal, non verbal, dan fisik. Perilaku bullying terjadi karena adanya dinamika antara pelaku, korban, dan lingkungan. Teman sebaya memiliki peran yang sangat penting dalam terjadi perilaku bullying di sekolah. Teman sebaya yang negatif dapat menjadi pelaku maupun pendukung bullying, sedangkan teman sebaya yang positif dapat menjadi pembela korban maupun ujung tombak penanganan bullying di sekolah. Norma sosial di sekolah ditentukan oleh sikap teman sebaya terhadap bullying. Kata kunci: bullying, siswa SMP, teman sebaya
Strategi Koping dan Stres pada Mahasiswa: Studi Pendahuluan Promosi Kesehatan Mental Berbasis Sekolah Aria Saloka Immanuel; Adijanti Marheni; Komang Rahayu Indrawati; Ni Luh Indah Desira Swandi; Made Padma Dewi Bajirani
Jurnal Ilmu Perilaku Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Ilmu Perilaku
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jip.5.2.138-158.2021

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kondisi stres mahasiswa melalui desain penelitian cross-sectional survey. Partisipan dalam penelitian ini adalah 111 mahasiswa program studi sarjana. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan open-ended questionnaire, perceived stress scale-10, dan brief COPE questionnaire. Data kualitatif dianalisis dengan analisis tematik. Data kuantitatif dianalisa dengan One-Way ANOVA dan Multiple Regression. Hasil penelitian menemukan bahwa: 1) permasalahan kehidupan kampus, perasaan dan pikiran negatif, serta permasalahan relasi merupakan situasi sulit yang dihadapi oleh mahasiswa; 2) sebanyak 49,5% mahasiswa menunjukkan tingkat stres pada kategori rendah dan 50,5% mahasiswa menunjukkan tingkat stres pada kategori tinggi; 3) strategi koping dapat memprediksi stres secara signifikan; dan 4) strategi koping jenis positive reframing dan active coping dapat memprediksi penurunan stres, sedangkan strategi koping jenis self-blame dan self-distraction dapat memprediksi peningkatan stres. Intervensi psikologis yang berkaitan dengan strategi koping aktif dan berpikir positif diperlukan untuk membantu mahasiswa menghadapi permasalahan akademik, emosional, dan sosial.
Analisis Metode Pembelajaran Individu Disleksia: Sebuah Kajian Literatur Ni Wayan Orissa Hrdayani Mas Manuaba; Aria Saloka Immanuel
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 6, No 2 (2022): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Disleksia ditandai dengan kesulitan dengan pemrosesan fonologis, penamaan yang cepat, memori kerja, kecepatan pemrosesan, dan pengembangan keterampilan otomatis yang mungkin tidak sesuai dengan kemampuan kognitif individu lainnya. Dalam proses belajar mengajar, hal yang paling terlihat dari siswa adalah bagaimana metode pembelajaran yang diterapkan selama proses itu berlangsung. Metode pembelajaran ini menjadi salah satu aspek bagi individu mencapai prestasi akademik. Studi ini merupakan studi literatur yang bertujuan menganalisis metode pembelajaran yang efektif bagi individu dengan disleksia. Mesin pencari data melalui situs jurnal internasional yakni Google Scholar, Science Direct, dan Portal Garuda digunakan sebagai alat pencarian data dan terdapat 7 jurnal yang digunakan sebagai sumber data. Metode pembelajaran yang dapat diterapkan adalah metode pembelajaran multisensori yang melibatkan seluruh panca indera individu dengan disleksia. Namun dalam kajian ini, metode pembelajaran audio bagi individu dengan disleksia dinilai kurang efektif. Hasil penelitian ini membutuhkan penelitian lanjutan di lapangan.Kata Kunci: disleksia, metode pembelajaran, pendekatan multisensori
Analisis Metode Pembelajaran Individu Disleksia: Sebuah Kajian Literatur Ni Wayan Orissa Hrdayani Mas Manuaba; Aria Saloka Immanuel
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol. 6 No. 2 (2022): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Disleksia ditandai dengan kesulitan dengan pemrosesan fonologis, penamaan yang cepat, memori kerja, kecepatan pemrosesan, dan pengembangan keterampilan otomatis yang mungkin tidak sesuai dengan kemampuan kognitif individu lainnya. Dalam proses belajar mengajar, hal yang paling terlihat dari siswa adalah bagaimana metode pembelajaran yang diterapkan selama proses itu berlangsung. Metode pembelajaran ini menjadi salah satu aspek bagi individu mencapai prestasi akademik. Studi ini merupakan studi literatur yang bertujuan menganalisis metode pembelajaran yang efektif bagi individu dengan disleksia. Mesin pencari data melalui situs jurnal internasional yakni Google Scholar, Science Direct, dan Portal Garuda digunakan sebagai alat pencarian data dan terdapat 7 jurnal yang digunakan sebagai sumber data. Metode pembelajaran yang dapat diterapkan adalah metode pembelajaran multisensori yang melibatkan seluruh panca indera individu dengan disleksia. Namun dalam kajian ini, metode pembelajaran audio bagi individu dengan disleksia dinilai kurang efektif. Hasil penelitian ini membutuhkan penelitian lanjutan di lapangan.Kata Kunci: disleksia, metode pembelajaran, pendekatan multisensori
SELF-ESTEEM PADA REMAJA TUNANETRA DI BALI Ni Putu Ananda Putri Indrayani; Aria Saloka Immanuel
Jurnal Psikologi Poseidon Volume 6, Nomor 2
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jpp.v6i2.83

Abstract

Abstract. Visual impairment defined as an individual whose senses of sight cannot function properly as a channel for obtaining visual information. Visually impaired persons, including visually impaired adolescents, must continue to fulfil their developmental tasks and carry out activities as normal individuals. Therefore, one of the important internal factors in influencing individual personality is needed, namely self-esteem. This study aimed to determine (a) the categorization of self-esteem levels among visually impaired adolescents in Bali and (b) the influence of sociodemographic variables: gender, visual condition, age of onset, stage of developmental age, level of education, and socioeconomic status. The subjects in this study were 64 visually impaired adolescents, aged 10 to 22 years in Bali. This research was a descriptive quantitative study with a self-esteem scale. The results showed that the majority of participants, as many as 39 people, had high levels of self-esteem and all sociodemographic variables analyzed in this study had no significant effect on self-esteem (p > 0.05). The results of this research are expected to provide theoretical knowledge of psychology as well as practical knowledge for related parties such as visually impaired adolescents, parents, and educational institutions in effort to form and increase self-esteem in visually impaired adolescents.
Ketidakpuasan terhadap Tubuh dan Indeks Masa Tubuh sebagai Prediktor terhadap Perilaku Makan Intuitif Remaja Luh Made Karisma Sukmayanti Suarya; Aria Saloka Immanuel; Muhammad Anjar Gagahriyanto
Jurnal Psikologi Udayana Vol 10 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Idealnya perilaku makan dalam keseharian individu dapat memberikan dampak sehat secara fisik maupun psikososial. Namun, terkadang individu berperilaku makan semata-mata dilakukan karena ketidaknyamanan kondisi psikologis dan sosial, ataupun sebaliknya, perilaku makan yang berdampak pada kondisi fisik dan psikososial yang kurang sehat. Perilaku makan intuitif menjadi salah satu alternatif perilaku makan yang lebih adaptif karena lebih mengandalkan sinyal fisiologis rasa lapar dan rasa kenyang, untuk makan maupun menghentikan aktivitas makan. Agar individu dapat intuitif dalam berperilaku makan dibutuhkan faktor-faktor tertentu. Faktor yang dipertimbangkan dalam perilaku makan remaja adalah ketidakpuasan terhadap tubuh dan indeks massa tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ketidakpuasan terhadap tubuh dan indeks massa tubuh terhadap perilaku makan intuitif pada remaja. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Perilaku Makan Intuitif, Skala Ketidakpuasan terhadap Tubuh, pada remaja sebanyak 135 orang. Reliabilitas Skala Perilaku Makan Intuitif adalah 0,625, dan reliabilitas dimensi kognitif, afektif, serta perilaku pada Skala Ketidakpuasan terhadap Tubuh berkisar antara 0,689-0,835. Hasil uji regresi berganda menunjukkan model prediksi ketidakpuasan terhadap tubuh F(4,130)=5,205, p<0,05, yang mengindikasikan bahwa ketidakpuasan terhadap tubuh dan indeks massa tubuh secara bersama-sama berperan terhadap perilaku makan intuitif, meskipun kemudian ditemukan bahwa hanya dimensi perilaku dari ketidakpuasan terhadap tubuh (beta=-0,391, p<0,05) yang secara signifikan memprediksi perilaku makan intuitif jika dibandingkan dengan prediktor lainnya dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil tersebut, patut dipertimbangkan faktor ketidakpuasan terhadap tubuh yang lebih rendah guna membantu perilaku makan remaja yang lebih intuitif sehingga diperolehnya kondisi fisik dan psikososial yang lebih sejahtera. Kata kunci: indeks massa tubuh, ketidakpuasan terhadap tubuh, perilaku makan intuitif, remaja Abstract Ideally, eating behavior should be beneficial for individuals’ physical and psychosocial well-being. However, individuals sometimes exhibit eating behavior that is motivated by psychological and social discomforts, or vice versa, where eating behavior causes unhealthy conditions. In this study, intuitive eating behavior could be one of the alternatives for a more adaptive way of eating because it relies on the physiological cues of hunger and satiety for the individuals to eat or stop eating. There are some known factors for individuals to eat intuitively, such as body dissatisfaction and body mass index. This study aims to investigate the role of body dissatisfaction and body mass index in adolescents’ intuitive eating behavior. There were two instruments employed in this study, namely the Intuitive Eating Behavior Scale and Body Dissatisfaction Scale, which were administered to 135 participants. Reliability for the Intuitive Eating Behavior Scale was 0.625, while the cognitive, affective, and behavioral dimensions of Body Dissatisfaction Scale were ranging from 0.689-0.835. The multiple regression analysis showed a predictive model of body dissatisfaction [F(4,130)=5.205, p<0.05], which indicates that body dissatisfaction and body mass index simultaneously affect intuitive eating behavior, although it was later found that only the behavior dimension of body dissatisfaction (beta=-0,391, p<0,05) that could significantly predict intuitive eating behavior compared to the other predictors in this study. Therefore, it is recommended that the behavioral aspect of body dissatisfaction should be considered as an important factor in adolescents’ intuitive eating behavior in order to achieve a better physical and psychosocial well-being. Keywords: body mass index, body dissatisfaction, intuitive eating behavior, adolescents