Adijanti Marheni
Departemen Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua-remaja dengan keterampilan sosial remaja Larasati, Kinanti; Marheni, Adijanti
Jurnal Psikologi Udayana Vol 6 No 01 (2019)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.078 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2019.v06.i01.p09

Abstract

Remaja adalah salah satu masa perkembangan yang dimulai dari usia 13 tahun sampai 21 tahun. Pada masa ini kebanyakan waktu dihabiskan remaja dalam kegiatan sekolah atau bersama teman sebaya. Interaksi dan penerimaan teman sebaya merupakan hal penting bagi perkembangan remaja. Untuk dapat berinteraksi dan diterima dengan baik oleh lingkungan, remaja diharapkan dapat memiliki keterampilan sosial yang baik. Keterampilan sosial terutama diperoleh melalui proses pembelajaran (terutama pembelajaran sosial, termasuk observasi, modeling, latihan, dan proses umpan balik). Salah satu faktor yang memengaruhi keterampilan sosial seseorang adalah keluarga. Komunikasi orangtua dengan anak merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku anak, yang berpengaruh pada perkembangan anak dan disinilah unsur pendidikan terhadap anak akan dibentuk. Remaja akan belajar cara berinteraksi dan berperilaku yang baik melalui interaksi mereka dengan orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal orangtua-remaja dengan keterampilan sosial remaja. Subjek pada penelitian ini adalah 114 orang siswa SMA Dwijendra Denpasar. Instrument dalam penelitian ini adalah skala komunikasi interpersonal orangtua-remaja dan skala keterampilan sosial remaja. Hasil analisis korelasi product moment menunjukkan angka korelasi sebesar 0,681 dan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05), yang berarti ada hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal orangtua-remaja dengan keterampilan sosial remaja. Semakin efektif komunikasi interpersonal yang dimiliki orangtua-remaja maka akan semakin tinggi keterampilan sosial yang dimiliki remaja, begitu pula sebaliknya semakin kurang efektif komunikasi interpersonal orangtua-remaja maka akan semakin rendah keterampilan sosial yang dimiliki remaja. Kata kunci: Remaja, komunikasi interpersonal antara orangtua-remaja, keterampilan sosial.
Peran Konformitas Teman Sebaya dan Self Monitoring Terhadap Impulsive Buying pada Remaja Madya Putri di Denpasar Ernayanti, Ni Made Desi; Marheni, Adijanti
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.584 KB)

Abstract

Remaja madya kerap melakukan pembelian secara impulsive pada suatu barang yang dikarenakan barang tersebut terlihat menarik baginya, namun faktanya remaja madya putri membeli barang karena terlalu memantau dirinya (self monitoring) hingga berpengaruh pada perilaku sosial remaja madya, karena mengikuti konformitas teman sebaya dalam prilaku berbelanja dan self monitoring yang berlebih pada dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran konformitas teman sebaya dan self monitoring terhadap impulsive buying pada remaja madya putri di Denpasar. Subjek dalam penelitian ini adalah 230 siswa perempuan yang masih bersekolah SMA di Denpasar. Penelitian ini diukur menggunakan tiga skala yaitu skala konformitas teman sebaya, skala self monitoring, dan skala impulsive buying. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cluster sampling. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda yang hasilnya menunjukkan R=0,289 dan adjusted R square sebesar 0,083. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel konformitas teman sebaya dan self monitoring memberikan peran terhadap impulsive buying pada remaja putri di Denpasar sebesar 8,3%. Nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan konformitas teman sebaya dan self monitoring secara bersama-sama berperan terhadap impulsive buying. Kata kunci: Konformitas teman sebaya, self monitoring, impulsive buying pada remaja madya putri.
Hubungan kematangan emosi dan konformitas teman sebaya terhadap agresivitas remaja di SMAN 3 Denpasar Raviyoga, Tarate Timur; Marheni, Adijanti
Jurnal Psikologi Udayana Vol 6 No 01 (2019)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.476 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2019.v06.i01.p05

Abstract

Menurut survei, SMAN 3 Denpasar merupakan salah satu sekolah yang dipilih sebagai sekolah dengan tingkat agresivitas siswa rendah. Namun, ditemukan perbedaan fakta di lapangan yang menjelaskan kasus-kasus agresivitas yang dilakukan oleh siswa SMAN 3 Denpasar yang tidak diketahui oleh pihak luar sekolah. Agresivitas pada remaja dapat disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal penyebab agresivitas pada remaja adalah pelampiasan dari emosi marah dan frustrasi yang tidak tepat yang disebabkan oleh rendahnya kematangan emosi remaja. Emosi yang tidak stabil mendorong remaja bertndak tanpa berpikir kritis. Sedangkan faktor eksternal yakni adanya pengaruh serta tekanan dari lingkungan pergaulan remaja yang muncul dalam bentuk konformitas teman sebaya. Ketika remaja konform, maka remaja rela melakukan berbagai hal sekalipun melanggar normal sosial. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat agresivitas siswa dan melihat hubungan antara kematangan emosi dan konformitas teman sebaya dengan agresivitas siswa SMAN 3 Denpasar. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan subjek sejumlah 258 siswa SMAN 3 Denpasar, berusia 15-18 tahun, serta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode klaster. Instrumen penelitian ini adalah skala agresivitas, kematangan emosi, dan konformitas yang sudah diuji validitasnya. Metode analisis data menggunakan regresi berganda dengan signifikansi 0.00 (p<0.05) yang menjelaskan agresivitas siswa dipengaruhi oleh kematangan emosi dan konformitas teman sebaya. Nilai R Square sebersar 0,140 artinya kematangan emosi dan konformitas teman sebaya menjelaskan 14% dari agresivitas siswa. Sebanyak 10,46% subjek yang memiliki skor diatas mean teoritis. Hal ini sekaligus menjelaskan bahwa tingkat agresivitas siswa SMAN 3 Denpasar dapat dikatakan rendah.. Kata kunci: Agresivitas, kematangan emosi, konformitas teman sebaya, remaja.
Terapi Kognitif Perilaku untuk Menurunkan Potensi Kekambuhan pada Narapidana Mantan Pecandu Narkoba Sari, Ni Luh Krishna Ratna; Hamidah, Hamidah; Marheni, Adijanti
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 12, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v12i1.22276

Abstract

Peredaran narkoba tidak hanya terjadi di berbagai tempat umum, namun juga di dalam suatu lembaga pemasyarakatan. Bagi narapidana yang merupakan mantan pecandu narkoba di lembaga pemasyarakatan, hal ini dapat mempengaruhi potensi mengalami kekambuhan yang menjadi semakin tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan potensi mengalami kekambuhan adalah dengan pemberian terapi kognitif perilaku. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji efektivitas terapi kognitif perilaku untuk menurunkan potensi kekambuhan pada narapidana mantan pecandu narkoba di salah satu lembaga pemasyarakatan di Bali. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif ekperimen dengan one group pretest-posttest design. Teknik sampling yang digunakan adalah pusposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji beda Wilcoxon signed-rank test. Hasil penelitian menunjukkan nilai negative ranks = 3 dengan nilai Z= -1.604 dan Asymp. Sig. = 0.109 (p>0.05). Hal ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan potensi kekambuhan narapidana mantan pecandu narkoba di lembaga pemasyarakatan sebelum dan setelah diberikan terapi kognitif perilaku. Meskipun begitu, angka negative ranks menunjukkan bahwa seluruh skor posttest lebih rendah dari skor pretest sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi kognitif perilaku dapat menurunkan potensi kekambuhan pada narapidana mantan pecandu narkoba di lembaga pemasyarakatan.  Drug trafficking not only occurs in various public places but also in prison. For the former drug addicts prisoners, this can affect the potential of relapse to become even higher. One effort to reduce the potential of relapse is by giving cognitive behavioral therapy. The purpose of this study was to examine the effectiveness of cognitive- behavioral therapy to reduce the potential of relapse in former drug addicts at one of the prisons in Bali. This study uses quantitative methods with one group pretest-posttest design. The sampling technique used is purposive sampling. Data were analyzed using a Wilcoxon signed-rank test. The results showed the value of negative ranks = 3 with Z values = -1.604 and Asymp. Sig. = 0.109 (p> 0.05). It means there is no significant difference in the potential relapse of the former drug addicts prisoners before and after cognitive-behavioral therapy program. However, negative ranks score indicates that all of the posttest scores are lower than the pretest score. So it can be concluded that cognitive-behavioral therapy can reduce the potential of relapse in former drug addicts prisoners.
Peran Kontrol Diri sebagai Mediator Hubungan Komunikasi Efektif Orang Tua Remaja dengan Agresivitas Remaja Putu Ayu Onik Pratidina; Adijanti Marheni; Marselius Sampe Tondok
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 27 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/10.20885/psikologika.vol27.iss1.art6

Abstract

Aggressiveness is one of the most critical problems in adolescents in their relationships with other people. Various factors that influence adolescent aggressiveness include effective parent- adolescent communication and self-control. However, there is still limited research examining the effect of effective parent-adolescent communication on adolescent aggressive behavior, especially mediated by self-control. This study aimed to determine the effect of effective parent-adolescent communication on adolescent aggressiveness mediated by self-control. The participants of this study were 228 high school students, middle adolescence (15-18 years). Data were collected using the Parent-Adolescent Effective Communication Scale, Aggressiveness Scale, and Self-Control Scale. The hypotheses were tested using mediation analysis using the JASP statistical program. The results showed that self-control partially mediated the relationship between effective parent-adolescent communication on adolesent aggressiveness. Furthermore, parents’ communication with adolescent girls was more likely to be open than with boys. These results can be a reinforcement that effective parent-adolescent communication plays an important role in the development of a child from an early age because it supports the development of self-control and behavior of children.
ANALISIS FENOMENOLOGIS INTERPRETATIF TENTANG DEFINISI BULLYING DAN HARGA DIRI BAGI KORBAN BULLYING Nabila Sella Almira; Adijanti Marheni
Jurnal Psikologi Integratif Vol 9, No 2 (2021): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v9i2.2211

Abstract

The phenomenon that often occurs in schools is bullying, but there are rarely research on the definition of bullying. Volt et al (2014) found that the definition of bullying that commonly used in Western is shaky and doesn’t clearly describe the phenomenon itself. Research on the meaning of bullying in Indonesia itself hasn’t been done yet. Therefore, the purpose of this study is to fill in by focusing on the meaning of bullying and self-esteem from the victim's view. Purposive sampling was used to gather the samples. This study used interpretative phenomenological analysis to analyse the data. In this study, we can see that from the victims’ perspective, bullying is a dangerous act done by the perpetrators and can negatively affect the victims in a long run. This study could be useful for psychology in social, developmental, educational, clinical, or forensic field to understand the meaning of bullying and self-esteem.Keywords: bullying, self-esteem, psychological impact, the definition of bullying, the definition of self-esteemFenomena kekerasan yang sering terjadi di sekolah adalah bullying, tetapi penelitian mengenai definisi bullying masing jarang ditemukan. Penelitian di Barat mengemukakan definisi bullying yang umum digunakan sekarang sangat lemah dan belum menggambarkan secara jelas fenomena ini. Penelitian mengenai makna bullying di Indonesia sendiri belum pernah dilakukan. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengisi kekosongan tersebut dengan mencari makna kata bullying dan harga diri dari sudut pandang korban. Sampling purposif digunakan untuk mencari narasumber. Wawancara dilaksanakan semi-terstruktur, dimana transkrip wawancara menggunakan interpretative phenomenological analysis. Ada enam tema yang ditemukan, yaitu: (1) bentuk perilaku bullying, (2) pandangan korban mengenai pelaku, (3) dampak bullying, (4) reaksi orang dewasa mengenai bullying, (5) perkembangan diri, dan (6) makna kata bullying dan harga diri. Temuan dalam penelitian ini bisa menjadi masukan bagi psikologi sosial, psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, psikologi klinis, dan psikologi forensik dalam memahami pemaknaan kata bullying dan harga diri. Kata Kunci: bullying, harga diri, dampak bullying, definisi bullying, definisi harga diri
HUBUNGAN KEBUTUHAN AFILIASI DENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TWITTER PADA REMAJA AKHIR I Putu Galang Dharma Putra; Adijanti Marheni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 2 No 1 (2015)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.502 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2015.v02.i01.p05

Abstract

McClelland said that one of three major human needs is the need for affiliation, or the need to establish relationships with other people who are generally at its peak when someone is at the stage of adolescence. One way to establish a relationship with another individuals is by communicate. One medium that people uses to communicate is internet. Twitter is one of many internet-based social media that often used by the adolescence. Various things communicated by teenagers on Twitter, from positive tweets, or even the controversial one. Thus, makes their intensity of adolescence’s tweets, because adolescence wants to established a communication with other people in order to satisfy their need for affiliation. Therefore, it can be assumed that adolescence’s need for affiliation is related to their intensity of Twitter usage A total of 415 adolescence aged between 18-21 years old were becoming subjects of this research. This study uses quantitative method with correlational approach. The sampling technique was multistage cluster sampling. The instruments that used in this research are the need for affiliation scale (21 items), and the intensity of twitter usage scale (2 items), with the need for affiliation scale’s reliability coefficient of 0.815 The main data in this research were processed by using the nonparametric Spearman correlation analysis with a correlation value of 0.342 and a probability value of 0.000. The supporting data were also processed using the nonparametric analysis to see the difference between subjects’ demographic data. The results indicate that the needs for affiliation variable and intensity of Twitter usage variable did not differ significantly by gender of respondents, however, it differ significantly based on age and length of ownership of the subjects’ Twitter account.   Keywords: Need for affiliation, intensity, Twitter, adolescence.  
Peran Komunikasi Efektif Orangtua Remaja dan Kontrol Diri terhadap Tingkat Agresivitas Remaja SMA di Kota Denpasar Putu Ayu Onik Pratidina; Adijanti Marheni
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.484 KB)

Abstract

Beberapa tahun belakangan ini masyarakat Indonesia banyak dikejutkan dengan maraknya tindakan agresivitas yang mengarah pada kriminalitas yang dilakukan oleh remaja. Banyak faktor yang dapat menyebabkan remaja melakukan tindakan agresi, salah satunya adalah faktor psikologis yakni gejolak emosi. Gejolak emosi inilah yang dapat menimbulkan tindakan agresivitas hingga menuju tindak kriminal. Agresi adalah setiap tindakan yang menyakiti atau melukai orang lain. Agresivitas pada remaja sebenarnya dapat diatasi jika hubungan antara orangtua dan remaja berlangsung secara efektif. Membangun hubungan yang efektif hendaknya dimulai dengan memiliki komunikasi efektif antara orangtua-remaja, jika komunikasi terjalin efektif maka orangtua akan mudah membantu anak untuk menentukan perilaku yang tepat. Hubungan yang efektif ini juga akan membantu remaja memiliki kontrol diri yang baik, sehingga remaja mampu menahan munculnya perilaku agresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komunikasi efektif orangtua-remaja dan kontrol diri terhadap tingkat agresivitas remaja SMA di Kota Denpasar. Subjek dalam penelitian ini adalah 228 siswa SMA di Kota Denpasar. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik cluster sampling. Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan R=0,550 dan R square sebesar 0,302. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komunikasi efektif orangtua-remaja dan kontrol diri berperan terhadap tingkat agresivitas remaja sebesar 30,2%. Nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan komunikasi efektif orangtua-remaja dan kontrol diri secara bersama-sama berperan terhadap tingkat agresivitas remaja. Kata kunci: Agresivitas, komunikasi efektif orangtua-remaja, kontrol diri, remaja
Perbedaan Efikasi Diri Berdasarkan Tipe Pola Asuh Orangtua pada Remaja Tengah di Denpasar A.A. Mas Diah Widiyanti; Adijanti Marheni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 1 No 1 (2013)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.431 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2013.v01.i01.p17

Abstract

  Parenting style are all forms of interaction process between parent and child that will give effect to the personality development of children. The growth of self-efficacy in adolescents is evolve regularly. Beginning of the growth of self-efficacy focused on the elderly, then influenced by siblings, peers, and other adults. In this case the parents and family members have an important role in the formation of adolescent self-efficacy. Patterns of parenting and good interaction with family members is a contributing factor to form a positive self-efficacy in adolescents. Different dynamics of parenting style will also form a different self efficacy in adolescents. The aim of this research is to investigate the difference of self-efficacy based on parenting style of middle adolescents in Denpasar. This research is quantitative comparison. The subjects were middle adolescents in Denpasar as many as 380 people to the criteria of Grade X and XI Senior High School in Denpasar. The sample were selected using Area Probability Random Sampling Method. Method of data collection using the Parenting Scale has tested its validity, the reliability of 0.952 as well as Self-Efficacy Scale also has reliability 0.962. Distribution of the data obtained indicates normal data and homogeneous. Statistical analysis methods with techniques of comparative One Way Anova. Results obtained F = 22.275, p = 0.000 and analysis of Post Hoc get results indicate that the authoritative parenting has a significance of 0.000 Authoritarian, authoritative parenting with 0,000 Permissive, Authoritarian parenting Permissive amounted to 0.163. It means that the difference in self-efficacy based on the type of authoritative parenting with authoritarian, self-efficacy differences with Permissive parenting authoritative, and there is no difference in self-efficacy on the Authoritarian Permissive parenting adolescents in the middle of Denpasar. Keywords : Parenting Style, Self-Efficacy, Middle Adolescents
Perbedaan motivasi berpretasi dan dukungan sosial teman sebaya antara mahasiswa perantau dan non perantau di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Nurul Lady Choirunisa; Adijanti Marheni
Jurnal Psikologi Udayana Vol 6 No 01 (2019)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.804 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2019.v06.i01.p03

Abstract

Every individual is entitled to get the highest education, one of them by taking lectures in college. The main goal of becoming a student is to achieve academic achievement. There are several factors that influence, among others, achievement motivation and peer social support. Achievement motivation as individual desire to undergo the process of lecturing well, while the social support of peers as a help from friends in various forms. Students of immigrants and non-immigrants have different conditions, so this study aims to see the difference between achievement motivation and peer social support owned by students. This study uses quantitative methods with the subject of 238 students who are studying at Faculty of Medicine Udayana University selected using cluster random sampling technique. The research instrument used achievement motivation scale and peer social support. Data analysis using Independent Sample T-Test with result of significance equal to 0,001 (p <0,05) on achievement motivation with higher immigrants empirical mean that is 110,38 and empirical mean of non- immigrants 106,98. Results of social support significance of 0.047 (p <0.05) with the higher immigrants empirical mean of 173.70 and non-immigrant empirical mean of 170.95. The results of this study indicate there are differences in achievement motivation and social support of peers between immigrants and non immigrant students at the Faculty of Medicine Udayana University. Overseas students have higher achievement motivation and social support than non migrant students. Keywords: Achievement motivation, immigrants, non-immigrants, peers social support.