Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KAJIAN INDIKATOR-INDIKATOR YANG MENDASARI PENYUSUNAN PEDOMAN FASILITAS PERPINDAHAN ANTARMODA PERKOTAAN Lilik Wachid Budi Susilo; Nunu Lutfi; Danang Parikesit
Jurnal Transportasi Vol. 6 No. 1 (2006)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.649 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v6i1.1801.%p

Abstract

Abstrak Salah satu kendala pengembangan pelayanan transportasi antarmoda di wilayah perkotaan adalah belum adanya pedoman/panduan yang dapat digunakan sebagai dasar acuan untuk menyelenggarakan transportasi antarmoda di wilayah tersebut. Bagaimana menjadikan kegiatan perpindahan moda yang dilakukan oleh pengguna dapat berjalan dengan lancar (seamless) sehingga mampu mereduksi waktu perjalanan dan memberikan rasa aman serta nyaman selama melakukan kegiatan tersebut merupakan hal-hal yang perlu dijawab dalam pedoman ini. Untuk itu, tahap awal yang harus dilakukan adalah merumuskan indikator-indikator pelayanan transportasi antarmoda berdasarkan persepsi masyarakat dan sensitifitasnya terhadap karakteristik pengguna transportasi antarmoda di wilayah perkotaan.. Basis data kajian ini akan dikembangkan dari hasil wawancara terhadap pengguna moda transportasi yang menggunakan 2 (dua) jenis moda transportasi berbeda pada saat melakukan satu kali perjalanan dengan tujuan tertentu. Survei akan terbagi menjadi 2 (dua) tahap yaitu: survei penentuan indikator dan survei sensitifitas (menggunakan metode stated preference). Sebagai wilayah studi adalah wilayah Jakarta sekitarnya dan Surabaya sekitarnya. Keterpaduan moda yang dijadikan objek survei adalah keterpaduan antarmoda yang ada di wilayah perkotaan atau memiliki karakteristik perjalanan di dalam kota, antara lain: 1) Bis Reguler – busway, 2) kereta api – angkutan jalan, 3) angkutan jalan - angkutan udara, 4) ASDP – angkutan jalan, 5) kereta api – ASDP, dan 6) kereta api – angkutan udara.Hasil kajian mengindikasikan bahwa secara umum ada 2 (dua) kelompok indikator utama yang mempengaruhi pelayanan transportasi antarmoda, yaitu: 1) kelompok indikator stimulan, terdiri dari: waktu tunggu dan biaya peron, 2) kelompok indikator respon terdiri dari: keamanan, keselamatan, kenyamanan dan informasi ditempat transit. Sedangkan dari kajian sensitifitas mengindikasikan hal sebagai berikut:1) berdasar kategori moda tidak terjadi hubungan yang konklusif antara indikator pelayanan perpindahan moda dengan agregrat dan disagregat karakteristik responden, 2) tingkatan kondisi sosial ekonomi merupakan karakteristik responden yang harus diperhatikan dalam penyusunan pedoman fasilitas perpindahan moda, 3) karakteristik pengguna dengan tingkat pendapatan rendah tidak sensitif terhadap penyediaan fasilitas perpindahan moda, 4) fasilitas perpindahan moda harus mampu melayani semua kelompok pengguna (dengan keterbatasan fisik maupun tidak), 5) ketersediaan informasi merupakan variabel yang memiliki elastisitas yang setara untuk semua kategori/karakteristik pengguna, sehingga penyusunan pedoman harus merekomendasikan penyediaan informasi tanpa melihat kelompok pengguna (cross cutting isue), 6) untuk moda-moda transportasi yang mempunyai biaya transportasi tinggi, penggunanya cenderung memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap standar fasilitas perpindahan moda, 7) pengguna yang secara rutin menggunakan moda transportasi (frequent travellers) memiliki kepekaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna yang kadangkala (occational users) sehingga pedoman harus didasarkan pada kelompok frequent travellers, dan 8) pengguna dengan biaya transportasi yang besar akan memiliki tuntutan standar pelayanan yang lebih tinggi pula (lebih aktif menuntut haknya). Kata-kata kunci: indikator, sensitifitas, pelayanan transportasi antarmoda, transit, perkotaan.
THE EFFECT OF MOTORIZATION TO THE DEVELOPMENT OF URBAN PUBLIC TRANSPORT Tri Basuki Joewono; Wimpy Santosa; Yusak O. Susilo; Danang Parikesit
Jurnal Transportasi Vol. 6 No. 2 (2006)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.476 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v6i2.1811.%p

Abstract

Abstract The aim of this study is to explore the effect of motorization to the development of urban public transportation in urban areas in Indonesian city in the last decade. The study employs many statistical data regarding motorization and urban public transport. It can be concluded that the motorization will continue to grow, and the existing transport policy should be re-questioned. It roots on the lack of acceptable provision of public transport in term of quality and quantity, but also as a result of high preference on using private transport. The challenge becomes excessive and complex, since there is no appropriate visionary road map for development of urban public transport. In answering this problem, the authors propose an abstract of two sequence approach, namely setting priority in taking side in provision of acceptable mobility for all, and followed with the redefinition of urban transport development by implementing transit-oriented development.Key words: motorization, urban public transport, development, sustainability.
PUBLIC TRANSPORT OPTIONS FOR EAST ASIAN MEGA-CITIES Danang Parikesit
Jurnal Transportasi Vol. 8 No. 1 (2008)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.854 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v8i1.1828.%p

Abstract

Abstract This paper provides insights of the current state of public transport in East Asian Mega-cities, their characteristics that make them different with other public transport systems in other parts of the world. A combination of high percentage of public transport use, existence of para-transit, poor service quality to respond with high level of motorizations are some of the features of urban public transport in East Asian developing cities. Data from Tokyo, Shanghai, Seoul, Taipei, Ho Chi Minh City, Manila, Jakarta, and Bangkok are analyzed to develop a thorough understanding on the specific features of public transport in the East Asian Mega-cities. Several reform policies and strategies are proposed, including promoting public transport technology to shift the competition from costs to quality, fare integration, suitable financing options, and an appropriate implementation timing, as well as developing a public transport hierarchy to suit the increasing demand for urban mobility.Keywords: East Asia, urban area, public transport, reform strategy.
DAYA SAING ANGKUTAN BARANG INTERMODA DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PEMERINTAH Danang Parikesit
Jurnal HPJI (Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia) Vol. 2 No. 2 (2016)
Publisher : Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/jh.v2i2.2312.%p

Abstract

Abstract The ideal goods transport system requires a combination of mode mix in the form of intermodal transportation with warehousing and delivery systems, as well as a transparent market mechanism. The efficiency of freight transport services will, then, be obtained. This study uses 3 case studies to show that even though integration is technically very profitable commercially and economically, conducive government policies are still needed to encourage the private sector to invest and innovate. Keywords: intermodal, freight transport efficiency, government policy, innovation  Abstrak Sistem transportasi barang yang ideal memerlukan kombinasi bauran moda (mode mix) dalam bentuk angkutan intermoda dengan sistem pergudangan dan pengantaran, serta mekanisme pasar yang transparan. Dengan demikian diperoleh efisiensi layanan angkutan barang. Kajian ini mempergunakan 3 studi kasus untuk memperlihatkan bahwa meskipun secara teknis integrasi sangat menguntungkan secara komersial dan ekonomi, kebijakan pemerintah yang kondusif tetap diperlukan untuk mendorong sektor swasta melakukan investasi dan inovasi. Kata-kata kunci: intermoda, efisiensi angkutan barang, kebijakan pemerintah, inovasi
IMPLEMENTASI MODEL PENILAIAN KINERJA MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN DRAINASE JALAN PROVINSI DI PROVINSI MALUKU Achmad Said Sahupala; Agus Taufik Mulyono; Danang Parikesit
Jurnal HPJI (Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia) Vol. 5 No. 1 (2019)
Publisher : Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/jh.v5i1.3196.%p

Abstract

Abstract Structural damage of road pavements often occurs faster than the road design life. To improve the quality of road construction, understanding and compliance with work instructions on the implementation of a Quality Management System by road construction operators is very necessary. This study aims to analyze the contribution of the factors that influence the implementation of a road drainage work in the field and create a method of assessing the quality performance of the drainage work. The data for this study were obtained from a survey using a questionnaire on parties directly involved in the implementation of provincial roads, namely the Public Works and Public Housing Agency, contractors, and supervisory consultants in Maluku Province. The components of the drainage construction are concrete culvert and drainage work. Data analysis was performed using the Structural Equation Modeling method. The results show that the subcomponents that influence the performance of concrete culvert and drainage work are the preparation subcomponent, amounting to 79.2%; excavation subcomponent, 68.5%, coarse aggregate material of bottom base of concrete pipe culvert, 72.8%, landfilling subcomponent, 69.6%; drainage and formwork subcomponent, 87.9%, casting and compaction subcomponent, 83.1%; and the sub-components of the joint construction, maintenance, and installation of precast concrete cover plates, 79.1%. The performance achievement report of drainage construction in Maluku Province has a total score of 77.45%, categorized as medium. Keywords: road pavement, road construction, drainage, culverts, quality management system  Abstrak Kerusakan struktural perkerasan jalan sering terjadi lebih cepat daripada umur rencana jalan tersebut. Untuk meningkatkan kualitas konstruksi jalan, pemahaman dan kepatuhan terhadap instruksi kerja pada penerapan Sistem Manajemen Mutu oleh penyelenggara konstruksi jalan sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan suatu pekerjaan drainase jalan di lapangan dan membuat cara penilaian pelaksanaan pekerjaan drainase tersebut berdasarkan capaian kinerja mutu. Data penelitian ini diperoleh dari survei menggunakan kuesioner terhadap pihak-pihak yang terlibat langsung pada pelaksanaan jalan provinsi, yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, kontraktor, dan konsultan pengawas di Provinsi Maluku. Komponen pelaksanaan drainase yang diteliti adalah pekerjaan gorong-gorong dan pekerjaan drainase beton. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Struc-tural Equation Modeling. Hasil analisis menunjukkan bahwa subkomponen yang memengaruhi pelaksanaan pekerjaan gorong-gorong dan pekerjaan drainase beton adalah subkomponen persiapan, sebesar 79,2%; subkomponen penggalian, sebesar 68,5%, subkomponen bahan landasan dan gorong-gorong pipa beton, sebesar 72,8%, subkomponen penimbunan, sebesar 69,6%, subkomponen pemasangan drainase dan acuan, sebesar 87,9%, subkomponen pengecoran dan pemadatan, sebesar 83,1%; dan subkomponen sambungan konstruksi, perawatan, dan pemasangan plat penutup beton pracetak, sebesar 79,1%. Rapor capaian kinerja mutu pekerjaan drainase jalan provinsi di Provinsi Maluku memperoleh bobot penilaian total sebesar 77,45%, dengan kategori medium. Kata-kata kunci: perkerasan jalan, konstruksi jalan, drainase, gorong-gorong, sistem manajemen mutu
Identifikasi Desain Walkability Kawasan TOD Blok A Vica Endah Titis; Danang Parikesit; Imam Muthohar; Latief Budi Suparma
Jurnal Transportasi Multimoda Vol 18, No 2 (2020): Desember
Publisher : Puslitbang Transportasi Antarmoda-Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2906.928 KB) | DOI: 10.25104/mtm.v18i2.1717

Abstract

TOD adalah solusi untuk mengatasi masalah kemacetan di Jakarta, terutama kawasan Blok A. Pengembangan kawasan ini berorientasi transit. Sementara, walkablity sebagai fondasi berdirinya TOD.  Walkability merupakan ukuran seberapa baik membentuk lingkungan yang menyemarakkan berjalan kaki (Riley et al., 2013, Grasser et al., 2013). Maka, peneliti bermaksud untuk mengidentifikasi desain walkability eksisting.Tahapan pengukuran penelitian ini, yaitu: pertama, pola pergerakan pejalan kaki dilakukan dengan plotting pergerakan pejalan kak. Kedua, pengukuran indeks walkability menggunakan alat Clean Air Initiative for Asia Cities. Ketiga, pengukuran preferensi pejalan kaki menggunakan survei wawancara Global WaIkability Index. Keempat, redesain walkability disesuaikan dari penelitian Marchiano (2019) yang menyediakan integrasi moda. Redesain walkability sesuai kriteria Pedoman Perencanaan Teknis Fasilitas  Pejalan Kaki Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan mempertimbangkan Rencana Detail Tata Ruang Jakarta Selatan. Keempat, Pola Pejalan Kaki yang ada, preferensi pejalan kaki, dan indeks walkability adalah tiga faktor untuk menyusun pola pergerakan setelah redesain walkability. Output yang diperoleh ialah indeks walkability setelah redesain.Hasil pengukuran menunjukkan indeks walkability eksisting sebesar 55.657 yang diklasifikasikan sebagai "sedikit walkable". Hasil preferensi pejalan kaki konsisten dengan hasil indeks walkability, walkability relatif buruk. Redesain walkability terbatas pada jalur pejalan kaki. Setelah redesain, indeks walkability meningkat menjadi 73.535 yang digolongkan "sangat walkable"
Study of community-based waste management strategy determination in Magelang City Ni Nyoman Nepi Marleni; Nurul Alvia Istiqomah; Bambang Agus Kironoto; Bambang Suhendro; Akhmad Aminullah; Danang Parikesit; Ahmad Rifa`i
Community Empowerment Vol 7 No 5 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.259 KB) | DOI: 10.31603/ce.6601

Abstract

The city of Magelang is having trouble providing Final Disposal Sites (TPA), as the Banyuurip TPA's storage capacity has reached its limit and expansion is no longer possible. The only approach to reduce garbage production and residue transferred to landfills is to engage the community and all other stakeholders in waste management. This program intends to develop a waste management strategy in Magelang City starting with the smallest units, namely RT and RW. According to the findings, waste management solutions for the community of RW 02, Magelang Village, Central Magelang District may be classified as socialization strategies, work plans or regulations, resource procurement, cooperation, and empowerment. Furthermore, the study's findings reveal that an effective strategy must include multiple activities that operate concurrently, progressively, and sustainably, as well as the participation of various parties (community, local government, and universities) in assuring effective management implementation.