Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

POLA SPASIAL TEMPORAL KECELAKAAN LALU LINTAS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Saduddin .; Jan Prabowo Harmanto; Dewanti .; Hendra Edi Gunawan
Jurnal Transportasi Vol. 20 No. 1 (2020)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/jtrans.v20i1.3853.27-36

Abstract

Abstract This study aims to determine the area of traffic accident prone (hotspots) and determine the temporal spatial development of traffic accident areas in the Special Region of Yogyakarta, from 2016 to 2018. The method used is Optimized Hotspot Analysis and Directional Distribution with the help of ArcGIS software. The results of this study indicate that the location of traffic accidents in the Special Region of Yogyakarta is spread throughout the Special Region of Yogyakarta, with hotspots in 2016 located in 114 villages, in 2017 located in 110 villages, and in 2018 in 112 villages. The temporal spatial development of traffic accident locations in the Special Region of Yogyakarta changed from 2016 to 2018, with rotation in 2016 of 102.32 degrees, in 2017 of 37.59 degrees, and in 2018 of 45.55 degrees. Keywords: traffic accidents, traffic accident locations, traffic accident prone areas, hotspots  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daerah rawan kecelakaan lalu lintas (hotspots) dan menentukan perkembangan spasial temporal daerah kecelakaan lalu lintas di Daerah Istimewa Yogyakarta, dari tahun 2016 hingga tahun 2018. Metode yang digunakan adalah Optimized Hotspot Analysis dan Directional Distribution dengan bantuan perangkat lunak ArcGIS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi kecelakaan lalu lintas di Daerah Istimewa Yogyakarta menyebar di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan wilayah hotspots tahun 2016 berada di 114 desa/kelurahan, tahun 2017 di 110 desa/kelurahan, dan tahun 2018 di 112 desa/kelurahan. Perkembangan spasial temporal lokasi kecelakaan lalu lintas di Daerah Istimewa Yogyakarta berubah dari tahun 2016 hingga tahun 2018, dengan rotasi di tahun 2016 sebesar 102,32 derajat, di tahun 2017 sebesar 37,59 derajat, dan di tahun 2018 sebesar 45,55 derajat. Kata-kata kunci: kecelakaan lalu lintas, lokasi kecelakaan lalu lintas, daerah rawan kecelakaan lalu lintas, hotspots
Analisis Kesediaan Pengguna Kereta Api terhadap Penerapan Protokol Covid-19 Agus Taufiq Mulyono; Arif Wismadi; Ikaputra ikaputra; Dwi Ardianta Kurniawan; Jan Prabowo Harmanto; Reni Puspitasari; listifadah listifadah
Warta Penelitian Perhubungan Vol 33, No 2 (2021): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v33i2.1954

Abstract

Pandemi COVID–19 menyebabkan perlunya penerapan protokol kesehatan pada pengoperasian kereta api. Protokol kesehatan tersebut berbasis pada minimalisasi kondisi 3C (Closed Space, Crowded Place, Closed Contact Setting). Penerapan protokol kesehatan dalam operasional KA memerlukan penerimaan pengguna agar dapat berjalan secara efisien. Untuk mengetahui kemauan pengguna kereta api terhadap penerapan protokol kesehatan, dilakukan survei online dengan metode stated preference. Parameter yang diuji meliputi tarif, kelengkapan dokumen kesehatan, protokol di stasiun, protokol di kereta, serta protokol pribadi. Hasil analisis memperlihatkan tingginya penerimaan penumpang terhadap penerapan protokol Covid pada perkeretaapian, yang diperlihatkan dengan kemauan menggunakan kereta yang lebih tinggi pada penerapan protokol kesehatan secara ketat dibandingkan penerapan secara longgar. Kondisi ini terjadi pada kereta api antar kota maupun kereta Jabodetabek.  Kata kunci: pandemi, covid 19, stated preference, persepsi, kereta api
Konektivitas Jaringan Infrastruktur Transportasi Pariwisata (Studi Kasus Mandalika dan Labuan Bajo) Achmad Munawar; Arif Wismadi; Dewanti Dewanti; Deni Prasetio Nugroho; Jan Prabowo Harmanto; Rita Pasaribu
Jurnal Transportasi Multimoda Vol 20, No 2 (2022): Desember
Publisher : Puslitbang Transportasi Antarmoda-Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/mtm.v20i2.2244

Abstract

Konektivitas jaringan infrastruktur transportasi antar simpul transportasi menuju kawasan pariwisata di Mandalika NTB dan Labuan Bajo NTT perlu dukungan Pemerintah dan pemangku kebijakan terkait. Ketersediaan dan kemudahan akses dari dan menuju kawasan wisata ini tentu akan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang akan menikmati kawasan pariwisata. Artikel ini bertujuan menilai konektivitas transportasi antar moda wilayah di kawasan pariwisata Mandalika dan Labuan Bajo. Metode yang digunakan adalah mengukur nilai konektivitas jaringan infrastruktur transportasi antar simpul transportasi di kawasan pariwisata dan jaringan jalan penghubungnya. Permasalahan transportasi pariwisata tidak hanya terkait prasarana transportasi ke dan/dari kawasan wisata tetapi juga pergerakan di dalam kawasan wisata itu sendiri. Integrasi jaringan lokal dengan jaringan regional harus tersedia dengan baik agar perubahan mobilitas dari perjalanan ke/dari destinasi wisata dan perjalanan menikmati obyek wisata bisa dilakukan dengan mudah. Berdasarkan hasil analisis konektivitas, Mandalika memiliki sifat jaringan yang kompleks dan konektivitas sedang dengan nilai indeks beta (β) sebesar 1,294 dengan indeks gamma (γ) 0,489, sedangkan Labuan Bajo memiliki sifat jaringan sederhana dan konektivitas rendah dengan indeks beta (β) sebesar 0,727 dengan Indeks gamma (γ) 0,296. Berdasarkan hasil penilaian tersebut terlihat masih adanya gap infrastruktur dari dan menuju simpul transportasi di kawasan pariwisata. Berbagai upaya mendorong peningkatan konektivitas harus diprioritaskan dengan penambahan jaringan jalan (dan jembatan), perbaikan kualitas perkerasan jalan serta serta lebar jalan. Pengelola kawasan wisata maupun pemerintah daerah setempat dapat bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk menyediakan transportasi pendukung tersebut dengan memperhatikan kenyamanan dan keselamatan wisatawan.