Asmaul Husna
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Government’s Role in Decreasing Divorce Rates in Indonesia: The Case of Aceh and South Sulawesi Mursyid Djawas; Ridhwan Ridhwan; Soraya Devy; Asmaul Husna
AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah Vol 21, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ajis.v21i1.20870

Abstract

This study discusses the increase in divorce rates in Indonesia, especially in Aceh and South Sulawesi. This study investigates factors affecting the increase of divorce rates and the role of the government in decreasing the divorce rates. This research is an empirical legal study that used structural functionalism theory and role theory. Data was collected through questionnaires, interviews, and document studies. This study concludes that the factors that influence the increase in divorce rates in Indonesia, especially in Aceh and South Sulawesi, are economy, education, the lack of religious understanding, social media, early marriage, and the lack of empathy on the rights and obligations of husband/wife. As a result, the high divorce rate in Indonesia negatively affects children, families and the nation. The government's efforts to address this reality are by holding out pre-marital courses, preaching marriage sermons to strengthen family and prevent a divorce, holding happy family contests, and designing a marriage guidance module for brides and grooms. These efforts, in the sociology of law context, are the government's function and role in anticipating the increasing divorce rates so the social system stability can be maintained. Abstrak:Penelitian ini membahas upaya pemerintah dalam menurunkan angka perceraian  di Indonesia khususnya di Aceh dan Sulawesi Selatan. Studi ini mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya perceraian dan dampak yang disebabkannya. Sumber data dalam penelitian hukum empiris  ini adalah kuisioner, wawancara, dan studi dokumen. Data-data  tersebut kemudian diolah menggunakan  teori  fungsionalisme struktural dan teori peran. Temuan dalam penelitian menjelaskan bahwa penyebab meningkatkan perceraian di Aceh dan Sulawesi Selatan adalah ekonomi, pendidikan, kurangnya pemahaman agama, media sosial, pernikahan dini, dan kurangnya empati terhadap kewajiban suami/istri.  Tingginya perceraian ini berdampak negatif kepada anak, keluarga, dan bangsa. Upaya pemerintah untuk mengatasi kenyataan ini adalah dengan mengadakan kursus pranikah, khotbah nikah untuk memperkuat keluarga dan mencegah perceraian, mengadakan kontes keluarga bahagia, dan merancang modul panduan pernikahan untuk calon pengantin. Upaya-upaya tersebut, dalam konteks sosiologi hukum, merupakan fungsi dan peran pemerintah dalam menjaga stabilitas sistem sosial.
Konsep Keluarga Ideal dalam Al-Qur’an: Kajian Tafsir Tematik Muslim Djuned; Asmaul Husna
TAFSE: Journal of Qur'anic Studies Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/tafse.v5i1.12507

Abstract

Marriage is a noble act and the dream of every normal human being, with the aim of becoming a sakinah, mawaddah, and rahmah family. The Qur’an commands Muslims to create harmony in the family, and the Qur’an has also explained that the ideal family in Islam is a family that upholds the rights and obligations of family members. It's just that in reality, not everyone succeeds in achieving this goal, some even end in failure and divorce. Based on the problems above, this paper will examine the interpretation of the scholars regarding the verses related to the family and observe the criteria for the ideal family in Islam. This research includes library research using the mawdhu'i data analysis method, namely by collecting Qur'anic verses that have relevance to the ideal family. The data sources in this study are the Book of Tafsir al-Mishbāh, Tafsir al-Nūr, and the Book of Tafsir fī ilālil al-Qur'ān. The results of the study show that, first: the Qur’an instructs Muslims to settle down and look after their families. Second: The harmony of a family is largely determined by the moral values of each family member. Third: Fostering an ideal family requires awareness among each family member about the rights, obligations, and responsibilities of each family member. Fostering an ideal family is part of maintaining the tranquility and integrity of society and the realization of the Qur'anic generation. Berumah tangga termasuk perbuatan mulia dan dambaan setiap insan yang normal, dengan tujuan menjadi keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah. Alquran memerintah kepada umat Islam untuk menciptakan keharmonisan dalam keluarga, dan Alquran juga telah menjelaskan bahwa keluarga yang ideal dalam Islam adalah keluarga yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban anggota keluarganya. Hanya saja dalam realitasnya tidak semua orang berhasil mencapai tujuan tersebut, bahkan ada yang berakhir dengan kegagalan dan perceraian. Berdasarkan permasalahan di atas, maka tulisan ini akan menelaah tentang penafsiran para ulama tentang ayat-ayat yang berkaitan dengan keluarga serta melihat kriteria-kriteria keluarga ideal dalam Islam. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan dengan metode analisis data secara mawdhu’i, yaitu dengan menghimpun ayat-ayat Alquran yang memiliki relevansi dengan keluarga ideal. Sumber data dalam kajian ini adalah Kitab Tafsir al-Mishbāh, Tafsir al-Nūr, dan Kitab Tafsir fī Ẓilālil al-Qur’ān. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama: Alquran memerintahkan umat Islam untuk berumah tangga dan memelihara keluarganya. Kedua: Keharmonisan suatu keluarga sangat ditentukan oleh nilai-nilai akhlak yang dimiliki setiap anggota keluarga. Ketiga: Membina keluarga ideal perlu adanya kesadaran antara setiap anggota keluarga tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga. Membina keluarga yang ideal merupakan bagian dari menjaga ketenangan dan keutuhan masyarakat serta terwujudnya generasi qurani.