Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENGARUH PUPUK MIKRO MAJEMUK TERHADAP PEMBIBITAN TANAMAN KARET (Hevea Brasiliensis L) PADA TANAH INSEPTISOL JATINANGOR Dedi Widayat; Uum Umiyati; Dani Riswandi; Deden Deden
Agroswagati Jurnal Agronomi Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Pertanian Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/agroswagati.v8i1.4054

Abstract

Percobaan yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas pupuk mikro majemuk Pupuk Mikro terhadap pertumbuhan tanaman karet dipembibitan pada tanah inceptisol Jatinangor telah dilaksanakan di Laboratorium Kultur Terkendali Fakultas Pertanian UNPAD pada bulan Januari sampai bulan September 2019. Pengujian mengunakan rancangan Acak Kelompok dengan 8 perlakuan diulang 4 kali. Perlakuan terdiri dari kontrol (tanpa pemupukan); NPK stndar; NPK+Pupuk Mikro 0,5 g/pohon; NPK+Pupuk Mikro 1,0 g/pohon; NPK+Pupuk Mikro 1,5 g/pohon; NPK+Pupuk Mikro 2,0 g/pohon; NPK+Pupuk Mikro 2,5 g/pohon, NPK+Pupuk Mikro 3,0 g/pohon. Hasil pengujian menunjukan Aplikasi pupuk mikro dengan dosis 1,5 sd 2,5 g/pohon dapat meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, bobot segar dan bobot keing bibit tanaman karet sampai 6 BST. Aplikasi pupuk mikro dengan dosis 2 g/pohon efektif meningkatkan bobot tanaman karet umur 6 BST di pembibitan pada tanah inseptisol asal jatinangor, dibandingkan dengan perlakuan pupuk NPK standar dengan nilai RAE 151 %.
EFEKTIVITAS HERBISIDA CAMPURAN b.a.: Pendimetalin 150 g/l + Metolaklor 300 g/l + Oksifluorfen 50 g/l UNTUK MENGENDALIKAN GULMA PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH Uum Umiyati; Denny Kurniadie; Deden Deden
Agroswagati Jurnal Agronomi Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Pertanian Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/agroswagati.v8i1.4182

Abstract

The experiment was conducted with the aim the efficacy testing effectiveness of mixed herbicide with the active Pendimetalin 150 g/l + Metolaklor 300 g/l + Oksifluorfen 50 g/l in controlling Cyperus sp, Digitaria adscendens, Ageratum conyzoides, Portulaca virosa and other weeds in onion. The experiment was carried out in the field of Gebang Village, Babakan Subdistrict, Cirebon, Wast Java. Field experiment was started from Mei 2020 - July 2020. The design was used with randomized block design (RCBD) consist of eight treatments with four replications. The treatments tested were mixed herbicide at 1.0 l/ha, 1.5 l/ha, 2.0 l/ha, 2,50 l/ha, 3.0 l/ha, 3.5 l/ha, manual weeding and Untreated control (without herbicide). Result showed that mixed herbicide at 1.0 to 3.5 l/ha were effective to control Cyperus sp, Digitaria adscendens, Ageratum conyzoides, Portulaca virosa and other weeds in onion up to 6 WAA. mixed herbicide at the rate tested at 1.0 to 3.5 l/ha did not show crop safety issue to onion crops, no negative impact on number of tillers at vegetative stages, and it shown optimizing potential onion yield at 9,34 to 11,22 kg/plot.
PENGARUH WAKTU PEMANGKASAN PUCUK DAN KONSENTRASI ETHEPON TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) KULTIVAR WULAN Deden Deden; Dodi Budirokhman; Ading Sugandi
Agroswagati Jurnal Agronomi Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Pertanian Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/agroswagati.v8i1.4049

Abstract

The experiment was conducted to know the effect of pruning time shoots and concentration ethepon on the growth and yield of cucumber (Cucumis sativus L.) cultivar Wulan. The experiment was conducted at Sangkanurip Village, Cigandamekar District, Kuningan, West Java Province, from March until May 2018. The experimental design was used Randomized Complete Block Design (RBD) with factorial pattern. Each treatment was repeated three timer. The treatment consisted two factors. The first factor is time pruning shoots which consist three levels : P0 (without pruning), P1 (age 15 DAP pruning), P2 (age 20 DAP pruning), while the second factor is the concentration ethepon which consists four levels : E0 (0 ppm), E1 (100 ppm), E2 (200 ppm), E3 (300 ppm). The results showed that there was a significnt interaction effect between pruning time shoots and concentration ethepon on plant high (27 and 24 days after planting), number of leafs (27, 34, and 41 days after planting), and total weight per plant. Independently, time pruning shoots gave significant effect on plant high (41 days after planting), number of male flowers, number of fruit per plant. While concentration ethepon gave a real effect on number of male flowers, number of female flowers, ratio of female flowers and number of fruits. There is a significant correlation between the number of leafs age 27 DAP (days after planting) the results of the total weight per plot.
Pengaruh Jarak Tanam dan Aplikasi Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merril) Varietas Kaba Deden Deden
Agrikultura Vol 26, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.07 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v26i2.8466

Abstract

ABSTRACTEffect of Plant Spacing and NPK Fertilizer Application on Plant Growth and Yield of Soybean(Glycine max L. Merril) of Kaba VarietyThis study aim was to determine the effect of plant spacing and NPK fertilizer application on thegrowth and yield of soybean of Kaba variety. The experiment was conducted in the field of theUPTD Balai Pengembangan Benih Palawija (BPBP), Plumbon Sub district, Cirebon District, WestJava from April to July 2014. The experimental method used was an experimental method withRandomized Block Design (RAK) with factorial arrangement of two treatment factors that wasrepeated three times. The first factor was the plant spacing consisted of three levels of 40x10, 40x15and 40x20 cm of plant spacing, while the second factor was the dose of NPK fertilizer whichconsisted of four levels of 200, 250, 300 and 350 kg/ha. Result showed that there was interactionbetween plant spacing and dose of NPK fertilizer to the average of leaf area index of soybean Kabavariety at the age of 21 days after planting. The treatment of Phonska NPK fertilizer in the dose of350 kg/ha gave the best soybean production of 1.44 kg/plot or the equivalent of 1.91 tons/ha(assuming of effective land conversion of 80%/ha), while the plant spacing did not show anysignificant effects the soybean production.Keywords: soybean, plant spacing, NPK fertilizerABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan aplikasi pupuk NPK terhadappertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max) varietas Kaba. Penelitian dilaksanakan dilahan di UPTD Balai Pengembangan Benih Palawija (BPBP), Plumbon, Cirebon, Jawa Barat daribulan April sampai dengan Juli 2014. Metode percobaan yang digunakan yaitu metode eksperimendengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan perlakuan terdiri dari dua faktoryang diulang tiga kali. Faktor yang pertama adalah jarak tanam yang terdiri dari tiga taraf yaitu40x10, 40x15 dan 40x20 cm, sedangkan faktor yang kedua adalah dosis pupuk NPK yang terdiri dariempat taraf yaitu 200, 250, 300 dan 350 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksiantara jarak tanam dan dosis pupuk NPK terhadap rata-rata indeks luas daun tanaman kedelaivarietas Kaba pada umur 21 hari setelah tanam. Dosis pupuk NPK Phonska 350 kg/hamenghasilkan produksi terbaik sebanyak 1,44 kg/petak atau setara dengan 1,91 ton/ha (asumsikonfersi lahan efektif 80%/ha), sedangkan jarak tanam pada perlakuan tidak menunjukkan adanyapengaruh nyata terhadap produksi kedelai.Kata kunci: kedelai, jarak tanam, pupuk NPK
EFEKTIVITAS BAHAN AKTIF HERBISIDA DAN VARIETAS TERHADAP PENGENDALIAN GULMA, PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Deden Deden; Dukat Dukat; Subandi Nur
Jurnal Agrotek Tropika Vol 10, No 1 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, JANUARI 2022
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v10i1.5038

Abstract

Bawang merah saat ini sudah menjadi komoditas yang diperhitungkan di Indonesia, karena keberadaanya menjadi salah satu faktor variabel penentu inflasi secara ekonomi nasional. Kehadiran gulma diantara tanaman bawang merah menjadi kendala dan menyebabkan penurunan produktivitas hasil bawang merah, sehingga perlu dikendalikan secara tepat, efektif dan efisien. Selain itu, bibit merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan usaha tani bawang merah. Upaya dan strategi harus terus dikembangkan untuk dapat meningkatkan produksi bawang merah, khususnya upaya pengendalian gulma dan penggunaan varietas bibit yang tepat sehingga mampu meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh bahan aktif herbisida dan varietas terhadap pengendalian gulma, pertumbuhan dan hasil bawang merah. Untuk mengetahui jenis bahan akif herbisida dan  vaietas yang paling tepat untuk pengendalian gulma, pertumbuhan dan hasil bawang merah. Percobaan akan dilaksanakan di Desa Gagasari Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon.pada bulan Februari sampai dengan Mei 2021. Menggunakan Metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan 3 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari dua faktor yakni faktor pertama adalah bahan aktif herbisida (H0 : Kontrol, H1 : Penyiangan petani, H2 : Oksifluorfen, H3 : Pendimetalin), sedangkan faktor kedua adalah 2 varietas bawang merah (V1 : Varietas Bima, V2 : Varietas Ilokos dan V3 : Varietas Sumenep). Pengamatan utama dilakukan terhadap fitotoksitas dan biomasa gulma, tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot kering hasil bawang merah. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan herbisida (Oksifluorfen dan Pendimetalin) tidak menimbulkan fitotoksitas atau keracunan bagi tanaman utama bawang merah. Herbisida Oksifluorfen dan varietas sumenep secara mandiri memberikan perbedaan yang nyata terhadap tinggi tanaman pada pengamatan 21, 28 dan 35 HST. Herbisida Oksifluorfen, Pendimetalin dan penyiangan manual serta penggunaan varietas ilokos menunjukan perbedaan yang nyata terhadap jumlah daun. Pengendalian gulma pada tanaman bawang merah dengan menggunakan herbisida lebih efektif dilakukan bila dibandingkan dengan pengendalian penyiangan manual ataupun kontrol. Penggunaan herbisida Oksifluorfen mampu menghasilkan bobot umbi kering bawang merah 5,98 kg/petak atau setara dengan 12,57 ton/hektar. Jenis varietas ilokos mampu menghasilkan bobot umbi kering 5,85 kg per petak atau setara 12,16 ton/hektar.
PENGARUH MIKROBA PELARUT FOSFAT DAN BATUAN FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L). Deden Deden; Uum Umiyati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, Januari 2020
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4055.665 KB) | DOI: 10.23960/jat.v8i1.3692

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif, khusunya petani di wilayah Cirebon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan interaksi antara jenis Mikroba Pelarut Fospat (MPF) dan dosis batuan fosfat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Penelitian dilaksanakan di Desa Playangan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Waktu penelitian Februari sampai dengan Juni 2019. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK)  faktorial. Perlakuan terdiri atas dua faktor. Faktor pertama yaitu M0 = Tanpa MPF, M1 = MPF Pseudomonas sp. dan M2 = MPF Penicillium sp. Faktor kedua yaitu dosis batuan fosfat yang terdiri atas tiga taraf yaitu R0 = Tanpa Batuan fosfat, R1 = Takaran Batuan fosfat 50 kg/ha, R2 = Takaran Batuan fosfat 100 kg/ha dan R3 = Takaran Batuan fosfat 150 kg/ha. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Pengamatan utama yang diamati antara lain serapan P, tinggi tanaman, jumlah daun, biomassa per rumpun, jumlah umbi per rumpun, bobot umbi segar per petak, diameter umbi kering per rumpun dan per petak, bobot umbi kering per rumpun dan per petak. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antara perlakuan Mikroba Pelarut Fosfat dan batuan fosfat terhadap serapan P, jumlah daun 6 MST dan bobot umbi kering per petak, yaitu a). Pada serapan P, terjadi interaksi dari perlakuan M2R3 (MPF Pseudomonas sp. + takaran batuan fosfat 100 kg/ha) dengan  serapan P mencapai 0,25% dan dari perlakuan M3R4 (MPF Penicillium sp. + takaran batuan fosfat 100 kg/ha) dengan  serapan P 0,21%, b). Pada jumlah daun umur 6 MST, terjadi interaksi antara perlakuan M2R3 (MPF Pseudomonas sp + takaranbatuan fosfat 100 kg/ha) yang menghasilkan 46,19 helai daun dan interaksi antara perlakuan M2R4 (MPF Pseudomonas sp + takaran batuan fosfat 150 kg/ha) dengan hasil rata-rata jumlah daun sebanyak 44,03 helai serta interaksi antara perlakuan M3R3(MPF Penicillium sp + takaran batuan fosfat 100 kg/ha) yang menghasilkan rata-rata jumlah daun sebanyak 45,33 helai pada umur 6 MST. c) pada bobot umbi kering per petak, terjadi interaksi pada perlakuan M2R3(MPF Pseudomonas sp. +takaran batuan fosfat 100 kg/ha yang menghasilkan bobot umbi kering 5,75 kg per petak atau setara dengan 9,2 ton/ha dengan asumsi luas  efektif  80 %. Batuan fosfat memberikan pengaruh secara mandiri terhadap hasil rata-rata hasil tinggi tanaman 5 dan 6 MST, jumlah daun 5 MST, biomassa 5 dan 6 MST dan jumlah umbi per rumpun serta bobot umbi kering per rumpun. Mikroba Pelarut Fosfat memberikan pengaruh mandiri terhadap rata-rata hasil tinggi tanaman 5 dan 6 MST, bobot umbi segar  dan bobot umbi kering per rumpun. 3). Terdapat hubungan korelasi yang nyata antara tinggi tanaman 5 dan 6 MST serta jumlah daun 5 MST terhadap rata-rata hasil bobot umbi kering per petak tanaman bawang merah.
Pengaruh Campuran Herbisida Atrazin 500 g/l dan Mesotrion 50 g/l Terhadap Pertumbuhan Beberapa Jenis Gulma Serta Hasil Jagung (Zea mays L.) Uum Umiyati; Dedi Widayat; Denny Kurniadie; Reza Yudha Fadillah; Deden Deden
AGRO SINTESA JURNAL ILMU BUDIDAYA PERTANIAN Vol 2, No 1 (2019): Agro Sintesa Jurnal Ilmu Budidaya Pertanian
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.398 KB) | DOI: 10.33603/jas.v2i1.2497

Abstract

Gulma sebagai kompetitor bagi tanaman jagung dalam memanfaatkan unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh.  Pengendalian gulma menggunakan herbisida sangat diminati oleh petani karena lebih efektif dan efisien dalam mengendalikan gulma. Herbisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma dipertanaman jagung adalah herbisida campuran Atrazin 500 g/l + Mesotrion 50 g/l. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh herbisida campuran Atrazin 500 g/l + Mesotrion 50 g/l terhadap pertumbuhan gulma pada tanaman jagung. Penelitian dilakukan dari bulan September 2018 sampai Januari 2019 di kebun percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Rancangan yang digunakan pada percobaan ini Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 (enam) perlakuan dan 4 (empat) ulangan. Perlakuan yang dicoba adalah A). Herbisida campuran Atrazin 500 g/l dan Mesotrion 50 g/l dosis 1,50 l/ha, B). Dosis 2,0 l/ha, C). Dosis 2,50 l/ha, D). Dosis 3,0 l/ha, E). Penyiangan manual, F). Kontrol. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji F, sedangkan untuk menguji nilai rata-rata perlakuan digunakan Uji Jarak Berganda Duncan taraf nyata 5%. Herbisida campuran Atrazin 500 g/l + Mesotrion 50 g/l dengan dosis 1,5 l/ha - 3,0 l/ha  mampu menekan pertumbuhan gulma  Ageratum conyzoides; Richardia brasiliensis; Synedrella nodiflora dan gulma lainnya.serta tidak menimbulkan keracunan terhadap tanaman jagung. Pada Dosis 3,0 l/ha hasil tanaman jagung tertinggi sebesar 152,52 gram /petak. Kata Kunci : herbisida, jagung, gulma
Pengaruh Penyimpanan Umbi Bibit Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Suhu Dingin Terhadap Kualitas Bibit, Pertumbuhan, dan Hasil pada Varietas Bima dan Ilokos Deden Deden; Wachdijono Wachdijono
AGRO SINTESA JURNAL ILMU BUDIDAYA PERTANIAN Vol 1, No 2 (2018): AGRO SINTESA JURNAL ILMU BUDIDYA PERTANIAN
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.85 KB) | DOI: 10.33603/.v1i2.1933

Abstract

Salah satu masalah produksi bibit bawang merah adalah kerusakan bibit dan berkurangnya bobotselama penyimpanan. Penyimpanan suhu dingin diperkirakan bisa mengurangi kerusakan danmeningkatkan kualitas benih bawang merah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhmetode penyimpanan terhadap kualitas benih, pertumbuhan dan hasil bawang merah. Percobaan disusundengan rancangan split plot dengan dua faktor perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan pertama adalahvarietas yang terdiri dari Bima (V1) dan Ilokos (V2). Perlakuan kedua adalah metode penyimpanan yangterdiri dari enam perlakuan yaitu penyimpanan konvensional 90 hari (T0), penyimpanan konvensional 75hari + penyimpanan dingin 15 hari (T1), penyimpanan konvensional 60 hari + penyimpanan dingin 30hari (T2), penyimpanan konvensional 45 hari + penyimpanan dingin 45 hari (T3), penyimpanankonvensional 30 hari + penyimpanan dingin 60 hari (T4), penyimpanan konvensional 15 hari +penyimpanan dingin 75 hari (T5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode penyimpanan suhu dinginmeningkatkan kualitas benih, pertumbuhan dan hasil produksi bawang merah. Varietas Bimamenunjukkan kualitas, pertumbuhan dan hasil panen lebih baik dari pada varietas Ilokos. Penyimpanankonvensional 45 hari + dingin 45 hari menunjukkan hasil umbi kering ubinan dan produksi per hektartertinggi (9.92 ton/ha). Kata kunci : Bawang Merah, Penyimpanan, Varietas.
Pengaruh Ketinggian Perangkap Hama dan Konsentrasi Ekstrak Daun Selasih Terhadap Populasi Lalat Buah dan Hasil Cabai Merah Umi Trisnaningsih; Ghani Dwi Risa Nugraha; Deden Deden
AGRO SINTESA JURNAL ILMU BUDIDAYA PERTANIAN Vol 2, No 2 (2019): Agrosintesa: Jurnal ilmu Budidaya Pertanian
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.675 KB) | DOI: 10.33603/jas.v2i2.3186

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian perangkap hama dan konsentrasi ekstrak daun selasi (Ocimum spp.) terhadap populasi lalat buah (Bactrocera dorsalis) dan hasil tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.). selain itu juga ingin diketahui ketinggian perangkap dan konsentrasi ekstrak daun selasih yang memberikan pengaruh terbaik dalam menekan populasi hama dan hasil tanaman cabai merah. Percobaan dilaksanakan di Desa Ujunggebang, Ke. Susukan, Kab. Cirebon, mulai bulan April sampai dengan Agustus 2017. Metode penelitain yang digunakan adalah metode eksperimen daengan rancangan percobaannya menggunakan Rancangan acak kelompok pola faktorrial. Perlakuan yang diberikan terdiri dari dua faktor, yaitu ketinggian perangkap dan konsentrasi ekstrak daun selasih. Ketinggian perangkap terdiri dari tiga taraf, yaitu 50, 100, dan 150 cm sedangkan ekstrak daun selasi juga terdiri dari tiga taraf, yaitu 0 g L-1, 100 g L-1, and 150 g L-1. Semua perlakan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara ketinggian perangkap dengan konsentrasi ekstrak daun selasih terhadap semua variabel yang diamati. Secara mandiri ketinggian perangkap berpengaruh nyata terhadap jumlah lalat terperangkap, jumlah buah terserang dan sehat.intensitas serangan, penurunan produksi, bobot buah per tanamn serta bobot buah per petak. Namun demikian, ekstrak daun selasih secara mandiri tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel yang diamati.Kata kunci: cabai merah, lalat buah, selasih
Pengaruh Giberelin (GA3) dan Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Deden Deden; Umi Trisnaningsih
AGRO SINTESA JURNAL ILMU BUDIDAYA PERTANIAN Vol 1, No 1 (2018): AGRO SINTESA JURNAL ILMU BUDIDAYA PERTANIAN
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.976 KB) | DOI: 10.33603/.v1i1.1361

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah komoditi hortikultura unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Urin kelinci sebagai pengganti pupukkimia diharapkan dapat memenuhi unsur hara makro dan mikro esensial yang dibutuhkan olehtanaman bawang merah dan penggunaan pupuk kimia dikalangan petani maupun industriperkebunan dapat ditekan. Zat pengatur tumbuh seperti giberelin (GA3) memiliki peran dalampertanian modern yaitu dapat meningkatkan hasil dan kualitas umbi. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui Pengaruh Giberelin dan Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan HasilTanaman Bawang Merah Penelitian dilaksanakan di Cirebon - Jawa Barat. Waktu penelitiandilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2017. Metode percobaan yangdigunakan yaitu menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK)pola faktorial, perlakuan terdiri dari dua faktor yang diulang tiga kali. Faktor yang pertamaadalah giberelin yang terdiri dari empat taraf, sedangkan faktor yang kedua adalah urin kelinciyang terdiri dari tiga taraf. Hasil penelitian menunjukan adanya interaksi yang nyata antaragiberelin dan urin kelinci terhadap hasil rata-rata jumlah daun 6 MST, dan bobot umbi kering per petak. Konsentrasi giberelin 50 ppm dengan konsentrasi urin kelinci 175 ml/l yangmenghasilkan rata-rata bobot umbi kering 5,61 kg/petak atau setara dengan 10,19 ton/ha.