Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENANGANAN LIMBAH GERGAJIAN BATU ALAM PASCA ERUPSI MERAPI Aji Pranoto; Saiful Huda
Science Tech: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 1 No 1 (2015): Februari
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.768 KB) | DOI: 10.30738/jst.v1i1.474

Abstract

Stone sawing process in the area of Sleman leaves stone powder as waste, which discharged directly onto the ground can result into a barren land can not be planted and will also lead to ground can not absorb rainwater where this can lead to severe environmental damage, such as floods and droughts.To overcome this problem, the program is made of natural stone sawmill waste utilization through science and technology to the Community (IbM), with a program of making handicrafts using the main raw material waste sawdust and splinters of natural stone. The program is implemented with the main objective to empower people to be able to cope with waste and create new jobs. The resulting product consists ofCrafts (handcraft),Flower Pot and Mosaic The first is the handcraft produced with the main ingredient as the matrix is resin apoxy 95%, hardener 3%, plus 2% cobalt, as inforcement used stone dust particle with variable best comparison is 50% matrix, and 50% particle inforcment. whereas the mold to make handcraft materials using RTV silicone rubber 586 plus hardener. Both produced flowerpot with the main ingredient of cement and sawdust stone cast coupled with hardener (hardener), where the best compositions based on test results is 15% cement an d 75% stone dust. The molds used are made of Fiber Glass and steel molds. The resulting third is a mosaic, made of stone flakes aggregate prepared using cement and wire mesh material as  a binder and stone chips as forming ornaments. The mold using steel plate rectangular with size (20 x 20) cm. Of the three products produced, which has the best economic value is the Flower Pot, followed handcraft, while the mosaic has the lowest economic value
PENGARUH ARUS LISTRIK DAN TEKANAN GAS LAS MIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PIPA MILD STEEL (STUDI KASUS DI PT. MEGA ANDALAN KALASAN) Bambang Wahyu Sidarta; Toto Rusianto; Saiful Huda; Dwi Sutanto
Jurnal Teknologi Vol 1 No 1 (2008): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelasan pada pipa Mild Steel dengan menggunakan las MIG (Metal Inert Gar arc Welding) haruslah selalu mempertimbangkan penggunaan arus listrik dan pemilihan tekanan gas yang tepat. Tujuan dari penelitian dengan menggunakan pipa JIS G 3445 ini adalah untuk memilih penggunaan arus dan tekanan gas yang tepat dalam pengelasan MIG (Metal Inert Gar arc Welding).. Tujuan proses pengelasan pada pipa mild steel JIS G 3445 dengan variasi arus listrik dan tekanan gas terhadap kekuatan tarik adalah untuk mengetahui pengaruh pengelasan dengan variasi arus listrik dan tekanan gas terhadap kekuatan tarik pada material pipa mild steel JIS G 3445, dengan metode pengelasan MIG (Metal Inert Gar arc Welding), pengujian meliputi sifat fisis yaitu struktur mikro dan sifat mekanis yaitu kekuatan tarik dan nilai kekerasan pada masing-masing daerah logam induk (base metal), daerah logam HAZ, daerah logam batas las dan daerah logam las . Pada dasarnya pengaruh suhu pengelasan pada pipa mengakibatkan menurunnya tegangan. Hal ini dapat dilihat pada pipa sebelum proses pengelasan (logam induk), yaitu mempunyai tegangan rata-rata 35,66 kg/mm. Dalam penelitian ini yang arus yang dipergunakan adalah 100 amper, 110 amper, 120 amper. Dan tekana gas adalah 6 kg/cm dan 12 kg/cm. Setelah proses pengelasan dengan menggunakan variasi arus dan tekanan gas yang berbeda maka pada pengujian tarik hasilnya adalah patah pada logam induknya dan harga tegangan tariknya adalah 35,66 kg/mm. Pada pengujian kekerasan Rockwell sebelum proses pengelasan (logam induk) diperoleh harga kekerasan rata-rata pada pipa 40,7 ± 0,72 % HRC.. Hal ini menunjukan bahwa nilai kekerasan pada setiap pengujian mempunyai harga kekerasan yang relatif sama. Dari hasil pengamatan foto struktur mikro didapat bahwa struktur yang terkandung didalam pipa adalah perlit dan ferit, karena pendinginnannya adalah udara. Pada pengujian struktur mikro, semakin banyak kadar ferit dalam benda, benda akan semakin ulet dan semakin banyak kadar perlitnya benda akan semakin getas.
Optimasi Kondisi Operasi Proses Pengelasan Shielded Metal Arc Welding pada Frame Kursi Penumpang Bus di Industri Karoseri Tri Teguh Rahayu; Saiful Huda; Agus Duniawan
Jurnal Teknik Mesin Vol. 3 No. 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.082 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan meningkatkan kualitas produk hasil pengelasan pada proses karoseri bus pada CV. XYZ. Proses pengelasan menggunakan metode SMAW dilakukan pada CV. XYZ. Obyek penelitian adalah frame bangku untuk bus yang menggunakan bahan baja AISI 1006 dilas menggunakan metode SMAW dengan elektorda RD260 sepsifikasi AWS 6013. Penngujian meliputi: Pengujian komposisi kimia, Pengujian tarik. Parameter pengealsan beruapa arus pengelasan dan tegangan pengelasan: Arus (I) 80, 100 , dan 120 Ampere, tegaangan (E) 40 Volt. Penelitian pada pengelasan frame bangku bus memperoleh hasil sebagai berikut: Bahan frame bangku bus mendekati baja AISI 1006, komposisi kimia bahan frame bangku bus terdiri dari: 0,0775%C, 0,2493%Mn, 0,0136%P, dan 0,0077%S. Proses penyambungan bahan frame bangku bus mengguakan arus pengelasan yang berbeda yaitu: 80, 100, dan 120 Ampere berpengaruh terhadap peningkatan harga kekerasan pada daerah HAZ dan daerah Las. Semakin tinggi arus yang digunakan maka harga kekerasan pada daerah las dan HAZ semakin tinggi. Pada bahan frame bangku bus penyambungan dengan menggunakan arus pengelasan 100 ampere menunjukkan rata-rata tegangan tarik maksimum rata-rata 37,28kg/mm2, hasil sambungan menggunakan pengelasan listrik dengan arus 80 ampere rata – rata tegangan tarik 36,53 kg/mm2, hasil sambungan menggunakan pengelasan listrik dengan arus 120 ampere rata – rata tegangan tarik max 36,97 kg/mm2. Proses penyambungan pada pembuatan frame bangku bus dengan pengelasan SMAW menggunakan arus 100 ampere lebih baik dilihat dari harga kekerasan dan kekuatan tarik hasil sambungan dibandingkan pengelasan mengunakan arus 80, dan 120 ampere.