Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : Jurnal Media Wahana Ekonomika

Penerapan Metode Activity Based Costing (ABC) Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hasanuddin Damrah Bengkulu Selatan Mursalin Mursalin
Jurnal Media Wahana Ekonomika Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Media Wahana Ekonomika, April 2019
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jmwe.v16i1.3408

Abstract

Dalam perhitungan biaya rawat inap kebanyakan rumah sakit masih menggunakan sistem biaya tradisional. Padahal perhitungan biaya rawat inap sangat penting, karena berkaitan dengan penentuan harga pokok jasa rawat inap yang pada akhirnya akan mempengaruhi penentuan harga jual atau tarif rawat inap. Alternatif yang dapat digunakan untuk menghitung biaya produk atau jasa adalah dengan menggunakan Activity Based Costing  (ABC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC), apabila dibandingkan dengan metode tradisional maka metode Activity Based Costing (ABC) memberikan hasil yang lebih kecil pada semua kelas rawat inap. Hal ini disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada metode akuntansi biaya tradisional biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada metode Activity Based Costing (ABC), biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga dalam metode Activity Based Costing (ABC), telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Kata kunci: Tarif jasa, Activity Based Costing (ABC), Cost driver
Evaluasi Kinerja PT Bank Sumsel Babel Cabang Baturaja Menggunakan Balanced Scorecard Mursalin Mursalin
Jurnal Media Wahana Ekonomika Vol 17, No 3 (2020): Jurnal Media Wahana Ekonomika, Oktober 2020
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jmwe.v17i3.4851

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja PT Bank Sumsel Babel Cabang Baturaja menggunakan Balanced Scorecard. Terdapat empat perspektif yang diukur dalam Balanced Scorecard yaitu: Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal serta Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Perspektif Keuangan berupa Return On Asset (ROA) mencapai 8,58% yang menunjukkan kategori baik, Capital Adequency Ratio (CAR) mencapai 20,46% yang juga menunjukkan kategori baik, Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 1,41% yang menunjukkan kategori kurang baik, Kualitas Aset Produktif (KAP) mencapai 1,44% yang dinyatakan baik, dan juga Efisiensi Operasional (BOPO) 48,15% dengan kategori baik. Untuk Perspektif Pelanggan Market Share mencapai nilai 3 dengan kategori baik, namun bank harus lebih meningkatkan Customer Acquisition yang dalam penelitian ini mencapai nilai 1 artinya kurang baik. Perspektif Proses Bisnis Internal menunjukkan Service Error Rate dengan nilai 2 artinya cukup baik dan jarang terjadinya kesalahan dalam pelayanan. Kemudian, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan menunjukkan Retensi Karyawan mencapai nilai 2 juga dengan kategori cukup baik, ini berarti menujukkan peningkatan produktivitas karyawan selama tiga tahun yang menghasilkan kategori cukup baik. Kata kunci : Evaluasi Kinerja, Balanced Scorecard. ABSTRACK This study aims to assess the performance of PT Bank Sumsel Babel Baturaja Branch using the Balanced Scorecard. There are four perspectives measured in the Balanced Scorecard: Financial Perspective, Customer Perspective, Internal Business Process Perspective and Learning and Growth Perspective. From the results of the study it can be seen that the Financial Perspective in the form of Return On Assets (ROA) reached 8.58% which showed a good category, Capital Adequency Ratio (CAR) reached 20.46% which also showed a good category, Loan to Deposit Ratio (LDR) reached 1.41% which shows the unfavorable category, Earning Assets Quality (KAP) reached 1.44% which was declared good, and also Operational Efficiency (BOPO) 48.15% with good category. For the Market Share Customer Perspective reaching a value of 3 with a good category, but banks must further improve the Customer Acquisition which in this study reached a value of 1 means that it is not good. The Internal Business Process Perspective shows that the Service Error Rate with a value of 2 means that it is quite good and rarely errors in service. Then, the Learning and Growth Perspective shows that Employee Retention reaches a value of 2 also with a pretty good category, this means showing an increase in employee productivity over three years which results in a pretty good category. Keywords: Performance Evaluation, Balanced Scorecard.
PENGGUNAAN KONSEP GENERAL PRICE-LEVEL ACCOUNTING DALAM MENILAI RELEVANSI LAPORAN KEUANGAN SUATU PERUSAHAAN Mursalin Mursalin
Jurnal Media Wahana Ekonomika Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 8 No. 2, Juli 2011
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jmwe.v8i2.4267

Abstract

Sebagai negara yang menganut ekonomi terbuka, Indonesia memiliki masalah inflasi dari tahun ke tahun. Sementara pencatatan akuntansi di Indonesia umumnya menganut historical cost, dimana konsep ini tidak merngenal adanya perubahan seperti pengaruh inflasi tetapi stable monetary unit yang mengakibatkan semua transaksi yang terjadi dicatat atas dasar nilai nilai historis atau nilai yang di dapat saat terjadi transaksi. Ini menyebabkan dilema relevansi laporan keuangan perusahaan. Untuk para investor dan pemain saham, untuk mengetahui ketahanan perusahaan untuk menghadapi persaingan dan moneter yang tidak dapat diprediksi, laporan tambahan berupa general price-level accounting atau dikenal sebagai akuntansi tingkat harga umum sangat dibutuhkan. Konsep ini menyatakan bahwa nilai sesungguhnya dari rupiah ditentukan oleh barang atau jasa yang dapat diperoleh, yang biasa disebut daya beli. Dalam masa inflasi ataupun deflesi, jumlah barang atau jasa yang dapat diperoleh berubah dengan nilai uang nominal yang konstan, yang berarti bahwa daya beli rupiah berubah. Dengan adanya laporan tambahan ini tujuan dari pelaporan akuntansi dapat dipenuhi, yaitu sebagai rujukan untuk membuat keputusan yang tepat. Kata Kunci: Akuntansi Inflasi, Historical cost, General Price-Level Accounting.