Novi Dwi Rugiarti
Department Of Pharmacy, Universitas Islam Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kebutuhan pendidikan berkelanjutan apoteker puskesmas di Yogyakarta Yulianto Yulianto; Saepudin Saepudin; Hendrik Hendrik; Novi Dwi Rugiarti
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 13 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol13.iss2.art1

Abstract

Latar belakang: Peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui kegiatan pendidikan berkelanjutan merupakan upaya yang harus dilakukan oleh apoteker untuk terus mengimbangi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kefarmasian. Topik-topik yang dikaji dalam kegiatan tersebut idealnya disesuaikan dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui topik pendidikan berkelanjutan yang diperlukan oleh apoteker yang berpraktek di puskesmas di Yogyakarta.Metode: Penelitian survey ini menggunakan kuesioner dengan pertanyaan utama tentang kebutuhan topik pendidikan berkelanjutan, yang dikembangkan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI.Hasil: Sebanyak 37 responden mengisi kuisoner dengan lengkap dengan sebagian besar responden adalah perempuan (97,3%), rentang usia kurang dari 30 tahun (65%), dan pengalaman bekerja di puskesmas kurang dari 3 tahun (68%). Penelitian ini mengidentikasi tiga topik terkait pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang sangat diperlukan adalah tentang pencatatan dan pelaporan (45,9%), pengendalian (43,2%), serta evaluasi proses pengelolaannya (36,4%). Sementara itu, 3 topik yang sangat diperlukan terkait pelayanan farmasi klinik adalah konseling obat (81,1%), komunikasi efektif dengan pasien (78,4%), serta pemberian informasi obat (73%). Tiga topik farmakoterapi yakni farmakoterapi penyakit kardiovaskular, penyakit infeksi bakteri, serta farmakoterapi gangguan otot dan sendi merupakan topik kategori sangat diperlukan oleh 64,9% responden.Kesimpulan: Penelitian ini merekomendasikan topik tersebut dapat ditindaklanjuti baik oleh organisasi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) maupun pihak puskesmas terkait program pengembangan SDM apoteker puskesmas.Kata kunci: apoteker, pelayanan kefarmasian, pendidikan berkelanjutan, puskesmas
Evaluasi penyimpanan obat di Puskesmas "X" Kabupaten Sleman Novi Dwi Rugiarti; Atika Nurul Hidayati; Dian Medisa; Diesty Anita Nugraheni
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 17 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol17.iss1.art8

Abstract

AbstractBackground: Medicines storage is one of the stages in drug management, which plays an essential role in ensuring the quality and availability of drugs. Therefore, it is necessary to evaluate medicines storage by comparing the performance with the storage efficiency indicators.Objective: This study aimed to determine the efficiency of medicines storage in “X” Primary Healthcare, Sleman Regency.Methods: This research was an observational study during April-May 2020 in “X” Primary Healthcare. Data collection was carried out retrospectively. Data were analyzed based on drug efficiency indicators, including the percentage of expired drugs, the percentage of dead stock, and turnover ratio (TOR).Results: The results showed 2.45% expired drugs, 2.45% deadstock, and 5.2 times TOR. The most expired drugs were pipemidic acid 400 mg, nifedipine 10 mg, and carbamazepine 200 mg.Conclusion: The storage of medicines in "X" Primary Healthcare was not yet efficient.Keywords: Drug storage, efficiency, primary healthcare