Euis Reni Yuslianti
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN GAMBIR (UNCARIA GAMBIR) DIBANDINGKAN DENGAN CHLORHEXIDINE GLUCONATE 0,2% TOPIKAL TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA MUKOSA PALATUM TIKUS GALUR WISTAR: EFFECT OF ETHANOL GAMBIR LEAVES (UNCARIA GAMBIR) COMPARED WITH CHLORHEXIDINE GLUCONATE 0,2% TOPICAL FOR WOUND HEALING ON PALATE MUCOSAL GALUR WISTAR RAT Dita Septiani; Euis Reni Yuslianti; Saskia Lenggogeni Nasroen
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 3 (2015): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.945 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i3.1973

Abstract

Gambir (Uncaria gambir) digunakan masyarakat secara empiris dalam membantu penyembuhan luka karena memilikikemampuan antibakteri, antiinflamasi dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ekstrak etanol daungambir topikal terhadap penyembuhan luka mukosa palatum tikus galur wistar dibandingkan chlorhexidine gluconate0,2% ditinjau dari luas permukaan luka dan lama penyembuhan luka serta mengetahui dosis efektif ekstrak etanol daungambir secara topikal untuk penyembuhan luka optimal. Metode penelitian menggunakan rancangan penelitianeksperimental murni laboratoris bersifat analitik. Tikus dibagi acak menjadi tujuh kelompok yaitu kelompok kontrolnegatif, kelompok chlorexidine gluconate 0,2%, kelompok ekstrak etanol daun gambir dosis 1,75 mg, 3,5 mg, 7 mg, 14mg dan 28 mg. Luka diamati hari ke-0, 3, 7 dan 14. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun gambirberpengaruh terhadap penyembuhan luka berhubungan dengan kandungan daun gambir yaitu katekin, asamcathechutannat, quersetin, tanin, alkaloid, saponin dan gambiriin berperan sebagai antibakteri, antiinflamasi danantioksidan. Hasil tes statistik luas permukaan luka dengan uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai p=0,00 dan hasil tesstatistik efektivitas dosis dengan uji Friedman menunjukkan nilai p=0,00. Sebagai kesimpulan, ekstrak etanol daungambir dapat lebih cepat memperkecil luas dan lama penyembuhan luka dibandingkan chlorhexidine gluconate 0,2%serta didapatkan dosis efektif yaitu 28 mg.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN POLIFENOL ASAM GALAT TEH HIJAU GAMBUNG MELALUI PENURUNAN KADAR MALONDIALDEHID TIKUS DIABETES MELITUS Iis Inayati Rakhmat; Fahrauk Faramayuda; Euis Reni Yuslianti
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.647 KB)

Abstract

Teh hijau dilaporkan mempunyai efek sebagai antidiabetes karena kandungan antioksidannya. Komplikasi diabetes berkaitan dengan terjadinya stres oksidatif akibat hiperglikemi persisten yang ditandai dengan peningkatan kadar malondialdehid. Aktivitas antioksidan selular dan kandungan polifenol terutama asam galat teh hijau asal Gambung Ciwidey Bandung masih belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan mengetahui kandungan antioksidan asam galat serta penurunan malondialdehid teh hijau tikus diabetes. Metode penelitian adalah laboratorium eksperimental. Pengujian kandungan antioksidan kualitatif dengan uji fitokimia, pengujian kandungan asam galat kuantitatif metode pH diferensial ekivalen antosianin total, dan pengujian aktivitas antioksidan melalui penurunan kadar malondialdehid tikus diabetes metode TBARs. Tikus dibagi kedalam 5 kelompok (n=5) diberi perlakuan selama 14 hari peroral: Tikus kelompok I sebagai kontrol negatif, tikus kelompok II kontrol diabetes, tikus diabetes kelompok III dan IV diberi ekstrak etanol teh hijau 14,4 mg/hari dan 28,8 mg/hari serta tikus diabetes kelompok V diberi Vitamin C 3,6 mg/hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol teh hijau Gambung memiliki kandungan alkaloid, tanin, saponin, katekin, flavonoid, kuinon, dan asam galat 12,19 mg/L TAC. Kadar rerata malondialdehid darah kelompok teh hijau 28,8 mg/hari berbeda signifikan (P=0,012) dengan kelompok Vitamin C 3,6 mg/hari akan tetapi tidak ada perbedaan signifikan (P=0,087) apabila dibandingkan dengan kelompok yang diberi teh hijau 14,4 mg/hari. Pemberian teh hijau 28,8 mg/hari memberikan efek menguntungkan dibanding Vitamin C 3,6 mg/hari yang dibuktikan dengan penurunan kadar MDA kemungkinan karena kandungan antioksidan polifenol asam galat teh hijau sebagai scavenger radikal peroksil stres oksidatif pada tikus diabetes. DOI : 10.35990/mk.SE.PIT.X.p1-15
TINGKAT PENGETAHUAN BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN GIGI MULUT SISWA SDN JAMPANGKULON SUKABUMI Sri Sarwendah; Jeffrey Jeffrey; Hasna Humaira; Euis Reni Yuslianti
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 2 (2023): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk mecegah timbulnya penyakit gigi yang akan menurunkan kesehatan gigi dan mulut. Salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan gigi dan mulut adalah sikap, perilaku, dan pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut pada anak usia 12 tahun di SDN 1 Jampangkulon Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan teknik probability berupa simple random sampling dengan jumlah sampel 39 orang dengan menggunakan analisis chi-square di SDN 1 Jampangkulon. Pengambilan data kebersihan gigi dan mulut menggunakan metode oral hygiene index simplified (OHI-S). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh anak usia 12 tahun mempunyai frekuensi tertinggi berdasarkan pengetahuan adalah kriteria cukup, dan frekuensi tertinggi berdasarkan kesehatan gigi dan mulut adalah kriteria cukup. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 12 tahun di SDN 1 Jampangkulon. Kata kunci : kesehatan gigi, tingkat pengetahuan DOI : 10.35990/mk.v6n2.p152-161
HUBUNGAN KEHILANGAN PELEKATAN JARINGAN PERIODONTAL DENGAN KADAR GLUKOSA PUASA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Dewi Lidya I Nasution; Euis Reni Yuslianti; Muhammad Muflih Mu’tashim
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 2 (2023): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang terjadi karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, maupun keduanya. Kerja insulin yang terganggu pada penyakit DM mengakibatkan glukosa dari pembuluh darah tidak mampu masuk ke jaringan sehingga terjadi hiperglikemia. Kondisi DM dapat bermanifestasi pada rongga mulut seperti periodontitis yang ditandai dengan kehilangan pelekatan jaringan periodontal. Kecenderungan tingkat kehilangan jaringan periodontal pada pasien DM dengan kadar glukosa darah tidak terkontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kadar glukosa darah terkontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar glukosa puasa dengan tingkat kehilangan pelekatan jaringan periodontal pada pasien DM tipe 2. Penelitian adalah analitik asosiasi dengan menggunakan pendekatan rancangan penelitian cross sectional. Subjek penelitian terdiri dari 56 pasien DM tipe 2 anggota Persadia di RS Dustira Cimahi yang dilakukan pemeriksaan Clinical Attachment loss (CAL) dan pemeriksaan glukosa darah puasa. Korelasi kadar glukosa darah dengan tingkat kehilangan jaringan periodontal dianalisis dengan uji Chi Square (P<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan kadar glukosa puasa dengan tingkat kehilangan pelekatan jaringan periodontal sangat bermakna (p=0,00). Dapat disimpulkan bahwa glukosa darah mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kehilangan pelekatan jaringan periodontal pada pasien DM tipe 2. Peningkatan kadar glukosa darah menyebabkan kondisi hiperglikemia yang mengakibatkan peningkatan Advanced glycation end products (AGEs) sehingga membuat peningkatan aktivitas kolagenase yang dapat menginduksi matriks metaloproteinase (MMPs) untuk memperparah kehilangan pelekatan jaringan periodontal. Kata kunci: diabetes melitus, glukosa, pelekatan periodontal DOI : 10.35990/mk.v6n2.p162-172
PENGARUH PEMBERIAN AKUT KACANG TANAH BAMBARA (Vigna subterranea) TERHADAP MORTALITAS, BOBOT BADAN, GEJALA TOKSISITAS, DAN BOBOT ORGAN MENCIT BALB-C BETINA: Kajian Uji Toksisitas Akut Rimonta F Gunanegara; Euis Reni Yuslianti; Khoiruddin Anshori; Sunarti Sunarti
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 3 (2023): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kacang tanah Bambara (Vigna subterranea (L.) Verdc), tanaman dari Afrika yang kurang dimanfaatkan di Indonesia memiliki potensi untuk berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan dan gizi, sambil memberikan solusi untuk kelestarian lingkungan dan pemerataan ketersediaan dan keterjangkauan pangan. Bukti ilmiah untuk potensinya dipelajari secara luas tetapi studi sistemik masih kurang. Penting untuk mempelajari dampak konsumsi legum terhadap kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian akut kacang tanah Bambara terhadap mortalitas, bobot badan, gejala keracunan, seta bobot organ jantung, hati, paru, pankreas, lambung, usus, ginjal, otak, limpa, ovarium, dan uterus pada mencit betina BALB-c. Metode penelitian adalah penelitian toksisitas oral akut dengan sedikit modifikasi berdasarkan metode BPOM 2022. Kacang tanah Bambara diberikan secara oral kepada 15 ekor mencit terdiri dari kelompok dosis 300mg/kgBB, dosis 2000mg/kgBB dengan dibandingkan dengan kontrol yang diberikan akuades. Perhitungan dosis ini mengacu pada pedoman uji toksisitas PERKA BPOM No. 10 Tahun 2022. Hewan diamati mortalitas, perubahan bobot badan, gejala toksisitas, dan bobot organ relatif selama 14 hari berikutnya. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya gejala toksisitas pada mencit betina BALB-c . Kacang tanah Bambara tidak menunjukkan tanda-tanda abnormal atau kematian dan perubahan berat badan. Analisis nekropsi kasar tidak mengungkapkan perubahan organ. Kesimpulannya, pemberian kacang tanah bambara secara akut aman dan praktis tidak toksik pada mencit betina BALB-c. Kata kunci: kacang tanah bambara, mencit betina, toksisitasDOI : 10.35990/mk.v6n3.p295-306
PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) TERHADAP KADAR TNF-α PADA GIGI MARMUT YANG DIGERAKKAN SEPARATOR ORTODONTI Hillda Herawati; Rahmadaniah Khaerunnisa; Euis Reni Yuslianti; Fadia Naura Adila
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 3 (2023): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat semakin paham mengenai pentingnya perawatan ortodonti. Ortodonti cekat terdiri dari komponen aktif dan pasif. Tekanan dari pemakaian komponen aktif dapat menginduksi sitokin proinflamasi, salah satunya TNF-α, sehingga menyebabkan nyeri. Daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) mengandung flavonoid, sehingga dapat menurunkan sitokin proinflamasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun katuk terhadap kadar TNF-α. Penelitian adalah eksperimental menggunakan 46 ekor marmut betina dengan kelompok kontrol dan kelompok yang diberi dosis daun katuk 78,3 mg/kgBB. Pengamatan yang dilakukan pada pengujian ini yaitu TNF-α yang diambil dari sampel darah pada jantung marmut pada hari ke-3, hari ke-7 dan hari ke-14. Sampel marmut diaplikasikan separator ortodonti pada gigi insisif kanan dan diberi ekstrak etanol daun katuk sesuai kelompok, setelah hari ke-14 dilakukan analisis TNF-α. Data dianalisis dengan uji T-independen (p>0,05). Hasil penelitian menunjukkan kelompok kontrol rerata kadar TNF-α tertinggi pada hari ke-3 sebesar 630,71 dan rerata terendah kadar TNF-α pada hari ke-7 sebesar 275,86. Kelompok perlakuan, rerata kadar TNF-α tertinggi pada hari ke-3 sebesar 595,26 dan rerata terendah kadar TNF-α pada hari ke-14 sebesar 209,99. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pengaruh daun katuk terhadap kadar TNF-α pada hari ke-3 (p=0,822), hari ke-7 (p= 0,185) dan hari ke-14 (p=0,062). Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah ekstrak daun katuk berpengaruh terhadap peningkatan rerata kadar TNF-α namun tidak bermakna secara statistik. Kata kunci: daun katuk, flavonoid, perawatan ortodonti, TNF-α DOI : 10.35990/mk.v6n3.p307-316