Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Uji Potensi Pemberian Bahan Organik dan Pupuk Hayati terhadap Osmoregulasi Karet di Tanah Cekaman Kekeringan. Santa Maria Lumbantoruan; Asmarlaily Sahar
AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian Vol 24, No 1 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/agrium.v23i2.6912

Abstract

Cekaman kekeringan merupakan kendala pemanfaatan tanah marginal yang harus mendapat pengelolaan yang tepat, agar tanah marginal dapat dimanfaatkan untuk lahan perkebunan dengan optimal. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalah tanah marginal adalah dengan memanfaatkan limbah tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan organik dan pupuk hayati. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menguji kemampuan bahan organik tandan kosong kelapa sawit dan pupuk hayati terhadap pertumbuhan karet di tanah cekaman kekeringan. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara selama 6 bulan. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok faktorial (RAK) dengan dua faktor. Faktor yang pertama adalah Mikoriza dengan 4 jenis perlakuan yaitu M0 = kontrol, M1 = Glomus, M2= Acaulospora, M3= Glomus+Acaulospora faktor kedua bahan organik Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dengan 4 dosis perlakuan yaitu T0= 0 g/polybag, T1= 300 g/polybag, T2 = 600 g/polybag, T3 =900 g/polybag. Parameter yang diamati adalah potensial air daun, tekanan osmotik, tekanan turgor. Hasil penelitian menunjukkan interaksi perlakuan TKKS dan mikoriza dapat meningkatkan potensial air daun dan tekanan turgor yang diperoleh pada perlakuan TKKS 300 gr + Acaulospora. Pemberian Tandan Kosong Kelapa Sawit 300 g/ tanaman dapat meningkatkan potensial air daun dan tekanan turgor. Pemberian TKKS 600 gr/tanaman mampu menurunkan rata-rata tekanan osmotik daun. Pemberian mikoriza secara tunggal belum dapat meningkatkan rerata di semua perlakuan.
Potensi Pupuk Hayati dalam Optimalisasi Pertumbuhan Tanaman Jagung di Tanah Gambut Cekaman Kekeringan Santa Maria Lumbantoruan; Selviana Anggraini; Erna Siaga
Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2021: Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-9 “Sustainable Urban Farming Guna Meningkatkan
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lumbantoruan SM, Anggraini S, Siaga E. 2021. Potential of biofertilizer in optimizing corn growth in drought stress of peatlands. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-9 Tahun 2021, Palembang 20 Oktober 2021. pp. 162-171. Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).Peatland is suboptimal land which has high potential to be used as agricultural, but the potential of this peat soil has challenges that are not easy to manage in a sustainable manner. Incorrect management can result in peatlands experiencing drought stress. A technological approach that can be used to optimize the use of peat soil that is experiencing drought stress in maize can be done by applying biological fertilizers. The results of this study are expected to optimize the growth of maize in drought stress peat soils. The design used in this study was a completely randomized block design with 2 treatment factors, namely the first treatment factor for biological fertilizers, namely H0: without mycorrhizae, H1: Mycorrhizae + Petrobio, H2: Mycorrhiza + Agrozeabiochar, H3: Mycorrhizae + Pugam. The second treatment factor was the intensity of watering, namely P1: Watering once a day, P2: Watering once in 3 days, P3: Watering once in 5 days, P4: Watering once in 7 days. The results showed that the application of biological fertilizers was able to increase the average plant height, stem diameter, and root length. Biofertilizer Micoriza + Petrobio was able to increase plant height by 11.7 cm and biological fertilizer Micoriza + Pugam (H3) was able to increase stem diameter by 1.3 and root length by 115.7 in drought stress peat soil compared to control.
KAJIAN POTENSI DAN KENDALA PERTANIAN KABUPATEN MUSI RAWAS santa maria lumbantoruan
Jurnal Agroteknologi dan Pertanian (JURAGAN) Vol 3 No 1 (2022): JURAGAN (JURNAL AGROTEKNOLOGI DAN PERTANIAN) April 2022
Publisher : LPPM Universitas Bina Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32767/juragan.v2i2.75

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi pertanian dan kendala pada sektor pertanian di Musi Rawas. Sektor pertanian sebagai potensi utama perekonomian masyarakat menjadikan sektor ini memiliki peran untuk kesejahteraan masyarakat secara umum, namun potensi ini harus dikelola agar berkesinambungan, sedangkan kendala harus dibenahi agar kemajuan dibidang pertanian bisa terus dilakukan. Pertanian musirawas memiliki potensi yang baik di Sumatera Selatan. Komoditas pangan unggulan yaitu di Musi Rawas terdiri dari 6 yaitu jagung, padi ladang, ketela rambat, kacang hijau, ketela pohon dan padi sawah dan komoditi karet dan sawit sebagai komoditi unggulan perkebunan. Kabupaten Musi Rawas memberikan Kontribusi tertinggi Domestik bruto yang berasal dari pertanian sebesar 31,55 %. Namun dalam proses pengembangan sektor pertanian ini mengalami kendala dalam pengelolaannya yaitu minimnya petani milleniall/muda yang akan melanjutkan sistem pertanian ini. Kondisi ini juga berpengaruh pada peranan teknologi yang tidak bisa diterapkan dikarenakan kurangnya wawasan petani di sebabkan rendahnya pendidikan para petani yang dominan lulusan sekolah dasar. Penggunaan pupuk yang masih berfokus pada pupuk dan pestisida anorganik mengakibatkan biaya yang dikeluarkan oleh petani tidak sedikit. Kondisi pertanian yang tidak berkelanjutan juga tidak bisa diterapkan apabila tidak dilakukannya pemupukan yang berimbang antar pupuk organik dan anorganik. Salah satu program yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala ini adalah melakukan Penyuluhan dan pemberian wawasan agar petani dapat melakukan dan menerapkan pertanian berkelanjutan dengan menggunakan pupuk yang berimbang.
EFIKASI MIKROORGANISME LOKAL LIMBAH ORGANIK SEBAGAI BIOFERTILIZER ALTERNATIF DALAM MEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN Selviana Anggraini; Maria Paulina; Erna Siaga; Santa Maria Lumbantoruan; Risma Chantrika Az-Azahra; Aella Septiani
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 22 No 2 (2022): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v22i2.3333

Abstract

Salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman adalah pemupukan. Pemupukan yang baik dan berimbang akan berdampak positif bagi kelangsungan tanaman. Penggunaan mikroorganisme lokal ekstrak daging keong mas pada media air kelapa, sebagai pupuk alternatif adalah bentuk teknologi tepat guna dalam mendukung konsep pertanian terpadu dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan produk formula mikroorganisme lokal ekstrak daging keong mas pada media air kelapa, yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman. Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan, yang terdiri atas kontrol positif (NPK Mutiara), Kontrol negatif (akuades) dan 3 perlakuan penyiraman dengan formula MOL. Indikator pertumbuhan tanaman yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, diameter batang, berat basah dan kering tanaman. Data hasil penelitian dianalisis secara sidik ragam menggunakan aplikasi statistik 8, jika berbeda nyata maka akan diuji lanjut menggunakan LSD pada taraf 5%. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan introduksi MOL ekstrak keong mas pada media air kelapa berbagai konsentrasi, mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman. Masing-masing perlakuan memberikan efek yang berbeda dalam meningkatkan pertumbuhan. Analisis sidik ragam terhadap efektivitas Mol ekstrak keong mas pada media air kelapa berbagai konsentrasi sebagai pemacu pertumbuhan, didapatkan perlakuan B (konsentrasi 5%) sebagai perlakuan terbaik. Hal ini terbukti dari kemampuan konsentrasi tersebut dalam meningkatkan tinggi tanaman, panjang akar, berat kering dan basah tanaman tanaman mentimun. Oleh karena itu, perlakuan tersebut berpotensi untuk dikembangkan sebagai biofertilizer, pengganti pupuk kimia sintetis dalam memacu pertumbuhan tanaman dan pemenuhan kebutuhan pemupukan.
OPTIMALISASI PEMILIHAN VARIETAS DAN DOSIS PUPUK NPK PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) TERAPUNG DI LAHAN RAWA LEBAK Erna Siaga; Santa Maria Lumbantoruan; Selviana Aggraini; Maria Paulina
Jurnal Agroteknologi dan Pertanian (JURAGAN) Vol 3 No 2 (2022): JURAGAN (JURNAL AGROTEKNOLOGI DAN PERTANIAN) Oktober 2022
Publisher : LPPM Universitas Bina Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32767/juragan.v2i1.97

Abstract

Kondisi banjir pada lahan rawa lebak pada musim penghujan sekitar 3-6 bulan memiliki potensi dikembangkan untuk praktik budidaya sayuran terapung terutama sayuran daun seperti caisin, Brassica juncea L.. Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya caisin terapung diantaranya yaitu pemilihan varietas dan dosis pupuk yang digunakan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan varietas dan dosis pupuk NPK yang terbaik pada budidaya caisin terapung di lahan rawa lebak padi pada periode banjir. Penelitian dilaksanakan di lahan rawa lebak petani, Desa Pelabuhan Dalam, Pemulutan, Sumatera Selatan pada Januari-Maret 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu Varietas Caisin yang terdiri atas Espana, Shinta dan Tosakan. Faktor kedua yaitu dosis pupuk NPK yang terdiri atas T1 (2.5 g tanaman-1), T2 (5 g tanaman-1), dan T3 (7.5 g tanaman-1). Komposisi media tanam yang digunakan yaitu tanah, pupuk kendang ayam dan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1 (v:v:v). Media dicampur secara merata dan diisikan ke dalam polibag ukuran 30 cm x 30 cm. Hasil menunjukkan bahwa pada budidaya caisin terapung, nilai SPAD masing-masing varietas caisin menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, sedangkan pemupukan NPK dosis 7.5 tanaman-1 menunjukkan nilai SPAD tertinggi namun berbeda tidak nyata dengan pemupukan NPK dosis 5.0 g tanaman-1. Hasil panen caisin varietas Espana dan Tosakan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, sedangkan perbedaan dosis pupuk NPK yang diberikan memberikan hasil yang berbeda nyata antar dosis. Budidaya caisin memberikan hasil terbaik pada kombinasi antara penggunaan Varietas Espana dan dosis pupuk NPK 7.5 g tanaman-1.