Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Hasil Hutan

Percobaan Labotaris mengenai Penggunaan Cendawan Patogen Serangga Metarizhium anisopliae sebagai Penyekat Rayap Tanah Coptotermes curvignathus Paimin Sukartana; Agus Ismanto; Rusti Rushelia; Neo Endra Lelana
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 3 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2005.23.3.229-237

Abstract

Pengendalian rayap selama ini lebih tergantung pada penggunaan insektisida kimia yang pada umumnya tidak ramah lingkungan. Pengendalian secara biologis, misalnya menggunakan cendawan patogen serangga, sedang dikembangkan untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia beracun tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas 6 strain cendawan patogen serangga, Metarizhium anisopliae (Metschnikoff) Sorokin, yang diperoleh dari berbagai lokasi, sebagai penyekat serangan rayap tanah Coptermes curvignathus. Beberapa tingkat ketebalan cendawan yang dibiakkan dalam media beras digunakan sebagai penyekat yang disusun bersama-sama dengan media pasir dan umpan blok kayu tusam (Pinus meskusii) dalam tabung reaksi. Rayap tanah sebanyak 50 ekor terdiri dari 45 ekor rayap pekerja dan 5 ekor rayap prajurit dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi, dan kemudian percobaan disimpan pada suhu kamar selama 9 hari.Hasil percobaan menunjukkan bahwa rayap pada umumnya mampu menembus cendawan penyekat, tetapi hanya rayap yang berhasil menembus penyekat dengan ketebalan 2 cm atau kurang dapat menyerang kayu umpan. Presentase kematian rayap pada umumnya tinggi pada perlakuan dengan ketebalan penyekat 4 dan 5 cm. Strain cendawan yang berasal dari Pakem (Yogyakarta) tampak paling menjanjikan, sementara peringkat di bawahnya secara berurutan adalah dari Jombang (Jawa Timur), Universitas Gadjah Mada (UGM) 1 (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah) dan UGM 2 (Yogyakarta). Ketebalan cendawan penyekat 4 sampai dengan 5 cm pada umumnya dapat menyebabkan kematian rayap yang tinggi, anatara 80 sampai dengan 100%.
KOMUNITAS RAYAP TANAH PADA EMPAT LOKASI DI JAKARTA DAN JAWA BARAT Ginuk Sumarni; Agus Ismanto
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 1 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1988.5.1.1-5

Abstract

The community of subterranean  termite in any site is influenced  by the soil condition.  In three places studied  six species of  termites  were found  namely  Macrotermes  gilvus   (Hagen),   Microtermes insperatus Kemner, M. incertoides Holmgren,  Odontotermes  grandiceps   Holmgren, Capritermes  buitenzorgi  Holmgren  and Coptotermes  havilandi  Holmgren.In the yard of National  Oceanological Institute  Jakarta  C. havilandi  was responsible for  the damage of the building.  In the yard  of Forest Product  Research and Development   Centre in Bogar four  species of termite  were observed,  while at Cibodas Botanical  Garden only  one species was found   namely  C. buitenzorgi.  The latter termite  did not seem to cause to the building. 
PENGARUH KADAR AIR DAN SUHU TANAH TERHADAP PENYEBARAN RAYAP TANAH Agus Ismanto; Ginuk Sumarni
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 3 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1992.10.3.102-104

Abstract

The  result  of  a  study  on  the  effect  of soil moisture  content and  temperature  on subterranean  termite  distribution is presented   in this paper.The study  shows   that   soil  moisture   content   and   temperature  has significant   effect   on  subterranean  termite distribution. Four  subterronean   termites   namely  Microtermes  incertoides,  M.  insperatus,  Macrotermes  gilvus and Coptotermes  curvignathus  were  identified   at  the  first  location   (soil  moisture  content  = 21. 71 %,  soil  temperature   = 25. 7oc).   Whereas  at  the  second   location   (soil  moisture content =  8.36%,   soil  temperature  =  27.5°C)   two  species  only were  identified   namely  M. incertoides and  M.  insperatus.