Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

DIAGNOSA PENYAKIT EMBUN JELAGA DAN DAUN MENGGULUNG PADA KLICUNG Diospyros malabarica (Desr.) Kostel) DI KHDTK RARUNG, NUSA TENGGARA BARAT Illa Anggraeni; Ngatiman Ngatiman
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2006.3.2.209-214

Abstract

Klicung (Diospyros  malabarica  (Desr.)  Kostel) secara alami terdapat  di Kabupaten Sumbawa dan Lombok Selatan. Jenis pohon ini tergolong lambat tumbuh (slow growth) dan tergolong  jenis kayu mewah  (fancy wood).  Balai  Penelitian dan Pengembangan  Kehutanan Bali dan Nusa Tenggara pada tahun 1994 membuat plot uji coba penanaman  klicung di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Rarung, Lombok, Nusa Tenggara Barat seluas 5 hektar. Kenyataan  di lapangan  ternyata tanaman klicung terserang oleh penyakit embun jelaga (black mildew) dan sekaligus juga oleh penyakit  daun menggulung (roll leaf). Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan  informasi  tentang orgamsme  penyebab penyakit  embun jelaga dan daun menggulung serta  ekobiologinya. lnformasi dari penyakit embun jelaga dan daun   menggulung yang keduanya sekaligus menyerang  tanaman klicung  belum pernah ada, sehingga diharapkan hasil penelitian ini nantinya    dapat  dlimanfaatkan sebagai  informasi awal dalam rnengarnbil    tindakan pencegahan dan pengendalian secara efektifdan efisien. Hasil pengamatan gejala di lapangan serta pengamatan mikroskopis d laboratorium  penyebab penyakit embun jelaga adalah  fungi  Meliola sp. dan penyakit daun menggulung disebabkan oleh virus.
SERANGAN PENYAKIT EMBUN TEPUNG DAN KARAT DAUN PADA Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth. DI KEDIRI, JAWA TIMUR Illa Anggraeni; Ari Wibowo
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2006.3.1.45-53

Abstract

Acacia  auriculiformis  A. Cunn  Ex Benth. merupakan  jenis  pohon cepat tumbuh untuk  penghijauan  yang tanaman  mudanya  mudah  diserang penyakit. Penelitian  yang dilakukan di  RPH  Pandantoyo, BKPH  Pare. KPH Kediri, Jawa Timur bertujuan untuk  mengetahui gejala makroskopis dan mikroskopis dari penyebab penyakit yang menyerang tanaman Acacia  auriculifomus A. Cunn Ex Benth  berumur dua tahun serta akibat yang  ditimbulkannya. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan  bahwa tanaman Acacia  auriculiformts  A. Cunn Ex Benth. terserang oleh dua jenis penyakit yaitu karat daun dan embun tepung Persentase  serangan penyakit  karat daun rata-rata  sebesar 91,44 %, yang terserang embun  tepung saja tidak ada sedangkan yang terserang kedua penyakit  tersebut  sebesar  8,55%.  Hasil  identifkasi dan determinasi penyebab  penyakit embun tepung adalah  fungi Oidium sp. pada fase aseksual (Deuteromycetes) atau disebut pula Erysiphe sp, pada  fase seksual (Ascomycetes), penyakit  karat daun disebabkan oleh Atetocauda  digitata  G.  Wint. Akibat kedua penyakit  tersebut tanaman pertumbuhannya  menjadi terharnbat, bagian pucuk bentuknya tidak normal (keriting, membengkak, dan mernbelok), dan dapat menyebabkan pohon  menjadi  kering  dan terselimuti embun tepung.
EFEKTIVITAS JENIS DAN DOSIS FUNGISIDA SERTA PEMANGKASAN DALAM MENEKAN PERTUMBUHAN PENYAKIT KARAT TUMOR Neo Endra Lelana; Illa Anggraeni; Benyamin Dendang
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.392 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2014.11.3.149-155

Abstract

Serangan penyakit karat tumor pada sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) yang disebab- kan oleh fungi Uromycladium tepperianum (Sacc.) Mc. Alpin. masih terjadi di hampir semua wilayah pertanaman sengon di Jawa. Upaya pengembangan teknik pengendalian penyakit ini, seperti pengembangan fungisida alternatif masih perlu dilakukan. Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui efektivitas jenis dan dosis fungisida hasil formulasi berbasis tembaga dan boron serta pemangkasan yang dilakukan dalam menekan pertumbuhan penyakit karat tumor pada tanaman sengon. Percobaan dilakukan menggunakan rancangan faktorial dalam rancangan acak lengkap dengan tiga faktor, yaitu pemangkasan, jenis fungisida dan dosis yang digunakan. Fungisida sebanyak 10 ml diaplikasikan pada tanaman sengon dengan metode injeksi batang setiap bulan. Hasil penelitian menunjukkan kedua fungisida yang diuji menunjukkan efektivitas yang berbeda. Perlakuan fungisida CC dosis 10% pada tanaman sengon yang dipangkas dan tidak dipangkas dalam waktu dua bulan mampu menekan karat tumor sebesar 4,2 buah. Pada perlakuan fungisida PG dosis 10% pada tanaman yang dipangkas mampu menekan karat tumor sebesar 4,8 buah, tetapi pada sengon yang tidak dipangkas mampu menekan karat tumor sebesar 1,6 buah. Fungisida CC lebih efektif menekan karat tumor pada sengon yang tidak dipangkas sedangkan pada sengon yang dipangkas lebih efektif menggunakan fundisida PG.
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val), LENGKUAS (Languas galanga L.) Stunz dan KENCUR (Kaempferia galanga L.) TERHADAP Pythium sp. SECARA IN-VITRO Ujang W Darmawan; Illa Anggraeni
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.491 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2012.9.3.135-140

Abstract

Pythium sp. sebagai salah satu penyebab penyakit dumping off telah banyak menimbulkan kerusakan. Upaya pemanfaatan bahan kunyit (Curcuma domestica), lengkuas (Languas galanga) dan kencur (Kaempferia galanga) dilakukan sebagai alternatif pengendalian penyakit tersebut yang bersifat ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak dari rimpang ketiga jenis tanaman tersebut terhadap Pythium sp. Metode yang digunakan adalah peracunan media tumbuh PDA dengan menggunakan ekstrak dari rebusan rimpang dan menganalisa respon pertumbuhannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga ekstrak tersebut mampu mengendalikan pertumbuhan Pythium sp. pada konsentrasi 20%, 30%, 40% dan 50%. Hasil terbaik ditunjukkan oleh perlakuan lengkuas 50% yang mampu mengendalikan pertumbuhan hingga 64 % pada hari pertama dan menurun menjadi 60%pada hari kedua dan 54% pada hari ketiga. 
UJI ANTAGONIS Aspergillus sp. DAN Trichoderma spp. TERHADAP Fusarium sp., PENYEBAB PENYAKIT REBAH KECAMBAH PADA SENGON Neo Endra Lelana; Illa anggraeni; Nina Mindawati
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.526 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2015.12.1.23-28

Abstract

Fungi  endofit  merupakan  kelompok  fungi  yang  dapat  dikembangkan sebagai  agen  pengendali  hayati.  Studi mengenai  potensi  fungi  endofit sudah  banyak  dilakukan  untuk  tanaman  pertanian,  namun  masih sedikit  untuk tanaman kehutanan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat aktivitas antagonis dua isolat dari kelompok Aspergillus dan Trichoderma terhadap Fusarium sp. penyebab penyakit rebah kecambah pada sengon. Penghambatan tertinggi pada  hari  ketujuh  ditunjukkan  oleh Trichoderma harzianum  Bio1999,  yaitu  sebesar  46,36%  dan  selanjutnyberturut-turut diikuti isolat Aspergillus sp. JTB 105, T. viride Bio19232, dan Aspergillus sp. STB 107 masing-masing sebesar 41,72%; 31,13% dan 28,48%. Penghambatan terhadap Fusarium sp. terjadi melalui mekanisme mutual inhibisi. Berdasarkan panjang zona inhibisi yang terbentuk, isolat Aspergillus sp. JTB105 menunjukkan hasil yang tertinggi,  yaitu  sebesar 2,25  mm  dan  selanjutnya  berturut-turut  diikuti  isolat  T.  harzianum Bio1999,  T.  viride Bio19232 dan Aspergillus sp. STB 107 masing-masing sebesar 1,50 mm; 1, 00 mm dan 0,75 mm.
INVENTARISASI DAN DESKRIPSI PENYAKIT DAUN PADA TANAMAN TEMBESU ( ) DI SUMATERA BAGIAN SELATAN Asmaliyah Asmaliyah; Illa Anggraeni; Hengki Siahaan
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1162.053 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2015.12.2.141-153

Abstract

Serangn penyakit merupakan permasalahan serius dalam pembangunan hutan tanaman karena yang dapat menyebabkan kematian tanaman. Pengendalian penyakit yang efektif dan efisien harus didukung informasi mengenai penyebab penyakit dan ekobiologinya. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi penyakit daun dan dampak serangannya terhadap tanaman tembesu di Provinsi Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung. Metode penelitian menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada 5 jenis penyakit dan patogen pada tegakan tembesu, yaitu penyakit bercak kuning disebabkan cendawan; penyakit Diplodia mutila bercak hijau kekuningan disebabkan cendawan sp., penyakit bercak kuning kecokelatan disebabkan Curvularia oleh cendawan sp. dan penyakit bercak cokelat disebabkan cendawan serta Pestalotiopsis Phyllosticta capitalensis penyakit embun hitam disebabkan cendawan sp.; 2) intensitas serangan penyakit tersebut termasuk kategori Meliola serangan agak berat; 3) penyakit bercak daun merupakan penyakit yang paling luas sebarannya pada D. mutila tegakan tembesu di Sumatera Bagian Selatan dengan intensitas serangan 20,36%; 4) penyakit embun hitam Meliola sp. merupakan penyakit paling terbatas keberadaannya, namun memiliki intensitas serangan paling tinggi, yaitu 22,98%; dan 5) mengendalian serangan penyakit daun dapat diupayakan dengan penggunaan jarak tanam lebar dan perlu penerapan pola tanam agroforestri.
PENGARUH TEMPERATUR DAN KELEMBABAN TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN DAUN JABON (Anthocephalus cadamba) OLEH Arthrochista hilaralis Avry Pribadi; Illa Anggraeni
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2011.8.1.1-7

Abstract

Arthrochista hilaralis merupakan hama defoliator yang menyebabkan tingkat kerusakan sampai 97,88% pada tanaman jabon di Hutan Tanaman Industri (HTI) sektor Baserah dan 67,80% di Hutan Rakyat (HR) Pantai Cermin. Perbedaan tingkat kerusakan ini di duga berkaitan dengan pengaruh kelembaban dan temperatur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kerusakan daun akibat serangan dengan temperatur dan kelembaban. Penelitian dilakukan di dua lokasi, yaitu areal HTI sektor Baserah, Kabupaten Kuansing dan areal HR Pantai Cermin, Kabupaten Kampar, Riau. Pada masing-masing lokasi dibangun 5 plot pengamatan, masing-masing plot terdiri atas 100 pohon. Plot ditempatkan secara sistematik mengikuti metode kudratik. Parameter yang diukur adalah tingkat kerusakan daun oleh temperatur dan kelembaban lingkungan di sekitar pohon. Hasil menunjukkan bahwa di HTI sektor Baserah temperatur berkorelasi negatif (-0,288**) dan kelembaban berkorelasi positif (0,303**) terhadap tingkat kerusakan. Pada HR Pantai Cermin, temperatur berkorelasi positif (0,169**) dan kelembaban berkorelasi negatif (-0,187**) terhadap tingkat kerusakan daun akibat Persamaan linear regresi antara tingkat kerusakan dengan temperatur serta kelembaban untuk lokasi HTI sektor Baserah adalah Y= 4,418 0,015X1 + 0,014X2 (R= 0,305) dan pada HR Pantai Cermin adalah Y= 4,961 0,029X1 0,004X2 (R=0,187).
KUTU SISIK PADA CENDANA (Santalum album L.) DI KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR Eritrina Windyarini; Illa Anggraeni
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2011.8.1.51-58

Abstract

Cendana (Santalum album L.) merupakan salah satu jenis pohon hutan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, karena menghasilkan minyak atsiri. Dalam pengembangan cendana tentunya diperlukan bibit yang sehat, tetapi kenyataan dilapangan bibit dan tanaman cendana di Pulau Timor (NTT) terserang hama kutu sisik yang mengakibatkan kematian. Hal ini tentunya dapat menghambat program pengembangan cendana. Pengendalian terhadap hama kutu sisik secara efektif dan efisien perlu dilakukan untuk mencegah kerugian yang lebih besar. Sebelum dilakukan pengendalian tentunya diperlukan pengetahuan yang memadai tentang hama tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis hama kutu sisik dan upaya pengendaliannya. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa kutu sisik yang menyerang bibit dan tanaman muda cendana di Kupang, Nusa Tenggara Timur adalah Chionaspis sp. (Homoptera: Diaspididae). Pengendalian dengan insektisida berbahan aktif karbaril 85% di tingkat semai dapat menurunkan jumlah populasi sedangkan di tingkat lapangan dapat menurunkan persentase serangan sebesar 1,4%, persentase serangan awal sebelum perlakuan 10,07% setelah perlakuan menjadi 8,67%.
SERANGAN BOKTOR (Xystrocera festiva Pascoe) DAN KARAT TUMOR (Uromycladium tepperianum (Sacc.) McAlpine) PADA SENGON (Falcataria mollucana (Miq.) DI PERKEBUNAN TEH CIATER Wida Darwiati Jusuf; Illa Anggraeni
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 8 No. 2 (2018): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.089 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v8i2.119

Abstract

          Sengon has become one of the preferred tree because it has many advantages over other commercial tree species. It was widely cultivated with a monoculture system, like agricultural cultivation. The consequence of monoculture planting system was the unstable microclimate environment, so the ecosystem was susceptible to the pest and disease explosion. As happens at the Ciater plantation site, sengon plants were attacked by pests and diseases. The purpose of research were to study the extent data and intensity of boktor pests and tumor rust disease, boktor pest and bioecological behavior causing tumor rust on sengon as a protective and shade plant. The percentage and intensity of attacks caused by boktor pests and tumor rust disease was relatively high. The lowest percentage of boktor attacks was 40% and the highest was 90%. It could be categorized as serious severity, even dead plants. The percentage and intensity of the attacks indicated that the pests living on sengon could thrive in suitable food sources. Likewise with the percentage and intensity of attacks caused by rust disease has reached 100%, so it could be categorized as the level of damage was high.Keywords: boktor pests, intensity of attack, percentage, sengon, tumor rust disease . ABSTRAK          Sengon salah satu pohon yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan jenis pohon lainnya dan banyak dibudidayakan secara luas dengan sistem monokultur seperti budidaya pertanian. Konsekuensi sistem tanam monokultur adalah lingkungan mikroklimat yang tidak stabil, sehingga ekosistemnya rentan terhadap hama dan penyakit. Tujuan dari penelitian ini, untuk memperoleh data luas dan intensitas serangan hama boktor dan penyakit karat tumor, perilaku hama boktor dan bioekologi penyebab penyakit karat tumor pada sengon. Metode yang digunakan adalah pengamatan visual setiap tegakan yang terserang oleh hama boktor dan penyakit karat tumor. Persentase dan intensitas serangan akibat hama dan penyakit ini relatif tinggi, untuk hama boktor persentase dan intensitas terendah 40% yang tertinggi 90%, sehingga dapat dikategorikan tingkat keparahan berat, bahkan ada tanaman yang mati. Persentase dan intensitas serangan tersebut menunjukkan bahwa hama yang hidup pada tegakan sengon berkembang dengan sumber makanan yang cocok. Begitu juga dengan persentase dan intensitas serangan akibat penyakit karat tumor sudah mencapai 100%, sehingga dapat dikategorikan tingkat keparahan yang tergolong berat. Kata Kunci : boktor, intensitas serangan, karat tumor, persentase serangan, sengon.
SERANGGA HAMA TERKINI YANG MENYERANG TANAMAN SENGON (Falcataria moluccana (Miq.) Berneby & J.W Grimes) DAN JABON (Neolamarckia cadamba (Roxb.) Bosser) Illa Anggraeni; Neo Endra Lelana; Agus Ismanto
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 9 No. 2 (2019): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.088 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v9i2.223

Abstract

The Latest Insect Pests which Attacks Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Berneby & J.W Grimes) and Jabon Trees (Neolamarckia cadamba (Roxb.) Bosser)The current study of pest insect infestation on sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Berneby & J.W Grimes)) and jabon (Neolamarckia cadamba (Roxb.) Bosser) plants has been carried out. The aimed of the study was to identify the latest status of the pests that infested sengon and Jabon plants. The research method used were field survey and observation in the laboratory. The survey was carried out in plantations owned by the Unit II Perhutani Unit in East Java as well as the small scale forests in the Kediri (East Java), Ciamis and Garut (West Java) areas. While observations in the laboratory were conducted at the Pest Laboratory of the Center for Forest Research and Development, Bogor. The results showed that pests that infested sengon and Jabon plants were unknown name of sengon shoot borer, Echinothrips sp. (Tripidae; Thysanoptera), horn beetle Oryctes rhinoceros (Scarabaeidae; Coleoptera), wild silkworm Attacus atlas (Saturniidae; Lepidoptera), leaf-sucking pests Lawana sp./Samurus sp. (Flatidae; Homoptera).Keywords: pest insect, sengon plant, jabon plant, the latest.ABSTRAKPenelitian tentang serangga hama terkini yang menyerang tanaman sengon (Falcataria moluccana) dan jabon (Neolamarckia cadamba) di hutan tanaman, bertujuan untuk menginventarisir jenis-jenis hama yang menyerang tanaman sengon dan jabon saat kini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan pengamatan di laboratorium. Survei dilakukan di hutan tanaman milik Perum Perhutani maupun hutan milik rakyat di daerah Kediri, Ciamis dan Garut. Pengamatan di laboratorium dilakukan di Laboratorium Hama Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan, Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hama yang menyerang tanaman sengon dan jabon adalah hama penggerek pucuk sengon (Pyralidae; Lepidoptera),hama Echinothrips sp. (Tripidae; Thysanoptera), kumbang tanduk Oryctes rhinoceros (Scarabaeidae; Coleoptera), ulat sutera liarAttacus atlas(Saturniidae; Lepidoptera), hama pengisap daun Lawana sp./Sanurus sp. (Flatidae; Homoptera).Kata kunci: serangga hama, tanaman sengon, tanaman jabon